Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KUNJUNGAN

BENDUNGAN SERBA GUNA


WADUK GAJAH MUNGKUR
WONOGIRI

NAMA KELOMPOK :

1. MURNI DJAELANI (15.0646)


2. NUR AZIZ
3. REZA MOHAMMAD SADAD
4. SUPARNI (15.0666)
5. VIKI DWIJAYANTO (15.0671)

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK LINGKUNGAN


AKADEMI TEKNIK TIRTA WIYATA
MAGELANG
1. SEJARAH WADUK GAJAH MUNGKUR
Waduk Gajah Mungkur dibangun mulai tahun 1975 dan selesai
pembangunannya pada tahun 1981. Daerah tangkapan air (DTA) WGM terletak
pada 7˚32’ LS – 8˚15’ LS dan 110˚04’ BT - 110˚18’ BT. Secara administratif, Waduk
Gajah Mungkur sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Wonogiri, Propinsi
Jawa Tengah, dan sebagian kecil lainnya berada di wilayah Kabupaten Pacitan,
Propinsi Jawa Timur. Seluruhnya terdiri atass 24 Kecamatan dan 224
Desa/Kelurahan, dengan total luas 135.000 ha, 126.064 ha berupa lahan dan
sisanya berupa genangan. aerah tangkapan air WGM Wonogiri terdiri atas 7
SubDAS, yaitu: SubDAS Wuryantoro, Unggahan, Alang, Solo Hulu, Temon, Wiroko
dan Keduang (Wiryanto, 2012). Bendungan Wonogiri diresmikan oleh Presiden RI
Bp. Soeharto pada tahun 1982
Tabel 2.1 Sub DAS di Waduk Gajah Mungkur

No. Sub DAS Luas (ha) Luas (%)


1 Alang 38.603 30
Unggahan
2 Keduang 43.786 34
3 Solo Hulu 6.740 5
4 Temon 22.891 18
5 Wiromoko 8.231 6
6 Wuryantoro 7.210 6
Jumlah 127.461 100

2. FUNGSI DAN TUJUAN WADUK GAJAH MUNGKUR


a. Mengatur kecepatan arus air, waduk Wonogiri mampu mengontrol debit banjir
dengan mengurangi kecepatan arus air dari 4000 m3/s menjadi 400 m3/s
b. Untuk kepentingan irigasi mengaliri sawah seluas kurang lebih 3000 ha, di
kabupaten Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Klaten dan Ngawi.
c. Untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan kemampuan daya sebesar
12,4 MW dan air baku PDAM
d. Perikanan,bendungan Wonogiri mempunyai volume +- 400.000.000 m3 dengan
luas permukaan 73,6 km2 dengan ketinggian air 136 m sangat baik untuk
pengembangan perikanan darat.
e. Pariwisata
3. DATA TEKNIS WADUK GAJAH MUNGKUR
Data Teknis Waduk
Luas daerah tangkapan air           :1.350 km2
Luas genangan masksimum          :88 km2
Isi total                                         :735.000.000 m3
Isi efektif                                  :440.000.000 m3
Isi kantong lumpur                       :120.000.000 m3
Elevasi muka air banjir tertinggi    :+ 139,10 m
Elevasi muka air banjir rencana    :+ 138,20 m
Elevasi muka air terendah             :+ 127,00 m
Elevasi muka air normal                :+ 136,00 m
Bendungan Tipe:Timbunan bantu dengan inti kedap ditengah
Lebar puncak                            :7 m
Panjang puncak                         :830 m
Tinggi tubuh bendungan              :40 m
Elevasi puncak                           :+ 142,00 m
Isi timbunan                                 :1.223.000 m3
Kemiringan hulu                       :1 : 3,1
Kemiringan hilir                           :1 : 2,2
Bangunan Pelimpah
Lokasi                                        :Tebing kiri
Tipe                                           :Pelimpah dengan pintu
Pintu                                          :Radial 7,5 (L) x 7,8 (T) : 4 buah
Kapasitas                                  :400 m3/dt
Elevasi puncak                           :+ 131,00 m
Bangunan Pengambilan
Pintu terowong                           :5,5 (L) x 5,5 (T) : 1 buah
Saluran Pembawa
Tipe                                           :Terowong bentuk lingkaran
Ukuran                                       :Diameter 5,5 m
Panjang terowong                       :264,62 m
Kapasitas                                   :75 m3/dt
Elevasi ambang                           :+ 116,00 m
Penstock
Ukuran                                      :Diameter 5,2 m - 3,6 m
Panjang terowong                       :36,465 m
Katup Pelepas
Tipe                                          :Hollow Jet Valve
Ukuran                                      :Diameter 1,95 m
Kapasitas                                  : 35 m3/dt
Pembangkit Tenaga Listrik
Daya terpasang                           :12,4 MW
Turbin                                     :2 unit
Produksi pertahun                      :32.600 MWh

