Anda di halaman 1dari 17

ISSN : 1410 - 9018

SINERGI
KA JIAN BISNIS DAN MANAJEMEN
Vol. 7 No. 2, 2005
Hal. 17 - 33

PENGARUH KOMPETENSI BIDANG MANUFAKTUR


DAN STRATEGI BISNIS TERHADAP KINERJA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA
Siti Nursyamsiah
Fakultas Ekonomi UniversitasIslam Indonesia

Abstract

The purpose of this article is threefold. First, a comprehensive measure of


production competence/manufacturing competence that assesses the level of support that
manufacturing provides for the strategic objectives of a firm is developed. Second, hypotheses
relating production competence to several financial measures of business performance are
tested using data from a large sample of firms in the manufacturing industry. Third, the
impact of business strategy both directly on performance and as a moderating variable in
relation to production competence is analyzed. The results of the study suggest that production
competence may have more of an effect on business performance for certain strategies than for
others.

PENDAHULUAN keunggulan unik (distinctive competency)


Saat ini persaingan bisnis antar pe- sebuah perusahaan dengan faktor-faktor
rusahaan berlangsung secara dinamis sejalan kritis untuk mencapai sukses dalam bersaing
dengan perubahan-perubahan lingkungan (Bennet, 1988). Keunggulan kompetetitif
yang dramatis. Tingkat persaingan yang se- dapat dicapai apabila perusahaan melakukan
makin ketat, perubahan selera konsumen, strategi biaya rendah dan strategi differensi-
kemajuan teknologi, serta perubahan sosial asi. Strategi biaya rendah memungkinkan
ekonomi memunculkan tantangan-tantangan perusahaan menawarkan produk dengan
dan peluang-peluang dalam bisnis. Fenomena harga yang lebih rendah dibanding pesaing,
ini telah mengubah persaingan persaingan sedangkan strategi differensiasi menawarkan
tradisional menjadi hypercompetition pada pelanggannya tentang manfaat unik
(D.Aveni, 1994). Kondisi yang demikian suatu produk atau jasa (Porter, 1985).
menuntut perusahaan untuk menggali dan Tidak dapat dipungkiri, dalam
mengembangkan kompetensinya agar dapat jangka pendek daya saing perusahaan dapat
bersaing dengan baik di masa mendatang. diperoleh dari strategi biaya rendah maupun
Kompetensi merupakan pengeta- strategi differensiasi. Akan tetapi dalam
huan nyata dan ketrampilan yang secara jangka panjang daya saing perusahaan hanya
khusus tercermin dalam keahlian dan ke- dapat diperoleh dari usaha menanamkan dan
mampuan pemasaran, inovasi, penggunaan membangun kompetensi, melakukan inovasi
teknologi dan produksi. Kompetensi yang terus-menerus, dan bergerak lebih cepat dari
dimiliki perusahaan hendaknya tidak mudah pesaing. Sumber keunggulan dapat ditemu-
ditiru oleh pesaing, dan menopang tercapai- kan dari kemampuan manajemen dalam
nya keunggulan kompetitif yang berkelan- mengkonsolidasikan kompetensi bidang
jutan (Schoemaker, 1992). fungsional. Kompetensi bidang fungsional
Keunggulan kompetitif dapat ter- merupakan kemampuan dan kinerja bidang
cipta apabila terdapat keseimbangan antara fungsional yang mendukung tercapainya

SINERGI Vol. 7 No. 2, 2005 17


Siti Nursyamsiah

tujuan strategis perusahaan, dan berperan strategi-strategi tertentu dibanding strategi


dalam memperoleh, menopang atau mem- lainnya, yang terefleksikan dari pengaruh
perbaiki keunggulan kompetitif. interaksi kompetensi unit manufaktur dan
Salah satu kompetensi bidang strategi bisnis terhadap kinerja perusahaan.
fungsional adalah kompetensi produksi atau
manufacturing competence, yang menun- KOMPETENSI BIDANG MANUFAKTUR
jukkan derajat sejauhmana kinerja unit Dalam riset yang dilakukan Cleve-
manufaktur mendukung sasaran-sasaran land, Schoeder & Anderson (1989), suatu
strategis perusahaan (Vickery, Droge & konsep kompetensi produksi diperkenalkan
Markland, 1993). Untuk dapat memahami dan dikaji secara kritis. Kompetensi pro-
kontribusi kompetensi bidang manufaktur duksi atau juga dikenal sebagai kompetensi
terhadap kekuatan kompetitif perusahaan, manfacturing adalah derajat sejauh mana
maka langkah awal yang harus dilakukan kinerja manufaktur mendukung sasaran dan
adalah mengukur kontribusi kompetensi strategi bisnis perusahaan.
bidang manufaktur terhadap kinerja bisnis, Lebih jauh Cleveland, Schoeder
karena kekuatan kompetitif suatu perusa- dan Anderson menyatakan bahwa kompe-
haan terefleksikan dalam kinerja berkesi- tensi (atau inkompetensi) produksi meru-
nambungan relatif terhadap para kompeti- pakan suatu ukuran dari efek-efek kombi-
tornya. nasi kekuatan dan kelemahan unit manu-
Manufaktur akan berfungsi dengan faktur dalam bidang-bidang kinerja kunci
baik, jika fasilitas, technologi dan kebijakan- tertentu, dimana basis untuk penentuan ke-
kebijakannya konsisten dengan prioritas kuatan dari setiap bidang ditentukan oleh
strategi korporatnya. Dengan memposisikan derajat kecanggihan proses produksi yang
strategi yang tepat atau dengan menyesuai- mencakup fasilitas, teknologi dan kebijakan-
kan strategi bisnis terhadap kapabilitas ope- kebijakan yang ada pada perusahaan terse-
rasionalnya, maka secara signifikan mem- but. Kemudian strategi bisnis akan menen-
pengaruhi kekuatan kompetitif dan kinerja tukan tingkat kepentingan bidang tersebut.
bisnis dari suatu organisasi (Hayers, Didalam riset yang dilakukan
Schmenner, 1978). Karenanya, kompetensi Cleveland dan kawan-kawan, proses pro-
produksi, strategi bisnis dan kinerja bisnis duksi didefinisikan berdasarkan kondisi-
nampak memilki hubungan satu sama lain. kondisi siklus hidup empat proses dari
Dengan mengembangkan suatu Hayes dan Wheel Wright (1988), yakni Job
prosedur diagnostik yang baik untuk meng- Shop, Batch, Connected Line Flow dan
kuantifikasi kompetensi produksi, suatu pe- Continous Flow. Keempat tipe proses pro-
rusahaan dapat mengukur kemampuan duksi ini kemudian dikombinasikan dengan
manufakturnya di dalam mendukung strategi strategi bisnis perusahaan yang bersangku-
bisnis perusahaan. Lebih jauh lagi perusa- tan untuk menentukan tingkat kompetensi
haan juga dapat mengukur kontribusi bidang produksi
manufaktur terhadap kinerja bisnis. Konsep kompetensi produksi dari
Tujuan utama dari riset ini adalah Cleveland dan kawan-kawan, kemudian
memperoleh bukti secara empiris tentang direvisi oleh Vickery (1991), menurutnya
kontribusi kompetensi bidang manufaktur teori kompetensi dari Cleveland tersebut
dan strategi bisnis terhadap kinerja bisnis. mempunyai kelemahan pada pandangan
Secara spesifik, kami mengkaji apakah teoritis tentang kompetensi produksi sebagai
kompetensi bidang manufaktur memilki fungsi proses produksi dan strategi bisnis
dampak yang lebih besar pada kinerja untuk perusahaan. Sebuah problem teori ini adalah

