Anda di halaman 1dari 10

Andi Abd.

Muis, Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


(Principles of Teaching and Learning)

Andi Abdul Muis


andiabdmuis@umpar.ac.id
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Parepare

Abstract : Learning is a process towards the achievement of educational goals. In this case, the learning process is
very important because determines where the students want to be taken. A wide range of learning model was
implemented to achieve the ideal goal. Because the learning process is an integral part of education. In context with
the principles of teaching and learning are integrated into Islamic education, some of the principles of teaching and
learning that is offered to be able to apply the principles of preparation, principles of motivation, perception and
active principle, the principle of purpose and order direct, individual differences principle, the principle teransfer ,
retention and challenges, the principles of cognitive learning, affective learning principles, principles of psychomotor
learning, principles of repetition, feedback, reinforcement and evaluation.
Keywords: achievement of educational, implemented
Pembelajaran merupakan sebuah proses menuju tercapainya tujuan pendidikan. Dalam hal ini, proses
pembelajaran sangatlah menentukan hendak kemana peserta didik itu akan dibawa. Berbagai macam model
pembelajaran pun dilaksanakan untuk meraih tujuan yang ideal. Karena proses pembelajaran merupakan
bagian yang integral dari pendidikan. Dalam konteksnya dengan prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran yang
diintegrasikan kedalam pendidikan Islam, beberapa prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran ditawarkan untuk
bisa diterapkan yaitu prinsip persiapan, prinsip motivasi, prinsip persepsi dan keaktifan, prinsip tujuan dan
ketertiban langsung, prinsip perbedaan individual, prinsip teransfer, retensi dan tantangan, prinsip belajar
kognitif, prinsip belajar afektif, prinsip belajar psikomotor, Prinsip Pengulangan, Balikan, Penguatan dan
Evaluasi.

PENDAHULUAN akan dihadapi oleh peserta didik dan guru


Pendidikan merupakan faktor utama sebagai pengajar. Berangkat dari sebuah
dalam pem-bentukkan pribadi manusia. pengalaman yang dimainkan dan dilakukan oleh
Pendidikan merupakan kegiatan universal yang para ahli belajar dan pembelajaran.
ada dalam kehidupan manusia, di manapun di Akan menjadi sebuah kesulitan bagi guru
dunia terdapat masyarakat, di sanalah terdapat apabila kurang memahami prinsip pembelajaran
pendidikan. proses pem-belajaran yang dilakukan tidak sesuai
Salah satu aspek penting dalam dengan harapan. Disinilah sejatinya peran
pendidikan adalah proses pembelajaran. Aspek seorang pendidik untuk memilih peran-peran
ini seringkali memang menjadi fokus penting penting yang sekiranya akan ketika mengajar
dalam pendidikan. Namun demikian, didepan peserta didik.
pembelajaran yang selama ini sudah dan sedang Secara umum kita bisa memahami
dilakukan, belum menyentuh substansi serta prinsip-prinsip apa yang akan kita gunakan
harapan yang ingin dicapai. apabila sebagai guru yang mengajarkan tentang
Pembelajaran yang di-lakukan hanya Pen-didikan Agama Islam untuk menerapkan
merupakan pembelajaran asal-asalan yang tidak prinsip tersebut, Maka dalam makalah ini akan
mempunyai dasar pijakan yang kuat, sehingga dibahas tentang berbagai prinsip belajar dan
pembelajaran tidak memenuhi harapan, dan pem-belajaran.
menghasilkan output dengan mutu yang tidak PEMBAHASAN
baik pula, maka dibutuhkan perinsip belajar dan Salah satu tugas guru adalah mengajar.
pembelajaran agar senantiasa menjadi pedoman Dalam kegiatan mengajar ini tentu saja tidak
bagi guru Pendidikan Agama Islam dalam dapat dilakukan sembarangan, tetapi harus
mendesain proses pembelajaran yang efektif. menggunakan prinsip-prinsip belajar dan
Prinsip ini membuat suatu gambaran pembelajaran tertentu agar bisa bertindak secara
dari miniature problematika ke-hidupan yang tepat. Oleh karenanya, Anda sebagai guru perlu

ISTIQRA’ Volume I Nomor 1 September 2013 29


Andi Abd. Muis, Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

mempelajari prinsip-prinsip belajar dan penting. Kenyataan menunjukkan bahwa tanpa