4. PENGELOLAAN WADUK GAJAH MUNGKUR


Kegiatan pengelolaan DAS
 Tindakan konservasi lahan dan air
 Tindakan pengelolaan lahan dan promosi pertanian
Daerah sasaran konservasi
Total area 34.000 ha
 Tegal (20.800 ha)
 Tegal di daerah pemukiman (11.000 ha)
 Daerah pemukiman (2.600 ha)
Jumlah desa : 160 desa
 Kedaung (83)
 Tirtomoya (29)
 Solo hulu (25)
 Lain – lain (43)
Program pendukung
 Program pendukung kegiatan konserfasi lahan dan air
 Program pendukung pengelolaan lhan dan promosi pertanian
 Program pendukung pengembanagan masyarakat
 Monitoring dan evaluasi di tingakat desa

5. BAGIAN - BAGIAN BANGUNAN WADUK GAJAH MUNGKUR


a. BANGUNAN INTAKE
Bangunan intake adalah suatu bangunan pada bendungan yang berfungsi
sebagai penyadap aliran sungai, mengatur pemasukan air dan sedimen serta
menghindarkan sedimen dasar sungai dan sampah masuk ke intake.
b. SPILLWAY
Spillway atau katup ini membantu mencegah banjir sehingga ketinggian air
tidak melebihi batas yang ditetapkan yang bisa menghancurkan sebuah
bendungan. Hal ini biasanya dilakukan pada saat terjadi banjir. Pada saat
normal, digunakanlah pintu air dam untuk mengeluarkan air secara teratur
untuk digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik, suplai air dan
sebagainya. Di waduk Wonogiri terdapat 4 katup pintu. Yang setiap
pembukaan harus dua pintu.
c. GATE SAVE
Untuk membuka dan menutup aliran, tetapi tidak untuk mengatur besar
kecil aliran (throttling).
d. BANGUNAN TITIK NOL
Bangunan titik nol berfungsi sebagai acuan untuk mengalirkan aliran ke
Bengawan Solo

6. PERMASALAHAN WADUK GAJAH MUNGKUR

Permasalahan utama yang ada di Waduk Gajah Mungkur adalah sedimentasi.


