SINERGI
KA JIAN BISNIS DAN MANAJEMEN
Vol. 7 No. 2, 2005
Hal. 17 - 33
Abstract
menyangkut klaim (dari pengarang tersebut) porter tentang strategi, maka sasaran-sasaran
bahwa proses produksi mencakup fasilitas, strategis ini dipandang sebagai “kemam-
teknologi dan kebijakan-kebijakan perusa- puan-kemampuan kompetitif yang sedang
haan yang bersangkutan. Hal-hal tersebut diusahakan suatu perusahaan untuk dikuasai,
diatas tidak dapat tercakup secara memadai dilanggengkan atau ditingkatkan, dengan
dari segi definisi empat kategori proses Job tujuan mendiferensiasikan dirinya sendiri
Shop, Batch, Connected Line Flow dan relatif terhadap para kompetitornya dan atau
Continous Flow. menurunkan biaya-biayanya”. Jadi faktor-
Sebuah problem lain dari perlakuan faktor prioritas kompetitif merupakan sepe-
teoritis para pengarang tersebut terhadap rangkat tujuan-tujuan strategik komprehen-
kompetensi produksi adalah kegagalan sif yang dianggap paling penting bagi ke-
mereka untuk mengkaitkan konstrak tersebut langsungan hidup dan daya saing perusa-
dengan formulasi dan implementasi strategi haan.
manufaktur. Ini merupakan kelalaian yang Berdasarkan model proses strategi
serius karena pembuatan keputusan dan im- manufaktur yang dikembangkan Vickery
plementasi manufaktur strategis memberi- tersebut, maka kompetensi manufactur-
kan sarana-sarana dimana unit manufaktur ing/kompetensi produksi ditentukan oleh
secara aktif mendukung sasaran-sasaran tiga faktor berikut ini:
strategis keseluruhan perusahaan. 1. Apa yang penting bagi profil strategis
Dengan mempertimbangkan hal perusahaan berdasarkan seperangkat
tersebut, Vickery, (1991), mengusulkan se- item strategis yang komprehensif, atau
buah kerangka konseptual untuk kompetensi secara spesifik mengukur bobot kepen-
produksi. Menurut Vickery, sebuah strategi tingan strategis masing-masing item
manufaktur tidak boleh dikembangkan se- profil strategis.
cara independen (bebas) dari strategi bisnis. 2. Penilaian tanggung jawab bidang manu-
Kompetensi produksi yang terkait erat de- faktur terhadap setiap item strategis,
ngan pengembangan dan implementasi yang diekspresikan dalam persentase.
strategi manufaktur akan dapat dipahami 3. Penilaian terhadap kinerja bagi masing-
dengan baik dalam konteks strategi bisnis. masing item prioritas kompetitif.
Model proses strategi manufaktur
mencakup identifikasi sasaran primer manu- Berdasarkan penilaian di atas,
faktur, prioritas-prioritas kompetitif dan kompetensi produksi/manufacturing dapat
sarana-sarana untuk mencapai prioritas-prio- dikalkulasikan dengan menggunakan rumus
ritas tersebut. Prioritas-prioritas kompetitif (Vickery, dkk, 1993):
suatu perusahaan dan nilai penting relatifnya n
ditentukan berdasarkan strategi bisnis kese- Mfgcomp = {(strategic Importance) x
1
luruhan perusahaan. Prioritas-prioritas kom-
(Mfg. Responsibility) x (Performance)}
petitif dapat sama dalam nilai pentingnya
dan bisa atau tidak bisa merupakan refleksi
STRATEGI BISNIS
dari kekuatan-kekuatan yang sekarang ada
Banyak definisi dan tipologi yang
dari unit manufaktur.
berbeda tentang strategi bisnis yang terdapat
Faktor-faktor prioritas kompetitif
dalam literature-literatur strategi. Salah satu
atau sasaran-sasaran strategis dikembangkan
strategi yang memiliki prospek pengemba-
berdasarkan literatur-literatur manajemen
ngan dimasa mendatang adalah strategi
strategic, produksi dan operasi, pemasaran
generik milik Porter yang mencakup strategi
dan teori organisasi. Berdasarkan karya
biaya rendah (Cost leadership) dan strategi Market share adalah pengukuran
differensiasi. Kedua strategi ini dipilih, kinerja operasional/pemasaran yang dapat
karena kedua strategi tersebut merupakan membedakan antara pemenang dan pecun-
tipe keunggulan kompetitif yang masih dang. Jika market share perusahaan me-
mungkin diraih oleh suatu perusahaan (Por- ningkat berarti perusahaan dapat mengung-
ter, 1985). guli pesaingnya dan sebaliknya jika market
Perusahaan yang menggunakan share menurun dapat dikatakan perusahaan
strategi biaya rendah mempunyai ciri mene- kalah dari pesaingnya. Yang dimaksud de-
kankan kepemimpinan biaya menyeluruh ngan market share disini adalah pangsa
dalam industrinya. Komponen-komponen pasar keseluruhan, yaitu total penjualan pe-
penting dari strategi ini adalah efisiensi rusahaan yang dinyatakan sebagai persen-
bidang operasional, kontrol biaya yang tase penjualan terhadap major competitors.