pembelajaran yang dapat membimbing aktivitas perhatian tidak mungkin terjadi pembelajaran
merencanakan dan melaksanakan kegiatan baik dari pihak guru sebagai pengajar maupun
belajar mengajar. Prinsip belajar dan dari pihak peserta didik yang belajar. Perhatian
pembelajaran diharapkan menentukan langkah peserta didik akan timbul apabila bahan
demi langkah pro bisa memberi arah prioritas- pelajaran yang dihadapinya sesuai dengan
prioritas dalam tindakan guru. kebutuhannya, apabila bahan pelajaran itu
Dalam perencanaan pembelajaran, sebagai sesuatu yang dibutuhkan tentu perhatian
prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas- untuk mempelajarinya semakin kuat.2
batas kemungkinan dalam pembelajaran dalam Secara psikologis, apabila sudah ber-
melaksanakan pengajaran, pengetahuan dan konsentrasi (memusatkan perhatian) pada
prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran dapat sesuatu maka segala stimulus yang lainnya tidak
membantu guru dalam memilih tindakan yang diperlukan. Akibat dari keadaan ini kegiatan
tepat. Selain itu dengan prinsip-prinsip belajar yang dilakukan tentu akan sangat cermat dan
dan pembelajaran ia memiliki dan berjalan baik. Bahkan akan lebih mudah masuk
mengembangkan sikap yang diperlukan untuk ke dalam ingatan, tanggapan yang terang, kokoh
menunjang peningkatan belajar peserta didik dan lebih mudah untuk diproduksikan.3
secara efektif dan efesien. Motivasi juga mem-punyai peranan
a. Prinsip-Prinsip Belajar dan penting dalam kegiatan pem-belajaran.4
Pembelajaran Seseorang akan berhasil dalam belajar kalau
1. Prinsip Kesiapan (Readiness) keinginan untuk belajar itu timbul dari dirinya.
Proses belajar di-pengaruhi kesiapan Motivasi dalam hal ini meliputi dua hal: (a)
peserta didik, yang dimaksud dengan ke-siapan mengetahui apa yang akan dipelajari, (b)
atau readiness ialah kondisi individu yang memahami mengapa hal tersebut patut
memungkinkan ia dapat belajar. Berkenaan dipelajari. Kedua hal ini sebagai unsur motivasi
dengan hal itu terdapat berbagai macam taraf yang menjadi dasar permulaan yang baik untuk
kesiapan belajar untuk suatu tugas khusus. belajar. Sebab tanpa kedua unsur tersebut
Seseorang peserta didik yang belum siap untuk kegiatan pembelajaran sulit untuk berhasil.5
melaksanakan suatu tugas dalam belajar akan Seseorang yang mempunyai motivasi
mengalami kesulitan atau malah putus asa. Yang yang cukup besar sudah dapat berbuat tanpa
termasuk kesiapan ini ialah kematangan dan motivasi dari luar dirinya, itulah yang disebut
pertumbuhan fisik, intelegensi latar belakang motivasi intrinsik, atau tenaga pendorong yang
pengalaman, hasil belajar yang baku, motivasi, sesuai dengan perbuatan yang dilakukan.
persepsi dan faktor-faktor lain yang Sebaliknya, bila motivasi intrinsiknya kecil, maka
memungkinkan seseorang dapat belajar. dia perlu motivasi dari luar yang dalam hal ini
2. Prinsip Motivasi (Motivation) disebut ekstrinsik, atau tenaga pendorong yang
Tujuan dalam belajar diperlukan untuk ada di luar. Motivasi ekstrinsik ini berasal dari
suatu proses yang terarah. Motivasi adalah suatu guru, orang tua, teman, buku-buku dan
kondisi dari pelajar untuk memprakarsai sebagainya.6 Kedua motivasi dibutuhkan untuk
kegiatan, mengatur arah kegiatan itu dan keberhasilan proses pembelajaran, namun yang
memelihara ke-sungguhan.1 Secara alami anak-
anak selalu ingin tahu dan melakukan kegiatan
2Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran
penjajagan dalam lingkungannya. Rasa ingin tahu
(Cet. IV; Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 42.
ini seyogianya didorong dan bukan di-hambat 3Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, Edisi
dengan mem-berikan aturan yang sama untuk Revisi (Cet. II; Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 20.
semua anak. 4Rothwell, A.B.,op., cit.
5Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Balajar
Perhatian dalam belajar dan
pembelajaran memegang peranan yang sangat Mengajar, Edisi I (Cet. IX; Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2001), h. 38.
6Lihat Syaiful Sagalah. 152., Dimyati dan
1Rothwell, A.B.,Learning Principles, dalam Clark Mudjiono, op. cit., h. 43., Oemar Hamalik, Kurikulum dan
L.H. Strategies and Tactics in secondary School Teaching: A Book Pembelajaran, Edisi I (Cet. VI; Jakarta: Bumi Aksara, 2007),
of Readings,(Toronto: the Mac Millan, Co., 1968), h. 10. h. 112-113.