Permasalahan yang terjadi di Bendungan Gajah Mungkur menurut Ouchi (2007)
adalah masukan sedimen tahunan dari tahun 1993 hingga 2004 ke bendungan
Wonogiri mencapai 3.2 juta m3/tahun atau setara dengan 318.000 truk sedimen
per tahun, dengan perincian 2.7 juta m3/tahun mengendap dalam bendungan, 0,3
dan 0,2 juta m3/tahun sedimen mengalir lewat spilway.
Sedimentasi yang masuk ke Waduk Gajah mungkur berasal dari erosi sungai
sungai yang bermuara ke waduk yang meliputi Sungai Keduang, Wiroko, Solo Hulu,
Alang dan Sungai Wuryantoro. Dari ke lima sungai tersebut sungai Keduang
penyumbang sedimen terbesar yaitu 1.218.580 m 3 per tahun, disusul Sungai Solo
Hulu mencapai 604.990 m3 per tahun. Tingginya sedimentasi yang berasal dari
Sungai Keduang bahkan sampai membentuk permukaan tanah yang memanjang
dan membelah Waduk Gajahmungkur dengan panjang lebih dari satu kilometer.
Seluruh sedimen dari sungai-sungai yang bermuara ke waduk bergerak perlahan
lahan menuju pusat waduk, bahkan yang lebih memprihatinkan sedimen tersebut
bergerak menuju intake yang mengganggu aliran air yang masuk ke Turbin sebagai
penggerak PLTA.
Sumber sedimentasi dan erosi yang masuk ke Waduk Gajah mungkur berasal
dari erosi tanah permukaan lahan, erosi jurang, longsoran lereng, erosi tebing
sungai, dan erosi sisi badan jalan.
Penebangan pohon di daerah tangkapan air (chatment area) baik hutan rakyar,
perhutani, sabuk hijau (Green belt), lahan pertanian, ladang, akan menyebabkan
erosi permukaan lahan semakin tinggi sehingga aliran air membawa lumpur masuk
ke dalam sungai – sungai yang bermuara ke waduk, hal ini diperparah lagi dengan
kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang merupakan lahan pertanian pasang
surut yang kuasai oleh masyarakat untuk tanam padi dan palawijo pada musim
kemarau. Daerah Aliran Sungai seharusnya merupakan daerah hijau untuk
mencegah erosi tanah pada saat terjadi banjir. Laju sedimentasi ke pusat waduk
semakin tinggi jika di areal waduk dibuat lahan pasang surut untuk bercocok
tanam, penggemburan tanah selama penanaman akan mudah sekali terjadi erosi
saat hujan turun. 92% sedimen yang masuk ke waduk berasal dari erosi permukaan
lahan.
Banyaknya lokasi jurang dan longsoran di daerah tangkapan air, lereng lereng
(tebing) kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) saat musim hujan erosi menuju
waduk. Pembuatan jalan baru dengan pengerukan tebing dan penambangan batu
oleh masyarakat di sekitar lokasi waduk dan sungai juga mempermudah terjadinya
erosi.
Pada tahun 2007 banjir terakhir yang terjadi di Bengawan Solo akibat dibukanya
pintu waduk Gajah Mungkur.
PENANGANAN MASALAH WADUK GAJAH MUNGKUR
Penanganan sedimentasi Waduk Gajah mungkur harus dilihat dari sumber
permasalahan secara umum dan sumber penyebab sedimentasi itu sendiri. Tanpa
adanya kajian permasalahan untuk duduk bersama-sama dari berbagai lembaga
dan instansi terkait lepas dari kepentingan tertentu maka penyelamatan waduk tak
akan membuahkan hasil yang optimal.
Undang-undang ataupun peraturan pemerintah sebagai payung hukum
kewenangan pengelolaan waduk Gajahmungkur harus mampu mengakomodasi
seluruh permasalahan sedimentasi, kerusakan sabuk hijau, DAS, dan yang lebih
utama lagi pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu peran Pemkab Wonogiri
sebagai pemilik wilayah sangat dominan dalam penyelamatan waduk. Keppres No
129/2000 yang memberikan kewenangan pengelolaan Waduk Gajahmungkur
kepada Perum Jasa Tirta I Solo perlu ditinjau ulang.
Secara teknis pembangunan fasilitas pengendali erosi seperti cek dam, gerakan
rehabilitasi lahan, perbaikan DAS diatas waduk menghabiskan dana yang sangat
besar. Apakah langkah ini efektif untuk penyelamatan waduk dari sedimentasi ?
Peran masyarakat di seluruh daerah Chatment area untuk tidak melakukan
penebangan pohon, perusakan Green belt, pemanfaatan DAS sebagai lahan
pertanian perlu mendapatkan perhatian yang serius karena wilayah inilah
penyangga utama pelestarian Waduk Gajah Mungkur. Berapapun besarnya dana
dan apapun jenis proyek penanganan sedimentasi tanpa pemahaman, keterlibatan,
pengertian, partisipasi masyarakat secara terus menerus tak akan membuahkan
hasil. Mengubah pola perilaku masyarakat peduli waduk dengan memberikan
penyuluhan secara terus menerus akan menghasilkan sikap rasa memiliki terhadap
waduk Gajahmungkur.

LAMPIRAN
Gambar INTAKE

Gambar SPILLWAY

Gambar GATE SAVE Gambar Titik Nol


DAFTAR PUSTAKA

https://makupella.wordpress.com/2009/06/01/menyelamatkan-waduk-gajah-
mungkur/
https://id.wikipedia.org/wiki/Waduk_Gajah_Mungkur
http://masyarakatgajahmungkur.blogspot.co.id/2012/02/data-bendungan-
waduk-gajah-mungkur.html
http://beritahandry.blogspot.co.id/2012/10/apa-saja-manfaat-waduk-gajah-
mungkur-di.html
http://surakartaexpress.blogspot.co.id/2012/05/bendungan-serba-guna-waduk-
gajah.html

Anda mungkin juga menyukai