Anda di halaman 1dari 24

MANAJEMEN PRODUKSI BENIH

IKAN LELE (Clarias sp ) SECARA BUATAN ( Induced Breeding )

Disusun oleh:

NAMA : Virgie Mega Dyana Alfatona

KELAS : XII Budidaya Perikanan 1

SMK NEGERI 1 BAWANG

BUDIDAYA PERIKANAN

TAHUN AJARAN 2017/2018

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah AWT yang telah melimpahkan
rahmat,karunia,hidayah serta inayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat di selesaikan
dengan baik. Penulisan makalah ini merupakan hasil dari Praktik Pemijahan Ikan Lele secara buatan

Penyusunan makalah ini terselesaikan dngan baik berkat bantuan dari berbagai pihak,maka
dari itu penulis menucapkan terima kasi kepada :

1. Drs. Purwanto selaku Kepala Sekolah


2. Eni Sukiyati, S.Pi selaku Ketua Paket Keahlian Budidaya Perikanan
3. Jauharul Fadli , S.Kel selaku pembimbing Pemijahan Buatan
4. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan baik secara material maupun spiritual.
5. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu,dalam pengarahan di lapangan
maupun dalam penyusunan makala ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya,untuk itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat,khususnya bagi
penyusun serta pemaca pada umumnya.

Penyusun,

2
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK PEMIJAHAN IKAN LELE MENGGUNAKAN HORMON
OVAPRIM
DI
SMK NEGERI 1 BAWANG

Dengan ini menyatakan bahwa laporan ini disusun oleh :


NAMA : VIRGIE MEGA DYANA ALFATONA (36)
KLS : XII BP 1
HARI :

TANGGAL :

TEMPAT : SMK NEGERI 1 BAWANG

Mengatahui :

Kaprodi Perikanan Pembingbing praktikum

ENI SUKIYATI S.Pi JAUHARUL FADLI, S.Kel


NIP : 19770105 200501 2 006 NIP :

Kepala sekolah
SMKN 1 BAWANG

Drs. PURWANTO
NIP : 19580801 198703 1 009

3
DAFTAR ISI

SAMPUL................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR............................................................................... 2
LEBAR PENGESAHAN........................................................................... 3
DAFTAR ISI............................................................................................. 4

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 5
1.2 Tujuan....................................................................................... 5
1.3 Waktu dan Tempat.................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Produksi
2.2 Pengertian Benih Ikan
2.3. Sistematika
2.4 Morfologi
2.5 Habitat
2.6 Makanan dan Kebiasaan
2.7 Pemijahan Ikan secara Buatan
2.8 Hormon Pematang Gonad
BAB III MATERI DAN METODE
3.1 Alat.......................................................................................... 6
3.2 Bahan...................................................................................... 10
3.3 Prosedur Kerja........................................................................ 12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil....................................................................................... 14
4.2 Pembahasan............................................................................ 15
BAB V PENTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................ 16
5.2 Saran...................................................................................... 16

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sangat populer di kalangan
masyarakat. Bila di budidayakan secara intensif ,lele bisa menjadi sumber pendapatan
keluarga dan penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.
Lele merupakan jenis hewan yang aktif di malam hari (noctural). Lele mudah di
budidayakan karena lele dapat bertahan hidup di kualitas air yang buruk. Ikan lele
memiliki kandungan gizi sebagai berikut: kalori 217 ; Protein 26,7 ; Karbohidrat 0,0g
;Lemak 11,5g ; Selenium (20,7 mcg); dan Vitamin B12 (4mcg),Kalium (459 mg), dan
Niacin (3,6 mg).
Kebutuhan manusia untuk mengkonsumsi lele yang semakin hari semakin tinggi
dibtuhkan pula benih lele untuk memenuhi kebutuhan pembesaran lele sehingga di
haasilkan lele ukuran konsumsi. Tingkat konsusmsi ikan yang semakin meningkat
merupakan suatu peluang yang bagus untuk usaha perikanan termasuk usaha ikan lele.