18 SINERGI Vol. 7 No. 2, 2005


Pengaruh Kompetensi Bidang Manufaktur dan Strategi Bisnis Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur di Indonesia

menyangkut klaim (dari pengarang tersebut) porter tentang strategi, maka sasaran-sasaran
bahwa proses produksi mencakup fasilitas, strategis ini dipandang sebagai “kemam-
teknologi dan kebijakan-kebijakan perusa- puan-kemampuan kompetitif yang sedang
haan yang bersangkutan. Hal-hal tersebut diusahakan suatu perusahaan untuk dikuasai,
diatas tidak dapat tercakup secara memadai dilanggengkan atau ditingkatkan, dengan
dari segi definisi empat kategori proses Job tujuan mendiferensiasikan dirinya sendiri
Shop, Batch, Connected Line Flow dan relatif terhadap para kompetitornya dan atau
Continous Flow. menurunkan biaya-biayanya”. Jadi faktor-
Sebuah problem lain dari perlakuan faktor prioritas kompetitif merupakan sepe-
teoritis para pengarang tersebut terhadap rangkat tujuan-tujuan strategik komprehen-
kompetensi produksi adalah kegagalan sif yang dianggap paling penting bagi ke-
mereka untuk mengkaitkan konstrak tersebut langsungan hidup dan daya saing perusa-
dengan formulasi dan implementasi strategi haan.
manufaktur. Ini merupakan kelalaian yang Berdasarkan model proses strategi
serius karena pembuatan keputusan dan im- manufaktur yang dikembangkan Vickery
plementasi manufaktur strategis memberi- tersebut, maka kompetensi manufactur-
kan sarana-sarana dimana unit manufaktur ing/kompetensi produksi ditentukan oleh
secara aktif mendukung sasaran-sasaran tiga faktor berikut ini:
strategis keseluruhan perusahaan. 1. Apa yang penting bagi profil strategis
Dengan mempertimbangkan hal perusahaan berdasarkan seperangkat
tersebut, Vickery, (1991), mengusulkan se- item strategis yang komprehensif, atau
buah kerangka konseptual untuk kompetensi secara spesifik mengukur bobot kepen-
produksi. Menurut Vickery, sebuah strategi tingan strategis masing-masing item
manufaktur tidak boleh dikembangkan se- profil strategis.
cara independen (bebas) dari strategi bisnis. 2. Penilaian tanggung jawab bidang manu-
Kompetensi produksi yang terkait erat de- faktur terhadap setiap item strategis,
ngan pengembangan dan implementasi yang diekspresikan dalam persentase.
strategi manufaktur akan dapat dipahami 3. Penilaian terhadap kinerja bagi masing-
dengan baik dalam konteks strategi bisnis. masing item prioritas kompetitif.
Model proses strategi manufaktur
mencakup identifikasi sasaran primer manu- Berdasarkan penilaian di atas,
faktur, prioritas-prioritas kompetitif dan kompetensi produksi/manufacturing dapat
sarana-sarana untuk mencapai prioritas-prio- dikalkulasikan dengan menggunakan rumus
ritas tersebut. Prioritas-prioritas kompetitif (Vickery, dkk, 1993):
suatu perusahaan dan nilai penting relatifnya n
ditentukan berdasarkan strategi bisnis kese- Mfgcomp =  {(strategic Importance) x
1
luruhan perusahaan. Prioritas-prioritas kom-
(Mfg. Responsibility) x (Performance)}
petitif dapat sama dalam nilai pentingnya
dan bisa atau tidak bisa merupakan refleksi
STRATEGI BISNIS
dari kekuatan-kekuatan yang sekarang ada
Banyak definisi dan tipologi yang
dari unit manufaktur.
berbeda tentang strategi bisnis yang terdapat
Faktor-faktor prioritas kompetitif
dalam literature-literatur strategi. Salah satu
atau sasaran-sasaran strategis dikembangkan
strategi yang memiliki prospek pengemba-
berdasarkan literatur-literatur manajemen
ngan dimasa mendatang adalah strategi
strategic, produksi dan operasi, pemasaran
generik milik Porter yang mencakup strategi
dan teori organisasi. Berdasarkan karya

SINERGI Vol. 7 No. 2, 2005 19


Siti Nursyamsiah

biaya rendah (Cost leadership) dan strategi Market share adalah pengukuran
differensiasi. Kedua strategi ini dipilih, kinerja operasional/pemasaran yang dapat
karena kedua strategi tersebut merupakan membedakan antara pemenang dan pecun-
tipe keunggulan kompetitif yang masih dang. Jika market share perusahaan me-
mungkin diraih oleh suatu perusahaan (Por- ningkat berarti perusahaan dapat mengung-
ter, 1985). guli pesaingnya dan sebaliknya jika market
Perusahaan yang menggunakan share menurun dapat dikatakan perusahaan
strategi biaya rendah mempunyai ciri mene- kalah dari pesaingnya. Yang dimaksud de-
kankan kepemimpinan biaya menyeluruh ngan market share disini adalah pangsa
dalam industrinya. Komponen-komponen pasar keseluruhan, yaitu total penjualan pe-
penting dari strategi ini adalah efisiensi rusahaan yang dinyatakan sebagai persen-
bidang operasional, kontrol biaya yang tase penjualan terhadap major competitors.
ketat, meminimalkan biaya R&D, fasilitas Pengukuran ini banyak digunakan karena
yang efisien. Sedangkan strategi differensi- hanya membutuhkan informasi penjualan
asi lebih menekankan pada penciptaan pro- total perusahaan dan penjualan industrinya
duk yang unik dan dapat menerapkan harga (Kotler, 1997).
yang tinggi karena keunikan atribut-atribut- Profitabilitas adalah kemampuan
nya. Para manajer perusahaan lebih mencu- perusahaan memperoleh laba dalam hubu-
rahkan perhatian pada differensiasi produk, ngannya dengan penjualan, total aktiva,
meskipun pengurangan biaya juga tidak dia- maupun modal sendiri (Brigham dan Gapen-
baikan. Pendekatan yang digunakan untuk sky, 1996). Penggunaan rasio-rasio keua-
mendifferensiasikan produk mencakup; ngan biasa digunakan untuk mengukur ting-
kualitas, citra merek, kinerja produk yang kat profitabilitas perusahaan. Dalam peneli-
superior, teknologi produk innovatif, laya- tian ini ukuran profitabilitas yang digunakan
nan pelanggan yang unggul, kecepatan pe- adalah Return On Investment (ROI) dan
ngiriman dan sebagainya. Return On Sales (ROS). ROI adalah rasio
antara keuntungan bersih setelah pajak de-
KINERJA BISNIS ngan total aktiva, yang menunjukkan ke-
Kinerja bisnis adalah tingkat pen- mempuan modal yang diinvestasikan dalam
capaian prestasi perusahaan yang diukur keseluruhan aktiva untuk menghasilkan ke-
dalam bentuk hasil-hasil kinerja (Rue dan untungan bersih. Sedangkan ROS adalah
Byard, 1997). Para peneliti menyepakati rasio antara laba bersih perusahaan dengan
bahwa pengukuran kinerja tidak hanya cu- penjualan.
kup menggunakan ukuran tunggal, tetapi
akan lebih bagus dengan menggunakan be- STUDI EMPIRIS TERDAHULU
berapa ukuran kinerja. Beberapa penelitian dalam litera-
Profitabilitas masih dianggap oleh ture strategi operasional telah berusaha
para peneliti sebagai aspek utama untuk menghubungkan kinerja bisnis dengan satu
mengukur kinerja perusahaan, akan tetapi atau lebih konstrak-konstrak strategi manu-
belum mencukupi untuk dapat menjelaskan faktur. Hasil-hasil penelitian ini beragam,
keefektifan perusahaan secara umum. Untuk misalnya penelitian yang dilakukan oleh
itu perlu dilengkapi dengan ukuran kinerja Swamidas dan Newel (1987), menemukan
berupa pangsa pasar atau Market share bahwa fleksibilitas manufaktur berkaitan
(Day & Wensley, 1988; Szimansky, dkk, secara positif dengan kinerja bisnis dalam
1993). lingkungan-lingkungan yang pasti maupun
tidak pasti.

