Anda di halaman 1dari 9

CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk
Provided by Ibrahimy Online Journals (IAI Ibrahimy - Institut Agama Islam)

Arisanti – Proses Pendidikan Nabi Adam Perspektif al-Qur’an

Proses Pendidikan Nabi Adam Perspektif al-Qur’an

Kustiana Arisanti
Institut Ilmu Keislaman Zainul Hasan Genggong
kustiana.arisanti82@gmail.com

Abstract: Prophet Adam was the first human being taught by Allah SWT
directly. He is the object of education and Allah SWT as the subject of
education. That simple education process is composed of several materials
which include teaching the names of all-natural components, founding values
and giving provision as the main manager of the earth as a caliph. The
scientific transmission consists of scientific transmission from Allah SWT to
the Prophet Adam as the caliph on earth and from the Prophet Adam to the
Angel of God.
Keywords : prophet adam's education; al-qur'an

Abstrak: Adam adalah manusia pertama yang pendidikannya diajarkan


langsung oleh Allah SWT. Adam sebagai objek pendidikan dan Allah SWT
sebagai Subjek pendidikan. Proses pendidikan yang terlampau sederhana
tersebut teridir dari beberapa materi yang mencakup mengajarkan nama-
nama sekuruh komponen alam, penanaman nilai dan pemberian bekal
sebagai pengelola utama bumi, dengan statusnya sebagai khalifah. Transmisi
keilmuan tersebut terdiri dari transmisi keilmuan dari Allah SWT kepada
Nabi Adam sebagai khalifah di bumi dan dari Nabi Adam kepada Malaikat
Allah.
Kata Kunci : pendidikan adam; al-qur’an
………………………….………………………………………………………………………………...

Pendahuluan tangan Allah SWT” dari bahan dasar tanah,


setelah sempurna dalam bentuk “jadi”,
Nabi Adam merupakan sosok kemudian dilanjutkan dengan proses
fenomenal yang dijadikan Allah SWT “peniupan Ruh Allah” ke dalam diri Adam.
sebagai manusia yang diberi kepercayaan Stelah kedua proses utama tersebut selesai,
untuk mengelola bumi sebagai Khalifat Allah maka untuk menandai penyempurnaan
Fi al-Ard. Beliau juga dijuluki Abu Al-Bashr “proyek fenomenal” ini, Allah memberikan
karena merupakan produk manusia generasi instruksi kepada para malaikat untuk
pertama yang didalam proses penciptaannya melakukan “ritual” sujud penghormatan
terdapat keistimewaan-keistimewaan yang kepada ciptaan Allah SWT yang mulya.
tidak bisa ditemukan dalam proses Walaupun dalam tahapan ini muncul
penciptaan makhluk (manusia) yang gelombang protes dari demonstran ulung,
lainnya. Iblis yang egonya tidak menerima kenyataan
Keistimewaan sekaligus kemulyaan dirinya yang tercipta dari api, diperintahkan
tersebut diterima Adam mulai dari proses untuk sujud kepada makhluk yang berbahan
penciptaan langsung melalui “sentuhan dasar tanah. Sebagai konsekuensi logis dari