1.2 Tujuan
 Untuk mengetahui proses pemijahan buatan menggunakan ovaprim.
 Untuk mencukupi kebutuhan banih yang semakin tinggi dan sepanjang waktu.
 Untuk memenuhi persyaratan USK

1.3 Waktu dan Tempat


Waktu : Senin-Kamis , 27-28 Februari 2017
Pukul 08.00-selesai
Tempat : SMK N 1 BAWANG

5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 MANAJEMEN PRODUKSI

1.Menurut Chase , Aquilano,jacobs (2004:6) mengungkapkan bahwa : manajemen produksi


sebagai rencana, operasi dan perbaikan yang dihasilkan dan ditawarkan oleh perusahaan
dalam bentuk barang dan jasa”

2.Menurut Hender and Heizer (2001:2) yang diterjemahkan oleh Kresno Hadi
Ariyoto,mengungkapkan bahwa:”manajemen operasional adalah rangkaian kegiatan yang
membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran”.

3.Menurut Suyadi Prawirosentono (2000:1),bahwa:”manajemen produksi adalah proses


perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan dari urutan berbagai kegiatan (set of activities)
untuk membuat barang (produk) yang berasal dari bahan baku dan bahan penolong lain.

4.Sedangkan menurut Buffa (2000:65) Mengemukakan bahwa manajemen produksi


merupakan rangkaian kegiatan yang ditetapkan sebagai suatu pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan proses produksi,sehingga barang dan jasa yang diproduksi sesuai dengan
spesifikasi jumlah, mutu dan dalam waktu yang direncanakan dengan biaya yang minimum”.

2.2 Pengertian Benih Ikan

Benih adalah anak ikan dengan ukuran tertentu yang akan digunakan sebagai bahan
organik dalam kegiatan pembesaran ikan.

2.3 Sistematika

Sistematika ikan lele menurut Standar Nasional Indonesia (2011), adalah sebagai
berikut :
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Sub kelas : Teleostei

6
Ordo : Ostariophsy
Sub Ordo : Siluroidae
Famili : Claridae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias spp.

2.4 Morfologi

Menurut Sarwono (2008), secara umum ikan lele (Clarias sp) memiliki ciri-ciri
morfologi sebagai berikut :
1. Bentuk tubuh memanjang agak silinder di bagian depan dan mengecil di bagian ekornya.
2. Kulitnya tidak memiliki sisik tetapi berlendir dan licin jika ditangkap.
3. Sirip ekor membulat dan sirip dada dilengkapi sepasang duri tajam yang disebut patil/taji.
4. Memiliki 8 pasang sungut yang terdapat disekitar mulutnya, yaitu sepasang sungut
hidung, sepasang sungut maxilar(kanan-kiri mulut), sepasang sungut mandibular luar dan
dalam terletak di bawah mulut. Sungut ini berfungsi untuk mengenal mangsanya dan
meraba untuk mencari makanan.

2.5 Habitat

Menurut Suyanto (2007), habitat atau lingkungan hidup ikan lele ialah semua
peraiaran tawar. Di sungai yang airnya tidak terlalu deras, atau diperairan yang tenang seperti
danau, waduk, telaga, rawa serta genangan-genangan kecil seperti kolam, merupakan
lingkungan hidup ikan lele.

Air merupakan faktor terpenting dalam budidaya ikan, oleh karena itu kualitas air
harus diperhatikan agar kegiatan budidaya berjalan. Menurut Khairul dan Khairuman (2005)
kualitas air yang sesuai untuk hidup ikan lele adalah sebagai berikut :
1. Suhu pemeliharaan ikan lele 25oC-32oC dan suhu optimal 27oC.
2. Kandungan oksigen terlarut di dalam air sebanyak 3 ppm.
3. Tingkat keasaman (pH) yang ditoleransi adalah 6,5-8.
4. Kandungan karbondioksida (CO2) di bawah 15 ppm.
5. NH3 sebesar 0,05 ppm.
6. Kecerahan 15-30 cm.