30
Volume I Nomor 1 September 2013 ISTIQRA’
Andi Abd. Muis, Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

memegang peranan penting adalah peserta didik lingkungannya. Apabila seorang anak ingin
itu sendiri yang dapat memotivasi dirinya yang memecahkan suatu per-soalan dia harus dapat
didukung oleh kepiawaian seorang guru dalam berpikir sistematis atau menurut langkah-
merancang pembelajaran yang dapat merangsang langkah tertentu, termasuk ketika dia
minat sehingga motivasi peserta didik dapat menginginkan suatu keterampilan tentunya
dibangkitkan. harus pula dapat meng-gerakkan otot-ototnya
Motivasi dapat merupakan tujuan dan untuk mencapainya.
alat pembelajaran. Sebagai tujuan, motivasi me- Termasuk dalam pem-belajaran, peserta
rupakan salah satu tujuan dalam mengajar, didik harus selalu aktif. Mulai dari kegiatan fisik
sebagai alat, motivasi merupakan salah satu yang mudah diamati sampai pada kegiatan psikis
faktor seperti halnya intelegensia dan hasil yang susah diamati.10 Dengan demikian belajar
belajar sebelumnya yang dapat menentukan yang berhasil harus melalui banyak aktivitas baik
keberhasilan belajar peserta didik dari segi fisik maupun psikis. Bukan hanya sekedar
kognitif, afektif dan psikomotor.7 Motivasi menghafal sejumlah rumus-rumus atau
adalah unsur utama dalam pembelajaran dan informasi tetapi belajar harus berbuat, seperti
pem-belajaran tidak dapat berlangsung tanpa membaca, men-dengar, menulis, berlatih
adanya perhatian. Jadi, sesuatu hal dikatakan keterampilan-keterampilan, dan sebagainya.
menarik perhatian anak, apabila anak Prinsip aktivitas di atas menurut
memperhatikannya secara spontan tanpa pandangan psikologis bahwa segala pengetahuan
memerlukan usaha (perhatian tidak se-kehendak, harus di-peroleh melalui peng-amatan dan
perhatian tidak disengaja).8 Bila terjadi perhatian pengalaman sendiri. Jiwa memiliki energi sendiri
spontan yang bukan disebabkan usaha dari guru dan dapat menjadi aktif karena didorong oleh
yang membuat pelajaran begitu menarik, maka kebutuhan-kebutuhan.11 Jadi, dalam
perhatian seperti ini tidak memerlukan motivasi, pembelajaran yang meng-olah dan mencerna
walaupun dikatakan bahwa motivasi dan adalah peserta didik sesuai dengan kemauan, ke-
perhatian harus sejalan. Berbeda halnya kalau mampuan, bakat dan latar belakang masing-
perhatian yang disengaja atau se-kehendak, hal masing, guru hanya merangsang keaktifan
ini diperlukan motivasi. peserta didik dengan menyajikan bahan
3. Prinsip Persepsi dan keaktifan pelajaran.
“Seseorang cenderung untuk percaya 4. Prinsip Tujuan dan keterlibatan
sesuai dengan bagaimana ia memahami situasi”. langsung
Persepsi adalah interpretasi tentang situasi yang “Tujuan harus ter-gambar jelas dalam
hidup. Setiap individu melihat dunia dengan pikiran dan diterima oleh para pelajar pada saat
caranya sendiri yang berbeda dari yang lain. proses belajar terjadi”. Tujuan ialah sasaran
Persepsi ini mem-pengaruhi perilaku individu. khusus yang hendak dicapai oleh seseorang.
Seseorang guru akan dapat memahami peserta Prinsip keterlibatan langsung merupakan hal
didiknya lebih baik bila ia peka terhadap yang penting dalam pembelajaran. Pem-belajaran
bagaimana cara se-seorang melihat suatu situasi sebagai aktivitas mengajar dan belajar, maka
tertentu. guru harus terlibat langsung begitu juga peserta
Menurut Thomas M. Riskdalam Zakiah didik. Prinsip keterlibatan langsung ini
Daradjat, “teaching is theguidance of learning mencakup keterlibatan langsung secara fisik
experiences.” Mengajar adalah proses mem- maupun non fisik. Prinsip ini diarahkan agar
bimbing pengalaman belajar.9 Pengalaman peserta didik merasa dirinya penting dan
tersebut diperoleh apabila peserta didik berharga dalam kelas sehingga dia bisa
mempunyai keaktifan untuk bereaksi terhadap menikmati jalannya pembelajaran.
Edgar Dale dalam Dimyati mengatakan
7Dimyati dan Mudjiono, Ibid. bahwa: “belajar yang baik adalah belajar melalui
8Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Edisi V pengalaman langsung”.12 Pembelajaran dengan
(Cet. XII; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h.
14.
9Zakiah Daradjat, et al, Metodik Khusus Pengajaran 10Dimyati dan Mudjiono, op. cit.,h. 45.
Agama Islam, Edisi II (Cet. II; Jakarta: PT. Bumi Aksara, 11Ahmad Rohani, loc. cit.
2001), h. 137. 12Dimyati dan Mudjiono, loc. cit.

ISTIQRA’ Volume I Nomor 1 September 2013 31


Andi Abd. Muis, Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

pengalaman langsung ini bukan sekedar duduk pada saat latihan dalam pembentukan nilai
dalam kelas ketika guru sedang menjelaskan psikomotor.14
pelajaran, tetapi bagaimana peserta didik terlibat 5. Prinsip Perbedaan Individual
langsung dalam proses pembelajaran tersebut. “Proses belajar bercorak ragam bagi
Kegiatan pem-belajaran yang diterapkan guru setiap orang”. Proses pengajaran seyogianya
berarti pengalaman belajar bagi peserta didik. memperhatikan perbedaan indiviadual dalam
Sehubungan dengan itu guru harus memahami kelas sehingga dapat memberi kemudahan
pola pengalaman belajar peserta didik seperti pencapaian tujuan belajar yang setinggi-
dalam kerucut pengalaman belajar berikut: tingginya. Peng-ajaran yang hanya
memperhatikan satu tingkatan sasaran akan
METODE gagal memenuhi ke-butuhan seluruh peserta
CERAMAH didik. Karena itu seorang guru perlu
GURU
memperhatikan latar belakang, emosi, dorongan
dan kemampuan individu dan menyesuaikan
10% Materi materi pelajaran dan tugas-tugas belajar kepada
Peserta aspek-aspek tersebut.
Didik
Aktif Proses pembelajaran yang berlangsung di
BERBUAT Umpan sekolah-sekolah pada saat ini masih cenderung
YANG Balik berlangsung secara klasikal yang artinya seorang
LEBIH guru menghadapi 30-40 orang peserta didik
90% dalam satu kelas. Guru masih juga menggunakan
metode yang sama kepada seluruh peserta didik
dalam kelas itu.15 Bahkan mereka
Gambar 01.Bagan Pengalaman Belajar13 memperlakukan peserta didik secara merata
Apa makna diagram tersebut dalam tanpa mem-perhatikan latar belakang sosial
belajar? Jika dalam pembelajaran di kelas guru budaya, ke-mampuan, atau segala perbedaan
hanya mengajar dalam bentuk ceramah, yang individual peserta didik. Padahal tiap peserta
berarti peserta didik hanya mendengarkan, didik memiliki ciri-ciri dan pembawaan yang
maka peserta didik dapat menangkap dari berbeda. Ada peserta didik yang memiliki bentuk
pelajaran tersebut 10% dari apa yang badan tinggi kurus, gemuk pendek, ada yang
didengarnya. Akan tetapi, jika seorang guru cekatan, lincah, periang, ada pula yang lamban,
menyajikan materi dengan melibatkan peserta pemurung, mudah tersinggung dan beberapa
didik secara langsung dalam arti peserta didik sifat-sifat individu yang berbeda.
yang aktif mengerjakan tugas kelompok dan Untuk dapat mem-berikan bantuan agar
melaporkan hasilnya maka peserta didik akan peserta didik dapat mengikuti pembelajaran yang
mampu mengingat sampai 90% dari apa yang disajikan oleh guru, maka guru harus benar-
dikerjakan. Jadi, jelaslah bahwa keterlibatan benar dapat memahami ciri-ciri para peserta
langsung dalam proses pem-belajaran sangat didik tersebut.16 Begitu pula guru harus mampu
besar pengaruhnya bagi ke-berhasilan atau pe- mengatur kegiatan pem-belajaran, mulai dari
ningkatan hasil pem-belajaran. Walaupun perencanaan, proses pelaksanaan sampai pada
demikian perlu dijelaskan bahwa keterlibatan itu tahap terakhir yaitu penilaian atau evaluasi,
bukan dalam bentuk fisik semata, bahkan lebih sehingga peserta didik secara total dapat
dari itu keterlibatan secara emosional dengan mengikuti proses pem-belajaran dengan baik
kegiatan kognitif dalam perolehan pengetahuan, tanpa perbedaan yang berarti walaupun dari latar
penghayatan dalam pem-bentukan afektif dan belakang dan kemampuan yang berbeda-beda.
S. Nasution dalam Ahmad Rohani me-
nyarankan empat cara untuk menyesuaikan