124
DOI: 10.35316/jpii.v4i2.195 Jurnal Pendidikan Islam Indonesia
Volume 4, Nomor 2, April 2020

pembangkangan tersebut, akhirnya Iblis Adam. Dalam al-Qur’an, nama Adam


dideportasi dai surge sekaligus sejak saat itu disebutkan sebanyak 25 kali (Komposisinya
secara resmi menyandang gelar dalah sebagai berikut: data ayat yang
“Laknatullah” sampai hari kiamat (Q.S. 15:28- menyebutkan kata Adam saja sebanyak 14
35). kali terdapat dalam Q.S al-Baqarah:
Disamping proses penciptaan, 31,33,34,35,37. Ali Imran: 33, 59. Al-A’raf: 11,
peniupan Ruh Allah sampai pada proses 19. Al-Isra’: 61. Al-Kahfi: 50. Taha: 115, 116,
“peresmian” yang ditandai dengan ritual 117, 120,121. Sedangkan 11 ayat lainnya
sujud penghormatan, ada hal penting tidak terkait dengan proses pendidikan atau
lainnya yang perlu kita cermati yang doktrin-doktrin Allah kepada Adam. Sebelas
dilakukan Allah SWT kepada Nabi Adam, ayat tersebut memakai redaksi Ya Bani Adam,
yaitu bagaimana Allah SWT menyiapkan Ibnay Adam dan Dhurriyat Adam.) (Baqi,
makhluk ciptaan-Nya yang juga dijuluki Abu 2002). Sedangkan ayat-ayat yang membahas
Muhammad (Nabi Adam disamping dijuluki tentang kisah Nabi Adam dan
Abu al-Bashr, beliau juga dijuluki Abu pembangkangan Iblis tercantum dalam 7
Muhammad. Ada yang berpendapat bahwa surah (Kathir, 2003). Surat al-Baqarah ayat 30-
Abu Muhammad adalah julukan yang dipakai 39, al-A’raf ayat 11-25, al-Hijr ayat 26-44, Shad
dilingkungan surga, sedangkan julukan ayat 71-85, al-Isra’ ayat 61-65, al-Kahfi ayat 50-
(kunyah) Abu al-Bashr dipakai di bumi) (Al- 51 dan Taha ayat 115-123.
QurÏubi, 1967), untuk memikul beban tugas Hanya saja ayat-ayat yang terkait
sebagai Khalifat Allah Fi al-Ardh, dalam dengan proses pendidikan Adam secara
rangka mengisi, mengelola, memberdayakan runtut yang dimulai dari rencana Allah SWT
dan menjaga makhluk Allah SWT yang untuk menjadikannya sebagai khalifah-Nya
bernama bumi yang akan jadi tempat di muka bumi, penulis temukan dalam
tinggalnya. surah al-Baqarah ayat 30-38. Oleh karena itu
Inilah yang akan dibahas dalam penulis akan menggunakan surat al-Baqarah
tulisan singkat yang sangat sederhana ini. ayat 30 sampai dengan ayat 38 ini sebagai
Bagaimana langkah-langkah yang ditempuh data pokok dalam pembahasan ini.
oleh Allah SWT, agar Nabi Adam betul-betul Sedangkan ayat-ayat lain yang terkait
siap untuk mengemban misi khalifah yang dengan masalah ini yang terdapat dalam
dibebankan Allah SWT kepadanya. surah lain akan penulis gunakan sebagai
Bagaimana tahapan-tahapan proses keterangan pendukung.
pendidikan yang dilakukan Allah SWT Adapun ayat-ayat tersebut adalah
sebagai Sang Maha Guru kepada Nabi sebagai berikut:
Adam sebagai murid, serta bagaimana pula
ٗۖ
metode pendidikan yang diterapkan Allah ۡ‫ض ۡ َخ ِليفَة‬ۡ ِ ‫ٱل َر‬ ۡ ۡ‫ل ۡفِۡي‬ٞ ‫اع‬ ِۡ ‫ج‬ َۡ ۡ‫ۡربُّكَ ۡ ِلل َملََٰٓئِ َك ِة ۡ ِإنِي‬
َ ‫َو ِإذۡ ۡقَا َل‬
SWT dalam proses pendidikan tersebut. ۡ ُ‫قَالُ َٰٓواْۡأَت َج َع ُل ۡفِي َهاۡ َمنۡيُف ِسد ُۡفِي َۡهاۡ َۡويَسۡ ِفكُ ۡٱل ِد َما َٰٓ َۡء ۡ َونَحۡن‬
ۡ َ‫اَۡلۡت َعلَ ُۡمون‬ َ ‫يۡۡأ َعلَ ُمۡ َۡم‬َٰٓ ِۡ‫ِسۡلَ ۖٗكَ ۡقَا َلِۡۡإن‬
ُ ‫ۡونُقَد‬ َ ُ‫ن‬
َ َ‫س ِب ُحۡ ِب َحمدِك‬
ۡ ۡ٣٠
Proses Pendidikan Nabi Adam dalam al-
Qur’an “ingatlah ketika Tuhanmu berfirman
kepada para malaikat: “Sesungguhnya
Pada tahapan ini penulis mencari data Aku hendak menjadikan seorang
tentang proses pendidikan Adam melalui khalifah di muka bumi”. Mereka
kitab al-Mu’jam al-Mufakhras Li Alfadz al- berkata: “mengapa engkau hendak
Qur’an, dengan menggunakan kata kunci menjadikan (khalifah) di bumi itu