7
2.6 Makanan dan Kebiasaan Makan

Ikan lele (Clarias sp) merupakan ikan yang sangat responsif terhadap pakan artinya
hampir semua pakan yang diberikan disantap dengan lahap. Dengan memberi pakan yang
mengandung nutrisi tinggi untuk memacu pertumbuhanya sehingga dalam waktu
pemeliharaan relatif singkat ikan lele sudah bisa dipanen (Khairul dan Khairuman 2005).
Menurut Mahyudi (2008) ikan lele (Clarias sp) mempunyai kebiasaan makan di dasar
perairan atau kolam (bottom feeder). Ikan lele (Clarias sp) digolongkan sebagai ikan yang
bersifat karnivora biasanya memakan cacing, siput air, belatung, laron, jentik, dan kutu air.
Biasanya pakan tambahan yang baik mengandung protein yang tinggi misalnya bangkai
ayam, bangkai itik, ikan runcah, dan daging bekicot. Selain itu semua dapat diberi pakan
berupa pelet yang mengandung protein minimal 25%. Ikan lele (Clarias sp) bersifat kanibal
yaitu suka memakan jenisnya sendiri itu terjadi jika kekurangan pakan.

2.7 Pemijahan Ikan secara Buatan


Pemijahan merupakan kegiatan awal didalam budidaya ikan sebelum kegiatan pendederan
dan pembesaran. Kegiatan ini bertujuan untuk memproduksi benih yang merupakan bahan
baku produksi Menurut Sunarma (2004) Pemijahan ikan ada 3 teknik :
1. Pemijahan ikan secara alami.
Pemijahan secara alami dilakukan dengan sederhana tanpa rangsangan hormon dari luar,
pemilihan induk sangatlah penting karena penentu keberhasilan, dengan memilih unduk yang
matang gonad dapat mempercepat pemijahan , dan tidak membuang waktu dengan percuma.
Keunggulan teknik ini adalah biaya operasional sedikit dan dapat memanfaatkan lahan
disekitar pekarangan. Kekurangan dari teknik ini adalah hasil panen relatif sedikit dan
pengontrolan kualitas air sulit dilakukan karena teknologi yang digunakan tidak intensif.

2.Pemijahan secara Semi Buatan


Pemijahan ini dilakukan dengan bantuan manusia, yaitu dengan cara penyuntikan
hormon perangsang(ovaprim) pada induk yang akan dipijahkan, kemudian induk dibiarkan
memijahkan sendiri (alami). Keunggulan sistem ini jumlah benih yang dihasilkan lebih

8
banyak dari pada secara alami dan waktu pemijahan dapat diprediksi. Kelemahannya biaya
lebih mahal.

3.Pemijahan secara Buatan

Pemijahan ini lebih banyak campur tangan manusia, karena selain pemijahannya
dirangsang dengan hormon dari luar (ovaprim), proses pengeluaran telur dilakukan dengan
striping dan sperma dilakukan dengan cara membedah kantong sperma. Pembuahan telur oleh
sperma dilakukan dengan cara mencampurkannya dalam mangkok. Keunggulan teknik ini
adalah kualitas keturunan dapat diketahui secara pasti dan waktu pemijahan dapat diatur dan
ditentukan, sedangkan kelemahannya adalah membutuhkan banyak campur tangan manusia
dan biaya operasional yang tinggi.

2.8 Hormon Pematang Gonad

Pada umumnya hormon yang digunakan untuk merangsang ikan agar memijah atau
matang gonad yaitu hormon alami dan buatan. Hormon alami diperoleh dari kelenjar hipofisa
ikan. Kelenjar hipofisa ikan (pituitary gland) merupakan kelenjar yang terletak di bawah otak
yang mengandung sel hormon gonadtropin yang mempengaruhi proses pematangan gonad.
Hormon gonadotropin memanipulasi gonad sehingga bisa matang dan berovulasi.
Hormon gonadtropin bisa berbentuk ekstrak kelenjar hipofisa ikan dan gonadtropin mamalia
seperti HCG (human chorionic gonadotropin), LH (luteinizing hormone), FSH (folicle
stimulating hormone). Hormon buatan yang sering digunakan untuk merangsang ikan yaitu
HCG (ovaprim).Pemakaian ovaprim secara standar 0,3 ml/kg.

