Anda di halaman 1dari 18

Jurnal Obstretika Scientia Vol. 2 No.

2, (2013-2014)

Jurnal Obstretika Scientia ISSN 2337-6120


Vol.2│No.2

Hubungan Antara Paritas Dan Umur Ibu Dengan


Kejadian Plasenta Previa

Indriyani Maya Lestari* Nurul Misbah**


*
AKBID La Tansa Mashiro, Rangkasbitung
**
POLTEKKES Kemenkes Banten

Article Info Abstract


Keywords: This study aimed to determine the relationship
Parity,
age, between parity and maternal age with the incidence
the incidence of placenta of placenta previa in hospitals Dr. Adjidarmo Gecko
previa
2011. Type retrospective case-control study
approach. From the results of this study there was a
significant relationship between parity and
incidence of placenta previa (P value = 0.002) and
there is a significant relationship between maternal
age with the incidence of placenta previa (P value =
0.000). Expected health workers provide health
education regarding the PUP as seen from the high
Corresponding Author: incidence of placenta previa at age <20 years and>
indriyani@yahoo.co.id
Nurulmisbah@Gmail.Com 35 years. Because of the PUP, both women and men
prepared from all aspects: health, economics,
psychology and religion. So that the EFA can be
prepared to wade through family life. And
promoting the health workers more about the family
planning program as seen from the high incidence
of placenta previa in women with parity multiparous
and grandemultipara. Increase awareness of the

127
Lestari dan Misbah / Hubungan Antara Paritas Dan Umur Ibu Dengan Kejadian Plasenta Previa / 127-143

danger signs of pregnancy.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan


antara paritas dan umur ibu dengan kejadian
plasenta previa di RSUD Dr. Adjidarmo
Rangkasbitung tahun 2011. Jenis penelitian case
control pendekatan retrospektif. Dari hasil penelitian
ini terdapat hubungan bermakna antara paritas
dengan kejadian plasenta previa (P value = 0,002)
dan terdapat hubungan bermakna antara umur ibu
dengan kejadian plasenta previa (P value = 0,000).
Diharapkan tenaga kesehatan memberikan pendidikan
kesehatan mengenai PUP karena melihat dari tingginya
angka kejadian plasenta previa pada umur < 20 tahun
dan > 35 tahun. Karena dalam PUP, baik perempuan
dan pria dipersiapkan dari segala aspek yaitu aspek
kesehatan, ekonomi, psikologi dan agama. Sehingga
PUS dapat siap untuk mengarungi kehidupan
berkeluarga. Dan tenaga kesehatan lebih menggalakan
tentang program KB karena melihat dari tingginya
angka kejadian plasenta previa pada ibu dengan
paritas multipara dan grandemultipara. Meningkatkan
kewaspadaan terhadap tanda-tanda bahaya kehamilan.
©2014 JOS. All rights reserved.

Pendahuluan kati. Dengan demikian tujuan global


MPS adalah menurunkan kesakitan
Dalam Rencana Strategis Nasional
dan kematian ibu dan bayi baru lahir.
Making Pregnancy Safer (MPS)
Sedangkan pada Tahun 2002/2003,
penurunan (AKI) ditargetkan menjadi
AKI di Indonesia adalah 307 per
125 per 100.000 kelahiran hidup (KH)
100.000 kelahiran hidup (Profil
pada Tahun 2010 (Saifudin, 2006).
Kesehatan Indonesia, 2008). Berbeda
Strategi MPS adalah mendukung
dengan yang dilaporkan Badan Pusat
target internasional yang telah disepa-
Statistik (BPS) AKI di Indonesia

128
Jurnal Obstretika Scientia Vol. 2 No. 2, (2013-2014)

turun menjadi 262 per 100.000 KH kesehatan dan salah satu indikator
(Profil Kesehatan Indonesia, 2009). tingkat kesejahteraan ibu. (Saefuddin,
Menurut SDKI tahun 2007 AKI di 2002). Perdarahan sebagai penyebab
Indonesia turun menjadi 228 per kematian ibu terdiri atas perdarahan
100.000 KH (Profil Kesehatan antepartum dan perdarahan postpar-
Indonesia, 2007). Berdasarkan data tum. Perdarahan antepartum adalah
diatas target 2010 masih jauh untuk perdarahan pervaginam semasa keha-
dicapai.Penyebab terpenting kematian milan dimana umur kehamilan telah
maternal di Indonesia adalah perda- melebihi 28 minggu atau berat janin
rahan (40-60%), infeksi (20-30%) dan lebih dari 1000 gram (Manuaba,
keracunan kehamilan (20-30%), sisanya 2010).Sedangkan menurut Wiknjosastro
sekitar 5% disebabkan penyakit lain (2007), perdarahan antepartum adalah
yang memburuk saat kehamilan atau perdarahan pervaginam yang timbul
persalinan. pada masa kehamilan kedua pada
kira-kira 3% dari semua kehamilan.
Berdasarkan data Dinas Kese-
Jadi dapat disimpulkan perdarahan
hatan (Dinkes) provinsi Banten tahun
antepartum adalah perdarahan yang
2007 angka kematian ibu dan angka
terjadi pada akhir usia kehamilan
kematian bayi di Banten mencapai
Perdarahan antepartum merupakan
292 dari 100.000 KH dan Banten
kasus gawat darurat yang kejadiannya
mendapat peringkat 3 terburuk untuk
berkisar 3% dari semua persalinan,
AKI dan AKB. AKI di Kabupaten
penyebabnya antara lain plasenta
Lebak, Banten hingga kini masih
previa, solusio plasenta, dan perdarahan
tergolong tinggi sehingga perlu ada
yang belum jelas sumbernya.
peningkatan program kesehatan masya-
rakat AKI di Kabupaten Lebak masih Plasenta previa menurut Depkes
kategori hitam yang artinya masih RI (1996) yaitu plasenta yang letaknya
tinggi. abnormal yaitu pada segmen bawah
uterus sehingga dapat menutupi seba-
Angka Kematian Ibu masih
gian atau seluruh pembukaan jalan
menjadi tolak ukur untuk menilai
lahir pada keadaan normal placenta
baik buruknya keadaan pelayanan
terletak pada bagian atas rahim