125
Arisanti – Proses Pendidikan Nabi Adam Perspektif al-Qur’an

َٰٓ
orang yang akan membuat kerusakan ۡ‫يس ۡأَبَى‬ َٰٓ َّ ِ‫س َجد َُٰٓۡواْ ۡإ‬
َ ‫َل ۡإِۡب ِل‬ َ َۡ‫ل َٰٓ ۡدَ َم ۡف‬
ۡ ِ ۡ ْ‫َوإِذۡ ۡقُلنَاۡ ِلل َملَئِ َك ِة ۡٱس ُجد ُوۡا‬
padanya dan menumpahkan darah, ۡ ۡ٣٤َۡۡ‫ۡمنَ ۡٱل َك ِف ِرين‬ ِ َ‫َۡوٱست َكبَ َۡرۡ َو َكان‬
padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan “Dan ingatlah ketika kami berfirman
mensucikan Engkau?” Tuhan kepada para malaikat: “sujudlah kamu
berfirman: “Sesungguhnya Aku kepada Adam,” Maka sujudlah mereka
mengetahui apa yang tidak kamu kecuali Iblis; ia enggan dan takabbur
ketahui”. dan adalah ia termasuk golongan
orang-orang yang kafir”.
َٰٓ
ۡ‫علَۡى ۡٱل َملَئِ َۡك ِۡة‬
َ ۡ ‫ض ُهم‬ َۡ ۡ ‫علَّ َۡم ۡ َءادَ َم ۡٱلَس َما َٰٓ َۡء ۡكُلَّ َها ۡث ُ َّۡم‬
َۡ ‫ع َر‬ َ ‫َو‬
َٰٓ
ۡ ۡ٣١ۡ َ‫ص ِدقِين‬ َۡ ۡ‫َُل ِۡءِۡۡإنۡكُۡنتُم‬ َ َ ِ ‫جكَ ۡٱل َجنَّۡةَۡ ۡ َوكُۡ ََل‬
َٰٓ َ ‫ۡمن َهاۡ فَقَالَۡأ ۢن ِبۡو ِنيۡ ِبأس َما َٰٓ ِءۡ َهؤ‬ ُۡ ‫ۡوزَ و‬ َ َ‫َوقُلنَا ۡيََٰٓـَٔادَ ُم ۡٱسكُنۡ ۡأَنت‬
ِ ‫ش َج َرۡة َ ۡفَۡتَكُون‬
َۡۡ‫َاۡمن‬ َّۡ ‫اۡو ََل ۡت َق َربَاۡ َه ِۡذِۡه ۡٱل‬ ُ ‫غدًاۡ َحي‬
َۡ ‫ث ۡ ِشئت ُ َم‬ َ ‫َر‬
“Dan dia mengajarkan kepada Adam َّ
ۡ ۡ٣٥َۡۡ‫ٱلظ ِل ِمين‬
nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian “Dan Kami berfirman: “Hai Adam,
mengemukakannya kepada para diamilah oleh kamu dan istrimu surge
malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah ini, dan makanlah makanan-
kepada-Ku nama benda-benda itu jika makanannya yang banyak lagi baik
kamu memang benar orang-orang dimana saja yang kamu sukai, dan
yang benar!” janganlah kamu dekati pohon ini, yang
menyebabkan kamu termasuk orang-
ۡ‫عۡلَّمتَنَ ۖٗا َٰٓۡ ِإنَّكَ ۡۡأ َنتَ ۡٱل َع ِلي ُۡم‬ ۡ َّ ‫قَالُوۡاْۡسُب َحنَكَ ََۡل ۡ ِعل َم ۡلَنَا َٰٓۡ ِإ‬
َ ۡ‫َل ۡ َۡما‬ orang yang zalim”.
ۡ ۡ٣٢ۡ‫ٱل َح ِكي ُۡم‬
ۡ‫ۡوقُلنَا‬
َۡ ‫اۡم َّماۡ َۡكانَاۡفِي ۖٗ ِه‬
ِۡ ‫ج ُه َۡم‬ َۡ ‫عن َهاۡفَأَخ َر‬ َ ‫شي‬
َ ۡ ُۡ‫طن‬ َّ ‫فَأَزَ لَّ ُه َما ۡٱل‬
ۡ ِ ۡ‫ۡولَكُۡمۡ ۡفِي ۡٱلَر‬ ٗۖ َ ۡ ‫ض‬ ٍ ‫ضكُم ۡ ِلبَع‬ ُ ‫ٱه ِبطُوۡاْ ۡبَع‬
“Mereka menjawab: “Maha Suci ۡ‫ض‬ َ ‫ُو‬ٞ ‫عد‬
Engkau, tidak ada yang kami ketahui ۡ ۡ٣٦ۡ‫ين‬ ِ ‫ۡو َمت َ ٌعۡ ِإلَى‬
ٖ ‫ۡح‬ َ ‫ر‬ٞ َ‫ُمستَق‬
selain dari apa yang telah Engkau
ajarkan kepada Kamu; sesungguhnya “Lalu keduanya digelincirkan oleh
Engkaulah yang Maha Mengetahui syaitan dari surga itu, dan dikeluarkan
lagi Maha Bijaksana”. dari keadaan semula dan Kami
berfirman: Turunlah kamu! Sebagian
ۡ َ‫ل ۡ َيَٰٓـَٔادَ ُم ۡأ َ ۢن ِبئ ُهم ۡ ِبأَس َما َٰٓ ِئ ِۡه ۖٗۡم ۡفَلَۡ َّما َٰٓ ۡۡأ َ ۢن َبأَهُم ۡ ِبۡأ َس َما َٰٓ ِئ ِهم ۡقَال‬
َۡ ‫قَا‬ kamu menjadi musuh bagi yang lain,
ۡ‫ض ۡ َوأَعۡلَ ُم‬
ۡ ِ ‫ت ۡ َۡوٱلَر‬ ِۡ ‫س َۡم َو‬ َّۡ ‫ب ۡٱل‬ َ ‫ي ۡأَعلَ ُم ۡغَي‬ َٰٓ ‫أَلَم ۡأَقُلۡلَّكُم ۡ ِإ ِن‬ dan bagi kamu ada tempat kediaman
ۡ ۡ٣٣ۡ َ‫ۡو َماۡكُنتُمۡت َكت ُ ُمون‬ َ َ‫َماۡتُبد ُون‬ di bumi, dan kesenangan hidup
sampai waktu yang ditentukan”.
“Allah berfirman: “Hai Adam,
beritahukanlah kepada mereka nama- ۡ‫علَي ِۡه ۡإِنَّ ۡهۥُ ۡه َُۡو‬ َۡ َ ‫ت ۡفَۡۡت‬
َ ۡ ‫اب‬ ٖ ‫ۡربِ ِۡهۦ ۡ َك ِل َم‬
َّ ‫ۡمن‬ِ ‫فَتَلَقَّىَٰٓۡ ۡ َءادَ ُم‬
nama benda ini,” Maka setelah ۡ ۡ٣٧ۡ‫ٱلر ِحي ُۡم‬ ُۡ ‫ٱلت َّ َّو‬
َّ ۡ‫اب‬
diberitahukannya kepada mereka
nama-nama benda itu, Allah “Kemudian Adam menerima beberapa
Berfirman: Bukankah sudah kukatakan kalimat dari Tuhannya, Maka Allah
kepadamu, bahwa Sesungguhnya Aku SWT menerima taubatnya.
mengetahui rahasia langit dan bumi Sesungguhnya Allah Maha Penerima
dan mengetahui apa yang kamu Taubat lagi Maha Penyayang”.
lahirkan dan apa yang kamu
sembunyikan?”. ۡ‫قُلنَا ۡٱهبِطُوۡاْ ۡ ِمن َهاۡ َج ِميع ۖٗا ۡفَإ ِ َّما ۡيَأۡتِيَۡنَّكُمۡ ِۡمنِيۡهُدىۡۡفَ َمن‬
ۡ ۡ٣٨َۡۡ‫ۡو ََلۡ ۡهُمۡۡيَحۡزَ نُون‬ َ ‫علَي ِهم‬ َ ۡ‫ف‬ ٌ ‫ايۡفَ ََلۡخَو‬ َ َ‫تَبِ َعۡهُد‬
126
DOI: 10.35316/jpii.v4i2.195 Jurnal Pendidikan Islam Indonesia
Volume 4, Nomor 2, April 2020