Sumber :www.blogspot.hormonovaprim.//co.id

9
Gambar 1. Hormon Ovaprim
Manipulasi hormon merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk
menginduksi kematangan gonad, ovulasi, dan pemijahan (Kordi, M. Ghufran, 2010).Berbagai
jenis hormon terdapat pada tubuh ikan, salah satu yang dapat memicu terjadinya ovulasi
adalah LHRH (Luteinizing Hormone Realeasing Hormone), yaitu hormon dari golongan
protein yang dihasilkan oleh hipotalamus. LHRH memiliki molekul yang sangat kecil
sehingga bila diberikan pada ikan maka terjadi penguraian yang sangat cepat. LHRH
memiliki waktu paruh yang pendek. Oleh karenanya, para ahli menciptakan LHRH sintetik
(LHRHa) yang bertujuan untuk memperpanjang waktu paruh atau keberadaannya lebih lama
dalam darah.
Sejak tahun 1980, LHRH-a telah digunakan untuk merangsang ovulasi dan pemijahan
ikan. LHRH-a bekerja merangsang sekresi hormon gonadotropin dari kelenjar hipofisa yang
dapat merangsang terjadinya ovulasi dan pemijahan (Kordi, M. Ghufran, 2010).
Pengukuran fitohormon untuk kematangan gonad ikan masih jarang dilakukan oleh
pembudidaya ikan air tawar. Padahal fitohormon memiliki kandungan nutrisi alami yang baik
yang dibutuhkan bagi ikan, khususnya untuk pematangan gonad ikan. Selain mudah
ditemukan dan bernilai ekonomis, hormon yang terkandung dalam tumbuh-tumbuhan tidak
memberikan efek samping dan memberi pengaruh yang baik bagi gonad ikan.

10
BAB III
MATERI DAN METODE

3.1 Alat

Alat Fungsi Jumlah

Untuk mengambil indukan lele 2

Seser

Untuk wadah indukan 2


(pemberokan)

Djrigen

Untuk memudahkan mengambil


indukan 1

Kain Lap

Untuk menimbang induk 1

11
Timbangan Duduk

Untuk menginjeksi hormon dan


menyntikan pada indukan 2

Spuit/Suntikan

Untuk mempbersihkan kantong secukupny


sperma,untuk menutup/mengoleskan a
bekas suntikan pada ikan

Tissue

Untuk menstabilkan suhu pada media


pembenihan 1

Automatic Heater

12
Untuk menstabilkan DO 1

Aerator

Untuk wadah air saat mengambil air 3


untuk pengisian Aquarium

Ember

Untuk menampung telur ikan 1

Baskom

Untuk tempat sampel telur 1

Cawan Petri

13
Untuk mengaduk sperma dan telur agar
tercampur rata 1

Bulu ayam

Untuk menakar kebutuhan NaCl 1

Gelas ukur

Untuk membedah indukan jantan agar 1


pengambilan sperma mudah

Gunting bedah

Untuk mengambil kantong sperma 1

Pinset

Untuk menimbang telur 1

Timbangan digital

14
3.2 Bahan

Alat Fungsi Jumlah

Untuk di pijahkan 1 pasang

Indukan 1 pasang

Untuk mempercepat 0,3ml


pematangan gonad

Ovaprim

Untuk mencairkan hormon 0,3ml


ovaprim

15
Aquabides

Untu memperpanjang usia 100ml


sperma dan memudahkan
dalam pembuahan

NaCl

Mensterilkan wadah 0,2mg/liter

PK (Kalium Permanganat)
Wadah dan media : -Aquarium

-Air 20cm

3.3 Prosedur Kerja

16
 Seleksi induk yang matang gonad
Jantan : -Umur 8 sampai 24 bulan
-Tubuhnya ramping
-Organ genital meruncing dan memerah
-Sirip punggung dan kulit berwarna merah
Betina: -Umur 12 sampai 24 bulan
-Perut membuncit
-Gerakannya lambat
-organ genital membengkak dan memerah

 Penimbangan Induk
Bertujuan untuk mengetahui berta induk sebelum di striping dan sesudah di striping.
Cara penimbangan lele yaitu kepala lele di tutup menggunakan kain basah ,lalu berta
total lele di kurangi dengan berat kain lap.