129
Lestari dan Misbah / Hubungan Antara Paritas Dan Umur Ibu Dengan Kejadian Plasenta Previa / 127-143

Plesenta previa adalah plasenta tali pusat berada di luar Plasenta dan
yang letaknya abnormal yaitu pada hubungan dengan Plasenta melalui
segmen bawah rahim sehingga janin, jika demikian disebut (insersio
menutupi sebagian atau seluruh velmentosa). (Wiknjosastro, 2006).
pembukaan jalan lahir. Plasenta Perdarahan (hemorrhaging), jika
previa melibatkan implantasi plasenta berhubungan dengan kehamilan
di atas mulut serviks bagian dalam
(labor), dapat sekunder ke dilatasi
(internal cervical os). Berbagai serviks dan gangguan (disruption)
macam plasenta previa antara lain: implantasi plasenta dari servikas dan
Plasenta Previa totalis yaitu apabila segmen bawah rahim (lower uterine
seluruh pembukaan tertutup oleh segment). Segmen bawah rahim
jaringan Plasenta. Plasenta Previa tidak mampu berkontraksi dan oleh
Parsialis yaitu apabila sebagian karenanya tidak dapat menekan/
pembukaan tertutup oleh jaringan mempersempit (constrict) pembuluh
Plasenta. Plasenta Previa Marginalis darah di korpus uterus, menyebabkan
yaitu apabila pinggir Plasenta berada perdarahan yang terus-menerus yaitu
tepat pada pinggir pembukaan. usia lebih dari 35 tahun, multiparitas,
Plasenta Letak Rendah yaitu Plasenta pengobatan infertilitas, multiple
yang letaknya abnormal pada segmen gestation (larger surface area of the
bawah uterus tetapi belum sampai placenta), erythroblastosis, riwayat
menutupi pembukaan jalan lahir. operasi/pembedahan uterus sebelum-
(Wiknjosastro, 2006). nya (prior uterine surgery), kegu-
Plasenta berbentuk bundar atau guran berulang (recurrent abortions),
hampir bundar dengan diameter 15- status sosioekonomi yang rendah,
20 cm dan tebal 2,5 cm, berat rata- jarak antar kehamilan yang pendek
rata 500 gram. Tali pusat berhu- (short interpregnancy interval), mero-
bungan dengan Plasenta biasanya di kok, penggunaan kokain. Penyebab
tengah (insersio sentralis), Bila hubu- lainnya termasuk pemeriksaan dengan
ngan agak pinggir (insersio late- jari (digital exam), abruption (pre-
ralis), dan bila di pinggir Plasenta eklampsia, hipertensi kronis, peng-
(insersio marginalis), kadang-kadang