dialog antara malaikat dan Allah SWT dalam


“Kami berfirman: “Turunkanlah kamu ayat-ayat tersebut merupakan bentuk usaha
semuanya dari surga itu! Kemudian yang berkesinambungan dalam rangka
jika datang petunjuk-Ku keapdamu, taubikh (merendahkan pandangan) orang-
Maka barang siapa yang mengikuti orang kafir sekaligus mengingatkan nikmat
petunjuk-Ku, niscaya tidak ada Allah yang telah dianugerahkan pada
kehawatiran atas mereka, dan tidak mereka (Wahbah al-Zuhaili, 2003).
pula mereka bersedih hati”. Quraish Shihab mengatakan bahwa
ayat-ayat sebelumny berbicara secara umum
َٰٓ
ُ ‫ۡو َكذَّبُواْ ۡ ِبَۡٔايَتِنَۡا َٰٓ ۡۡأ ُ ْولَئِۡكَ ۡأَص َح‬
ِۡٗۖ َّ‫ب ۡٱلن‬
ۡ‫ار ۡهُم‬ َ ْ‫َوٱلَّذِينَۡ ۡ َكفَ ُروا‬ tentang perjalanan hidup manusia hingga
ۡ ۡ٣٩ۡ َ‫فِي َهاۡ َخ ِلد ُون‬ berakhir dengan perhitungan yang
dilakukan Allah di akhirat, demikian juga
“Adapun orang-orang kafir dan penciptaan langit dan bumi serta sarana
mendustakan ayat-ayat kami, mereka yang telah disiapkan-Nya sebelum manusia
itu penghuni neraka; mereka kekal di tercipta, maka ayat 30-39 dalam al-Baqarah
dalamnya”. berbicara tentang penciptaan manusia dan
kisahnya hingga berakhir dengan
keberadaanya di dunia.
Munasabah Ayat Pada ayat sebelumnya membahas
tentang pemberian penjelasan kepada orang-
Sebagaimana yang telah penulis orang kafir tentang beberapa bukti tanda
kemukakan di atas bahwa data yang dipakai kekuasaan Allah SWT melalui proses hidup,
terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 30-39 mati, kemudian dihidupkan-Nya kembali.
(Surat al-Baqarah terdiri dari 286 ini turun di Kemudian bukti kekuasaan Allah SWT yang
Madinah yang sebagian besar diturunkan lain adalah bahwa Allah SWT telah
pada permulaan Hijra, kecuali ayat 281 menciptakan bumi dan segala isinya,
diturunkan di Mina pada saat Haji Wada’. termasuk langit.
Al-Baqarah merupakan surat yang Surah al- Baqarah ayat 30 sampai 39
terpanjang diantara surat-surat dalam al- saling terkait satu sama lainnya yang
Qur’an yang di dalamnya juga terdapat ayat merupakan runtutan atau satu kesatuan
yang terpanjang yaitu 282. Surat ini juga proses yang dimulai dari rencana Allah SWT
disebut Fusta al-Qur’an (puncak al-Qur’an), menciptakan makhluk yangakan diberikan
karena memuat beberapa hokum yang tidak tugas sebagai khalifah di muka bumi, proses
disebutkan dalam surah lain). Namun pendidikan yang akan diberikan pada sang
penulis tidak menemukan sabab al-Nuzul khalifah sampai dikeluarkannya dari surga
dari ayat-ayat di atas. Sedangkan Munasabah untuk kemudian ditempatkan di bumi.
atau keterkaitan ayat ini dengan ayat
sebelumnya menurut al-Sya’rawi
mengatakan bahwa setelah Allah Interpretasi Ayat-ayat Pendidikan
menciptakan bumi dan segaka isinya pada Nabi Adam
ayat berikutnya (ayat 30) Allah
merencanakan untuk menciptakan yang Perencanaan dan Kepemimpinan
akan mengisi, mengelola, dan
memberdayakan (‘imarah) bumi tersebut (Al- Kepada Allah mengatakan kepada
Sya’rawi, 1991). Sedangkan al-Zuhaili Malaikat: ً‫ض ۡ َخلِيفَ ۡة‬
ِ ‫ِيۡال َ ْر‬
ْ ‫ ِإنِيۡ َجا ِع ٌل ۡف‬memberikan
menyatakan bahwa kisah Adam dan proses pemahaman kepada kita tentang pentingnya

