Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN PIUTANG DALAM KEUANGAN ISLAM

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Manajemen Keuangan Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, Program
Studi Perbankan Syariah 4/semester 5

OLEH :
KELOMPOK 6
RAFIKA ALMUNAWARA
NIM : 612062019108
DITYA SAFHIRA
NIM : 612062019112
NURFATIHA
NIM : 612062019084

Dosen Pemandu :
H. Muhammad Fakhri Amir, Lc., ME.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BONE
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah Subahana wa ta’ala yang telah memberikan


kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan. Tak lupa pula kita kirimkan solawat dan salam kepada Nabi
Muhammad Shallahu ‘alaihi wasallam yang telah membawa manusia dari masa
jahilia kemasa intelektual seperti saat ini.

Makalah yang kami buat ini memaparkan tentang “Manajemen Piutang


Dalam Keuangan Syariah”. Makalah ini kami buat dengan maksud untuk
memenuhi tugas kelompok yang diberikan oleh dosen H. Muhammad Fakhri
Amir, Lc., ME. Pada semester 5 ini dengan mata kuliah Manajemen Keuangan
Syariah. Adapun materi dari makalahi ini kami dapatkan dari beberapa sumber
yakni internet dan referensi dari buku mata kuliah itu sendiri yang menjadi acuan
dalam pembuatan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat memberi subtansi kepada para pembaca
dalam proses pembelajaran, dapat menambah pengetahuan pembaca maupun
penulis itu sendiri serta dapat menjadi bahan referensi bagi kawan mahasiswa.

Kami selaku penyusun makalah sangat sadar akan kekurangan dalam


pembuatan makalah ini, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran dari kawan
mahasiswa terlebih kepada dosen mata kuliah Manajemen Keuangan Syariah agar
makalah ini dapat menjadi lebih baik.

Sekian dan terimaksih. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Watampone, 13 November 2021

Penyusun

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL ………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR..................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

A. Latar Belakang ..................................................................................1


B. Rumusan Masalah..............................................................................2
C. Tujuan................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Hutang Piutang Dalam Keuangan syariah.......................3


B. Dasar Hukum Manajemen Piutang....................................................4
C. Macam-macam Piutang dalam transaksi syariah...............................4
D. perputaran piutang ………………………………..…………………5

BAB III PENUTUP

A. Simpulan............................................................................................7
B. Saran..................................................................................................7

DAFTAR RUJUKAN..................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kondisi persaingan yang semakin tajam, akan memaksa
perusahaan untuk berlomba memberikan kemudahan dalam penjualan. Hal
ini dapat dilakukan misalnya dengan mengubah syarat, perusahaan dapat
menjual produknya yang semula dengan cara tunai kemudian diubah
dengan cara kredit. Dengan demikian maka akan timbul piutang, semakin
longgar persyaratan yang diberikan tentunya dengan asumsi langganan
tidak mengubah kebiasaan membayarnya maka akan semakin besar jumlah
piutang yang dimiliki.
Masalah piutang ini menjadi begitu penting dalam kaitannya
dengan perusahaan ketika harus menentukan berapa jumlah piutang yang
optimal Di samping itu piutang juga harus dikelola dengan efisien yang
menyangkut tentang laba atau tambahan laba yang diperoleh dengan
perubahan kebijakan penjualan dengan beban yang timbul karena adanya
piutang.
Untuk itu perlu adanya analisis kredit yang menyangkut laba yang
diperoleh dengan beban yang timbul dengan adanya piutang itu.Memang
terdapat trade of antara kedua hal tersebut, apabila perusahaan
menghendaki labanya meningkat maka jumlah piutang dapat diperbesar,
tetapi hal ini akan menimbulkan adanya beban seperti potongan kredit,
piutang yang mungkin tak dapat ditagih.
Perusahaan dapat meningkatkan investasi pada piutang sepanjang
tambahan keuntungan yang timbul adanya piutang tersebut masih lebih
besar daripada tambahan biaya investasi piutang itu. Apabila kita
asumsikan bahwa semua faktor relatif konstan seperti kondisi ekonomi,
harga, biaya produksi, biaya iklan, maka kenaikan penjualan akan
meningkatkan keuntungan perusahaan. Tetapi dilain pihak kenaikan
penjualan kredit tersebut juga akan mengakibatkan kenaikan biaya yang
meliputi opportunity costs tambahan dana untuk investasi pada piutang,