130
Jurnal Obstretika Scientia Vol. 2 No. 2, (2013-2014)

gunaan kokain, dll) dan penyebab pada primigravida yang berumur


trauma. (Wiknjosastro, 2006). lebih dari 35 tahun kira-kira 2 kali
lebih besar dibandingkan dengan
Komplikasi plasenta previa
primigravida yang berumur kurang
menurut Myles (2009) yaitu, syok
dari 25 tahun, pada para 3 atau lebih
maternal akibat kehilangan darah dan
yang berumur lebih dari 35 tahun
hipovolemia, komplikasi anastesi dan
kira-kira 3 kali lebih besar diban-
operasi yang lebih sering terjadi pada
dingkan dengan para 3 atau lebih
ibu yang menderita plasenta previa
yang berumur kurang dari 25 tahun
mayor, dan persiapan operasi yang
(Prawirohardjo, 2009). Pada keha-
kurang optimal. Plasenta akreta pada
milan berikutnya dibutuhkan lebih
15% ibu yang menderita plasenta
banyak permukaan plasenta untuk
previa. Embolisme udara kadang
menyediakan persediaan darah yang
terjadi jika sinus yang berada didasar
adekuat ke ruang intervilous, Aliran
plasenta mengalami kerusakan. Per-
darah ke plasenta tidak cukup dan
darahan pascapartum, terkadang per-
memperluas permukaannnya sehingga
darahan yang tidak terkontrol dapat
menutupi pembukaan jalan lahir
terus terjadi sekalipun telah dilakukan
sehingga terjadilah placenta previa.
pemberian obat uterotenika pada saat
kelahiran dan histerektomi sesaria Dengan mengadakan beberapa
mungkin perlu dilakukan untuk strategi diharapkan angka kematian
menyelamatkan nyawa ibu. Kematian ibu dapat ditangani sedini mungkin.
maternal, suatu hal yang sangat Departemen kesehatan dalam upaya
jarang terjadi pada kondisi ini. untuk menurunkan AKI di Indonesia
Hipoksia janin dan gejala sisanya melakukan strategi agar semua asuhan
akibat pemisahan plasenta. Kematian antenatal dan sekitar 60% dari
janin, bergantung pada usia gestasi keseluruhan persalinan dilayani oleh
dan jumlah darah yang keluar. tenaga kesehatan terlatih. Strategi ini
dilaksanakan untuk dapat mengenali
Frekuensi plasenta previa me-
dan menanggulangi gangguan keha-
ningkat dengan meningkatnya paritas
milan dan persalinan sedini mungkin.
dan umur. frekuensi plasenta previa
Penyiapan sarana pertolongan gawat

131
Lestari dan Misbah / Hubungan Antara Paritas Dan Umur Ibu Dengan Kejadian Plasenta Previa / 127-143

darurat merupakan langkah antisipatif Metodologi Penelitian


terhadap komplikasi yang mungkin
Penelitian ini adalah penelitian
mengancam keselamatan ibu analitik (Kuantitatif) tipe kasus kontrol
(Saifudin, 2006). tidak berpasangan (unmatched case
Perdarahan obstetri merupakan control study) dengan menggunakan
penyebab terbesar kesakitan dan pendekatan retroseptif. Pada studi
kematian ibu, selain itu perdarahan kasus kontrol sekelompok kasus
juga merupakan penyebab kesakitan dibandingkan dengan sekelompok
dan kematian perinatal yang bermakna. kontrol untuk mengetahui apakah
Kasus ini masih menarik dipelajari faktor resiko tertentu benar berpe-
terutama di negara berkembang terma- ngaruh terhadap terjadinya efek yang
suk Indonesia, terutama di RSUD Dr. diteliti dengan membandingkan keke-
Adjidarmo Lebak, Rangkasbitung rapan pejanan faktor resiko tersebut
karena faktor predisposisi yang masih pada sekelompok kasus dan sekelom-
sulit di hindari, dan prevalensinya pok kontrol.
masih tinggi yaitu terdapat 74 (2%) Rencana penelitian retrospektif,
Ibu hamil dari 3645 orang dalam 1 dikatakan demikian karena penelitian
tahun terakhir yang menderita plasenta ini melihat kasus-kasus penyakit atau
previa, berarti dari 49 ibu yang kasus kesehatan yang dilihat dimasa
melahirkan ada 1 orang yang menga- sekarang ini, akan tetapi faktor resi-
lami plasenta previa dan hal ini mem-
konya didefinisikan terjadinyab atau
punyai andil yang besar dalam angka dilihat kearah masa lalu (Machfoedz,
kematian maternal dan perinatal yang 2008)
merupakan paramenter pelayanan
Terdapat 2 variabel dalam pene-
kesehatan.
litian ini, yaitu: 1) variabel bebas; 2)
Berdasarkan uraian di atas, variabel terikat. Variabel bebas
maka tema sentral penelitian ini (independen variabel) adalah variabel
adalah tingginya angka kejadian yang ia berubah akan mengakibatkan
perdarahan antepartum salah satunya perubahan variabel lain (Sastroasmoro,
disebabkan oleh plasenta previa. 2008). Dalam penelitian ini variabel