20 SINERGI Vol. 7 No. 2, 2005


Pengaruh Kompetensi Bidang Manufaktur dan Strategi Bisnis Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur di Indonesia

Riset tentang kompetensi produksi Faktor-faktor tersebut meliputi pri-


pertama kali dilakukan oleh Cleveland, oritas kompetitif bidang manufaktur, ele-
Schoeder dan Anderson (CSA), 1989. CSA men-elemen marketing mix, strategi pema-
menemukan hubungan yang signifikan saran, variable-variabel strategi bersaing dan
antara kompetensi produksi dengan kinerja metode kompetitif. Faktor-faktor seperti
bisnis. Cleveland, dkk, menggunakan suatu harga bersaing, fleksibilitas produk, fleksi-
model regresi linier sederhana untuk men- bilitas proses, fleksibilitas volume, kecepa-
deskripsikan hubungan antara kompetensi tan dan kehandalan penghantaran, meru-
produksi dan kinerja bisnis. Variabel inde- pakan prioritas kompetitif manufacturing
pendennya adalah kompetensi yang disusun Prioritas kompetitif lainnya adalah faktor-
dengan menggunakan suatu transformasi faktor strategi bersaing dan strategi pema-
logaritma terhadap skor kompetensi pro- saran serta elemen marketing mix yang
duksi yang dikembangkan dalam studi meliputi luasnya lini produk, pelayanan pe-
mereka. Variabel dependen yang digunakan langgan, harga bersaing, luasnya cakupan
adalah kinerja bisnis. Skor kompetensi pro- distribusi, inovasi produk, penguasaan pen-
duksi dikalkulasikan berdasarkan profil jualan personal, periklanan, promosi. Se-
strategis suatu perusahaan yang diukur de- lanjutnya Dess dan Davis (1989) mengemu-
ngan menggunakan seperangkat kecil di- kakan bahwa pengembangan produk baru,
mensi strategi, yakni manufaktur adaptif, pelayanan pelanggan, harga kompetitif,
efisiensi biaya tenaga kerja, delivery, lo- luasnya cakupan distribusi, citra merek,
gistik, skala ekonomi produksi, proses promosi dan reputasi perusahaan adalah
teknologi, kinerja kualitas, lead time dan metode-metode bersaing (competitive me-
integrasi vertikal. Kesembilan dimensi thods) untuk memperoleh, menopang dan
tersebut di dalam literatur-literatur operasi memperbaiki keunggulan kompetitif, se-
merupakan prioritas kompetitif manufaktur, hingga faktor-faktor tersebut dimasukkan
oleh pengarangnya dipilih sebagai item pro- sebagai prioritas kompetitif.
fil strategis karena dianggap sebagai bagian Kompetensi produksi yang dikem-
tanggung jawab bidang manufaktur. bangkan oleh Vickery, dkk diukur dengan
Penelitian lainnya dilakukan oleh menggunakan skala tiga poin terutama untuk
Vickery, Droge & Markland, 1993 dengan mengukur kinerja manufakturnya. Dengan
memperbaiki ukuran kompetensi produksi. menggunakan sample yang terbatas pada
Skor kompetensi produksi diukur dengan perusahaan furniture, mereka menemukan
menggunakan prioritas-prioritas kompetitif pengaruh yang signifikan antara kompetensi
yang komprehensif, karena item-item strate- produksi dan strategi bisnis terhadap kinerja
gis dari CSA dianggap kurang memadai bisnis perusahaan.
untuk mengukur tanggungjawab bidang Wood dan Sharma (1990) menguji
manufaktur secara menyeluruh. Suatu argu- pengaruh beberapa item kompetitif yaitu:
men yang kuat dikemukakan oleh Vickery, realibilitas produk tinggi, daya tahan pro-
Droge & Markland, 1993, bahwa tanggung duk, produk yang sesuai dengan selera pe-
jawab manufaktur bukan hanya terbatas langgan, waktu pengiriman yang pendek,
pada prioritas-prioritas kompetitif manu- dan konsistensi kualitas terhadap kinerja
faktur saja, tetapi juga berbagi tanggung perusahaan. Hasilnya mengindikasikan pen-
jawab dengan bidang fungsional lain untuk capaian kapabilitas manufacturing perusa-
prioritas-prioritas kompetitif lainnya, se- haan membutuhkan penekanan pada be-
hingga dibutuhkan suatu daftar item profil berapa prioritas seperti kualitas, depend-
strategis lainnya yang lebih komprehensif. ability, biaya dan fleksibilitas.

SINERGI Vol. 7 No. 2, 2005 21


Siti Nursyamsiah

Craig dan Douglas (1982) menye- KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPO-


lidiki efek-efek pada pasar dan kinerja fi- TESIS.
nansial dari sejumlah variable bauran pema- Penelitian yang dilakukan Cleve-
saran dan struktur industri. Hasil-hasil land, schroeder & Anderson, 1989, mene-
mereka memberikan bukti kuat bahwa mukan suatu hubungan yang positif antara
kualitas produk mempengaruhi kinerja bis- kompetensi produksi dan kinerja bisnis.
nis. Mereka juga menemukan bahwa suatu Kemudian Vickery, 1991, memperkenalkan
posisi kualitas yang tinggi tidak selalu me- suatu kerangka kerja teoritis yang diperbaiki
merlukan biaya-biaya langsung atau pem- untuk mendefinisikan kompetensi produk-
biayaan dalam bidang pemasaran yang re- si/kompetensi manufacturing serta mengko-
latif tinggi. reksi beberapa problem metodologis yang
Banyak riset empiris yang menje- ada pada studi Cleveland, Schroeder dan
laskan hubungan antara strategi bisnis de- Anderson. Ia menyimpulkan bahwa kompe-
ngan kinerja bisnis. Pada riset yang dilaku- tensi produksi/manufacturing adalah sebuah
kan oleh Vickery, Droge & Markland, 1994, variable yang secara potensial berharga un-
meneliti hasil penellitian yang dilakukan tuk memahami kontribusi manufaktur terha-
Carrol, dkk; Dess & Miller, untuk melihat dap kinerja bisnis.
hubungan antara variable-variabel tersebut. Kompetensi produksi merupakan
Hasilnya mengindikasikan bahwa strategi tingkat kinerja unit manufaktur yang men-
saja dapat berkontribusi pada kinerja jika ia dukung tercapainya tujuan strategic perusa-
cocok dengan lingkungan perusahaan. haan. Kompetensi ini menciptakan keung-
Miller (1988) meneliti variable- gulan tersendiri bagi perusahaan, karena
variabel strategis, organisasional dan ling- merupakan superior skills yang menjadi
kungan dalam kaitannya dengan kinerja. Ia sumber-sumber keunggulan kompetitif peru-
menemukan bahwa strategi, struktur dan sahaan. Jika superior skills dan atau supe-
lingkungan harus diselaraskan, kalau tidak rior resources dimiliki perusahaan, maka
kinerja dapat memburuk. keunggulan posisional akan tercapai yang
Periset lainnya telah mengkaji pada akhirnya mempengaruhi peningkatan
hubungan-hubungan dari industri, strategi, kinerja perusahaan seperti market share dan
kompetensi menonjol dan kinerja organisa- profitabilitas (ROI, ROA dan ROS).
sional seperti yang dilakukan oleh Snow dan Berdasarkan studi-studi tersebut di
Hrebiniak, 1980, yang mengidentifikasi atas, model pertama yang disajikan untuk
tentang hubungan yang signifikan diantara menggambarkan hubungan linear yang positif
strategi level bisnis, distinctive competence antara kompetensi produksi dengan kinerja
dan kinerja. bisnis terlihat pada gambar 1 berikut ini:

Gambar 1.
Model yang menghubungkan kompetensi produksi/manufacturing dengan kinerja bisnis.