127
Arisanti – Proses Pendidikan Nabi Adam Perspektif al-Qur’an

perencanaan dalam melakukan sesuatu. Allah sesaat setelah Allah SWT


Pekerjaan yang dilaksanakan tanpa mengemukakan rencana-Nya. Namun Allah
perencanaan yang matang tidak akan bisa menjawab dengan bijaksana dengan
membuahkan hasil yang maksimal, mengatakan “Sesungguhnya Aku mengetahui
termasuk juga pendidikan. Apalagi ini apa yang kalian tidak ketahui”.
adalah proyek besar tentang tugas manusia Sesungguhnya masalah penting
dalam memberdayakan bumi. lainnya dalam ayat ini adalah masalah
Proses perencanaan tersebut kepemimpinan, khalifah. Khalifah dalam ayat
diungkapkan Allah kepada Malaikat-Nya ini berarti pengganti Allah SWT dalam
dalam suasana yang dialogis. Allah menyebarkan, melestarikan hukum-
menyatakan sesuatu malaikat hukumnya (Al-Sabouni, 1981). Juga
menaggapinya. Kalau dalam istilah bermakna pengganti yang secara regenerasi
pendidikan menggunakan metode diskusi menggantikan orang sebelumnya, dalam hal
atau musyawarah, sehingga kalau kita ini Nabi Adam dan anak cucunya (al-
ungkapkan dalam bahasa kita mungkin Thahabari, 1995).
seperti ini: “Aku akan menjadikan khalifah Manusia dalam kehidupan sosialnya
(pemimpin) di bumi, bagaimana menurut mengakui arti penting adanya seorang
kalian?”. Sudah barang tentu dalam masalah pemimpin. Kehadiran pemimpin dalam
ini Allah tidak sedang dalam kapsitas minta masyarakat merupakan suatu hal yang
pendapat kepada Malaikat karena kurang sangat esensial (Masruhan, 2004). Tanpa
yakin pada rencana-Nya. Yang paling kepemimpinan akan terjadi chaos dalam
penting yang harus kita pahami disini kehidupan sosial kemasyarakatan. Namun
adalah bahwa dalam merencanakan dan untuk mengantarkan seseorang menjadi
menentukan sesuatu seharusnya menempuh pemimpin yang mempunyai kapabilitas dan
jalan musyawarah atau diskusi untuk akseptabilitas, maka diperlukan dasar
menemukan format ideal yang diinginkan pendidikan dan keilmuan yang kuat dan
semua fihak. memadai (Nur, 2003). Pendidikan memiliki
Penyampaian kepada malaikat ini kekuatan untuk melakukan perubahan dan
penting karena mereka nantinya akan memiliki peran yang sangat penting dalam
dibebani sekian banyak tugas menyangkut melakukan transformasi menuju kondisi
keberadaan manusia di bumi, ada yang yang lebih baik.
bertugas mencatat amal manusia, ada yang
bertugas menjaganya, dan lain sebagainya
(Shihab, 2007). Mereka seperti merasa Proses Pendidikan Nabi Adam
khawatir (Kekhawatiran mereka dilandasi
pengalaman mereka sebelum penciptaan Transmisi Keilmuan dari Allah SWT Kepada
Adam. Ibn ‘Abbas mengatakan bahwa Nabi Adam
dahulu bumi dihuni oleh jin, yang
diciptakan Allah sebelum Nabi Adam. Tapi Ketika Allah SWT menciptakan Nabi
mereka merusak dan saling menumpahkan Adam guna mengelola dan memberdayakan
darah. Kemudian Allah mengutus prajurit bumi, maka selanjutnya Allah SWT
dari golongan malaikat untuk menumps menyiapkan pendidikan Nabi Adam agar
Iblis) (Darwazah, 2000) terhadap eksistensi dalam fungsinya sebagai khalifah dapat
makhluk Allah SWT yang bergelar khalifah, berjalan dengan baik. Oleh karena itu
akan berbuat kerusakan di muka bumi. langkah pertama yang dilakukan Allah SWT
Kekhawatiran ini diungkapkan melalui adalah “mengajari Nabi Adam tentang nama-
pertanyaan yang diajukan malaikat kepada nama seluruhnya”.