132
Jurnal Obstretika Scientia Vol. 2 No. 2, (2013-2014)

bebasnya adalah paritas dan umur Sedangkan sampel untuk ke-


ibu. Variabel terikat (dependent lompok kontrol adalah ibu yang tidak
variabel) adalah variabel yang berubah mengalami plasenta previa di RSUD
akibat variabel bebas (Sastroasmoro, Dr. Adjidarmo Rangkasbitung Tahun
2008) dalam penelitian ini variabel 2011, diambil secara random dengan
terikatnya adalah plasenta previa. perbandingan 1:2 sehingga kelompok
kontrol berjumlah 148 orang, yang
Penulis mengambil lokasi
diambil secara sistematik random
penelitian di Rumah Sakit Umum
sampling. Jumlah keseluruhan sampel
Daerah Dr. Adjidarmo Rangkasbitung
222 orang.
Lebak, Banten. Populasi adalah kese-
luruhan subjek penelitian. (Machfoedz, Dalam penelitian ini peneliti
2008). Populasi dalam penelitian ini melakukan pengumpulan data dengan
adalah seluruh ibu bersalin di Ruang pengamatan dan pencatatan dari re-
bersalin di RSUD Dr. Adjidarmo gister pasien dengan plasenta previa
Rangksbitung tahun 2011, berjumlah di rekam medik RSUD Dr.Adjidarmo.
3645 orang. Sampel adalah sebagian Penulis mengambil lokasi penelitian
dari populasi yang merupakan wakil di RSUD Dr. Adjidarmo, Kecamatan
dari populasi itu. (Machfoedz, 2008). Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.
Alasan memilih lokasi ini karena
Sampel dalam penelitian ini
ingin mengidentifikasi sejauh mana
diambil dari sebagian populasi dengan
hubungan antara paritas dan umur
mempertimbangkan syarat-syarat yang
ibu dengan kejadian plasenta previa.
telah terpenuhi, yaitu ibu bersalin
Waktu pengambilan dimulai dari
yang dirawat di ruang bersalin di
bulan Januari-Desember 2011.
RSUD Dr. Adjidarmo Rangkasbitung
tahun 2011. Sampel untuk kelompok Hasil Penelitian dan Pembahasan
kasus adalah seluruh ibu bersalin Setelah dilakukan penelitian di
dengan plasenta previa di RSUD Dr. RSUD Dr.Adjidarmo kecamatan Rang-
Adjidarmo Rangkasbitung tahun 2011, kasbitung bulan Januari-Desember
jumlahnya 74 orang. 2011, maka data yang dapat disajikan
dalam bentuk tabel distribusi fre-

133
Lestari dan Misbah / Hubungan Antara Paritas Dan Umur Ibu Dengan Kejadian Plasenta Previa / 127-143

kuensi yang menunjukan hubungan kejadian plasenta previa di RSUD


antara paritas dan umur ibu dengan Dr.Adjidarmo.
Tabel 1
Distribusi frekuensi ibu yang mengalami plasenta previa
Plasenta Previa Frekuensi Presentase %
Ya 74 33,3
Tidak 148 66,7
Total 222 100,0

Berdasarkan tabel diatas 74 orang (33,3%) dan sebagai
menunjukan bahwa responden yang kelompok kontrol 148 orang (66,7%)
digunakan sebagai kelompok kasus (1:2).
Tabel 2
Distribusi Responden Berdasarkan paritas ibu
Paritas Frekuensi Presentase %
Multipara dan grandemultipara 123 55,4
Primipara 99 44,6
Total 222 100,0

Berdasarkan tabel diatas me- multipara dan grandemultipara


nunjukkan bahwa lebih dari separuh (55,4%).
responden (55,4%) dengan paritas
Tabel 3
Distribusi Responden Berdasarkan umur ibu
Umur responden Frekuensi Presentase %
<20 & >35 49 22,1
20-35 173 77,9
Total 222 100,0

Berdasarkan tabel diatas responden ibu berumur 20-35 tahun


menunjukkan bahwa sebagian besar sebesar (77,9%).

134
Jurnal Obstretika Scientia Vol. 2 No. 2, (2013-2014)

Tabel 4
Hubungan Paritas Ibu dengan Kejadian Plasenta Previa
Plasenta Total OR P Paritas
Paritas previa value
Ya Tidak
Multipara dan 52 71 123
grandemultipara (70,3%) (48%) (55,4%)
2,563
22 77 99
Primipara (1,416-
(29,7%) (52%) (44,6%) 0,002
4,641)
74 148 222
Total
(100%) (100%) (100%)

Berdasarkan tabel diatas menun- bermakna antara paritas dengan


jukkan bahwa proporsi kejadian kejadian plasenta previa di RSUD
plasenta previa lebih banyak terjadi Dr. Adjidarmo Rangkasbitung tahun
pada paritas multipara dan grande- 2011. Adapun nilai Odds Ratio (OR)
multipara (70,3%). yang diperoleh dalam analisis
penelitian ini adalah sebesar 2,563
Hasil uji statistik dengan
(1,461-4,641), berarti ibu yang
menggunakan Chi Square pada α =
multipara dan grandemultipara mem-
0,05 didapatkan nilai P sebesar 0,002
punyai resiko 3 kali lebih besar
(P ≤ 0,05) yang berarti bahwa secara
terjadi plasenta previa.
statistik terdapat hubungan yang
Tabel 5
Hubungan Umur Ibu dengan Kejadian Plasenta Previa
Plasenta P
Umur Total OR Paritas
previa value
<20 tahun & 28 21 49
>35 tahun (37,8%) (14,2%) (22,1%)
3,681
46 127 173
20-35 tahun (1,905- 0,000
(62,2%) (85,8%) (77,9%)
7,113)
74 148 222
Total
(100%) (100%) (100%)