13Masnur Muslich, KTSP;Pembelajaran Berbasis 14Dimyati dan Mudjiono, op. cit., h. 46.
Kompetensi dan Kontekstual; Panduan bagi Guru, Kepala Sekolah 15B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di
dan Pengawas Sekolah, Edisi I (Cet. V; Jakarta: PT. Bumi Sekolah (Cet. I; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), h. 83.
Aksara, 2009), h. 75-76. 16Syaiful Sagala, op. cit., h, 151.

32
Volume I Nomor 1 September 2013 ISTIQRA’
Andi Abd. Muis, Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

pelajaran dengan kesanggupan individual:17 1) Hal ini sejalan dengan prinsip belajar dan
Pengajaran individual, peserta didik menerima pembelajaran dengan salah satu prinsip konsep
tugas yang di-selesaikannya menurut kecepatan contextual teaching and learning yaitu inkuiri. Di
masing-masing. 4) Tugas tambahan, peserta mana dijelaskan bahwa inkuiri merupakan
didik yang pandai mendapat tugas tambahan, di proses pembelajaran yang ber-dasarkan pada
luar tugas umum bagi seluruh kelas sehingga pencarian dan penemuan melalui proses berpikir
hubungan kelas selalu terpelihara. 3) Pengajaran secara sistematis.19 Jadi, peserta didik akan
proyek, peserta didik me-ngerjakan sesuatu yang bersungguh-sungguh dalam menemukan
sesuai dengan minat serta kesanggupannya. 4) masalahnya terlebih dahulu kemudian
Pengelompokan menurut kesanggupan, kelas menemukan sendiri jalan keluarnya.
dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri 7. Prinsip Belajar Kognitif
atas peserta didik yang mempunyai kesanggupan “Belajar kognitif melibatkan proses
yang sama. pengenalan dan atau penemuan”.Belajar kognitif
Perbedaan individual harus menjadi mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan
perhatian bagi para guru dalam mempersiapkan konsep, penemuan masalah, dan keterampilan
pembelajaran dalam kelasnya. Karena perbedaan memecahkan masalah yang selanjutnya mem-
individual merupakan suatu prinsip dalam pem- bentuk perilaku baru, berpikir, menalar, menilai
belajaran yang tidak boleh dikesampingkan demi dan berimajinasi me-rupakan aktivitas mental
keberhasilan dalam proses pem-belajaran. yang berkaitan dengan proses belajar kognitif.
6. Prinsip Transfer, Retensi dan Proses belajar itu dapat terjadi pada berbagai
tantangan tingkat kesukaran dan menuntut berbagai
“Belajar dianggap bermanfaat bila aktivitas mental.
seseorang dapat menyimpan dan menerapkan 8. Prinsip Belajar Afektif
hasil belajar dalam situasi baru”. Apa pun yang “Proses belajar afektif seseorang
dipelajari dalam suatu situasi pada akhirnya akan menentukn bagaimana ia meng-hubungkan
digunakan dalam situasi yang lain. Prosesa dirinya dengan pengalaman baru”.Belajar afektif
tersebut dikenal dengan proses transfer, ke- mencakup nilai emosi, dorongan, minat dan
mampuan seseorang untuk menggunakan lagi sikap. Dalam banyak hal pelajar mungkin tidak
hasil belajar disebut retensi. Bahan-bahan yang menyadari belajar afektif. Sesungguhnya proses
dipelajari dan diserap dapat digunakan oleh para belajar afektif meliputi dasar yang asli untuk dan
pelajar dalam situasi baru. merupakan bentuk dari sikap, emosi dorongan,
Kuantzu dalam Azhar Arsyad minat dan sikap individu.
mengatakan: “if you give a man fish, he will have a 9. Proses Belajar Psikomotor
single meal. If you teach him how to fish he will eat all Proses belajar psikomotor individu
his life”.18 Pernyataan Kuantzu ini senada dengan menentukan bagaimana ia mampu
prinsip belajar dan pembelajaran yang berupa mengendalikan aktivitas ragawinya.
tantangan, karena peserta didik tidak merasa Belajar psikomotor mengandung aspek mental
tertantang bila hanya sekedar disuapi sehingga dan fisik.
dirinya tinggal menelan apa yang diberikan oleh 10. Prinsip Pengulangan, Balikan,
guru. Sebab, tanpa tantangan peserta didik Penguatan dan Evaluasi.
merasa masa bodoh dan kurang kreatif sehingga Prinsip pembelajaran yang menekankan
tidak berkesan materi yang diterimanya. Agar penting-nya pengulangan yang barangkali paling
pada diri peserta didik timbul motif yang kuat tua seperti yang dikemukakan oleh teori
untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka psikologi daya. Menurut teori ini bahwa belajar
materi pembelajaran juga harus menantang adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia
sehingga peserta didik bergairah untuk yang terdiri dari daya mengamat, menangkap,
mengatasinya. mengingat, menghayal, merasakan, berpikir dan