MANUFACTURING COMPETENSE

BUSINESS Degree of Support MANUFACTURING


STRATEGY PERFORMANCE

BUSINESS PERFORMANCE

22 SINERGI Vol. 7 No. 2, 2005


Pengaruh Kompetensi Bidang Manufaktur dan Strategi Bisnis Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur di Indonesia

Gambar 2: Model yang menghubungkan kompetensi produksi dan strategi bisnis, serta
interaksi diantara keduanya terhadap kinerja bisnis.

Manufacturing Business
Competence Strategy

Interaction

Main Effect Main Effect

Business
Performance

Banyak riset empiris yang menje- signifikan. Model tersebut tidak menghin-
laskan hubungan antara strategi bisnis de- dari eksistensi efek-efek langsung dari kom-
ngan kinerja bisnis. Hasilnya mengindikasi- petensi produksi dan strategi secara terpisah
kan bahwa strategi secara sendirian dapat pada kinerja. Hal ini merefleksikan ke-
mempengaruhi kinerja bisnis suatu perusa- mungkinan bahwa kompetensi produksi
haan. meningkatkan kinerja secara sama diantara
Riset lainnya menyebutkan bahwa strategi-strategi.
efek-efek dari faktor-faktor yang digunakan Berdasar model tersebut di atas,
untuk menjelaskan kompetensi produksi maka hipotesa dalam penelitian ini adalah:
terhadap kinerja bisnis perusahaan dapat H: Kompetensi Produksi, Strategi Bisnis
dimoderatkan oleh strategi bisnis yang dan Interaksi antara keduanya berpengaruh
dipilih perusahaan yang bersangkutan. terhadap kinerja bisnis.
Karenanya dikembangkan suatu model yang
diperluas dengan menghubungkan antara METODE PENELITIAN
kompetensi produksi, strategi bisnis dan Deskripsi Sampel
interaksi antara kompetensi produksi dengan Data penelitian mengenai kompe-
staretgi bisnis, serta kinerja bisnis (lihat tensi produksi, strategi bisnis dan kinerja
gambar 2). bisnis perusahaan dikumpulkan melalui
Sebuah poin kunci dari model ini penyebaran kuisioner yang ditujukan pada
adalah bahwa kompetensi produksi dapat CEO sebagai responden (target subject).
lebih penting untuk strategi–strategi tertentu Unit analisis penelitian ini adalah Unit Bis-
menyangkut efeknya terhadap kinerja bisnis, nis Strategis (SBU) atau perusahaan indi-
maksudnya adalah jika kompetensi produksi vidual pada industri manufaktur yang ada di
yang dimiliki perusahaan dapat mendukung Indonesia. Sampel diambil secara acak dari
strategi bisnis, maka akan menciptakan efek industri manufaktur dalam directory Top
sinergi yang dapat mempengaruhi hasil-hasil Companies and Big Groups in Indonesia.
kinerja. Dari 500 total kuesioner yang
Jika kompetensi produksi dan dikirimkan, 25 kuesioner kembali karena
strategi secara gabungan mempengaruhi pindah alamat, 16 responden tidak bersedia
hasil-hasil kinerja, maka hal ini dapat diin- menjadi responden karena sudah tidak ber-
dikasikan oleh suatu efek interaksi yang operasi secara normal sehingga tidak dapat

SINERGI Vol. 7 No. 2, 2005 23


Siti Nursyamsiah

memberikan data yang akurat. Total kue- profil strategis, dimana 1 mewakili “buruk”
sioner yang kembali 113, namun diantaranya dan 7 mewakili “sempurna”.
ada 21 kuesioner tidak lengkap pengisiannya Tabel 1 menunjukkan hasil–hasil
sehingga tidak digunakan dalam analisis yang menyangkut rerata (means) nilai
data. Jadi sampel akhir dalam penelitian ini penting dan kinerja serta persentase tang-
sebanyak 92. gung jawab bidang manufaktur terhadap
aspek-aspek prioritas kompetitif. Hasil-hasil
PENGUKURAN KOMPETENSI PRO- yang menyangkut persentase tanggung
DUKSI jawab unit manufaktur mengindikasikan
Variabel bebas dalam penelitian ini bahwa bidang manufaktur memiliki tang-
adalah kompetensi produksi/ manufacturing. gung jawab > 50% terhadap fleksibilitas
Besarnya kompetensi dihitung dengan ru- produk, fleksibilitas proses, fleksibilitas vo-
mus yang digunakan oleh Cleveland, dkk lume, rendahnya biaya produksi, kecepatan
(1989) dan Vickery, dkk (1994), yaitu: pengiriman barang pada pelanggan, kemam-
31 puan pengiriman barang sesuai yang dijanji-
MfgComp=  {(Strategic. Importence) kan pada pelanggan, waktu tunggu produksi,
1
daya tahan produk, serta kualitas produk.
x (Mfg. Responsibility) x (Performance)}
Prioritas-prioritas kompetitif terse-
Ukuran kompetensi produksi yang
but di atas umumnya memang dikaitkan
dikembangkan disini mengukur apa yang
dengan tanggung jawab bidang manufaktur.
penting bagi profil strategis perusahaan ber-
Namun tidak berarti bahwa unit manufaktur
dasarkan seperangkat item strategis perusa-
hanya bertanggung jawab pada bidangnya
haan, seperti yang tercantum pada tabel 1.
saja, tetapi juga bertanggung jawab terhadap
Secara spesifik responden diminta mengukur
prioritas kompetitif yang umumnya tidak
bobot kepentingan strategis dari masing-
dikaitkan dengan bidang manufaktur. Seba-
masing item dengan menggunakan skala
gai contoh, manufaktur memiliki tanggung
Likert 7 point, dengan point ujung “paling
jawab terhadap penetapan harga kompetitif
kurang penting” (1) dan “luar biasa penting”
sebesar 41,1%, untuk responsivitas terhadap
(7).
pasar sasaran 22,4%, untuk layanan pelang-
Responden juga diminta untuk me-
gan purna jual sebesar 16,6%. Prioritas-pri-
nentukan tanggung jawab manufaktur untuk
oritas kompetitif tersebut paling sering di-
setiap item strategis yang diekspresikan
hubungkan dengan tanggung jawab bidang
dalam bentuk persentase (%). Jumlah
pemasaran dan penjualan.
prosentase tidak perlu 100% karena unit lain
Rerata dan peringkat pentingnya
seperti logistik, sumber daya manusia, unit
serta kinerja bidang manufaktur terhadap
keuangan, serta penelitian dan pengemba-
aspek-aspek prioritas kompetitif terlihat
ngan dapat pula memberikan tanggung
bahwa aspek Kualitas produk (rerata = 6,4),
jawabnya. Terakhir ukuran tersebut juga
reputasi perusahaan (rerata = 6,45) dan ke-
mencakup suatu evaluasi kinerja yang me-
mampuan memenuhi tuntutan pasar (rerata =
nyangkut setiap item, dengan cara meminta
6,43) merupakan tiga faktor terpenting
responden untuk merating kinerja unit
dalam penelitian ini.
manufaktur dalam mendukung setiap item

24 SINERGI Vol. 7 No. 2, 2005


Pengaruh Kompetensi Bidang Manufaktur dan Strategi Bisnis Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur di Indonesia

Tabel 1: Rerata dan Peringkat Skor Pentingnya dan Kinerja Bidang serta tanggung jawab
unit Manufaktur Terhadap Aspek-Aspek Prioritas Kompetitif.