ketat, meminimalkan biaya R&D, fasilitas Pengukuran ini banyak digunakan karena
yang efisien. Sedangkan strategi differensi- hanya membutuhkan informasi penjualan
asi lebih menekankan pada penciptaan pro- total perusahaan dan penjualan industrinya
duk yang unik dan dapat menerapkan harga (Kotler, 1997).
yang tinggi karena keunikan atribut-atribut- Profitabilitas adalah kemampuan
nya. Para manajer perusahaan lebih mencu- perusahaan memperoleh laba dalam hubu-
rahkan perhatian pada differensiasi produk, ngannya dengan penjualan, total aktiva,
meskipun pengurangan biaya juga tidak dia- maupun modal sendiri (Brigham dan Gapen-
baikan. Pendekatan yang digunakan untuk sky, 1996). Penggunaan rasio-rasio keua-
mendifferensiasikan produk mencakup; ngan biasa digunakan untuk mengukur ting-
kualitas, citra merek, kinerja produk yang kat profitabilitas perusahaan. Dalam peneli-
superior, teknologi produk innovatif, laya- tian ini ukuran profitabilitas yang digunakan
nan pelanggan yang unggul, kecepatan pe- adalah Return On Investment (ROI) dan
ngiriman dan sebagainya. Return On Sales (ROS). ROI adalah rasio
antara keuntungan bersih setelah pajak de-
KINERJA BISNIS ngan total aktiva, yang menunjukkan ke-
Kinerja bisnis adalah tingkat pen- mempuan modal yang diinvestasikan dalam
capaian prestasi perusahaan yang diukur keseluruhan aktiva untuk menghasilkan ke-
dalam bentuk hasil-hasil kinerja (Rue dan untungan bersih. Sedangkan ROS adalah
Byard, 1997). Para peneliti menyepakati rasio antara laba bersih perusahaan dengan
bahwa pengukuran kinerja tidak hanya cu- penjualan.
kup menggunakan ukuran tunggal, tetapi
akan lebih bagus dengan menggunakan be- STUDI EMPIRIS TERDAHULU
berapa ukuran kinerja. Beberapa penelitian dalam litera-
Profitabilitas masih dianggap oleh ture strategi operasional telah berusaha
para peneliti sebagai aspek utama untuk menghubungkan kinerja bisnis dengan satu
mengukur kinerja perusahaan, akan tetapi atau lebih konstrak-konstrak strategi manu-
belum mencukupi untuk dapat menjelaskan faktur. Hasil-hasil penelitian ini beragam,
keefektifan perusahaan secara umum. Untuk misalnya penelitian yang dilakukan oleh
itu perlu dilengkapi dengan ukuran kinerja Swamidas dan Newel (1987), menemukan
berupa pangsa pasar atau Market share bahwa fleksibilitas manufaktur berkaitan
(Day & Wensley, 1988; Szimansky, dkk, secara positif dengan kinerja bisnis dalam
1993). lingkungan-lingkungan yang pasti maupun
tidak pasti.
Gambar 1.
Model yang menghubungkan kompetensi produksi/manufacturing dengan kinerja bisnis.
MANUFACTURING COMPETENSE
BUSINESS PERFORMANCE
Gambar 2: Model yang menghubungkan kompetensi produksi dan strategi bisnis, serta
interaksi diantara keduanya terhadap kinerja bisnis.