128
DOI: 10.35316/jpii.v4i2.195 Jurnal Pendidikan Islam Indonesia
Volume 4, Nomor 2, April 2020

Kata ‘Allama dalam al-Qur’an hanya pengalaman dan penyebaran, agar generasi
disebut sebanyak 4 kali (Baqi, 2002) tapi kata demi generasi dapat terus survive dalam
ilmu dengan berbagai bentuknya terulang kehidupannya. Ketika suatu generasi
sebanyak 854 kali (Shihab, 2007). Qurtuby terputus dengan keilmuan dan
dalam tafsirnya memberikan makna ‘Allama pengetahuan, maka bisa dipastikan
dalam Q.S al-Baqarah ayat 31 tersebut kehidupannya akan statis tidak bisa
sebagai pemberian ilham ilmu pengetahuan berkembang, bahkan tidak menutup
secara langsung kepada Nabi Adam. Dari kemungkinan akan menemukan kepunahan
sini dapat kita ketahui bagaimana proses dan kehancuran.
transmisi keilmuan yang disampaikan Allah Oleh karena itu, Allah memberikan
SWT. Dalam khazanah pengetahuan Islam, potensi-potensi kepada manusia berupa
memperoleh ilmu tidak hanya didapat dari kemampuan mengetahui, menyusun
hasil penalaran akal atau observasi konsep-konsep, mengembangkan dan
penelitian saja, akan tetapi intuisi (wahyu/ mengemukakan gagasan-gagasan serta
ilham) juga mempunyai peranan yang melaksanakannya (Shihab, 2007). Potensi
sangat penting untuk menjembatani antara inilah yang kemudian dijadikan bukti oleh
makhluk dan khalik-Nya dalam menerima Allah untuk menunjukkan kepada malaikat
informasi-informasi ilahiyah. bahwa Nabi Adam yang dipilih oleh Allah
Menurut Mahdi Ghalsani bahwa guru untuk menjadi khalifah dalam mengelola
sejati seluruh pengetahuan yang sebenarnya bumi.
adalah Allah SWT (Basri, 2006). Allah SWT Transmisi keilmuan dari Nabi Adam
merupakan sumber pengetahuan. Dalam kepada malaikat berbeda dengan transmisi
beberapa ayat al-Qur’an, Allah keilmuan dari Allah kepada Nabi Adam,
menggunakan kata ‘Allamahu dan dari cara dan tujuan penyampaian
‘Allamnahu, ini berarti bahwa Allah pengetahuan tersebut. Kata ‘Allama
menganugerahi manusia kemampuan untuk (mengajar) sudah jelas berbeda kandungan
mendapatkan pengetahuan dan memberinya maknanya dengan ‘anba’a
yang diperlukan. Transmisi keilmuan (memberitahukan/menceritakan). Quraish
semacam ini bukan cara yang umum, hanya Shihab memahami bahwa pengajaran
orang-orang tertentu yang dikehendaki mengandung unsur adanya upaya dari
Allah untuk mendapatkannya. pengajar agar bahan ajarnya dimengerti dan
difahami oleh yang diajar, bahkan bila perlu
materinya diulang-ulang hingga benar-benar
Transmisi Keilmuan dari Nabi Adam Kepada dimengerti, berbeda dengan penyampaian
Malaikat berita (Shihab, 2007:149).

Setelah Nabi Adam dibekali keilmuan


(pengetahuan), Allah SWT memberikan Materi Pendidikan
perintah untuk memberitahukan
pengetahuannya kepada para malaikat: “Ya Materi pendidikan yang diberikan
‘Adamu anbi’hum bi asmaihim”, sebagai upaya Allah SWT kepada Nabi Adam surat al-
pembuktian tentang kemampuan sang Baqarah ayat 30-39 cukup bervariasi, mulai
khalifah dalam melaksanakan tugas dari sang dari materi pelajaran sampai tataran
Khalik. Perintah ini juga bisa kita jadikan pengalaman-pengalaman yang ada di surga.
dasar untuk memahami bahwa ilmu Materi pendidikan juga bisa diasumsikan
pengetahuan harus melalui tahapan proses sebagai kurikulum pendidikan. Ahmad

