DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS PARAKAN
Jln. Kosasih No 154 Parakan Kode pos : 56282 Telp. 02934909853 Parakan
Dengan hormat,
Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentangupaya pengelolaan
resiko kontaminasi terhadap sarana air minum komunal, maka kami akan
mengadakan pertemuan yang berkaitan dengan hal tersebut. Untuk itu kami mohon
kehadiran saudara pada pertemuan yang akan dilaksanakan besuk pada :
Hari/ Tanggal :
Jam : 08.30 WIB – selesai
Tempat : Puskesmas Parakan
Acara : Sosialisasi Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM)
Pembicara : Puskesmas Parakan
Keterangan : Diharap tepat waktu
Parakan, 2017
Mengetahui
Kepala Desa Kaloran Pelaksana :
1. ...............
2. ...............
3. ...............
___________________
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
SOSIALISASI RENCANA PENGAMANAN AIR MINUM (RPAM)
DI DESA KEC. KALORAN
KABUPATEN TEMANGGUNG
Tanggal April 2017
I. PENDAHULUAN
Air minum merupakan kebutuhan dasar manusia yang berdampak langsung pada
kesehatan. Pada dasarnya pemenuhan kebutuhan air minum dengan kualitas yang memenuhi
standar yang ditetapkan merupakan tanggung jawab semua pihak terkait, khususnya
Pemerintah. Pemerintah telah berupaya keras untuk memenuhi kebutuhan air minum yang
berkualitas bagi masyarakat dengan membangun sarana dan prasarana penyediaan air
minum di perkotaan maupun perdesaan di seluruh wilayah Indonesia.Target universal
aksesair minumtahun 2019 yang juga menjadi target indikator RPJMN 2015-2019 yaitu 100%
penduduk Indonesia mendapatkan akses air minum, sehingga upaya pengembangan air
minum harus dilaksanakan dengan prinsip multiple barriers untuk mengamankan pelayanan
air minum bagi masyarakat, melalui pengendalian risiko mulai dari sumber air, pengolahan
hingga distribusi ke masyarakat.
Salah satu konsep dalam mengamankan pelayanan air minum adalah Water Safety
Plan (WSP) yang diterjemahkan sebagai Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM) yang
didefinisikan sebagai tindakan rencana pengamanan pelayanan air minum yang bersifat
preventif dan promotif dalam upaya pengelolaan / manajemen resiko kontaminasi terhadap
sarana air minum komunal berbasis masyarakat. RPAM merupakan pendekatan holistic
dalam pelayanan air minum dengan konsep pengelolaan hulu hilir (sumber hingga
konsumen).
RPAM merupakan pendekatan holistik dalam pelayanan air minum dengan konsep
pengelolaan hulu-hilir (sumber hingga konsumen). Implementasi RPAM memberikan manfaat
terhadap: (i) kapasitas pengelolaan resiko terhadap penurunan kualitas air minum (sumber-
distribusi), (ii) pencegahan kontaminasi sumber air, (iii) kapasitas pengolahan air untuk
mendapatkan kualitas sesuai standar baku mutu, dan (iv) pengelolaan kapasitas dalam
mencegah re-kontaminasi air minum pada fase penyimpanan, distribusi dan pemanfaatan.
Penerapan RPAM yang benar memberikan kepastian pada kontinuitas, keterjangkauan,
kualitas, kuantitas kepada pengguna air dan penyelenggara air minum. RPAM ini menjadi
begitu penting untuk mendorong percepatan pencapaian target air yang berkualitas dari
sarana air minum komunal yang ada di masyarakat.
II. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kepada peserta tentang Rencana
Pengamanan Air Minum (RPAM) Desa.
2. Tujuan Khusus :
a. Meningkatkan pengetahuan pesertatentang resiko kontaminasi terhadap sarana air
minum komunal berbasis masyarakat.
b. Meningkatkan pengetahuan pesertatentang pemetaan sistem penyediaan air
minum.
c. Meningkatkan pengetahuan pesertatentang pentingnya keterlibatan/ partisipasi
masyarakat dalampengelolaan RPAM komunal.
d. Meningkatkan pengetahuan pesertatentang penyakit yang disebabkan oleh air
minum yang tidak memenuhi syarat.
III. PESERTA
Pertemuan ini rencana dihadiri oleh ... orang peserta dari Kepala Desa, TP PKK Desa,
Perangkat Desa, Pengurus Pokmair/ tokoh masyarakat Desa
V. MATERI
1. Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM)
2. Penyakit yang disebabkan oleh air minum
VI. METODE/PROSES
Metoda dalam pertemuan ini adalah teoridan tanyajawab.
1. Komponen Sumber, yaitu program pengamanan air minum di wilayah sumber air yang
dapat berupa mata air, sungai, danau, laut, air tanah dangkal, maupun air tanah dalam.