135
Lestari dan Misbah / Hubungan Antara Paritas Dan Umur Ibu Dengan Kejadian Plasenta Previa / 127-143

Berdasarkan tabel diatas menun- ponden yang mengalami kejadian


jukkan bahwa ibu dengan umur < 20 plasenta previa proporsinya lebih
tahun dan > 35 tahun lebih banyak tinggi pada paritas ibu multipara dan
yang terjadi plasenta previa (37,8%) grandepara (70,3%) dibanding
dibandingkan dengan yang tidak dengan paritas ibu yang primipara
terjadi plasenta previa (14,2%). (29,7%). Berdasarkan hasil uji statis-
tik dengan menggunakan Chi Square
Hasil uji statistik dengan meng-
pada α = 0,05 didapatkan nilai P
gunakan Chi Square pada α = 0,05
sebesar 0,002 (P ≤ 0,05),adapun nilai
didapatkan nilai P sebesar 0,000 (P ≤
Odds Ratio (OR) yang diperoleh
0,05) yang berarti bahwa secara
dalam analisis penelitian ini adalah
statistik terdapat hubungan yang
sebesar 2,563 (1,461-4,641), ini
bermakna antara paritas dengan keja-
berarti bahwa ibu yang peritasnya
dian plasenta previa di RSUD Dr.
multipara dan grandepara memiliki
Adjidarmo Rangkasbitung tahun 2011.
resiko mengalami plasenta previa 3
Adapun nilai Odds Ratio (OR) yang
kali lebih besar dibandingkan dengan
diperoleh dalam analisis penelitian
ibu primipara. Yang berarti bahwa
ini adalah sebesar 3,681 (1,905-
secara statistik terdapat hubungan
7,113) berarti ibu yang berumur < 20
yang bermakna antara paritas dengan
tahun dan > 35 tahun mempunyai
kejadian plasenta previa di RSUD
resiko 4 kali lebih besar terjadi plasenta
Dr. Adjidarmo Rangkasbitung tahun
previa, dibandingkan dengan ibu
2011.
yang berumur 20-30 tahun.
Hal tersebut menunjukan bahwa
Pembahasan
ibu dengan paritas multipara dan
1. Hubungan Paritas Ibu dengan
grandemultipara lebih sering terjadi
Kejadian Plasenta Previa
plasenta previa disebabkan oleh
Berdasarkan hasil penelitian aliran darah ke plasenta tidak cukup
didapatkan hubungan paritas ibu atau diperlukan lebih banyak
dengan kejadian plasenta previa di sehingga akan memperluas permu-
RSUD Dr. Adjidarmo Rangkasbitung kaannya sehingga akan menutupi
tahun 2011 menunujukan bahwa res- jalan lahir. Hal ini sesuai dengan

136
Jurnal Obstretika Scientia Vol. 2 No. 2, (2013-2014)

teori (Wiknjosastro, 2006) bahwa Meningkatnya paritas ibu dengan


plasenta previa dapat terjadi pada ibu kejadian plasenta previa disebabkan
yang paritas tinggi, bahwa apabila vaskularisasi yang berkurang dan
aliran darah ke plasenta tidak cukup perubahan atrofi pada desidua akibat
atau diperlukan lebih banyak seperti persalinan masa lampau. Aliran
pada kehamilan kembar,plasenta darah ke plasenta tidak cukup dan
yang letaknya normal sekalipun akan memperluas permukaannnya sehingga
memperluas permukaannya, sehingga menutupi pembukaan jalan lahir
mendekati atau menutupi sama sekali (Sumapraja, 2005). Pada multipara
pembukaan jalan lahir. pembentukan Segmen Bawah Rahim
(SBR) terjadi saat mendekati persalinan
Sedangkan menurut Manuaba
sedangkan pada nullipara pembentukan
(2010) paritas atau para adalah
segmen bawah rahim terjadi pada
wanita yang pernah melahirkan dan
jauh hari sebelum persalinan. Keadaan
di bagi menjadi beberapa istilah :
inilah yang dapat mempertinggi
Primipara yaitu wanita yang telah
melahirkan sebanyak satu kali. risiko plasenta previa.

Multipara yaitu wanita yang telah Menurut Wiknjosastro (2006),


pernah melahirkan anak hidup bebe- penyebab kematian ibu salah satunya
rapa kali, di mana persalinan tersebut karena 4T yaitu terlalu muda punya
tidak lebih dari lima kali. Grande- anak yaitu umur kurang dari 20 tahun,
multipara yaitu wanita yang telah terlalu banyak melahirkan yaitu lebih
melahirkan janin aterm lebih dari dari 3 anak, terlalu rapat jarak melahir-
lima kali. Paritas 2-3 merupakan paritas kan yaitu kurang dari 2 tahun, terlalu
paling aman ditinjau dari sudut kema- tua punya anak yaitu lebih dari 35
tian maternal. Lebih tinggi paritas, tahun. Menurut Manuaba (1999)
lebih tinggi kematian maternal. Risiko Seorang wanita yang telah mengalami
pada paritas 1 dapat ditangani dengan kehamilan sebanyak 6 kali atau lebih,
asuhan obstetrik lebih baik, sedangkan lebih mungkin mengalami: Kontraksi
resiko pada paritas tinggi dapat dicegah yang lemah pada saat persalinan
atau dikurangi dengan keluarga (karena otot rahimnya lemah), perda-
berencana (Wiknjosastro, 2006). rahan setelah persalinan (karena otot