Tingkat. Ra Tingkat. Tg.


No Item Rank
Pentingnya nk Kinerja Jwb
1 Fleksibilitas Produk 6,17 8 5,52 15 45,5%
2 Fleksibilitas Proses 5,79 18 5,24 22 74,4%
3 Fleksibilitas Volume 5,61 23 5,52 14 77,3%
4 Biaya Produksi Rendah dan tercapainya 6,29 6 5,36 18 62,5%
Skala Ekonomi Perusahaan
5 Pengenalan Produk Baru 5,79 17 5,36 23 21,0%
6 Kecepatan Pengiriman barang pada 6,30 5 5,83 5 61,4%
pelanggan
7 Tanggungjawab, Kepercayaan keandalan 6,30 4 5,75 7 64,5%
pegiriman produk
8 Waktu tunggu produksi pendek 5,70 21 5,48 17 73.4%
9 Reabilitas 6,24 7 5,90 4 49,2%
10 Daya tahan produk tinggi 6,02 12 5,82 6 51,0%
11 Kualitas produk yg dihasilkan 6,46 1 5,98 2 63,1%
12 Kualitas design produk 5,85 15 5,64 11 10,4%
13 Waktu siklus pengembangan produk pendek 5,25 29 4,96 25 18,9%
14 Inovasi teknologi produk 5,59 24 5,27 21 13,1%
15 Perbaikan produk secara terus menerus 5,97 13 5,64 12 29,5%
16 Pengembangan produk baru 5,63 22 5,15 25 11,2%
17 Pengemb. produk original 5,37 27 5,00 28 5,2%
18 Citra Merk 6,16 9 5,96 3 16,6%
19 Penentuan harga bersaing 6,10 11 5,67 10 41,1%
20 Rendahnya harga produk 5,10 31 4,91 30 33,9%
21 Periklanan atau promosi 5,37 26 4,90 31 0,7%
22 Identifikasi pasar sasaran 5,96 14 5,68 8 1,4%
23 Target Market 6,43 3 5,68 9 22,4%
24 Pelayanan pelanggan sebelum penjualan 5,71 20 5,36 19 4,9%
25 Pelayanan pelanggan setelah penjualan 6,13 10 5,57 13 18,6%
26 Luasnya lini produk 5,22 30 5,13 24 21,5%
27 Luasnya cakupan distribusi 5,80 16 5,51 16 6,5%
28 Distribusi biaya rendah 5,71 19 5,08 27 8,2%
29 Distribusi selektif 5,25 28 5,11 26 5,1%
30 Penguasaan penjualan secara personal 5,46 25 5,27 20 1,8%
31 Reputasi perusahaan 6,45 2 6,21 1 24,3%

Tujuh dari sepuluh aspek prioritas perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa
kompetitif terpenting juga termasuk dalam perusahaan cenderung berusaha menjalan-
sepuluh aspek berkinerja terbaik. Aspek-aspek kan dengan sebaik-baiknya faktor-faktor
tersebut antara lain kecepatan pengiriman yang dipandang lebih penting bagi kelang-
barang pada pelanggan, tanggung jawab dan sungan hidup perusahaan.
kepercayaan pengiriman produk, reliabilitas Dari sepuluh aspek terpenting,
produk, kualitas produk, citra merek, kemam- enam aspek prioritas kompetitif merupakan
puan memenuhi tuntutan pasar dan reputasi tanggung jawab utama bidang manufaktur,

SINERGI Vol. 7 No. 2, 2005 25


Siti Nursyamsiah

yakni kualitas produk, tanggung jawab dan Strategi Biaya Rendah


kepercayaan pengiriman barang, kecepatan Strategi bisnis perusahaan saya
pengiriman barang pada pelanggan, rendah- adalah mencapai kepemimpinan biaya me-
nya biaya produksi, fleksibilitas produk dan nyeluruh dalam industrinya. Komponen-
reliabilitas produk. Sedangkan empat aspek komponen penting dari strategi ini adalah
lainnya merupakan tanggung jawab utama meliputi pembangunan, agresif, fasilitas
bidang lainnya. yang efisien, membuat pengurangan biaya,
menekankan efisiensi operasional, kontrol
PENGUKURAN STRATEGI BISNIS biaya yang ketat, meminimalisasi biaya
Pengklasifikasian strategi bisnis dalam bidang R & D, layanan, periklanan
menjadi dua kategori yakni strategi biaya dan sebagainya.
rendah dan differensiasi, dilakukan dengan Para Manajer mencurahkan per-
cara meminta responden untuk memilih satu hatian untuk pengurangan biaya, walaupun
diantara dua strategi tersebut. Hasilnya kualitas dan bidang-bidang lainnya tidak
menunjukkan bahwa dari 92 perusahaan diabaikan
yang menjadi sample penelitian ini, 51 di-
antaranya menggunakan strategi biaya ren- PENGUKURAN KINERJA BISNIS
dah (cost Leadership) sedangkan 41 perusa- Variable terikat dalam penelitian
haan menggunakan strategi differensiasi. ini adalah kinerja bisnis yang dievaluasi
Deskripsi-deskripsi untuk masing- berdasarkan dimensi: ROI (Return On In-
masing strategi seperti yang dimunculkan vestment), Pertumbuhan ROI, Pangsa pasar
dalam kuesioner adalah sebagai berikut: (Market Share), pertumbuhan pangsa pasar
(Market Share Growth), ROS (Return on
Strategi Diferensiasi Sales) dan pertumbuhan ROS. Variabel-
Strategi bisnis perusahaan saya variabel ini diukur secara subyektif.
adalah mendiferensiasikan penawaran pro- Dalam penelitian ini responden di-
duknya dengan menciptakan sautu produk minta menilai masing-masing dimensi
yang diakui seluruh industri sebagai sesuatu ukuran kinerja secara relatif dibandingkan
yang unik dan dapat menerapkan harga pre- dengan rata-rata industrinya. Pengukuran
mium karena keunikan atribut-atributnya. kinerja yang berbeda-beda sangat penting
Para manajer perusahaan mencurahkan per- karena titik berat atau tujuan masing-masing
hatian pada diferensiasi produk meskipun dimensi ukuran kinerja juga berbeda. Se-
pengurangan biaya tidak diabaikan. lanjutnya pengukuran keseluruhan kinerja di
Pendekatan yang digunakan peru- atas dinilai dengan menggunakan skala
sahaan saya untuk mendiferensiasikan pro- Likert tujuh point dengan nilai terendah 1,
duk mencakup hal-hal berikut: kualitas, citra artinya kinerjanya terburuk didalam indus-
merk, kinerja produk superior, teknologi trinya dan nilai tertinggi 7 yang artinya
produk innovatif, reabilitas produk, layanan kinerjanya paling baik didalam industrinya.
pelanggan yang unggul, kecepatan pengiri-
man dan sebagainya.