 Penyuntikan Indukan
-Ambil indukan yang ditutup bagian kepalanya menggunakan kain lap basah
-Ambil suntikan yg sudah berisi ovaprim dan aquabides dg dosis 0,3ml/kg dengan
perbandingan 1:1
-Oleskan tissue yang telah di beri alkohol pada bagian yang akan di
suntik,penyuntikan di lakuan dengan kemiringan 45o dengan kedalaman jarum ±1-
1,5cm di posisi 2cm dari sirip punggung
-Setelah di suntik oles lagi dengan tissue yang sudah di beri alkohol pada bagian yang
telah di suntikan
-Taruh kembali indukan pada tempatnya untuk di berokan .

 Pengambilan Kantong Sperma


-Induk ikan lele jantan di ambil ,gunting pada bagian lubang anus ke bagian perut
membentuk huruf Y
-Pinggirkan usus ke samping ,ambil kantong sperma menggunakan pinset lalu di
potong.
-Bersihkan kantong sperma menggunakan tissue
-Potong kecil-kecil kantong sperma kemudian campurkan dengan NaCl sebanyak
100ml

 Striping,dilakukan apabila induk betina sudah siap pijah ,dapat dilihat jika perut
betina di urut akan mengeluarkan telur berwarna hijau.
-Siapkan alat yang akan di gunakan
-Ambil indukan ,lakukan pengurutan dari bagian samping perut ke arah lubang
pengeluaran telur,lalu sediakan baskom di bawah indukan.
-Proses striping di hentikan ketikan induk betina sudah memngeluarkan darah

 Pembuahan eksternal secara buatan

17
Proses bertemunya sperma dan telur di luar tubuh.
-Tuangkan larutan sperma kedalam baskom yang berisi telur (potongan kantong
sperma jangan sampai ikut masuk kedalam baskom)
-Aduk menggunakan bulu ayam ,selama ±5menit,kemudian bilas menggunakan air
bersih atau air mineral yg belum terkontaminasi sedikit demi sedikit sampai air di
dalam baskokm jernih.

 Penebaran telur
Penebaran dilakukan di aquarium,di usahakan merata karena jika tidak akan terjadi
penumpukan telur yang akan menyebabkan tingkat menetas rendah,telur akan
menetas dalam waktu 18-24jam dengan suhu 28oC,dan telur yang tidak menentas
berwarna putih. Penebaran telur di lakukan di wadah penetasan yg sudah disiapkan
aerasi dan autpmatic heater.

 Menghitung Fekuinditas
Fekuinditas adalah kapasitas induk dalam menghasilkan telur
W
F= w x n W =Berat seluruh telur
w=Berat sampel telur
n =Jumlah sampel telur

18
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

a. Penimbangan Induk
Diperoleh : induk jantan ♂ = 1,2kg
Induk betina ♀ = 1,4kg

b. Penyuntikan
Induk jantan dan betina di suntik menggunakan ovaprim dengan dosis 0,3ml/kg
dan dengan aquabides dengan dosis 1:1 pada jam 12.00 siang.
♂ = 1,2kg x 0,3ml/kg = 0,36ml dan aquabides 0,36 (1:1)
♀ = 1,4kg x 0,3ml/kg = 0,42ml dan aquabides 0,42 (1:1)

c. Sanitasi
Aquarium di sanitasi menggunakan larutan PK dg dosis 0,2mg/liter air. Jumlah air
dalam air sebanyak 1liter jadi 1liter x 0,2mg/liter=0,2mg permanganat yang di
butuhkan untuk sanitasi.

d. Pembuatan larutan sperma


Setelah sperma di ambil dan di bersihkan dengan tissue lalau di potong kecil-kecil
menggunakan gunting kemudian di tambah dengan NaCl sebanyak 100ml lalau di
aduk.

e. Striping telur
Ambil induk betina lalu di tutup bagian kepalanya menggunakan kain lap basah
agar tidak berontak. Urut bagian samping perut dari atas kebawah hingga telur
benar-benar habis. Akan di peroleh telur berwarna hijau dan terdapat pula yang
putih dengan berat total 100gr.Striping dilakukan pada pukul 20.45

f. Perhitungan fekuinditas
W
F= w x n
100 gr
= 0,4 gr x 260butir = 65.000butir
g. Packing
Proses packing dilakukan supaya benih sehat dan hidup sampai tempat tujuan.
Sebelum di lakukan pengemasan benih,di berokan terlebih dahulu agar benih tidak
muntah.
Proses packing :