Manufacturing Business
Competence Strategy
Interaction
Business
Performance
Banyak riset empiris yang menje- signifikan. Model tersebut tidak menghin-
laskan hubungan antara strategi bisnis de- dari eksistensi efek-efek langsung dari kom-
ngan kinerja bisnis. Hasilnya mengindikasi- petensi produksi dan strategi secara terpisah
kan bahwa strategi secara sendirian dapat pada kinerja. Hal ini merefleksikan ke-
mempengaruhi kinerja bisnis suatu perusa- mungkinan bahwa kompetensi produksi
haan. meningkatkan kinerja secara sama diantara
Riset lainnya menyebutkan bahwa strategi-strategi.
efek-efek dari faktor-faktor yang digunakan Berdasar model tersebut di atas,
untuk menjelaskan kompetensi produksi maka hipotesa dalam penelitian ini adalah:
terhadap kinerja bisnis perusahaan dapat H: Kompetensi Produksi, Strategi Bisnis
dimoderatkan oleh strategi bisnis yang dan Interaksi antara keduanya berpengaruh
dipilih perusahaan yang bersangkutan. terhadap kinerja bisnis.
Karenanya dikembangkan suatu model yang
diperluas dengan menghubungkan antara METODE PENELITIAN
kompetensi produksi, strategi bisnis dan Deskripsi Sampel
interaksi antara kompetensi produksi dengan Data penelitian mengenai kompe-
staretgi bisnis, serta kinerja bisnis (lihat tensi produksi, strategi bisnis dan kinerja
gambar 2). bisnis perusahaan dikumpulkan melalui
Sebuah poin kunci dari model ini penyebaran kuisioner yang ditujukan pada
adalah bahwa kompetensi produksi dapat CEO sebagai responden (target subject).
lebih penting untuk strategi–strategi tertentu Unit analisis penelitian ini adalah Unit Bis-
menyangkut efeknya terhadap kinerja bisnis, nis Strategis (SBU) atau perusahaan indi-
maksudnya adalah jika kompetensi produksi vidual pada industri manufaktur yang ada di
yang dimiliki perusahaan dapat mendukung Indonesia. Sampel diambil secara acak dari
strategi bisnis, maka akan menciptakan efek industri manufaktur dalam directory Top
sinergi yang dapat mempengaruhi hasil-hasil Companies and Big Groups in Indonesia.
kinerja. Dari 500 total kuesioner yang
Jika kompetensi produksi dan dikirimkan, 25 kuesioner kembali karena
strategi secara gabungan mempengaruhi pindah alamat, 16 responden tidak bersedia
hasil-hasil kinerja, maka hal ini dapat diin- menjadi responden karena sudah tidak ber-
dikasikan oleh suatu efek interaksi yang operasi secara normal sehingga tidak dapat
memberikan data yang akurat. Total kue- profil strategis, dimana 1 mewakili “buruk”
sioner yang kembali 113, namun diantaranya dan 7 mewakili “sempurna”.
ada 21 kuesioner tidak lengkap pengisiannya Tabel 1 menunjukkan hasil–hasil
sehingga tidak digunakan dalam analisis yang menyangkut rerata (means) nilai
data. Jadi sampel akhir dalam penelitian ini penting dan kinerja serta persentase tang-
sebanyak 92. gung jawab bidang manufaktur terhadap
aspek-aspek prioritas kompetitif. Hasil-hasil
PENGUKURAN KOMPETENSI PRO- yang menyangkut persentase tanggung
DUKSI jawab unit manufaktur mengindikasikan
Variabel bebas dalam penelitian ini bahwa bidang manufaktur memiliki tang-
adalah kompetensi produksi/ manufacturing. gung jawab > 50% terhadap fleksibilitas
Besarnya kompetensi dihitung dengan ru- produk, fleksibilitas proses, fleksibilitas vo-
mus yang digunakan oleh Cleveland, dkk lume, rendahnya biaya produksi, kecepatan
(1989) dan Vickery, dkk (1994), yaitu: pengiriman barang pada pelanggan, kemam-
31 puan pengiriman barang sesuai yang dijanji-
MfgComp= {(Strategic. Importence) kan pada pelanggan, waktu tunggu produksi,
1
daya tahan produk, serta kualitas produk.
x (Mfg. Responsibility) x (Performance)}
Prioritas-prioritas kompetitif terse-
Ukuran kompetensi produksi yang
but di atas umumnya memang dikaitkan
dikembangkan disini mengukur apa yang
dengan tanggung jawab bidang manufaktur.
penting bagi profil strategis perusahaan ber-
Namun tidak berarti bahwa unit manufaktur
dasarkan seperangkat item strategis perusa-
hanya bertanggung jawab pada bidangnya
haan, seperti yang tercantum pada tabel 1.
saja, tetapi juga bertanggung jawab terhadap
Secara spesifik responden diminta mengukur
prioritas kompetitif yang umumnya tidak
bobot kepentingan strategis dari masing-
dikaitkan dengan bidang manufaktur. Seba-
masing item dengan menggunakan skala
gai contoh, manufaktur memiliki tanggung
Likert 7 point, dengan point ujung “paling
jawab terhadap penetapan harga kompetitif
kurang penting” (1) dan “luar biasa penting”
sebesar 41,1%, untuk responsivitas terhadap
(7).