RPAM-Sumber bertujuan untuk mengendalikan pencemaran dan meningkatkan
kualitas sumber air baku bagi operator air minum maupun para konsumen/pengguna
yang langsung menggunakan air dari sumber air baku seperti mata air, dan lain
sebagainya;
2. Komponen Operator, yaitu program pengamanan air minum yang dilakukan pada
sistem pengolahan air minum yang meliputi unit intake, pengolahan, dan distribusi air
minum. RPAM-Operator meliputi operator berbasis institusi seperti Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM), Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), Dinas, maupun
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yang mengelola air minum di daerah maupun
operator berbasis masyarakat seperti Badan Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum
(BP-SPAM), Himpunan Penduduk Pengguna Air Minum (HIPPAM), dan badan
pengelola di tingkat desa dan/atau masyarakat yang mengelola air minum. RPAM-
Operator bertujuan untuk mengefisiensikan biaya pengolahan dan memperbaiki
pelayanan penyelenggara air minum baik oleh pemerintah, PDAM, maupun
masyarakat atau swasta;
3. Komponen Konsumen, yaitu program pengamanan air minum pada tingkat pengguna
atau konsumen dan lebih ditujukan kepada cara-cara penyimpanan air yang aman di
tingkat rumah tangga dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memiliki
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). RPAM-Konsumen ditujukan untuk
mencegah terjadinya rekontaminasi air minum setelah mencapai tangan
konsumen/pengguna. Pada RPAM-Konsumen, masyarakat dipastikan untuk selalu
mendapatkan air minum yang berkualitas dan memenuhi standar kesehatan.
II. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kepada peserta tentang Rencana
Pengamanan Air Minum (RPAM) Desa.
2. Tujuan Khusus :
a. Meningkatkan pengetahuan pesertatentang resiko kontaminasi terhadap sarana air
minum komunal berbasis masyarakat.
b. Meningkatkan pengetahuan pesertatentang pemetaan sistem penyediaan air
minum.
c. Meningkatkan pengetahuan pesertatentang pentingnya keterlibatan/ partisipasi
masyarakat dalampengelolaan RPAM komunal.
d. Meningkatkan pengetahuan pesertatentang penyakit yang disebabkan oleh air
minum yang tidak memenuhi syarat.
III. PESERTA
Pertemuan ini dihadiri oleh ... orang peserta dari Pengurus pengelolaan air Desa/Kelurahan
V. MATERI
1. Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM)
2. Penyakit menular yang disebabkan oleh Air
VI. METODE/PROSES
Metoda dalam pertemuan ini adalah teoridan tanyajawab.
VIII. HASIL
1. Meningkatnya pengetahuan pesertatentang resiko kontaminasi terhadap sarana air
minum komunal berbasis masyarakat.
2. Meningkatknya pengetahuan pesertatentang pemetaan sistem penyediaan air minum.
3. Meningkatknyapengetahuan pesertatentang pentingnya keterlibatan/ partisipasi
masyarakat dalampengelolaan RPAM komunal.
4. Meningkatknyapengetahuan pesertatentang penyakit yang disebabkan oleh air minum
yang tidak memenuhi syarat.
Dengan hormat,
Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang jamban yang
sehat, kami akan mengadakan sosialisasi yang berkaitan dengan hal tersebut. Untuk
itu kami mohon saudara menugaskan ............. oranguntuk mengikuti pertemuan
yang akan dilaksanakan besuk pada :
Hari/ tanggal : 2017
Jam : 08.30 WIB – selesai
Tempat : Balai Desa
Acara : Sosialisasi jamban sehat
Pembicara : Puskesmas Parakan
Peserta :
Keterangan : diharap tepat waktu
VIII. TUJUAN
Tujuan Umum :
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kepada peserta tentangJamban sehat
3. Tujuan Khusus :
e. Meningkatkan pengetahuan pesertatentang Penyakit yang berhubungan dengan
lingkungan.
f. Meningkatkan pengetahuan pesertatentang pentingnya keterlibatan/ partisipasi
masyarakat dalampengelolaanjamban sehat.
IX. PESERTA
Pertemuan ini rencana dihadiri oleh ... orang peserta dari
X. NARA SUMBER/FASILITATOR
Narasumber dalam pertemuan ini adalah:
3. Didik Ponco B,SKM
4. Iin Vivian Handayani
XI. MATERI
3. Jamban sehat
4. Penyakit yang disebabkan oleh Jamban yang tidak sehat
XII. METODE/PROSES
Metoda dalam pertemuan ini adalah teoridan tanyajawab.
LAPORAN KEGIATAN
SOSIALISASI JAMBAN SEHAT
KABUPATEN TEMANGGUNG
TANGGAL...........................
IX. PENDAHULUAN
Secara nasional , hanya 39% rumah tangga yang menggunakan jamban yang sehat, di
daerah perkotaan (60%) lebih tinggi daripada di perdesaan (23%).
Penggunaan jamban merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting di daerah
perdesaan seperti Desa Sukamurni di Kabupaten Bekasi. Hanya 19,8% rumah tangga yang
mempunyai jamban sendiri di Desa Sukamurni. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
determinan perilaku keluarga terhadap penggunaan jamban di Desa Sukamurni. Penelitian ini
menggunakan desain cross-sectional. Sampel adalah ibu rumah tangga yang mempunyai anak
balita sebanyak 196 responden yang dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2008.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung menggunakan kuesioner. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa hanya 46,4% keluarga yang menggunakan jamban, sedangkan
yang tidak menggunakan jamban (53,6 %) umumnya menggunakan sungai (55,2%) dan
empang (38,1%) sebagai sarana buang air besar. Semua variabel yang diteliti berhubungan
bermakna, meliputi pendidikan, pengetahuan, sikap, kepemilikan jamban, sarana air bersih,
pembinaan petugas puskesmas dan dukungan aparat desa, kader Posyandu & LSM terhadap
penggunaan jamban. Pendidikan dan pengetahuan merupakan variabel konfounder, dan
kepemilikan jamban merupakan faktor dominan sebagai determinan perilaku keluarga
terhadap penggunaan jamban dengan nilai OR = 27,03 (5,224 – 139,912).