17AhmadRohani, op.cit., h. 17-18.


18AzharArsyad, Your Basic Vocabulary (Cet. I; 19UdinSaefudin Sa’ud, Inovasi Pendidikan (Cet. I;
Ujung Pandang: AMA Press, 1987), h. 1. Bandung: Alfabeta, 2008), h. 169.

ISTIQRA’ Volume I Nomor 1 September 2013 33


Andi Abd. Muis, Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan dan berpengaruh baik bagi hasil usaha belajar
maka daya-daya tersebut akan berkembang.20 selanjutnya. Namun dorongan belajar tidak saja
Teori lain yang menekankan prinsip oleh penguatan yang menyenangkan atau pe-
pengulangan adalah teori koneksionisme. nguatan positif, penguatan negatif pun dapat
Tokohnya yang terkenal adalah Thorndike berpengaruh pada hasil belajar selanjutnya.22
dengan teorinya yang terkenal pula yaitu “law of Apabila peserta didik memperoleh nilai
exercise” bahwa belajar ialah pembentukan yang baik dalam ulangan tentu dia akan belajar
hubungan antara stimulus dan respon, dan bersungguh-sungguh untuk memperoleh nilai
pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman yang lebih baik untuk selanjutnya. Karena nilai
itu memperbesar timbulnya respon benar. yang baik itu merupakan penguatan positif.
Selanjutnya teori dari phychology psikologi Sebaliknya, bila peserta didik memperoleh nilai
conditioning respons sebagai perkembangan lebih yang kurang baik tentu dia merasa takut tidak
lanjut dari teori koneksionisme yang dimotori oleh naik kelas, karena takut tidak naik kelas, dia
Pavlov yang mengemukakan bahwa perilaku terdorong pula untuk belajar lebih giat. Inilah
individu dapat dikondisikan dan belajar yang disebut penguatan negatif yang berarti
merupakan upaya untuk mengkondisikan suatu bahwa peserta didik mencoba menghindar dari
perilaku atau respons terhadap sesuatu. Begitu peristiwa yang tidak menyenangkan.23
pula mengajar membentuk kebiasaan, Format sajian berupa tanya jawab,
mengulang-ulang sesuatu perbuatan sehingga eksprimen, diskusi, metode penemuan dan
menjadi suatu kebiasaan dan pembiasaan tidak sebagainya merupakan cara pem-belajaran yang
perlu selalu oleh stimulus yang sesungguhnya, me-mungkinkan terjadinya balikan dan
tetapi dapat juga oleh stimulus penyerta.21 penguatan. Balikan yang diperoleh peserta didik
Ketiga teori di atas menekankan setelah belajar dengan meng-gunakan metode-
pentingnya prinsip pengulangan dalam metode yang menarik akan membuat peserta
pembelajaran walaupun dengan tujuan yang didik terdorong untuk belajar lebih bersemangat.
berbeda. Teori yang pertama menekankan Jenis cakupan dan validitas evaluasi dapat
pengulangan untuk melatih daya-daya jiwa, mempengaruhi proses belajar saat ini dan
sedang-kan teori yang kedua dan ketiga selanjutnya.
menekankan pengulangan untuk mem-bentuk Pelaksanaan latihan evaluasi
respons yang benar dan membentuk kebiasaan. memungkinkan bagi individu untuk menguji
Meskipun ketiga teori ini tidak dapat kemajuan dalam pencapaian tujuan. Pe-nilaian
dipakai untuk menerangkan semua bentuk individu terhadap proses belajarnya di-pengaruhi
belajar, tetapi masih dapat di-gunakan karena oleh kebebasan untuk menilai. Evaluasi
peng-ulangan masih relevan sebagai dasar pem- mencakup kesadaran individu mengenai pe-
belajaran. Sebab, dalam pembelajaran masih nampilan, motivasi belajar dan kesiapan untuk
sangat dibutuhkan pengulangan-pengulangan belajar. Individu yang berinteraksi dengan yang
atau latihan-latihan. Hubungan stimulus dan lain pada dasarnya ia mengkaji pengalaman
respons akan bertambah erat kalau sering belajarnya dan hal ini pada gilirannya akan dapat
dipakai dan akan berkurang bahkan hilang sama meningkatkan ke-mampuannya untuk menilai
sekali jika jarang atau tidak pernah digunakan. pengalamannya.
Oleh karena itu, perlu banyak latihan, Bagaimana anda menerapkan prinsip-
pengulangan, dan pembiasaan. prinsip: a. Kesiapan, b. Motivasi, c. Persepsi, d.
Prinsip belajar dan pembelajaran yang Tujuan, e. Perbedaan Individual, f. Transfer dan
berkaitan dengan balikan dan penguatan, Retensi, g. Belajar Kognitif, h. Belajar Afektif, i.
ditekankan oleh teori operant conditioning, yaitu law Belajar Psikomoto, j. Evaluasi
of effect. Bahwa peserta didik akan belajar Untuk memeriksa lebih jauh hasil anda
bersemangat apabila mengetahui dan bagian ini tidak disediakan kunci jawaban. Oleh
mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik karena itu hasil latihan Anda sebaiknya Anda
akan merupakan balikan yang menyenangkan bandingkan dengan hasil latihan anda.