pasar sasaran 22,4%, untuk layanan pelang-
Responden juga diminta untuk me-
gan purna jual sebesar 16,6%. Prioritas-pri-
nentukan tanggung jawab manufaktur untuk
oritas kompetitif tersebut paling sering di-
setiap item strategis yang diekspresikan
hubungkan dengan tanggung jawab bidang
dalam bentuk persentase (%). Jumlah
pemasaran dan penjualan.
prosentase tidak perlu 100% karena unit lain
Rerata dan peringkat pentingnya
seperti logistik, sumber daya manusia, unit
serta kinerja bidang manufaktur terhadap
keuangan, serta penelitian dan pengemba-
aspek-aspek prioritas kompetitif terlihat
ngan dapat pula memberikan tanggung
bahwa aspek Kualitas produk (rerata = 6,4),
jawabnya. Terakhir ukuran tersebut juga
reputasi perusahaan (rerata = 6,45) dan ke-
mencakup suatu evaluasi kinerja yang me-
mampuan memenuhi tuntutan pasar (rerata =
nyangkut setiap item, dengan cara meminta
6,43) merupakan tiga faktor terpenting
responden untuk merating kinerja unit
dalam penelitian ini.
manufaktur dalam mendukung setiap item
Tabel 1: Rerata dan Peringkat Skor Pentingnya dan Kinerja Bidang serta tanggung jawab
unit Manufaktur Terhadap Aspek-Aspek Prioritas Kompetitif.
Tujuh dari sepuluh aspek prioritas perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa
kompetitif terpenting juga termasuk dalam perusahaan cenderung berusaha menjalan-
sepuluh aspek berkinerja terbaik. Aspek-aspek kan dengan sebaik-baiknya faktor-faktor
tersebut antara lain kecepatan pengiriman yang dipandang lebih penting bagi kelang-
barang pada pelanggan, tanggung jawab dan sungan hidup perusahaan.
kepercayaan pengiriman produk, reliabilitas Dari sepuluh aspek terpenting,
produk, kualitas produk, citra merek, kemam- enam aspek prioritas kompetitif merupakan
puan memenuhi tuntutan pasar dan reputasi tanggung jawab utama bidang manufaktur,
Rerata, simpangan standar dan ko- share, market share growth, ROS dan ROS
relasi antar ukuran-ukuran kinerja ditampil- growth sebagai variabel terikat dan Kompe-
kan pada tabel 2. Hasil ini memperlihatkan tensi Produksi, strategi Bisnis dan interkasi
bahwa rata-rata ukuran kinerja secara kese- Kompetensi Produksi dan Strategi Bisnis
luruhan lebih tinggi dari skala 5 (antara 5,49 sebagai variable bebas.
sampai 5,52), artinya rerata kinerja yang Dari hasil perhitungan model regre-
dicapai perusahaan lebih tinggi dari kriteria si berganda nantinya diperoleh parameter
“agak baik” namun belum bisa dikatakan estimasi dengan nilai t-nya, dan koefisien
baik. Dari tabel 2 juga memperlihatkan determinasi (R2). Jika koefisisen regresinya
bahwa ukuran kinerja berkorelasi satu de- signifikan pada p 0,05, artinya variable
ngan yang lain pada p 0,0001 dengan bebas mempunyai pengaruh yang signifikan
range korelasi antara 0,92 sampai 0,98. Hal terhadap variable terikat. Koefisien determi-
ini mendukung penggunaan ukuran kinerja nasi (R2) menunjukkan ketepatan garis re-
dari beberapa dimensi (multiple measure). gresi dan mengukur kemampuan model
Korelasi positif antara masing-masing di- dalam menjelaskan variable-variabel terikat.
mensi ukuran kinerja mengindikasikan jika Semakin besar R2 semakin baik model
perusahaan memiliki kinerja yang baik dari tersebut dalam menjelaskan variable-varia-
satu dimensi maka baik pula kinerjanya dili- bel terikat. Selain itu dari Analysis of Vari-
hat dari dimensi yang lain. Selanjutnya da- ance diperoleh nilai F yang digunakan untuk
pat dikatakan meningkatnya kinerja dari satu menguji pengaruh variable independen se-
dimensi akan meningkatkan kinerja pada cara simultan terhadap variable dependen.