26 SINERGI Vol. 7 No. 2, 2005


Pengaruh Kompetensi Bidang Manufaktur dan Strategi Bisnis Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur di Indonesia

Tabel 2: Rerata dan Korelasi Ukuran-ukuran Kinerja

Simpangan MSh ROS


Rerata ROI ROIgr Mshare ROS
Standar Gr gr
ROI 5,51 0,70 1,00
ROIgr 5,50 0,67 0,96* 1,00
Mshare 5,49 0,67 0,95* 0,96* 1,00
MShgr 5,50 0,67 0,94* 0,95* 0,98* 1,00
ROS 5,51 0,65 0,93* 0,96* 0,95* 0,96* 1,00
ROSgr 5,52 0,65 0,92* 0,95* 0,94* 0,95* 0,98* 1,00

* signifikan pada p  0,0001

Rerata, simpangan standar dan ko- share, market share growth, ROS dan ROS
relasi antar ukuran-ukuran kinerja ditampil- growth sebagai variabel terikat dan Kompe-
kan pada tabel 2. Hasil ini memperlihatkan tensi Produksi, strategi Bisnis dan interkasi
bahwa rata-rata ukuran kinerja secara kese- Kompetensi Produksi dan Strategi Bisnis
luruhan lebih tinggi dari skala 5 (antara 5,49 sebagai variable bebas.
sampai 5,52), artinya rerata kinerja yang Dari hasil perhitungan model regre-
dicapai perusahaan lebih tinggi dari kriteria si berganda nantinya diperoleh parameter
“agak baik” namun belum bisa dikatakan estimasi dengan nilai t-nya, dan koefisien
baik. Dari tabel 2 juga memperlihatkan determinasi (R2). Jika koefisisen regresinya
bahwa ukuran kinerja berkorelasi satu de- signifikan pada p  0,05, artinya variable
ngan yang lain pada p  0,0001 dengan bebas mempunyai pengaruh yang signifikan
range korelasi antara 0,92 sampai 0,98. Hal terhadap variable terikat. Koefisien determi-
ini mendukung penggunaan ukuran kinerja nasi (R2) menunjukkan ketepatan garis re-
dari beberapa dimensi (multiple measure). gresi dan mengukur kemampuan model
Korelasi positif antara masing-masing di- dalam menjelaskan variable-variabel terikat.
mensi ukuran kinerja mengindikasikan jika Semakin besar R2 semakin baik model
perusahaan memiliki kinerja yang baik dari tersebut dalam menjelaskan variable-varia-
satu dimensi maka baik pula kinerjanya dili- bel terikat. Selain itu dari Analysis of Vari-
hat dari dimensi yang lain. Selanjutnya da- ance diperoleh nilai F yang digunakan untuk
pat dikatakan meningkatnya kinerja dari satu menguji pengaruh variable independen se-
dimensi akan meningkatkan kinerja pada cara simultan terhadap variable dependen.
dimensi yang lain. Hasil-hasil regresi dengan ROI,
Pertumbuhan ROI, Market Share, Pertum-
HASIL DAN PEMBAHASAN buhan Market Share, Return On Sales
Untuk menguji hipotesis dalam (ROS) dan pertumbuhan ROS sebagai vari-
penelitian ini menggunakan model regresi able terikat menunjukkan bahwa koefisien
berganda (multiple regression). Model ini regresi ,  dan 3 semuanya signifikan
digunakan untuk menguji pengaruh penga- pada p  0,05. Pada penelitian ini diambil
ruh Kompetensi produksi, Strategi bisnis signifikansi () 5%, pengujian dilakukan
dan interaksinya terhadap hasil-hasil kinerja. dua sisi dan derajat kebebasan (d.f= n-2)
Ada enam model persamaan regresi yang dengan sample (n) sebesar 92, maka dari
digunakan untuk menguji hipotesis peneli- table didapat nilai t table = 1,960. Hasil pe-
tian ini yaitu ROI, ROI growth, market ngolahan data mendapatkan nilai t hitung pada

SINERGI Vol. 7 No. 2, 2005 27


Siti Nursyamsiah

variable kompetensi produksi, strategi bisnis Usaha meningkatkan kompetensi


dan interaksi keduanya semuanya di atas produksi dapat dilakukan dengan terus
ttable. Hal ini mengindikasikan variable kom- menerus memperbaiki kinerja faktor-faktor
petensi produksi, strategi bisnis dan interaksi keunggulan kompetitif, terutama yang men-
keduanya secara individual berpengaruh jadi tanggung jawab utama unit produksi,
terhadap Kinerja Bisnis. Begitu juga untuk yaitu meningkatkan fleksibilitas produk,
semua nilai F dalam penelitian ini signifikan fleksibilitas proses, dan fleksibilitas volume,
dibawah 5%, hal ini menunjukkan bahwa serta meningkatkan skala ekonomi perusa-
Kompetensi Produksi, Strategi Bisnis inter- haan, melakukan pengiriman barang secara
aksi antara kompetensi Produksi dan cepat dan handal, mengurangi lead time of
Strategi Bisnia terbukti secara simultan production, menciptakan produk yang han-
mempengaruhi Kinerja Bisnis. dal, berdaya tahan tinggi dan berkualitas.
Dalam bidang strategi manufaktur, Menurut Hayes dan Wheelwright, 1998,
banyak kepentingan yang berpusat pada untuk membangun kompetensi produksi
penegasan bahwa manufaktur menyum- diperlukan monitoring secara terus menerus
bangkan kekuatan kompetitif pada suatu terhadap kebijakan-kebijakan unit manu-
bisnis. Banyak pendapat yang menyatakan faktur dan menyusun strategi unit manufak-
manufaktur memiliki potensi untuk mem- tur yang mendukung tujuan peusahaan. Ha-
perkuat atau memperlemah kemampuan sil penelitian ini mendukung temuan peneli-
kompetitif dan dapat memainkan suatu tian Cleveland, dkk, 1989, Wood dan
peran utama dalam membantu suatu bisnis Sharma, 1990, Vickery, dkk, 1993 yang se-
mencapai suatu keunggulan kompetitif. muanya menyimpulkan adanya pengaruh
Dalam penelitian ini membuktikan penda- antara kompetensi produksi terhadap hasil-
pat-pendapat di atas. Hal ini ditunjukkan hasil kinerja.
dengan adanya pengaruh yang signifikan Dalam penelitian ini model persa-
antara Kompetensi Produksi terhadap maan regresi yang digunakan adalah Y = o
Kinerja Bisnis. + 1 D + 2 X + 3 DX +, jika kategori
Signifikansi statistik dari koefisien dasar (D=0) yang digunakan adalah strategi
regresi tersebut penting untuk mendemons- differensiasi. Maka fungsi Kinerja Bisnis
trasikan eksistensi hubungan. Namun pada perusahaan yang menggunakan strategi
demikian harus dicatat bahwa nilai-nilai differensiasi adalahY = o + 2 X +, Se-
determinasi (R2) yang rendah menunjukkan dangkan fungsi Kinerja perusahaan yang
meskipun kompetensi produksi dan strategi menggunakan strategi biaya rendah (D=1)
bisnis serta interaksi keduanya secara statis- adalah Y = (o + 1) + 2 X + 3 DX +,
tik signifikan, itu hanyalah salah satu dari Model tersebut menunjukkan bahwa fungsi
banyak faktor yang mempengaruhi Kinerja. Kinerja Bisnis pada perusahaan yang meng-
Koefisien  menunjukkan angka yang posi- gunakan strategi differensiasi mempunyai
tif dan signifikan. Hasil-hasil ini mengindi- koefisien arah (slope) yang berbeda dengan
kasikan jika perusahaan ingin meningkatkan perusahaan yang menggunakan strategi
kinerja bisnis, maka hal ini dapat dilakukan biaya rendah.
dengan meningkatkan kompetensi unit
manufacturing.