20Ibid. 22Dimyati dan Mudjiono, op. cit., h. 48.


21Ibid., h. 47. 23Ibid., h. 49.

34
Volume I Nomor 1 September 2013 ISTIQRA’
Andi Abd. Muis, Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

Diskusikanlah dengan kelompok untuk hal-hal dikembangkan secara terus-menerus. Hal ini
berbeda dalam hasil latihan itu. Dengan dapat dicapai dengan mengetahui tujuan belajar
mengkaji hasil latihan itu, anda seyogianya selalu yang hendak dicapai, termasuk menanggapi
melihat rincian prinsip-prinsip belajar dan secara positif pujian atau dorongan dari orang
pengajaran yang diuraikan sebelumnya. Jika lain, harus mempunyai rencana tentang tujuan
terdapat hal-hal yang tidak dapat diatasi dalam dia belajar dan kapan harus menyelesaikan
kelompok, bawalah persoalan tersebut ke dalam jenjang pendidikan yang sedang dijalaninya dan
pertemuan tutorial. Yakinlah dalam pertemuan lain sebagainya.
tersebut anda akan dapat memecahkan persoalan b. Keaktifan
tersebut.24 Peserta didik sebagai sentral dalam
I. Implikasi belajar, maka sebagai konsekuensinya aktivitas
1. Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar Bagi peserta didik merupakan syarat berlangsungnya
Peserta didik proses pembelajaran. Aktivitas peserta didik
Melihat prinsip-prinsip belajar dan dalam hal ini baik secara fisik maupun
pembelajaran di atas, peserta didik sebagai intelektual dan emosional harus aktif. Jadi, tidak
subyek pem-belajaran tidak boleh ada gunanya guru melakukan pem-belajaran jika
mengabaikannya begitu saja. Karena peserta peserta didiknya pasif saja. Sebab para peserta
didik sebagai motor utama “primus motor” dalam didiklah yang belajar, maka merekalah yang
kegiatan pembelajaran sehingga akan berhasil harus melakukannya.
jika menyadari implikasi prinsip-prinsip belajar Sebagai implikasi prinsip keaktifan bagi
terhadap dirinya. peserta didik terbentuk perilaku-perilaku untuk
a. Perhatian dan Motivasi mencari sumber informasi yang di-butuhkan,
Dalam rangka pen-capaian tujuan pem- menganalisis hasil percobaan, ingin me-ngetahui
belajaran peserta didik dituntut untuk segala percobaan yang di-lakukan di
memberikan perhatian terhadap semua laboratorium, membuat tugas-tugas yang
rangsangan. Adanya tuntutan tersebut seyogya- diberikan oleh guru dan sebagainya. Proses
nya mendorong peserta didik memiliki perhatian selanjutnya terjalin keterlibatan langsung peserta
terhadap segala pesan yang terimanya. Pesan- didik dalam pembelajaran.26
pesan yang diterima dalam pembelajaran adalah c. Keterlibatan Langsung
yang dapat merangsang indranya. Dengan Tempat seorang peserta didik dalam
demikian, peserta didik diharapkan selalu kelas tidak dapat tergantikan oleh orang lain.
melatih indranya dan belajar untuk Oleh karena itu, keterlibatan langsung peserta
memperhatikan rangsang-an yang muncul dalam didik dalam proses pem-belajaran mutlak
proses pembelajaran. Karena peningkatan minat adanya.
merupakan salah satu faktor yang Sebagai implikasinya peserta didik
mempengaruhi motivasi.25 Sebagai contoh dalam dituntut untuk mengerjakan sendiri tugas belajar
proses pem-belajaran peserta didik harus betul- yang diberikan oleh gurunya. Dengan ke-
betul dapat berkonsentrasi dalam mendengarkan terlibatan ini mereka akan mendapat
ceramah guru, membandingkan konsep-konsep pengalaman. Bentuk-bentuk perilaku yang
yang diterimanya, mengamati secara cermat merupakan implikasi prinsip keterlibatan
gerakan yang dilakukan oleh guru dan langsung adalah segala kegiatan yang dilakukan
sebagainya. Itu semua untuk membangkitkan di sekolah apakah itu berbentuk intrakurikuler
motivasi belajarnya, karena tanpa perhatian ataukah ekstrakurikuler. Meskipun kegiatan
seperti itu peserta didik tidak dapat menerima tersebut tidak menjamin terwujudnya prinsip
pelajaran secara maksimal. keaktifan pada diri peserta didik, namun dengan
Sedangkan implikasi prinsip motivasi keterlibatan ini diharapkan dapat mewujudkan
bagi peserta didik adalah disadarinya oleh keaktifan peserta didik dalam proses
peserta didik bahwa motivasi belajar yang ada pembelajaran.27
pada dirinya harus dibangkitkan dan d. Pengulangan

24Rothwell, A.B., Op., Cit. 26Ibid., h. 51.


25Ibid., h. 50. 27Ibid., h. 52.

