Anda di halaman 1dari 3

Kelestarian keanekaragaman jenis makhluk hidup harus senantiasa diperhatikan agar

keseimbangan ekosistem selalu terjaga. Ekosistem yang seimbang diperlukan untuk


mempertahankan kehidupan manusia. Keanekaragaman tumbuhan dan hewan penting untuk
kesejahteraan manusia. Bayangkan bagaimana manusia akan memenuhi kebutuhan hidupnya
tanpa tumbuhan dan hewan di sekitarnya. Komponen-komponen ekosistem memiliki manfaat
yang sangat besar bagi manusia dan makhluk hidup lain, di antaranya sebagai berikut.
1. Sebagai sumber bahan makanan bagi makhluk hidup lain. Misalnya produsen
menyediakan bahan makanan bagi konsumen primer (herbivora), konsumen primer
menyediakan makanan bagi konsumen sekunder (karnivora), dan seterusnya.
2. Sumber Ekonomi , Bahan baku industri membutuhkan makhluk hidup sebagai bahan
bakunya. Industri perkebunan, obat-obatan, kosmetika, makanan, dan minuman,
merupakan contoh industri yang berkaitan erat dengan keberadaan makhluk hidup. Selain
itu banyak jenis-jenis makhluk hidup yang dapat dipanen dari alam atau hutan dan
diperdagangkan langsung, misalnya rotan, umbi-umbian, hewan buruan, dan buah-
buahan. Jadi keanekaragaman makhluk hidup merupakan sumber ekonomi bagi
masyarakat dan bangsa Indonesia
3. Berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem yang dinamis. Contohnya
keberadaan harimau (karnivora) di suatu padang rumput untuk mencegah terjadinya
ledakan populasi herbivora di wilayah tersebut, agar ketersediaan rumput selalu terjaga.
Kehadiran predator dan parasitoid ikut mengontrol populasi hama agar tidak
menimbulkan kerugian yang lebih besar.
4. Menjamin tetap berlangsungnya daur ulang sampah organik di ekosistem. Contohnya
jamur dan bakteri pengurai berperan menguraikan sampah organik menjadi zat-zat
anorganik yang sangat diperlukan bagi kehidupan tumbuhan dan sekaligus dapat
mengatasi masalah sampah organik.
5. Sebagai sumber senyawa anorganik yang sangat diperlukan bagi kehidupan. Contohnya
tanah merupakan sumber air dan unsur hara penting bagi kehidupan tumbuhan dan
makhluk hidup yang lain. Udara merupakan sumber CO2 untuk fotosintesis tumbuhan,
juga sebagai sumber O2 bagi semua makhluk hidup.
6. Membantu mengatasi permasalahan polusi. Misalnya tumbuhan menyerap CO2 udara
untuk fotosintesis, menyediakan O2 bagi organisme lain.
7. Manfaat Keilmuan, Keberadaan makhluk hidup berperan penting bagi perkembangan
ilmu pengetahuan. Keanekaragaman makhluk hidup merupakan sumber plasma nutfah.
Keanekaragaman plasma nutfah diperlukan untukmenciptakan jenis-jenis tanaman atau
hewan budidaya yang unggul. Selain itu adanya keanekaragaman hayatimemungkinkan
untuk menemukan sumber alternatif bagi pangan, obat-obatan, dan kebutuhan dasar
manusia lainnya
Salah satu peranan ekosistem adalah hutan mangtove. Hutan mangrove merupakan
komunitas tumbuhan pantai yang mampu hidup dan berkembang pada kondisi perairan yang
bersalinitas (tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air), pada kawasan pasang surut
pantai berlumpur. Mangrove banyak ditemukan pada kawasan muara dengan struktur tanah rawa
dan/atau padat. Hutan mangrove terdapat di sepanjang garis pantai di kawasan tropis, dan
menjadi pendukung berbagai jasa ekosistem, termasuk produksi perikanan dan siklus unsur hara.

Indonesia memiliki sekitar 202 jenis tumbuhan mangrove, meliputi 89 jenis pohon, 44 jenis
herba tanah, 44 jenis epifit, 19 jenis pemanjat, 5 jenis palma, dan 1 jenis paku. Dari 202 jenis
tersebut, 43 jenis (diantaranya 33 jenis pohon dan beberapa jenis perdu) ditemukan sebagai
mangrove sejati (true mangrove). Sementara jenis lain, ditemukan di sekitar mangrove dan
dikenal sebagai jenis mangrove ikutan (associate asociate)

Berdasarkan data One Map Mangrove, luas ekosistem mangrove Indonesia 3,5 juta
hektare yang terdiri dari 2,2 juta ha di dalam kawasan dan 1,3 juta ha di luar kawasan mangrove.
Ekosistem mangrove tersebut berada di 257 kabupaten/kota yang sebagian besar ekosistemnya
telah mengalami kerusakan. Luas hutan mangrove telah mengalami penurunan sebesar 30-50%
dalam setengah abad terakhir ini karena pembangunan daerah pesisir, perluasan pembangunan
tambak dan penebangan yang berlebihan[3]. Kusuma dkk dalam bukunya yang berjudul
“Ekologi Mangrove” memaparkan bahwa meningkatnya penyediaan sarana dan prasarana serta
pelabuhan di pinggir pantai akan mempercepat terjadinya penurunan luasan hutan mangrove.
Penurunan ekosistem mangrove akan berdampak terhadap ekonomi, lingkungan/ekologi,
sosial dan budaya bagi masyarakat pesisir. Secara ekonomi, ekosistem mengrove dapat berfungsi
sebagai sumber pakan konsumen peternakan (pakan cacing, kepiting dan golongan
kerang/keong), yang selanjutnya menjadi sumber makanan bagi konsumen di atasnya dalam
siklus rantai makanan di suatu ekosistem. Fungsi lain dari ekosistem mangrove sebagai tempat
hidup (habitat) berbagai satwa liar, seperti monyet, buaya, biawak, burung dan lain-lain.
Secara lingkungan, ekosistem mengrove mempunyai peran besar, seperti tempat
pembiakan benih-benih ikan, udang, dan kerang dari lepas pantai, penghasil oksigen yang
dibutuhkan oleh berbagai makhluk hidup, menurunkan kandungan gas karbon dioksida (CO2) di
udara dan bahan-bahan pencemar di perairan rawa pantai[4]. Ekosistem mangrove memiliki
peran sosial budaya sebagai bentuk keindahan dan peninggalan/sejarah budaya mangrove itu
sendiri.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh CIFOR menunjukan bahwa mangrove merupakan
salah satu hutan terkaya karbon di kawasan tropis, yang mengandung sekitar 1023 Mg karbon
per hektar. Tanah dengan kandungan organik tinggi memiliki kedalaman antara 0,5 m sampai
dengan lebih dari 3 m dan merupakan 49-98% simpanan karbon dalam ekosistem ini. Dengan
menggabungkan data kami dengan informasi lain yang telah dipublikasikan. CIFOR
memperkirakan bahwa deforestasi mangrove menyebabkan emisi sebesar 0,02- 0,12 Pg karbon
per tahun, yang setara dengan sekitar 10% emisi dari deforestasi secara global, walaupun luasnya
hanya 0,7% dari seluruh kawasan hutan tropis
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk melakukan pelestraian hutan mangrove,
beberapa diantaranya adalah dengan melakukan penanaman ulang, melakukan upaya restorasi
kawasan mangrove, perluasan kawasan hutan mangrove, melakukan edukasi masyarakat
tempatan dan meningatkan kearifan lokal masyarakat lokal, dan memperbaiki lingkungan hutan
mangrove.

Anda mungkin juga menyukai