137
Lestari dan Misbah / Hubungan Antara Paritas Dan Umur Ibu Dengan Kejadian Plasenta Previa / 127-143

rahimnya lemah), plasenta previa akan mempengaruhi resiko tinggi


(plasenta letak rendah), dan pre- terjadinya placenta previa.
eklampsi. Pada kehamilan berikutnya
2. Hubungan Umur Ibu dengan
dibutuhkan lebih banyak permukaan
Kejadian Plasenta Previa
plasenta untuk menyediakan persediaan
Berdasarkan hasil penelitian
darah yang adekuat ke ruang
didapatkan hubungan umur ibu
intervilous, hal ini meningkatkan
dengan kejadian plasenta previa di
risiko plasenta previa. Manuaba juga
RSUD Dr. Adjidarmo Rangkasbitung
berpendapat bahwa pada primigravida
tahun 2011 menunujukan bahwa res-
tua, kejadian plasenta previa meningkat
ponden yang mengalami kejadian
dikarenakan tumbuh endometrium
plasenta previa proporsinya lebih
yang kurang subur seiring menurunnya
tinggi pada umur ibu < 20 tahun dan
fungsi organ tubuh sedangkan pada
> 35 tahun (37,8%) dibanding dengan
riwayat persalinan dan seksio sesarea
umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun
dan bekas aborsi, endometrium menga-
(37,8%), dibandingkan dengan yang
lami kecacatan
tidak terjadi plasenta previa (14,2%).
Setiani (2010) dalam penelitiannya Berdasarkan hasil uji statistik dengan
yang bejudul hubungan antara paritas menggunakan chi square pada α = 0,05
dengan kejadian plasenta previa di didapatkan nilai P sebesar 0,000 (P ≤
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah 0,05), adapun nilai Odds Ratio (OR)
Gombong tahun 2010. Hasil penelitian
yang diperoleh dalam analisis pene-
diketahui bahwa ada responden dengan litian ini adalah sebesar 3,681 (1,905-
paritas multipara dan terjadi plasenta 7,113), berarti ibu yang umur < 20
previa sebanyak 44 responden (44,9%), tahun dan > 35 tahun mempunyai
sedangkan responden dengan paritas resiko 4 kali lebih besar terjadi plasenta
primipara dan terjadi plasenta previa previa, yang berarti bahwa secara
sebanyak 5 responden (5,1%). Hasil statistik terdapat hubungan yang
diperoleh ada hubungan antara pari- bermakna antara paritas dengan keja-
tas dengan kejadian plasenta previa
dian plasenta previa di RSUD Dr.
artinya semakin banyak paritas maka Adjidarmo Rangkasbitung tahun 2011.

138
Jurnal Obstretika Scientia Vol. 2 No. 2, (2013-2014)

Dari hasil uji hubungan umur dan berkisar 3% dari semua persalinan,
kejadian plasenta previa tersebut di penyebabnya antara lain plasenta
atas ternyata kelompok umur < 20 previa, solusio plasenta, dan perdarahan
tahun dan > 35 tahun memperoleh yang belum jelas sumbernya (Sarwono,
angka tertinggi yang menderita plasenta 2002).
previa dibandingkan yang tidak Beberapa kepustakaan mengatakan
mengalami plasenta previa. Hal ini
plasenta previa lebih sering pada
terjadi karena umur < 20 tahun diang- wanita multipara, mungkin karena
gap fisik dan organ reproduksinya jaringan parut uterus akibat kehamilan
belum siap atau matang. Serta pada berulang. Jaringan parut ini menyebab-
umur > 35 tahun dianggap fungsi kan tidak adekuatnnya persediaan
fisik dan organ reproduksinya sudah darah ke plasenta sehingga plasenta
menurun atau berkurang. Hal ini menjadi lebih tipis dan mencakup
sesuai dengan teori (Wiknjosastro, daerah uterus yang lebih luas. Kon-
2006) frekuensi plasenta previa pada sekuensi perlekatan plasenta yang
primigravida yang berumur lebih dari luas ini adalah meningkatnya risiko
35 tahun kira-kira 10 kali lebih sering penutupan ostium uteri internum.
dibandingkan dengan primigravida Strassman menyatakan bahwa plasenta
yang berumur kurang dari 25 tahun. letak rendah terjadi karena endo-
Pada grandemultipara yang berumur metrium bagian fundus belum siap
lebih dari 35 tahun kira-kira. menjadi tempat implantasi pada keha-
Perdarahan pervaginam dapat milan yang sering Seorang wanita
terjadi setiap saat pada masa hamil, dengan multiparitas, rawan mengalami
dapat disebabkan oleh kondisi yang kehamilan dengan plasenta previa
ringan seperti implasntasi, sevisitis, dan perlu di waspadai hal itu sering
atau polip serviks atau koitus, atau terjadi pada multiparitas dengan usia
oleh kondisi-kondisi serius yang bah- 20 – 35 tahun.
kan mengancam kehidupan seperti Usia muda dasarnya berkisar
plasenta previa dan solution plasenta.
antara 13-19 tahun secara umum dinya-
Perdarahan antepartum merupakan takan bahwa wanita usia muda adalah
kasus gawat darurat yang kejadiannya