ISTIQRA’ Volume I Nomor 1 September 2013 35


Andi Abd. Muis, Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

Istilah yang masih dapat dipertahankan tugas terbimbing ataupun mandiri atau mencari
dalam proses pem-belajaran adalah tujuh kali pemecahan suatu masalah.
satu (7x1) lebih baik daripada satu kali tujuh g. Balikan dan Penguatan
(1x7). Pernyataan ini masih sangat di-butuhkan Setiap orang selalu membutuhkan suatu
walaupun dalam era teknologi yang serba kepastian dalam setiap aktivitas yang di-
canggih. lakukannya. Seperti halnya peserta didik setiap
Sebagai implikasi dari prinsip pe- selesai ulangan tentu ingin mengetahui hasil
ngulangan bagi peserta didik adalah kesadaran ulangannya. Karena dari sini akan timbul
peserta didik untuk bersedia melakukan sesuatu kesadaran untuk memperoleh balikan31 sekaligus
secara berulang-ulang. Diharapkan dengan penguatan dari apa yang dilakukannya.
kesadaran ini peserta didik merasa tidak pernah Sebagai implikasi dari prinsip balikan dan
bosan dalam mengerjakan sesuatu walaupun penguatan ini adalah peserta didik segera
telah di-lakukan secara berulang-ulang. Adapun mencocokan jawaban dengan kunci jawaban,
kegiatan yang merupakan implikasi dari prinsip menerima kenyataan terhadap nilai yang
pe-ngulangan seperti menghafal surah pendek diperoleh atau me-nerima teguran dari orang tua
dalam al-qur’an, menghafal perkalian, rumus- atau guru dari hasil yang kurang baik.32 Jika
rumus, menghafal nama-nama latin tumbuhan peserta didik tidak mendapatkan segera nilai
ataupun tahun-tahun masehi dan hijrih.28 perolehan dalam ulangan maka tidak ada balikan
e. Perbedaan Individual dan penguatan dari pekerjaannya, yang akhirnya
Setiap peserta didik mempunyai dia merasa sia-sia apa yang telah dilakukannya.
karakteristik yang berbeda-beda. Adanya 2. Implikasi Prinsip-Prinsip Pembelajaran
perbedaan ini seharusnya membuat setiap Bagi Guru
peserta didik menyadari bahwa dirinya berbeda Guru seperti halnya peserta didik tidak
dengan teman-nya, hal ini akan membantu diri terlepas dari implikasi prinsip-prinsip belajar dan
peserta didik dalam menentukan cara belajarnya pembelajaran, karena guru yang merencanakan
sendiri. Sebagai implikasi dari prinsip perbedaan selanjutnya melaksanakan pembelajaran tersebut.
individual bagi peserta didik adalah me-nentukan Implikasi prinsip-prinsip pembelajaran
tempat duduk di kelas, menyusun jadwal belajar bagi guru terwujud dalam perilaku fisik dan
dan sebagainya.29 psikis mereka. Jadi dengan adanya kesadaran
f. Tantangan guru pada prinsip-prinsip tersebut diharapkan
Sesuatu yang menantang kadang adanya peningkatan kualitas pembelajaran yang
mengasyikkan, seperti halnya peserta didik diselenggarakan.
apabila diberikan tugas untuk mencari sendiri a. Perhatian dan Motivasi
tentu akan lebih termotivasi untuk belajar. Dalam merencana-kan kegiatan pem-
Peserta didik merasa tertantang dengan belajarannya, guru sudah memikirkan
pencarian tersebut. Kegiatan ini diharapkan bisa perilakunya terhadap peserta didik sehingga dia
mem-buat peserta didik lebih giat belajar dan dapat menarik perhatian dan motivasi peserta
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. didik dan tidak berhenti pada rencana
Sebagai implikasi dari prinsip tantangan pembelajaranya tetapi sampai selesai menyajikan
bagi peserta didik adalah tuntutan untuk materinya.
memiliki kesadaran pada diri peserta didik Sebagai implikasi prinsip perhatian bagi
bahwa akan adanya kebutuhan untuk guru tampak pada perilaku-perilaku berikut:
memperoleh, mem-proses dan mengolah “hendaknya guru membuat setiap bahan
pesan.30 Peserta didik juga harus memiliki pelajaran agar mengandung suatu masalah yang
keingintahuan yang besar terhadap sesuatu yang menarik perhatian peserta didik dan merangsang
dihadapinya. Adapun bentuk perilaku yang untuk berusaha menyelidiki serta memecahkan,
merupakan implikasi prinsip tantangan ini guru menghubungkan bahan pelajaran dengan
adalah melakukan eksprimen, melaksanakan
31http://blog.unsri.ac.id/yunifitriyah/belajar-dan-
28Ibid. pembelajaran/prinsip-prinsip-belajar-dan-asas-pembelaj-
29Ibid., h. 53. aran/mrdetail/15206/ (diakses pada tanggal 13-09-2012).
30Ibid. 32Ibid.