XIV. TUJUAN
Tujuan Umum :
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kepada peserta tentangJamban sehat
4. Tujuan Khusus :
g. Meningkatkan pengetahuan pesertatentang Penyakit yang berhubungan dengan
lingkungan.
h. Meningkatkan pengetahuan pesertatentang pentingnya keterlibatan/ partisipasi
masyarakat dalampengelolaanjamban sehat.
XV. PESERTA
Pertemuan ini rencana dihadiri oleh ... orang peserta dari
XVII. MATERI
5. Jamban sehat
6. Penyakit yang disebabkan oleh Jamban yang tidak sehat
XVIII. METODE/PROSES
Metoda dalam pertemuan ini adalah teoridan tanyajawab.
X. HASIL
Meningkatnya pengetahuan pesertatentang Jamban Sehat
Meningkatknya pengetahuan pesertatentang penyakit yang berhubungan dengan lingkugan/
Penyakit berbais lingkungan.
Meningkatknyapengetahuan pesertatentang tentang pentingnya keterlibatan/ partisipasi
masyarakat dalampengelolaanjamban sehat.
Materi yang disampaikan:
Buangan limbah cair yang bersumber dari rumah tangga jika tidak dikelola dengan baik
dapat memberikan dampak negative pada lingkungan. Untuk mengurangi dampak negative
tersebut maka perlu suatu upaya pengelolaan limbah cair sebelum dibuang ke lingkungan.
Untuk membuat instalasi pengolahan air limbah pada kota besar dapat dilakukan dengan
pengolahan komunal hal Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin pesat dan diiringi
dengan semakin merebaknya permukiman akan berpengaruh terhadap jumlah buangan
limbah cair yang ditimbulkan oleh aktifitas dalam rumah tangga.
Komponen pencemaran air akan menentukan terjadinya indikator pencemaran air.
Pembuangan limbah industri, limbah rumah tangga dan kegiatan masyarakat lainnya yang
tidak memperhatikan kelestarian lingkungan dan daya dukung lingkungan nantinya
berpotensi terhadap terjadinya pencemaran lingkungan air. Daya dukung lingkungan hidup
adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan
makhluk hidup lain.
XX. TUJUAN
Tujuan Umum :
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kepada peserta tentang SPAL yang sehat
5. Tujuan Khusus :
i. Meningkatkan pengetahuan pesertatentang Penyakit yang berhubungan dengan
SPAL yang tidak sehat.
j. Meningkatkan pengetahuan pesertatentang pengelolaan SPAL yang sehat.
XXI. PESERTA
Pertemuan ini rencana dihadiri oleh ... orang peserta dari
XXIII. MATERI
7. SPAL Sehat
8. Penyakit yang disebabkan oleh SPAL yang tidak sehat
9. Pengeloaan SPAL
XXIV. METODE/PROSES
Metoda dalam pertemuan ini adalah teoridan tanyajawab.
LAPORAN KEGIATAN
SOSIALISASI SPAL SEHAT
KABUPATEN TEMANGGUNG
TANGGAL...........................
XI. PENDAHULUAN
Limbah pemukiman mengandung limbah domestik berupa sampah organik dan
sampah anorganik serta deterjen. Sampah organik adalah sampah yang dapat
diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri. Contohnya sisa-sisa sayuran, buah-buahan,
dan daun-daunan. Sedangkan sampah anorganik sepertikertas, plastik, gelas atau
kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit. Sampah-sampah ini tidak dapat
diuraikan oleh bakteri (non biodegrable). Sampah organik yang dibuang ke sungai
menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagian besar
digunakan bakteri untuk proses pembusukannya. Apabila sampah anorganik yang
dibuang ke sungai, cahaya matahari dapat terhalang dan menghambat proses
fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang menghasilkan oksigen. Tentunya anda
pernah melihat permukaan air sungai atau danau yang ditutupi buih deterjen.
Deterjen merupakan limbah pemukiman yang paling potensial mencemari air. Pada
saat ini hampir setiap rumah tangga menggunakan deterjen, padahal limbah deterjen
sangat sukar diuraikan oleh bakteri.
Sehingga tetap aktif untuk jangka waktu yang lama. Penggunaan deterjen secara
besar-besaran juga meningkatkan senyawa fosfat pada air sungai atau danau. Fosfat
ini merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan ganggang
dan eceng gondok yang tidak terkendali menyebabkan permukaan air danau atau
sungai tertutup sehingga menghalangi masuknya cahaya matahari dan
mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis.
Jika tumbuhan air ini mati, akan terjadi proses pembusukan yang menghabiskan
persediaan oksigen dan pengendapan bahan-bahan yang menyebabkan
pendangkalan.
Akibat dari semua ini air jika dilihat dari sifat fisik air akan terjadi perubahan warna,
rasa, menjadi keruh, berbau karena pembuangan limbah padat organik yang berasal
dari kegiatan rumah tangga, limbah padat organik yang didegradasi oleh
mikroorganisme akan menimbulkan bau yang tidak sedap (busuk) akibat penguraian
limbah tersebut menjadi yang lebih kecil yang di sertai dengan pelepasan gas yang
berbau tidak sedap, dan air tersebut tidak layak untuk digunakan.