129
Arisanti – Proses Pendidikan Nabi Adam Perspektif al-Qur’an

Tafsir mengatakan bahwa inti kurikulum yang menyatakan bahwa Allah SWT akan
adalah pengalaman belajar (Tafsir, 2007:55). mengangkat derajat orang berilmu (Q.S. 58 :
Pengalaman belajar inilah nantinya yang 11) dan orang yang berilmu berbeda dengan
banyak pengaruhnya dalam pendewasaa, orang yang tidak berilmu (Q.S. 39 : 9). Nilai
tidak hanya mempelajari mata pelajaran, lain yang mungkin ingin ditanamkan Allah
interaksi sosial dalam lingkungannya, SWT adalah bahwa dalam misinya nanti
kerjasama kelompok dan lain-lain juga sebagai khalifah banyak hambatan yang
merupakan pengalaman belajar. akan dilalui, pesaing, orang yang tidak mau
Adapun materi pendidikan Nabi tunduk kepada pimpinan dan lain
Adam adalah sebagai berikut: sebagainya. Hal ini tergambar dari
1. Nama-nama secara keseluruhan (al-Asma’ pembangkangan iblis atas perintah sujud
Kullaha) kepada Nabi Adam sebagai wujud
Terdapat perbedaan pendapat tentang kesombongan karena merasa diri lebih baik
makna al-Asma’ Kullaha. Ada yang (Kesombongan Iblis dikarenakan merasa
mengatakan sebagai nama-nama keadaan bahwa makhluk yang diciptakan dari api
anak keturunan Adam, nama malaikat, lebih baik dri yang diciptakan dari tanah.
nama segala sesuatu (al-Thahabari, 1995), Keterangan ini terdapat dalam QS. Shad: 75-
sifat dari nama-nama, bahasa (Andalusi, 76 dan al-‘Araf:12) dan lebih berhak untuk
1985) sampai pada makna fungsi dan menjadi khalifah.
karakteristik benda-benda (Al-Andalusi,
1993). Dari makna-makna tersebut di atas 3. Pemberian Pengalaman Sebagai Bekal
dapat disimpulkan bahwa materi yang Pengelolaan Bumi
diberikan Allah SWT adalah mencakup Setelah menerima “teori” yang
pengetahuan tentang segala sesuatu, yang ditunjang dengan penanaman nilai-nilai
diterima secara langsung tanpa perantara luhur, Nabi Adam kemudian diperintahkan
melalui ilham. Sehingga dari sini kemudian َ َ‫ا ْس ُك ْنۡأَنت‬
masuk surga bersama istrinya (ۡ َ‫ۡوزَ ْوجُك‬
Nabi Adam mempunyai potensi untuk ْ
َ‫ )ال َجنَّة ۡة‬sebagai penghargaan atau reward atas
mengetahui dan mengeksplorasi segala keberhasilannya menyerap keilmuan juga
sesuatu yang akan dijumpainya nanti ketika bertujuan untuk memberikan pengalaman
akan melaksanakan tugas sebagai khalifah. hidup di surga sebagai wahana praktek
Kendatipun demikian Allah SWT tetap (training) sebelum betul-betul diterjunkan ke
memberikan batasan bahwa ilmu yang lapangan kerja yang sesungguhnya (bumi).
diberikkan kepada manusia cuma sedikit Nabi Adam secara bebas melakukan apa saja
sekali. (Q.S. 17: 85) ketika di surga kecuali mendekati sebuah
pohon (Dalam QS. Al-A’raf 20-25 dijelaskan
2. Penanaman Nilai-nilai tentang proses rayuan Iblis, kalimat-kalimat
Ketika Allah SWT memberikan rayuannya bahkan iblis menggunakan
anugerah keilmuan kepada Nabi Adam, sumpah agar rayuannya sukses. Sehingga
maka Allah SWT menyuruh para malaikat Nabi Adam dan Hawa makan buah Khuldi
untuk melakukan sujud penghormatan yang berakibat lepasnya aurat mereka
kepada Nabi Adam. Allah SWT ingin berdua kemudian menutupinya dengan
memberikan pelajaran kepada Nabi Adam daun-daun surga. Padahal jauh sebelumnya
tentang nilai dan kedudukannya yang mulya Allah telah mengingatkan hal ini) sebagai
dengan dipilihnya beliau (bukan malaikat) point tata tertib surga. Namun sisi
sebagai khalifah, disampingn itu penanaman kelemahan Adam dan Hawa sebagai
tentang nilai penghargaan orang yang manusia muncul sehingga terbujuk rayuan
berilmu. Sebagaimana firman Allah SWT setan yang berakibat pengeluarannya dari