28 SINERGI Vol. 7 No. 2, 2005


Pengaruh Kompetensi Bidang Manufaktur dan Strategi Bisnis Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur di Indonesia

Tabel 3: Hasil Regresi dengan Kinerja Bisnis sebagai Variabel Terikat

Variabel Koefisien Nilai St.Dev t p


ROI
F 31,033 0,316 10,171 0.000
Determinasi R2 0,411 0,126 2,142
Konstanta 0 3,215 0,001 7,790
Stra. Bisnis 1 0,191 0,121 0.000
Mfg. Comp 2 0,696 0,035
Interaksi 3 0,114 0,001

ROI Growth 10,582 0,000


F 30,780 0,309 2,105
Determinasi R2 0,409 0,123 7,754
Konstanta 0 3,275 0,001 0.000
Stra. Bisnis 1 0,188 0,117 0,038
Mfg. Comp 0,694 0,003
2
Interaksi 0,111
3
Market Share
F 10,940 0,000
Determinasi 28,780 0,307 2,007
R2
Konstanta 0,382 0,122 7,442
Stra. Bisnis 0 3,360 0,001
Mfg. Comp 1 0,182 0,115 0.000
Interaksi 2 0,677 0,048
3 0,116 0,002
MS.Growth
F 10,919
Determinasi R2 27,228 0,310 2,122
Konstanta 0 0,380 0,123 7,313 0,000
Stra. Bisnis 1 3,381 0,001
Mfg. Comp 2 0,194 0,113 0.000
Interaksi 3 0,670 0,037
0,110 0,005
ROS 10,494
F 2,040
Determinasi R2 30,650 0,295 7,728 0,000
Konstanta 0 0,408 0,117
Stra. Bisnis 1 3,390 0,001
Mfg. Comp 2 0,183 0,112 0.000
Interaksi 3 0,692 0,044
0,117 0,004
ROS growth
F R2 31,687 11,479
Determinasi 0 0,416 0,293 2,266 0,000
Konstanta 3,361 0,116 7,887
1
Stra. Bisnis 0,201 0,001 0.000
2
Mfg. Comp 0,701 0,114 0,044
Interaksi 3 0,119 0,001

SINERGI Vol. 7 No. 2, 2005 29


Siti Nursyamsiah

Dengan kata lain, perusahaan yang lingkungan kompetitifnya akan memberi


menggunakan strategi differensiasi memilki dampak pada kinerja bisnis.
tingkat rata-rata Kinerja Bisnis yang berbeda Pemilihan strategi yang cocok de-
dengan tingkat rata-rata Kinerja Bisnis pada ngan kemampuan bidang manufakturnya
perusahaan yang menggunakan strategi juga sangat krusial, karena berpengaruh ter-
biaya rendah. Selisih tingkat Kinerja pada hadap kinerja bisnis perusahaan. Penelitian
perusahaan yang menggunakan strategi Cost ini membuktikan adanya kontribusi manu-
Leadership dan strategi Differensiasi ditun- faktur yang lebih menonjol pada perusahaan
jukkan oleh besarnya “Differential intercept yang strategi keseluruhannya menekankan
coefficient” (1). Perhatikan bahwa nilai 1 pada biaya rendah. Dukungan manufaktur
seluruhnya memilki nilai yang positip. Hal terhadap strategi yang dijalankan perusahaan
ini berarti bahwa jika variable bebas lainnya tercermin dari besarnya tanggung jawab,
tetap, maka perusahaan yang menggunakan bobot kepentingan dan kinerja unit manu-
strategi Cost Leadership memiliki rata-rata faktur terhadap prioritas-prioritas kompetitif
Kinerja Bisnis yang lebih baik dibanding yang cenderung berbasis efisiensi biaya.
perusahaan yang menggunakan strategi Dif- Prioritas-prioritas kompetitif tersebut meli-
ferensiasi. puti fleksibilitas produk, fleksibilitas proses,
Analisis-analisis yang melibatkan fleksibilitas volume, rendahnya biaya pro-
strategi bisnis menunjukkan semua koefisien duksi, kecepatan pengiriman barang dan
 pada variable strategi bisnis signifikan waktu tunggu produksi yang pendek. Sebuah
pada level kurang dari 5%. Hal ini berarti poin kunci yang didapat dari penelitian ini
strategi bisnis yang dipilih perusahaan akan adalah bahwa ternyata kompetensi produksi
berpengaruh terhadap kinerja bisnis. dapat lebih penting untuk strategi-strategi
Hasil penelitian ini juga mengindi- tertentu menyangkut efeknya pada kinerja
kasikan bahwa memilih strategi bisnis yang bisnis.
tepat sesuai dengan kemampuan unit manu- Jika kemampuan unit manufaktur
faktur maupun lingkungan kompetitif peru- yang terefleksikan dari besarnya skor kom-
sahaan yang bersangkutan adalah juga petensi produksi dipadukan dengan pemili-
penting, karena dapat meningkatkan kinerja han strategi bisnis yang tepat (ditunjukkan
bisnis perusahaan tersebut. Ini terbukti dari dengan adanya pengaruh interaksi) akan
hasil penelitian ini yang menunjukkan memberi pengaruh yang lebih besar pada
adanya perbedaan hasil kinerja pada perusa- kinerja bisnis. Dengan kata lain perusahaan
haan yang menggunakan strategi yang ber- yang strateginya cocok dengan lingkungan
beda, dimana perusahaan yang menggunakan kompetitifnya dan yang unit manufakturnya
strategi Cost Leadership memiliki kinerja sangat mendukung strategi bisnisnya akan
yang lebih baik dibandingkan perusahaan mengalahkan perusahaan yang kekurangan
yang mengunakan strategi differensiasi. kombinasi atribut-atribut ini.
Beberapa periset telah mengklaim
bahwa lingkungan dan strategi harus dico- ANJURAN UNTUK RISET MENDATANG
cokkan. Dalam sebuah artikel Miller berar- Sejumlah keterbatasan dalam
gumen “kecocokan strategi dan lingkungan penelitian yang mungkin dapat menimbul-
dapat mempengaruhi kinerja, sebaliknya jika kan gangguan hasil penelitian. Beberapa
tidak ada kecocokan antara strategi dengan kelemahan dalam penelitian ini, seperti
lingkungan kompetitifnya akan memperbu- penggunakan persepsi CEO dalam menjawab
ruk kinerja”. Hasil-hasil ini memberi bukti pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner,
bahwa memilih strategi yang cocok dengan sehingga tidak terdeteksi apakah eksekutif