Air yang telah tercemar tersebut jika digunakan untuk keperluan akan menyebabkan
berbagai gangguan kesehatan karena mudah menjadi media berkembangnya
berbagai macam penyakit.
XXVI. TUJUAN
Tujuan Umum :
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kepada peserta tentang SPAL yang sehat
6. Tujuan Khusus :
k. Meningkatkan pengetahuan pesertatentang Penyakit yang berhubungan dengan
SPAL yang tidak sehat.
l. Meningkatkan pengetahuan pesertatentang pengelolaan SPAL yang sehat.
XXVII. PESERTA
Pertemuan ini rencana dihadiri oleh ... orang peserta dari
XXVIII.NARA SUMBER/FASILITATOR
Narasumber dalam pertemuan ini adalah:
9. Didik Ponco B,SKM
10. Iin Vivian Handayani
XXIX. MATERI
10. SPAL Sehat
11. Penyakit yang disebabkan oleh SPAL yang tidak sehat
12. Pengeloaan SPAL
XXX. METODE/PROSES
Metoda dalam pertemuan ini adalah teoridan tanyajawab.
XII. HASIL
adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan
masyarakat dengan metode pemicuan. Sanitasi total adalah kondisi ketika suatu
komunitas:
1. Output:
a. Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar
sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air di sembarang
tempat (ODF).
b. Setiap rumahtangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan yang
c. Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas (seperti
sekolah, kantor, rumah makan, puskesmas, pasar, terminal) tersedia fasilitas cuci
tangan (air,sabun, sarana cuci tangan), sehingga semua orang mencuci tangan dengan
benar.
2. Outcome:
a. Menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya
XXXII. TUJUAN
Tujuan Umum :
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kepada peserta tentangSTBM
7. Tujuan Khusus :
m. Meningkatkan pengetahuan pesertatentang pilar pilar STBM.
n. Meningkatkan pengetahuan pesertatentang penyakit berbasis lingkungan yang
berkaitan dengan sanitasi dan perilaku.
XXXIII.PESERTA
Pertemuan ini rencana dihadiri oleh ... orang peserta dari
XXXV. MATERI
13. Pilar pilar STBM
14. Penyakit berbasis lingkungan yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku
XXXVI. METODE/PROSES
Metoda dalam pertemuan ini adalah teoridan tanyajawab.
LAPORAN KEGIATAN
SOSIALISASI STBM
KABUPATEN TEMANGGUNG
TANGGAL...........................
I. PENDAHULUAN
Tantangan yang dihadapi Indonesia terkait dengan masalah air minum, higiene dan
sanitasi masih sangat besar. Hasil studi Indonesia Sanitation Sector Development Program
(ISSDP) tahun 2006, menunjukkan 47% masyarakat masih berperilaku buang air besar ke
sungai, sawah, kolam, kebun dan tempat terbuka. Kondisi tersebut berkontribusi terhadap
tingginya angka kejadian diare di Indonesia. Hal ini terlihat dari angka kejadian diare
nasional pada tahun 2006 sebesar 423 per seribu penduduk pada semua umur dan 16
provinsi mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) diare dengan Case Fatality Rate (CFR)
sebesar 2,52. Menyadari hal tersebut di atas, pemerintah telah melaksanakan beberapa
kegiatan, antara lain melakukan uji coba implementasi Community Led Total Sanitation
sanitasi total oleh Menteri Kesehatan pada tahun 2006 di Sumatera Barat serta
pencanangan kampanye cud tangan secara nasional oleh Menko Kesra bersama
Perlunya strategi nasional sanitasi total berbasis masyarakat berangkat dari pelaksanaan
kegiatan dengan pendekatan sektoral dan subsidi perangkat keras selama ini tidak
memberi daya ungkit terjadinya perubahan perilaku hygienis dan peningkatan akses
sanitasi, sehingga diperlukan strategi yang baru dengan melibatkan lintas sektor sesuai
dengan tugas dan pokok dan fungsi masing-masing dengan leading sektor Departemen
XXXVIII. TUJUAN
Tujuan Umum :
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kepada peserta tentang STBM
8. Tujuan Khusus :
o. Meningkatkan pengetahuan pesertatentang pilar pilar STBM.
p. Meningkatkan pengetahuan pesertatentang penyakit berbasis lingkungan yang
berkaitan dengan sanitasi dan perilaku.
XXXIX.PESERTA
Pertemuan ini rencana dihadiri oleh ... orang peserta dari
XLI. MATERI
15. Pilar pilar STBM
16. Penyakit berbasis lingkungan yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku
XLII. METODE/PROSES
Metoda dalam pertemuan ini adalah teoridan tanyajawab.
XIII. HASIL
XLIV. TUJUAN
Tujuan Umum :
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kepada peserta tentangSampah Rumah
Tangga
9. Tujuan Khusus :
q. Meningkatkan pengetahuan pesertatentang pemilahan sampah rumah tangga
r. Meningkatkan pengetahuan pesertatentangbagaimana mengelola sampah rumah
tangga agar tidak mencemari lingkungan.
XLV. PESERTA
Pertemuan ini rencana dihadiri oleh ... orang peserta dari
XLVII. MATERI
17. Pemilahan sampah rumah tangga
18. Pengelolaan sampah rumah tangga
XLVIII. METODE/PROSES
Metoda dalam pertemuan ini adalah teoridan tanyajawab.