139
Lestari dan Misbah / Hubungan Antara Paritas Dan Umur Ibu Dengan Kejadian Plasenta Previa / 127-143

wanita yang berumur dibawah 20 pantangan yang ibu lakukan terutama


tahun. Usia reproduksi optimal bagi pantangan makanan dan ini tentu
seorang wanita adalah umur antara mengurangi kemaksimalan placenta
20-35 tahun, dibawah dan diatas usia membentuk dirinya akibatnya akan
tersebut akan meningkatkan resiko merugikan bagi bayi. Dalam kurun
kehamilan atau persalinan. Usia muda waktu reproduksi sehat dikenal
dibawah 20 tahun karena perkem- bahwa usia aman untuk kehamilan
bangan organ-organ reproduksi yang dan perasalinan adalah 20-35 tahun.
belum optimal dimana sistim tubuh Kematian maternal pada wanita hamil
terutama sistim reproduksi masih dan melahirkan pada usia dibawah 20
dalam proses pematangan, kematangan tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari
emosi dan kejiwaan kurang diakibatkan pada kematian maternal yang terjadi
pada usia tersebut ibu masih masuk pada usia 20-29 tahun. Kematian
dalam usia remaja dimana kebutuhan matenal meningkat kembali sesudah
akan pertemanan dan keakuan usia 30-35 tahun (Wiknjosastro, 2006).
dirinya masih tinggi serta fungsi Berdasarkan hasil uji statistik
fisiologi yang belum optimal, sehingga univariat dan bivariat yang disajikan
sering terjadi komplikasi yang tidak dengan tabel distribusi frekuensi dan
di inginkan dalam kehamilan. tabel silang pada variabel paritas dan
Pada usia yang lebih tua diatas umur terdapat hubungan. Pada pene-
35 tahun telah terjadi kemunduran litian ini yang mana teori mengatakan
fungsi fisiolagi maupun reproduksi bahwa penyebab kejadian plasenta
secara umum, penurunan daya ingat previa dapat terjadi pada ibu yang
membuat informasi yang disampai- paritas tinggi, bahwa apabila aliran
kan tidak terserap denga baik, waktu darah ke plasenta tidak cukup atau
yang dipunyai ibu sedikit karena diperlukan lebih banyak seperti pada
kesibukan mengurusi keluarga dan kehamilan kembar, plasenta yang
membantu suami mencari nafkah letaknya normal sekalipun akan mem-
sehingga tambah lagi apabila ibu perluas permukaannya, sehingga men-
tinggal serumah dengan mertua atau dekati atau menutupi sama sekali
keluarga lain yang membuat banyak pembukaan jalan lahir (Wiknjosastro,

140
Jurnal Obstretika Scientia Vol. 2 No. 2, (2013-2014)

2006) dan frekuensi plasenta previa Frekuensi ibu yang mengalami pla-
pada primigravida yang berumur senta previa di RSUD Dr. Adjidarmo
lebih dari 35 tahun kira-kira 10 kali Rangkasbitung tahun 2011 menun-
lebih sering dibandingkan dengan jukkan bahwa responden yang digu-
primigravida yang berumur kurang nakan sebagai kelompok kasus 74
dari 25 tahun. orang (33,3%) dan kontrol 148 orang
(66,7%) (1:2). Pada responden di
Hasil penelitian Wardana (2007)
RSUD Dr. Adjidarmo Rangkasbitung
menyatakan peningkatan umur ibu
tahun 2011 berdasarkan umur
menjadi salah satu faktor risiko
menunjukkan bahwa sebagian besar
terjadinya plasenta previa, hal ini
responden ibu berumur 20-35 tahun
disebabkan karena penebalan pembu-
sebesar 77,9%. Terdapat hubungan
luh daran (sklerosis) pembuluh darah
bermakna antara paritas ibu dengan
arteli kecil dan arteriole miometrium
kejadian plasenta previa (P Value =
menyebabkan aliran darah ke endo-
0,002) di RSUD Dr. Adjidarmo
metrium tidak merata sehingga plasenta
Rangkasbitung tahun 2011. Terdapat
tumbuh lebih lebar dengan luas
hubungan bermakna antara umur ibu
permukaan yang lebih besar, untuk
dengan kejadian plasenta previa (P
mendapatkan aliran darah yang adekuat
Value = 0,000) di RSUD Dr.
Simpulan
Adjidarmo Rangkasbitung tahun 2011.
Penelitian yang dilakukan oleh
Saran
peneliti yang berjudul hubungan
Untuk tenaga kesehatan hen-
paritas dan umur ibu dengan kejadian
daknya meningkatkan pengetahuan
plasenta previa di RSUD Dr.
dan keterampilan mengenai perda-
Adjidarmo Rangkasbitung tahun 2011
rahan antepartum, dan hendaknya
maka pada bagian ini peneliti akan
meningkatkan kewapadaan, penga-
menarik kesimpulan berdasarkan hasil
wasan dan pelayanan pada ibu hamil
penelitian menggunakan uji statistik
yang memeriksakan kehamilannya.
dan pembahasan teori yang telah
Bekerja sama dengan dinas kesehtan
peneliti lakukan, kesimpulan peneliti
ini diuraikan sebagai berikut: agar semua asuhan antenatal dani