36
Volume I Nomor 1 September 2013 ISTIQRA’
Andi Abd. Muis, Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

masalah dan tugas kongkret yang dapat Jika guru mampu memilihkan bahan
dikerjakan peserta didik secara kelompok, dan yang membutuhkan peng-ulangan dan yang
guru menghubungkan bahan pelajaran dengan tidak membutuhkan peng-ulangan maka guru
bidang kegiatan tertentu dalam kehidupan telah melakukan implikasi dari prinsip
sehari-hari.33 pengulangan. Karena tidak semua bahan
Selain guru itu juga dapat menggunakan pembelajaran itu membutuhkan peng-ulangan.
metode yang bervariasi, menggunakan media Pengulangan terutama dibutuhkan oleh bahan-
sesuai dengan tujuan belajar dan materi, guru bahan pembelajaran yang harus dihafalkan tanpa
dapat menggunakan gaya bahasa yang tidak ada kesalahan sedikit pun, termasuk bahan yang
monoton serta dapat mengemukakan membutuhkan latihan-latihan.
pertanyaan-pertanyaan yang membimbing.34 Bila e. Perbedaan Individual
diperhatikan secara seksama implikasi prinsip Guru menghadapi peserta didik secara
perhatian bagi guru ini, ini sesuai dengan prinsip klasikal dalam kelas tentunya harus mem-
pembelajaran contextual teaching and learning, pertimbangkan latar belakang atau karakteristik
seperti inkuiri dan masyarakat belajar. masing-masing peserta didik. Jadi, guru harus
Perilaku yang merupakan implikasi dapat melayani peserta didik-nya sesuai
prinsip perhatian dan motivasi bagi guru dapat karakteristik mereka orang per orang.
dilihat lebih dari satu perilaku dari suatu kegiatan f. Tantangan
pembelajaran. Tantangan sebagai salah satu prinsip
b. Keaktifan pembelajaran yang dapat mengantar peserta
Guru memberikan kesempatan belajar didik mencapai tujuannya. Sehingga guru harus
kepada peserta didik, memberikan peluang merancang kegiatan pembelajaran dalam bentuk
dilaksanakannya implikasi prinsip keaktifan bagi kegiatan, bahan dan media yang dapat memberi
guru secara optimal. Peran guru mengorganisasi- tantangan kepada peserta didik untuk lebih
kan kesempatan belajar bagi masing-masing bersemangat dengan tantangan itu.
peserta didik berarti mengubah peran guru, yaitu g. Balikan dan Penguatan
menjamin bahwa setiap peserta didik Pemberian balikan dan penguatan dapat
memperoleh pengetahu-an dan keterampilan di dengan lisan dan tulisan. Guru harus dapat
dalam kondisi yang ada. Hal ini berarti pula menentukan momen dan cara yang tepat
bahwa kesempatan yang diberikan oleh guru keduanya dapat diberikan dengan tepat sasaran.
akan menuntut peserta didik selalu aktif mencari, PENUTUP
memperoleh dan mengolah bahan belajarnya. Prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran
c. Keterlibatan Langsung secara umum terdiri atas perhatian dan motivasi,
Sudah dijelaskan di awal bahwa keaktifan, keterlibatan langsung, pengulangan,
keterlibatan langsung peserta didik bukan hanya perbedaan individual, tantangan, balikan dan
secara fisik karena itu tidak menjamin keaktifan penguatan.
belajar. Guru harus pandai-pandai me-rancang Implikasi dari prinsip-prinsip belajar bagi
pembelajaran sedemikian rupa sehingga peserta peserta didik merupakan perilaku-perilaku yang
didik dapat terlibat langsung bukan saja secara seharusnya dengan penuh kesadaran dilakukan
fisik tetapi juga mental emosional serta oleh peserta didik dalam kegiatan belajar agar
intelektual peserta didik. proses pembelajaran benar-benar dapat
Selain itu, implikasi dari adanya prinsip membuahkan hasil yang diharapkan.
ini bagi guru adalah kemampuan guru untuk Implikasi dari prinsip-prinsip
bertindak bukan saja sebagai fasilitator, tetapi pembelajaran bagi guru adalah perlakuan-
juga sebagai manajer/ pengelola kegiatan yang perlakuan yang dilakukan oleh guru dalam
mampu mengarahkan, membimbing dan proses pembelajaran yang merupakan aksi yang
memotivasi peserta didik ke arah tujuan diharapkan mendapat reaksi dari peserta didik
pembelajaran yang telah ditetapkan. sehingga pembelajaran berlangsung sebagaimana
d. Pengulangan mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
33Ahmad Rohani, op. cit., h. 20-21.
34Dimyati dan Mudjiono, op. cit., h. 62.

ISTIQRA’ Volume I Nomor 1 September 2013 37


Andi Abd. Muis, Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

Daradjat, Zakiah. et al, Metodik Khusus Pengajaran


Agama Islam. Edisi II, Cet. II; Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2001.
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran.
Cet. IV; Jakarta: Rineka Cipta, 2009
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pemblajaran.
Edisi I, Cet. VI; Jakarta: Bumi Aksara,
2007.
Muslich, Masnur. KTSP; Pembelajaran Berbasis
Kompetensi dan Kontekstual; Panduan bagi
Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah.
Edisi I, Cet. V; Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2009.
Republik Indonesia. Undang-undang RI Nomor 20
Tahun 2003tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Cet. I; Jakarta: BP. Panca
Usaha, 2003.
Riyanto, H. Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran;
SebagaiReferensi bagi Pendidik dalam
Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan
Berkualitas. Edisi I, Cet. I; Jakarta:
Kencana Prenada Group, 2009.
Saefudin Udin Sa’ud. Inovasi Pendidikan. Cet. I;
Bandung: Alfabeta, 2008.
Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran;
Untuk Membantu Memecahkan Problematika
Belajar dan Mengajar. Cet. VII; Bandung:
Alfabeta, 2009.
Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran; Teori
dan Praktik Pengembangan Kurikulum
TingkatSatuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Kencana, 2008.
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Edisi V,
Cet. XII; Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004.
http://www.sanancity.co.cc/2009/05/prinsip-
prinsip-belajar-dan pembelajaran .html
diakses pada tanggal 17 september 2012.
http://blog.unsri.ac.id/yunifitriyah/belajar-dan-
pembelajaran/prinsip-prinsip-belajar-dan-asas-
pembelajaran/mrdetail/15206.diakses
pada tanggal 13 september 2012.

38
Volume I Nomor 1 September 2013 ISTIQRA’

Anda mungkin juga menyukai