LAPORAN KEGIATAN
SOSIALISASI SAMPAH
KABUPATEN TEMANGGUNG
TANGGAL...........................
II. PENDAHULUAN
Selama ini sebagian besar masyarakat masih memandang sampah sebagai
barang sisa yang tidak berguna, bukan sebagai sumberdaya yang perlu
dimanfaatkan. Paradigma baru memandang sampah sebagai sumber daya yang
mempunyai nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan, misalnya untuk energi,
kompos, pupuk ataupun untuk bahan baku industri. Pengelolaan sampah dengan
paradigma baru tersebut dilakukan dengan kegiatan pengurangan dan penanganan
sampah. Masyarakat awam biasanya berpikir bahwa sampah rumah tangga
yang di hasilkan tidak akan bermanfaat bagi mereka. Sampah yang di
hasilkan tadi di biarkan menuju TPA (Tempat Pembuangan Akhir) tanpa
menyadari bahwa sampah tersebut bisa sangat berguna bagi pendapatan
mereka.
Dengan 3R atau pengolahan pupuk kompos organik mereka bisa mengolah
sampah rumah tangga tadi menjadi usaha rumahan atau usaha kelompok
masyarakat (UKM). Caranya yaitu dengan menerapkan sistem pemilahan
sampah organik dan anorganik dengan membuat tempat sampah yang
khusus untuk sampah organik dan anorganik pada setiap rumah warga.
Dengan terlebih dahulu menyampaikan apa saja jenis sampah organik dan
anorganik rumah tangga.
Penerapan sistem 3R dalam rumah tangga tersebut bisa menjadi pola hidup
peduli lingkungan dan di terapkan pada setiap orang yaitu:
Reduce: Mengurangi sampah dengan mengurangi pemakaian barang atau benda
yang tidak terlalu kita butuhkan, Misalnya : Kurangi pemakaian kantong plastic.
Biasanya sampah rumah tangga yang paling sering di jumpai adala sampah dari
kantong plastic yang dipakai sekali lalu dibuang. Padahal, plastic adalah sampah
yang perlu ratusan tahun (200-300 tahun) untuk terurai kembali. Karena itu,
pakailah tas kain yang awet dan bisa dipakai berulang-ulang
Reuse : Memakai dan memanfaatkan kembali barang-barang yang sudah tidak
terpakai menjadi sesuatu yang baru. Sampah rumah tangga yang bisa digunakan
untuk dimanfaatkan seperti: koran bekas, kardus bekas susu, kaleng susu, wadah
sabun lulur, dsb. Barang-barang tersebut dapat dimanfaatkan sebaik mungkin
misalnya diolah menjadi tempat untuk menyimpan tusuk gigi atau cottonbut.
Selain itu barang-barang bekas tersebut dapat dimanfaatkan oleh anak-anak,
misalnya memanfaatkan buku tulis lama jika masih ada lembaran yang kosong bisa
dipergunakan untuk corat coret, buku-buku cerita lama dikumpulkan untuk
perpustakaan mini di rumah untuk mereka dan anak-anak sekitar rumah. Itu juga
salah satu cara pemanfaatan sampah rumah tangga.
Recycle: mendaur ulang kembali barang lama menjadi barang baru. sampah
organic bisa di manfaatkan sebagai pupuk dan sampah anorganik bisa di daur
ulang menjadi sesuatu yang bisa di gunakan kembali contohnya: mendaur ulang
kertas yg tidak di gunakan menjadi kertas kembali, botol plastic bisa di sulap
menjadi tempak alat tulis, plastik detergen,susu, bisa di jadikan tas
cantik,dompet,dll.
L. TUJUAN
Tujuan Umum :
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kepada peserta tentang Sampah Rumah
Tangga
LI. PESERTA
Pertemuan ini rencana dihadiri oleh ... orang peserta dari
LIII. MATERI
19. Pemilahan sampah rumah tangga
20. Pengelolaan sampah rumah tangga
LIV. METODE/PROSES
Metoda dalam pertemuan ini adalah teoridan tanyajawab.
XIV. HASIL
Meningkatnya pengetahuan pesertatentang pemilahan sampah rumah tangga
Meningkatknya pengetahuan pesertatentang bagaimana mengelola sampah rumah tangga
sehingga tidak mencemari lingkungan.
KERANGKA ACUAN
KAMPANYE PENGELOLAAN SAMPAH
I. PENDAHULUAN
Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih
menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia adalah pembuangan sampah.
Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan bila tidak dikelola dengan baik, tetapi ada sisi
manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah juga
dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari
penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya dan juga kesadaran dari
masyarakat untuk mengelolanya.
Sampah bisa diolah dengan berbagai cara salah satunya dengan menerapkan prinsip 3R.
Metode ini bisa dilakukan dengan cara membuat tempat sampah khusus untuk sampah organic dan
an organik. Dengan memilah sampah organic dan an organik kita bias mengolah sampah sampah
tersebut menjadi satu yang bermanfaat.