dimensi yang lain. Hasil-hasil regresi dengan ROI,
Pertumbuhan ROI, Market Share, Pertum-
HASIL DAN PEMBAHASAN buhan Market Share, Return On Sales
Untuk menguji hipotesis dalam (ROS) dan pertumbuhan ROS sebagai vari-
penelitian ini menggunakan model regresi able terikat menunjukkan bahwa koefisien
berganda (multiple regression). Model ini regresi , dan 3 semuanya signifikan
digunakan untuk menguji pengaruh penga- pada p 0,05. Pada penelitian ini diambil
ruh Kompetensi produksi, Strategi bisnis signifikansi () 5%, pengujian dilakukan
dan interaksinya terhadap hasil-hasil kinerja. dua sisi dan derajat kebebasan (d.f= n-2)
Ada enam model persamaan regresi yang dengan sample (n) sebesar 92, maka dari
digunakan untuk menguji hipotesis peneli- table didapat nilai t table = 1,960. Hasil pe-
tian ini yaitu ROI, ROI growth, market ngolahan data mendapatkan nilai t hitung pada
DAFTAR PUSTAKA
Arbuckly. J, 1992, Amos TM 3.1 Documentation Package, Temple University Philadelphia,
PA: Departement of Psychology.
Bennet, P.D., 1988, Dictionary Of Marketing Terms, Chicago: Amirican Economic
Association.
Brigham E.F. and Gapenski L.C., 1996, Intermidiate Financial Management, International
Edition, The Driden Press, Florida.
Cleveland, G. Schroeder R.J. and Anderson J.C., 1989, A Theory of Production Competence,
Decisien Science, 20(4): 655-668.
Day G.S. and wensley, 1988, Assesing Advantage: A FrameWork For Diagnosing
Competitive Superiority, Journal of Marketing. 52: 1-20.
Giffi, C. Roth, A.V. Seal G.H, 1990, Competing in The Word Class Manufacturing
Americans 21st Century, Homewood IL, Business One Irwin.
Goddard W.E., 1993, Just In Time: Surviving By Breaking Tradition, Essex Junction, VT. :
Oliver Wight.
Hall R.H., 1987, Attaining Manufacturing Excellence, Homewood, IL: Dow Jones Irwin.
Hall R.H., 1993, Zero Inventories, Homewood, IL: Dow Jones Irwin.
Josepph F, Hair Jr, et all, 1992, Manufacturing Data Analysis With Reading, Macmillan
Publishing Company, New York.
Kotler P., 1997, Marketing Management: Analysis, Palnning, Implementation and Control,
Prentice Hall International Inc.
Lubben R.T., 1988, Just in Time Manufacturing: An Aggressive Manufacturing Strategy,
New York: Mc. Graw Hill.
Muephy, G.B. Trailer, J.W. Hill R.C., 1996, Measuring Performance in Entrepreneurshio
Research, Journal of Bussiness Research, 36: 15-36.
Miller J.G. and Hayslip W., 1989, Implemting Manufacturing Strategic Planning, Planning
Review, 17(4): 22-27.
Hoori H, 1990, Managing The Dynamics of New Technology: Issues in Manfacturing
Management, Englewood Cliffs, NY: Prentice Hall.
Peter T.W., G. Keong Leong and Kenneth K.B., 1994, Manufacturing Proactiveness,
Decision Sciences, 25: 337-359.
Swamidass P.M. and Newell W.T, 1987, Manufacturing Strategy Enviromental Uncertainty
and Performace: A Path Analystic Model, Management Science, 33 (4): 509-524.
Sanchez R.Z. and Heene A., 1997, Competence Based Strategic Management: Concepts and
Issues For Theory, Reseach and Practice. In Sanchez, R.Z. and Heene A.,
Competence Based Strategic Management, John Wiley and Sons Ltd.
Stone C.L., 1996, Analizing Bussiness Performace Couting The Soft Issues, The Leadership
and Organization Development Journal, 17: 21-28.
Szymansky D.M., Badrawaj S.W and Varadarajan P.R., 1993, An Analysis of The Market
Share, Profitabilty Relation Ship, Journal of Marketing.
Thomson J.W., 1996, Employee Attitudes, Organizatioanl Performance and Qualitative
Factors Underlying Succes, Journal of Bussiness Psychology, Winter: 1171-198.
Vickery K.S. Droge C. and Markland R.E., 1993, Production Competence and Bussiness
Strategy: Do They Affect Bussiness Performance, Decission Science, 24 (2): 435-455.
Vickery K.S., 1991, A Theory of Production Competence Revisited, Decission Science, 22:
635-643.