130
DOI: 10.35316/jpii.v4i2.195 Jurnal Pendidikan Islam Indonesia
Volume 4, Nomor 2, April 2020

surga sebagai konsekuensi logis dari terjun ke dalam lapangan kerja yang
perbuatannya (hukuman/ punishmant). sesungguhnya. Kemudian dalam proses
Nabi Adam dan Hawa menyadari pendidikan yang dimulai dari perencanaan
kesalahannya kemudian bertaubat (al- yang dilakukan, Allah senantiasa
Thahabari, 1995). menggunakan setting dialogis dan
pengamatan langsung pada lingkungan
(metode pendidikan).
Kesimpulan Rangkaian ayat-ayat tentang proses
pendidikan Nabi Adam ini ditutup dengan
Dalam dunia pendidikan kita pesan Allah SWT yang artinya:
mengenal istilah Tujuan Pendidikan, subyek
pendidikan, objek pendidikan, materi pendidikan “…lalu jika datang petunjuk-Ku
dan metode pendidikan. Masing-masing istilah kepada kamu, maka barang siapa yang
tersebut bila kita komparasikan terhadap mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak
kandungan “makna pendidikan” yang ada rasa takut mengatasi mereka dan
terdapat dalam al-Qur’an Surah al-Baqarah tidak pula mereka bersedih hati.
ayat 30-39, maka bisa penulis ungkapkan Adapun orang-orang yang kafir dan
sebagai berikut: mendustakan ayat-ayat Kami, mereka
Allah SWT, mempunyai rencana itu penghuni neraka; mereka kekal di
untuk menciptakan makhluk yang bertujuan dalamnya”.
untuk mengisi, mengelola dan
memberdayakan bumi, yang disebut oleh
Allah SWT sebagai khalifah (pengganti Allah Daftar Pustaka
SWT dalam menjalankan dan melestarikan
hokum-hukumNya). Agar sang khalifah siap Al-Andalusi, A. H. (1993). Al-Bahru Al-
lahir bathin dalam menjalankan tugasnya Muhith (Vol.1). Beirut: Dar al-Kutub al-
maka Allah SWT melakukan proses untuk Ilmiyah.
membangun Adam menjadi “manusia yang Al-QurÏubi, A. A. M. b. A. al-A. (1967). al-
seutuhnya”. Inilah yang disebut sebagai Jami‘ Li Ahkam al-Qur’ān (Vol. 1). Beirut:
tujuan pendidikan. Dar al-Kutub al-Islamiyyah.
Dalam proses pendidikan tersebut Al-Sabouni, M. A. (1981). Safwat Al-Tafasir:
Allah SWT merupakan sumber Tafsir Al-Qur’an Al-Karim. Beirut: Dar
pengetahuan. Allah SWT mengajarkan nama Al-Qur’an Al-Karim.
segala sesuatu, memberikan potensi-potensi Al-Sya’rawi, M. M. (1991). Tafsir al-Sya’rawi
kemampuan dasar kepada manusia untuk (Vol. I). Al-Qahirah: Akhbar al-Yaum.
dikembangkan nanti ketika ada di bumi. al-Thahabari, A. J. M. I. J. (1995). Jami’ al-
Allah merupakan sang Maha Guru sejati Bayan ’an Ta’wil Ay al-Qur’an (vol. 1).
dari seluruh pengetahuan yang sebenarnya, Dar al-Fikr.
sedangkan Nabi Adam adalah sebagai Andalusi, A. H. al-. (1985). Tafsir al-Fakhr al-
murid, yang menerima pengetahuan Razi (1st ed.). Beirut: Dar al-Fikr.
tersebut melalui transmisi keilmuan yang Baqi, M. F. A. (2002). al-Mu’jam al- Mufakras
berupa ilham. Sedangkan materi Li Alfadz al-Qur’an. Beirut: Dar al-
pendidikannya bervariasi, mulai dari nama- Ma’rifat.
nama segala sesuatu, penanaman nilai-nilai Basri, H. (2006). Konsep Ilmu Pengetahuan
ketika terjadi pembangkangan iblis untuk dalam Perspektif al-Qur’an : Antologi
sujud sampai ujian hidup di surge sebekum Kajian Islam. Surabaya: PPs IAIN Sunan

131
Arisanti – Proses Pendidikan Nabi Adam Perspektif al-Qur’an

Ampel.
Darwazah, M. (2000). Al-Tafsîr al-Hadîts:
Tartib al-Suwâr Hasab al-Nuzul. Beirut:
Beirut: Dar al-Gharb al-Islami.
Kathir, A. al-F. I. I. (2003). Qasas al-Anbiya’.
Mesir: Dar al-Ghad al-Jadid.
Masruhan. (2004). Konsep Kepemimpinan
Dalam Islam: Studi Analisis Tentang
Pemikiran Politik Ibnu Khaldun.
Qualita Ahasana, Vol. 2, No.
Nur, I. (2003). Pendidikan Islam: Analisis
Filosofis Pendidikan Sebagai Proses
Kepemimpinan. Jurnal Pendidikan Islam,
Vol. 1, No, 221.
Shihab, M. Q. (2007). Wawasan al-Qur’an.
Bandung: Mizan.
Tafsir, A. (2007). Ilmu Pendidikan Dalam
Perspektif Islam. Bandung: Roasda
Karya.
Wahbah al-Zuhaili. (2003). Al-tafsir al-Munir
fi al-aqidah wa al-syari’ah wa al-minhaj
(Vol.1). Beirut: Dar al-Fikr.

132

Anda mungkin juga menyukai