30 SINERGI Vol. 7 No. 2, 2005


Pengaruh Kompetensi Bidang Manufaktur dan Strategi Bisnis Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur di Indonesia

bidang fungsional juga memiliki persepsi Pengukuran strategi bisnis yang


yang sama dengan CEO dalam menilai ting- menggunakan skala nominal juga meru-
kat pentingnya prioritas-prioritas kompetitif, pakan kelemahan dalam penelitian ini, sebab
tingkat kinerja masing-masing faktor kom- pengukuran tersebut hanya bisa mengukur
petitif, dan persentase tanggung jawab strategi bisnis dari titik ektrim, yaitu Cost
bidang fungsional. Penelitian yang akan Leadership murni dan Differensiasi murni.
datang bisa dimulai dengan usaha mengeta- Padahal dalam realisasinya strategi bisnis
hui apakah misi perusahaan dipahami dan merupakan suatu range antara Cost Leader-
diimplementasikan oleh bidang fungsional ship dan Differensiasi. Untuk penelitian
perusahaan. berikutnya sebaiknya mengukur strategi
Kelemahan lainnya adalah sampel bisnis dengan menggunakan skala interval
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penggunaan data.industri manufaktur yang PENUTUP
terdaftar dalam directory Top Company and Terlepas dari keterbatasan yang
Big Group in Indonesia. Hal ini mengurangi dimiliki, penelitian ini diharapkan dapat
kemampuan generalisasi hasil penelitian, bermanfaat sebagai bahan pertimbangan
artinya hasil penelitian kemungkinan akan perusahaan dalam menggali sumber-sumber
berbeda jika diterapkan pada perusahaan keunggulan kompetitif yang dapat mening-
dengan sample berbeda misalnya perusahaan katkan kinerja bisnis. Kompetensi harus
yang baru berkembang, perusahaan asing dimiliki perusahaan terutama dalam kondisi
dan perusahaan domestik yang tidak terdaf- persaingan yang ketat dan lingkungan usaha
tar dalam directory Top Company and Big yang tidak menentu. Diharapkan penelitian
Group in Indonesia. Lebih lanjut, Instrumen ini dapat memberikan arahan bagi manaje-
yang digunakan untuk mengukur besarnya men dalam menggali dan mengintegrasikan
kompetensi produksi dalam penelitian ini kompetensi bidang fungsional perusahaan
diadopsi dari penelitian terdahulu yang untuk meraih keunggulan kompetitif dan
dikembangkan oleh Vickery, dkk, 1993. membantu perusahaan dalam menentukan
Kompetensi produksi diukur berdasr 31 strategi bisnis yang tepat.
faktor prioritas kompetitif. Karena lingku- Hasil penelitian ini diharapkan juga
ngan bisnis yang terus berkembang dengan memberikan kontribusi terhadap akademisi
pesat, maka perlu dilakukan peninjauan maupun praktisi terutama dalam mengem-
ulang atau penilaian ulang terhadap kelaya- bangkan literature manajemen produksi dan
kan faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor operasi di Indonesia. Hasil penelitian ini
keunggulan kompetitif perlu terus dikem- minimal dapat menambah referensi dan
bangkan dalam membangun dan mengem- mendorong dilakukannya penelitian-peneli-
bangkan kompetensi perusahaan sesuai de- tian manajemen produksi dan operasi, dan
ngan tuntutan perubahan lingkungan bisnis. manajemen strategik pada masa yang akan
Dari pengelompokan 31 item tersebut men- datang. Keterbatasn-keterbatasan yang ada
jadi prioritas kompetitif didasarkan pada dalam penelitian ini diharapkan dapat diper-
pertimbangan teoritis, maka item-item terse- baiki pada penelitian-penelitian yang akan
but juga dapat dikelompokkan secara em- datang. Bagaimanapun juga pengaruh kom-
piris (misalnya, dengan menggunakan anali- petensi produksi dan strategi bisnis masih
sis faktor). Hal ini dapat mengindikasikan perlu diuji kembali untuk menguji konsis-
item-item mana yang bersesuian secara tensi hasil penelitian ini dengan penelitian-
strategis dengan unit manufaktur. penelitian berikutnya.

SINERGI Vol. 7 No. 2, 2005 31


Siti Nursyamsiah

DAFTAR PUSTAKA
Arbuckly. J, 1992, Amos TM 3.1 Documentation Package, Temple University Philadelphia,
PA: Departement of Psychology.
Bennet, P.D., 1988, Dictionary Of Marketing Terms, Chicago: Amirican Economic
Association.
Brigham E.F. and Gapenski L.C., 1996, Intermidiate Financial Management, International
Edition, The Driden Press, Florida.
Cleveland, G. Schroeder R.J. and Anderson J.C., 1989, A Theory of Production Competence,
Decisien Science, 20(4): 655-668.
Day G.S. and wensley, 1988, Assesing Advantage: A FrameWork For Diagnosing
Competitive Superiority, Journal of Marketing. 52: 1-20.
Giffi, C. Roth, A.V. Seal G.H, 1990, Competing in The Word Class Manufacturing
Americans 21st Century, Homewood IL, Business One Irwin.
Goddard W.E., 1993, Just In Time: Surviving By Breaking Tradition, Essex Junction, VT. :
Oliver Wight.
Hall R.H., 1987, Attaining Manufacturing Excellence, Homewood, IL: Dow Jones Irwin.
Hall R.H., 1993, Zero Inventories, Homewood, IL: Dow Jones Irwin.
Josepph F, Hair Jr, et all, 1992, Manufacturing Data Analysis With Reading, Macmillan
Publishing Company, New York.
Kotler P., 1997, Marketing Management: Analysis, Palnning, Implementation and Control,
Prentice Hall International Inc.
Lubben R.T., 1988, Just in Time Manufacturing: An Aggressive Manufacturing Strategy,
New York: Mc. Graw Hill.
Muephy, G.B. Trailer, J.W. Hill R.C., 1996, Measuring Performance in Entrepreneurshio
Research, Journal of Bussiness Research, 36: 15-36.
Miller J.G. and Hayslip W., 1989, Implemting Manufacturing Strategic Planning, Planning
Review, 17(4): 22-27.
Hoori H, 1990, Managing The Dynamics of New Technology: Issues in Manfacturing
Management, Englewood Cliffs, NY: Prentice Hall.
Peter T.W., G. Keong Leong and Kenneth K.B., 1994, Manufacturing Proactiveness,
Decision Sciences, 25: 337-359.
Swamidass P.M. and Newell W.T, 1987, Manufacturing Strategy Enviromental Uncertainty
and Performace: A Path Analystic Model, Management Science, 33 (4): 509-524.
Sanchez R.Z. and Heene A., 1997, Competence Based Strategic Management: Concepts and
Issues For Theory, Reseach and Practice. In Sanchez, R.Z. and Heene A.,
Competence Based Strategic Management, John Wiley and Sons Ltd.

32 SINERGI Vol. 7 No. 2, 2005


Pengaruh Kompetensi Bidang Manufaktur dan Strategi Bisnis Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur di Indonesia

Stone C.L., 1996, Analizing Bussiness Performace Couting The Soft Issues, The Leadership
and Organization Development Journal, 17: 21-28.
Szymansky D.M., Badrawaj S.W and Varadarajan P.R., 1993, An Analysis of The Market
Share, Profitabilty Relation Ship, Journal of Marketing.
Thomson J.W., 1996, Employee Attitudes, Organizatioanl Performance and Qualitative
Factors Underlying Succes, Journal of Bussiness Psychology, Winter: 1171-198.
Vickery K.S. Droge C. and Markland R.E., 1993, Production Competence and Bussiness
Strategy: Do They Affect Bussiness Performance, Decission Science, 24 (2): 435-455.
Vickery K.S., 1991, A Theory of Production Competence Revisited, Decission Science, 22:
635-643.

SINERGI Vol. 7 No. 2, 2005 33

Anda mungkin juga menyukai