II. TUJUAN
a. Adanya kesadaran masyarakat terhadap dampak buruk yang diakibatkan sampah yang
tidak dikelola dengan baik
b. Menggerakkan masyarakat untuk memprakarsai tindakan lokal secara kolektif guna
memperbaiki lingkungan secara mandiri
c. Adanya perubahan perilaku untuk hidup bersih dan sehat di masyarakat
III. SASARAN
Sasaran Peserta :
Kegiatan ini diikuti oleh masyarakat yang belum mengelola pembuangan sampah dengan baik
IV. NARASUMBER
Sebagai Fasilitator dalam kegiatan ini adalahpetugas Puskesmas yaitu sanitariandan petugas
Promosi Kesehatan
V. METODE
Metode kegiatan ini pemberian materi, tanya jawab dan praktek
handayani
NIP: 19640423 198611 1 001 NIP. 19760219 200501 2 010
LAPORAN HASIL
KAMPANYE PENGELOLAAN SAMPAH
DI DESA
I. PENDAHULUAN
Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih
menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia adalah pembuangan sampah.
Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan bila tidak dikelola dengan baik, tetapi ada sisi
manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah juga
dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari
penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya dan juga kesadaran dari
masyarakat untuk mengelolanya.
Sampah bisa diolah dengan berbagai cara salah satunya dengan menerapkan prinsip 3R.
Metode ini bisa dilakukan dengan cara membuat tempat sampah khusus untuk sampah organic dan
an organic. Dengan memilah sampah organic dan an organic kita bias mengolah sampah sampah
tersebut menjadi satu yang bermanfaat.
II. TUJUAN
a. Adanya kesadaran masyarakat terhadap dampak buruk yang diakibatkan sampah yang
tidak dikelola dengan baik
b. Menggerakkan masyarakat untuk memprakarsai tindakan lokal secara kolektif guna
memperbaiki lingkungan secara mandiri
c. Adanya perubahan perilaku untuk hidup bersih dan sehat di masyarakat
III. SASARAN
Sasaran Peserta :
Kegiatan ini diikuti oleh masyarakat Desa ......... Kecamatan Parakan
IV. NARASUMBER
Sebagai Fasilitator dalam kegiatan ini adalahpetugas Puskesmas yaitu sanitariandan petugas
Promosi Kesehatan
V. METODE
Metode kegiatan ini pemberian materi, tanya jawab dan praktek pembuatan kompos sederhana
Vlll. HASIL
a. Kegiatan ini diawali dengan pembukaan oleh .........
b. Materi:
sampah organik, An organik dan sampah residu/B3
Pemilahan, Pengumpulan dan pembuangan
Pengelolaan sampah yang benar
c. Tanya jawab
d. Praktek pembuatan kompos sederhana
lX. KESIMPULAN
Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran
dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu juga diperlukan
kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menguasai lingkungan. Peraturan yang tegas dari
pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak maka para perusak lingkungan akan terus
merusak sumber daya.
X. PENUTUP
Demikian laporan ini kami buat. Semoga hasil kegiatan ini berguna bagi masyarakat luas
terutama di wilayah kerja Puskesmas Parakan
MengetahuiParakan,...........................................
Kepala Puskesmas Parakan Pelaksana
handayani
NIP: 19640423 198611 1 001 NIP. 19760219 200501 2 010
KERANGKA ACUAN
STBM
I. PENDAHULUAN
II. TUJUAN
1. Memberikan pemahaman dan ketrampilan warga peserta Posyandu Balita dan
Lansia tentang pemicuan STBM.
2. Membantu percepatan ODF / Stop Buang Air Besar Sembarangan di tiap desa.
III. SASARAN
Sasaran Peserta :
Kegiatan ini diikuti oleh warga peserta Posyandu Balita dan Lansia desa
IV. NARASUMBER
Sebagai Narasumber dalam kegiatan ini adalah petugas Puskesmas yaitu
sanitariandan petugas Promosi Kesehatan
V. METODE
Metode kegiatan ini ceramah, tanya jawab, praktek pemicuan
an Handayani
NIP: 19640423 198611 1 001 NIP. 19760219 200501 2 010
LAPORAN HASIL
PELATIHAN PEMICUAN CLTS/ STBM
I. PENDAHULUAN
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disebut STBM merupakan
pendekatan dan paradigma baru pembangunan sanitasi di Indonesia yang mengedepankan
pemberdayaan masyarakat dan perubahan perilaku. Adapun tujuan STBM adalah untuk
mewujudkan perilaku masyarakat yang hygienis dan saniter secara mandiri dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Prinsip STBM merupakan memberdayakan sanitasi total yang dipimpin oleh
masyarakat unuk mengenal atau mempelajari kondisi yang ada di lingkungan masyarakat
dimulai dari analisa suatu permasalahan, merencanakan, melaksanakan kegiatan,
melakukan pemantauan dan pengawasan serta melaksanakan pemeliharaan sarana dan
perilaku hidup bersih sehat.
Dalam pelaksanaanya, STBM membutuhkan sumber daya manusia terampil yang
tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Salah satu komponen terpenting dalam penerapan
STBM adalah adanya fasilitator-fasilitator berkualitas dan tersebar di seluruh pelosok
nusantara. Sehubungan dengan hal itu diperlukan pelatihan tenaga STBM/ fasilitator dan
diharapkan setiap desa memiliki fasilitator STBM yang mempunyai keahlian dan kompetensi
yang terstandar dan mumpuni.