19
 Siapkan alat (tabung oksigen,plastik,timbangan,termometer,bak
penampungan air)
Bahan (air,benih,oksigen)
 Dua plastik di samakan lalu ikat pada bagian ujungnya,tarik salah satu
bagian plastik kedalam hingga sejajar
 Masukan air yang suhunya telah di atur ke dalam kantong plastik dan
masukan larva ikan ke dalam plastik ,keluarkan angin yang ada dalam
kantong plastik
 Plastik yang sudah siap packing di beri oksigen dengan perbandingan
air:O2 yaitu 1:3 dengan jumlah benih 30-50 3kor dengan ukuran 3-5cm
dengan suhu 20oC
 Lalu ikat menggunakan karet dengan kencang dan pastikan saat ikatan di
buka tidak sulit.

h. Pengamatan telur
Jam 10 = -Suhu 28o
-Telur ada yang berwarna putih
-Telur menggumpal
Jam 15 = -Suhu 28o
-Telur yang belum mati berwarna hijau tua
-Telur yg berwarna putih lebih banyak
Jam 33 = - Suhu 28o
-Telur menetas dan yang tidak menetas berjamur
-Larva berenang bergerombol dan berenang di dasar
-Dan sudah ada yang bergerak aktif

i. Hatching Rate
- Volume Air = p=100cm
l=50cm
t=20 cm
p x l x t = 100 x 50 x 20
= 100.000 cm3 volum = 100.000ml
- Jumlah Telur Sampel = 40+60+65+55+30
= 250 : 5 = 50ekor
- Volume Air = 500+500+500+500+500
= 2500 : 5 = 500ml
Jumlah telur menetas
- HR = x 100 %
Fekuinditas
10000
= x 100%
65000
= 15,39 %

20
4.2 Pembahasan
Untuk melakukan pemijahan ikan lele secara buatan menggunakan hormon ovaprim
hal yang perlu di perhatikan adalah alat dan bahan yang di gunakan harus dalam keadaan
steril.
Wadah untuk penetasan telur juga haru di sanitaasikan menggunakan larutan PK dengan
konsentrasi 2ppm lalu di bilas dan di ganti dengan air bersih setinggi 20cm dan suhu di
stabilisasikan menggunakan automatic heater dengan Suhu 28o.
Seleksi induk dilakukan pada hari Senin 27 Februari 2017. Kita harus memilih induk
yang matang gonad ,sehat,dan tidak cacat. Kemudian hal yang dilakukan adalah menyuntikan
hormon ovaprim pada indukan pukul 12.00 setelah itu di biarkan dan di berokan selama 8-
12jam. Pada pukul 20.30 dilakukan pengecekan pada induk betina ,karena sudah siap pijah
maka kita lakukan proses pembuatan larutan sperma. Lalu kita campurkan sperma dan telur
dengan proses pergantian air ,kemudian kita tebar benih .
Benih yang di hasilkan cukup banyak , tetapi saat di tebar banyak pula telur yang
menggumpal,hal ini bisa di sebabkan karen proses pengadukan telur dan sperma yg terlalu
lama dan pergantian air yg lama pula. Setelah menunggu sehari telur-telur itu menetas
meskipun banyak pula telur yang tidak terbuahi.

21
BAB V

PENUTUP

5.1 Saran
- Untuk meningkatkan produksi benih ikan lele perlu manajemen pembenihan terutama
sekali dalam pemberian pakan yang berkualitas
- Dilakukakn sejumlah buatan terutama untuk menjaga kualitas produksi benih agar
dapat sepanjang waktu
- Penambahan larutan ovaprim pada pemijahan lele buatan untuk merangsang
percepatan proses produksi serta menginduksi ovulasi dan pemijahan sehingga tidak
tergantung pada musim.

5.2 Kesimpulan
Pada pemijahan ikan lele buatan ini hampir terjadi kegagalan dalam prosesnya,yaitu
saat telur di tebar terjadi penggumpalan, tapi faktanya telur masih bisa tetap menetas,bisa jadi
ini karena faktor induk yang sehat dan sudah benar-benar matang gonad.

22
LAMPIRAN

23
24

Anda mungkin juga menyukai