141
Lestari dan Misbah / Hubungan Antara Paritas Dan Umur Ibu Dengan Kejadian Plasenta Previa / 127-143

keseluruhan persalinan dilayani oleh jur menikah di usia <20 tahun. Serta
tenaga kesehatan terlatih. Strategi ini tenaga kesehatan lebih menggalakan
dilaksanakan untuk dapat mengenali tentang program KB karena melihat
dan menanggulangi gangguan keha- dari tingginya angka kejadian plasenta
milan dan persalinan sedini mungkin previa pada ibu dengan paritas multi-
diperlukan juga penyiapan sarana para dan grandemultipara. Untuk
pertolongan gawat darurat yang institusi pendidikan penelitian ini
memadai juga SDM yang terlatih. diharapkan dapat menambah wawasan
Selain itu perlu juga pendidikan dan pengetahuannya dalam bidang
kesehatan mengenai Pendawasaan kesehatan dan dapat dijadikan bahan
Usia Perkawinan (PUP) karena meli- referensi atau sumber informasi
hat dari tingginya angka kejadian untuk penelitian berikutnya sangat
plasenta previa pada umur < 20 tahun diperlukan penambahan referensi
dan > 35 tahun. Karena dalam PUP, yang sesuia dengan penelitian untuk
baik perempuan dan pria dipersiap- menggugah keingintahuan mahasiswa.
kan dari segala aspek yaitu aspek Sebagai bahan informasi bagi masya-
kesehatan dengan mempersiapkan rakat mengenai faktor yang dapat
wanita menikah di usia reproduksi meningkatkan kejadian plasenta
sehat membuat ibu hamil pada masa previa dan bertindak segera agar
yang tepat, dari faktor ekonomi tidak terjadi keparahan akibat penya-
dimana kematangan usia dapat me- kit dengan dilakukannya penyuluhan,
matangkan juga perilaku dan kede- pemberian informasi dari media ce-
wasaan pasangan sehingga membuat tak maupun media elektronik. Untuk
pasangan suami istri dapat memenuhi meningkatkan pengetahuan, wawasan
kebutuhan ekonominya, psikologi dan keterampilan dalam penanganan
yang sehat dan agama. Sehingga atau penatalaksanaan plasenta previa.
PUS dapat siap untuk mengarungi
Daftar Pustaka
kehidupan berkeluarga. Tenaga kese- Data Dinas Kesehatan (Dinkes)
hatan dapat juga memberikan pendi- Provinsi Banten. (2007).
dikan tentang penundaan anak per- Tentang AKI dan AKB.
tama (PAP) bagi yang sudah terlan-

142
Jurnal Obstretika Scientia Vol. 2 No. 2, (2013-2014)

Depkes RI. (1996). Perdarahan Saifuddin, Abdul Bari, dkk. (2006).


Antepartum. Departemen Buku Acuan Nasional pelayanan
Kesehatan RI: Jakarta. Kesehatan Maternal dan
Depkes R.I. (2007). Profil Kesehatan Neonatal. Jakarta: YBPSP.
Indonesia. Jakarta ----------------.(2002). Buku Panduan
-------------- (2008). Profil Kesehatan Praktis pelayanan Kesehatan
Indonesia. Jakarta Maternal dan Neonatal.
-------------- (2009). Profil Kesehatan Jakarta: YBPSP.
Indonesia. Jakarta Sastroasmoro. (2008). Dasar–Dasar
Linda Wahyu Setiani. (2010) Metodologi Penelitian Klinis.
Hubungan antara paritas Jakarta: SagungSeto.
dengan kejadian plasenta Wardana GA dan Karkata MK. 2007.
previa di Rumah Sakit PKU Faktor Risiko Plasenta
Muhammadiyah Gombong Previa. CDK 34: 229-32
tahun 2010. KTI; Stikes Wiknjosastro, Hanifa. (2006). Ilmu
Muhamadyah Gombong. Kebidanan. Jakarta: Yayasan
Manuaba, IBG, dkk. (2010). Ilmu Bina Pustaka.
Kebidanan Penyakit
Kandungan Dan KB. Jakarta:
EGC.
Machfoedz, Ircham. (2008).
Metodologi Peneliti Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Myles. (2009). Buku Ajar Bidan
Edisi 14. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, sarwono.(2002). Ilmu
Kebidanan. Jakarta: YBPSP.
---------------.2009). Buku Acuan
Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: YBPSP.

143

Anda mungkin juga menyukai