II. TUJUAN
1. Memberikan pemahaman dan ketrampilan warga peserta Posyandu Balita dan
Lansia desa tentang pemicuan STBM
2. Membantu percepatan ODF / Stop Buang Air Besar Sembarangan di tiap desa
III. SASARAN
Sasaran Peserta :
Kegiatan ini diikuti oleh warga peserta Posyandu Balita dan Lansia desa se
Kecamatan Selopampang
IV. NARASUMBER
Sebagai Narasumber dalam kegiatan ini adalah petugas Puskesmas yaitu
sanitariandan petugas Promosi Kesehatan
V. METODE
Metode kegiatan ini ceramah, tanya jawab, praktek pemicuan
VIII. HASIL
1. Kegiatan pelatihan pemicuan diawali dengan pembukaan oleh pembawa acara
2. Sambutan Kepala Puskesmas Selopampang
3. Materi dari dr. Sihar tentang penyakit Diare
4. Pelatihan Pemicuan oleh petugas Promkes dan Sanitarian tentang langkah pemicuan
Perkenalan Tim pemicuan
Identifikasi pengguna jamban
Pemetaan
Penghitungan volume tinja
Alur kontaminasi air dan simulasi air
Kontrak sosial
IX. KESIMPULAN
Dengan adanya Pelatihan Pemicuan ini diharapkan warga peserta Posyandu Balita
dan Lansia dapat mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh untuk melakukan pemicuan
di desa masing-masing.
X. PENUTUP
Demikian laporan ini kami buat. Semoga hasil pelatihan pemicuan ini berguna bagi
masyarakat luas terutama di wilayah kerja Puskesmas Selopampang
MengetahuiParakan..................... 2017
Kepala Puskesmas Parakan Pelaksana
ivian handayani
NIP: 19640423 198611 1 001NIP. 19760219 200501 2 010
KERANGKA ACUAN
VERIFIKASI ODF
VIII. PENDAHULUAN
ODF ( Open Defecation Free ) atau stop BAB sembarangan adalah kondisi setiap individu
dalam suatu komunitas tidak lagi melakukan perilaku buang air besar sembarangan yang
berpotensi menyebarkan penyakit.
Verifikasi merupakan serangkaian kegiatan penilaian yang dilakukan oleh tim verifikasi
terhadap pernyataan bahwa telah terjadi perubahan perilaku. Proses verifikasi perlu dilakukan
untuk memastikan terjadinya perubahan perilaku masyarakat di desa atau kelurahan. Proses ini
dilakukan sebelum melakukan deklarasi stop BABS.
Proses verifikasi hanya dilakukan jika ada desa atau dusun menyatakan dirinya telah
mencapai desa/dusun stop BABS dan monitoring berkala untuk memastikan status desa STBM
atau status desa stop BABS. Verifikasi ini dilakukan oleh tim verifikasi yang anggotanya 5 orang
atau lebih sesuai kebutuhan.
IX. TUJUAN
d. Untuk mengetahui suatu desa apakah sudah bebas buang air besar sembarang atau belum
e. Monitoring berkala untuk memastikan desa stop BABS
X. SASARAN
Sasaran :
Kegiatan ini diadakan di desa yang menyatakan dirinya telah mencapai desa stop BABS
XI. NARASUMBER
Sebagai Fasilitator dalam kegiatan ini adalahpetugas Puskesmas yaitu sanitariandan petugas
Promosi Kesehatan
XII. METODE
Metode kegiatan ini kunjungan semua rumah
MengetahuiParakan............................ 2017
Kepala Puskesmas Parakan Pelaksana
Handayani
NIP: 19640423 198611 1 001 NIP. 19760219 200501 2 010
LAPORAN HASIL
KEGIATAN VERIFIKASI ODF
DI DUSUN .....................
I. PENDAHULUAN
ODF ( Open Defecation Free ) atau stop BAB sembarangan adalah kondisi setiap individu
dalam suatu komunitas tidak lagi melakukan perilaku buang air besar sembarangan yang
berpotensi menyebarkan penyakit.
Verifikasi merupakan serangkaian kegiatan penilaian yang dilakukan oleh tim verifikasi
terhadap pernyataan bahwa telah terjadi perubahan perilaku. Proses verifikasi perlu dilakukan
untuk memastikan terjadinya perubahan perilaku masyarakat di desa atau kelurahan. Proses ini
dilakukan sebelum melakukan deklarasi stop BABS.
Proses verifikasi hanya dilakukan jika ada desa atau dusun menyatakan dirinya telah
mencapai desa/dusun stop BABS dan monitoring berkala untuk memastikan status desa STBM
atau status desa stop BABS. Verifikasi ini dilakukan oleh tim verifikasi yang anggotanya 5 orang
atau lebih sesuai kebutuhan.
II. TUJUAN
a. Untuk mengetahui suatu desa apakah sudah bebas buang air besar sembarang atau belum
b. Monitoring berkala untuk memastikan desa stop BABS
III. SASARAN
Sasaran :
Kegiatan ini diadakan di Dusun ...................
IV. NARASUMBER
Sebagai Fasilitator dalam kegiatan ini adalahpetugas Puskesmas yaitu sanitariandan petugas
Promosi Kesehatan
V. METODE
Metode kegiatan ini kunjungan semua rumah di Dusun ........ menggunakan blanko verifikasi
VIII. HASIL
Proses verifikasi yang dilakukan :
1. Penyiapan blanko penilaian, penyamaan persepsi tentang isi lembar penilaian dan 100 5
penduduk sudah mengakses fasilitas jamban
2. Pelaksanan verifikasi, semua anggota tim melaksanakan kunjungan rumah untuk
melakukan penilaian
3. Penentuan hasil verifikasi dengan membuat rekapitulasi hasil penilaian semua anggota
tim verifikasi, dan dinyatakan lolos verifikasin jika semua kriteria dipenuhi ( semua
jawaban adalah Ya ).
4. Buat berita acara verifikasi yang ditandatangani oleh ketua tim verifikasi
lX. KESIMPULAN
V erifikasi dilaksanakan untuk memastikan terjadinya perubahan perilaku masyarakat di desa
yaitu sudah tidak ada masyarakat yang buang air besar sembarangan.
X. PENUTUP
Demikian laporan ini kami buat. Semoga hasil verifikasi ini berguna bagi masyarakat luas
terutama di wilayah kerja Puskesmas Parakan
MengetahuiParakan............................. 2017
Kepala Puskesmas Parakan Pelaksana
Vivian Handayani
NIP: 19640423 198611 1 001 NIP. 19760219 200501 2 010
KERANGKA ACUAN
PENYULUHAN SCABIES
I PENDAHULUAN
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestisasi dan sensitisasi
terhadap sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya. Sinonim dari penyakit ini adalah kudis, the
itch, gudig, budukan, dan gatal agogo.
Penyakit scabies ini merupakan penyakit menular oleh kutu tuma gatal sarcoptes scabei
tersebut, kutu tersebut memasuki kulit stratum korneum, membentuk kanalikuli atau terowongan
lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai 1,2 centimeter.
Akibatnya, penyakit ini menimbulkan rasa gatal yang panas dan edema yang disebabkan oleh
garukan. Kutu betina dan jantan berbeda. Kutu betina panjangnya 0,3 sampai 0,4 milimeter dengan
empat pasang kaki, dua pasang di depan dengan ujung alat penghisap dan sisanya di belakang berupa
alat tajam. Sedangkan, untuk kutu jantan, memiliki ukuran setengah dari betinanya. Dia akan mati
setelah kawin. Bila kutu itu membuat terowongan dalam kulit, tak pernah membuat jalur yang
bercabang.
Penanganan skabies yang terutama adalah menjaga kebersihan untuk membasmi skabies
seperti mandi dengan sabun, sering ganti pakaian, cuci pakaian secara terpisah, menjemur alat-alat
tidur, handuk tidak boleh dipakai bersama.
II TUJUAN
Memberikan pengertian dan pemahaman kepada santri tentang penyakit csabies
Memberikan penjelasan tentang PHBS
III SASARAN
Sasaran Peserta :
Kegiatan ini diikuti oleh 20 santri
IV NARASUMBER
Sebagai Fasilitator dalam kegiatan ini adalahpetugas Puskesmas yaitu sanitarian
V WAKTU DAN TEMPAT
Kegiatanini dilaksanakan di Pondok Pesantren Kyai parak parakan
LAPORAN HASIL
KAMPANYE PENGELOLAAN SAMPAH
DI DESA
VIII. PENDAHULUAN
Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih
menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia adalah pembuangan sampah.
Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan bila tidak dikelola dengan baik, tetapi ada sisi
manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah juga
dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari
penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya dan juga kesadaran dari
masyarakat untuk mengelolanya.
Sampah bisa diolah dengan berbagai cara salah satunya dengan menerapkan prinsip 3R.
Metode ini bisa dilakukan dengan cara membuat tempat sampah khusus untuk sampah organic dan
an organic. Dengan memilah sampah organic dan an organic kita bias mengolah sampah sampah
tersebut menjadi satu yang bermanfaat.
IX. TUJUAN
d. Adanya kesadaran masyarakat terhadap dampak buruk yang diakibatkan sampah yang
tidak dikelola dengan baik
e. Menggerakkan masyarakat untuk memprakarsai tindakan lokal secara kolektif guna
memperbaiki lingkungan secara mandiri
f. Adanya perubahan perilaku untuk hidup bersih dan sehat di masyarakat
X. SASARAN
Sasaran Peserta :
Kegiatan ini diikuti oleh masyarakat Desa ......... Kecamatan Parakan
XI. NARASUMBER
Sebagai Fasilitator dalam kegiatan ini adalahpetugas Puskesmas yaitu sanitariandan petugas
Promosi Kesehatan
XII. METODE
Metode kegiatan ini pemberian materi, tanya jawab dan praktek pembuatan kompos sederhana
Vlll. HASIL
e. Kegiatan ini diawali dengan pembukaan oleh .........
f. Materi:
sampah organik, An organik dan sampah residu/B3
Pemilahan, Pengumpulan dan pembuangan
Pengelolaan sampah yang benar
g. Tanya jawab
h. Praktek pembuatan kompos sederhana
lX. KESIMPULAN
Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran
dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu juga diperlukan
kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menguasai lingkungan. Peraturan yang tegas dari
pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak maka para perusak lingkungan akan terus
merusak sumber daya.
X. PENUTUP
Demikian laporan ini kami buat. Semoga hasil kegiatan ini berguna bagi masyarakat luas
terutama di wilayah kerja Puskesmas Parakan
MengetahuiParakan,...........................................
Kepala Puskesmas Parakan Pelaksana
handayani
NIP: 19640423 198611 1 001 NIP. 19760219 200501 2 010