1
2

tambahan biaya pengumpulan piutang. Akhirnya perubahan kebijakan


kredit yang makin longgar sering menimbulkan adanya piutang yang tidak
dapat ditagih.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian hutang piutag dalam syariah?
2. Bagaimana Dasar Hukum Manajemen Piutang?
3. Bagaimana Macam-macam Piutang dalam transaksi syariah?
4. Bagaimna perputaran piutang?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian hutang piutag dalam syariah?
2. Untuk mengetahui Dasar Hukum Manajemen Piutang?
3. Untuk mengetahui Macam-macam Piutang dalam transaksi syariah?
4. Untuk mengetahui Bagaimana perputaran piutang?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian hutang piutang


Piutang (receivable) adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain,
piutang muncul umumnya karena perusahaan menjual barang dagangan
secara kredit. Mengapa perusahaan menjual barang secara kredit, biasanya
disebutkan karena:
1. keuntungan yang didapat lebih besar
2. memenuhi target penjualan
3. menghadapi tingkat persaingan
4. daya beli masyarakat yang rendah.

Besar kecilnya dana yang diinvestasikan dalam piutang


dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Besarnya volume penjualan


Volume penjualan kredit yang diberikan kepada pelanggan dan
menentukan besar kecilnya investasi dalam piutang, semakin besar
volume penjualan kredit akan semakin besar investasi pada piutang

2. Syarat pembayaran
Semakin panjang jangka waktu kredit yang diberikan semakin
besar investasi pada piutang.
3. Plafond kredit
Semakin besar plafond kredit (batas maksimal kredit yang bisa
diberikan) yang diberikan untuk pelanggan semakin besar investasi
dalam piutang.
4. Kebiasaan pembayaran pelanggan
Kebiasaaan pelanggann dan pembayaran kredit, apabila
kebiasaan membayar memanfaakan masa diskon, maka investasi pada
piutang semakin kecil, tetapi bila kebiasaan pelanggan membayar saat
jatuh tempo investasi pada piutan semakin besar.
4

5. Kebijakan dalam pengumpulan piutang


Kebijakan dalam pengumpulan piutang ketat dan ada yang
longgar bila menggunakan kebijakan yang ketat maka investasi pada
piutang kecil sebaliknya bila longgar maka investasi pada pitang akan
semakin besar.1
B. Dasar Hukum Hutang Piutang
Hukum piutang pada asalnya diperbolehkan dalam syariat
islam.Bahkan orang yang memberikan utang atau pinjaman kepada orang
lain yang sangat membutuhkan adalah hal yang disukai dan
dianjurkan,karena didalamnya terdapat pahala yang besar.
Adapun dalil yang mensyariatkan piutang ialah seebagai berikut;

Q.S AL-Maidah : 2
“Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan
jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.”2
Ayat tersebut memerintahkan manusia agar saling tolong menolong
sesama manusia ,hal ini dikarenakan manusia tidak akan hidup tanpa
bantuan orang lain dan selalu membutuhkan orang lain..Niat tolong
menolong yang begitu baik dan ikhlas terkadang akan mendatangkan hal
baik pula dari Allah swt.
Adapun menurut Hadist Rasulullah saw Diriwayatkan oleh ibnu Majah
:
“Seorang muslim yang memberikan piutang kepada seorang muslim
dua kali ,seolah-olah telah bersedeqah kepadanya sebanyak satu kali”.
C. Macam-macam Piutang dalam transaksi syariah
1. Pembiayaan murabahah atau piutang murabahah
Tagihan yang timbul dari transaksi perjanjian jual beli antara bank
dan nasabah bank dimana bank syariah membeli barang yang
diperlukan oleh nasabah dan kemudian menjualnya kepada nasabah
1
Jefri Oktaviansyah, Abu Hasan, Makalah Manajemen Piutang. Palembang, 2015.
2
Manahan P. Tampubolon, Manajemen Keuangan, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005. h. 79.
5

yang bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan margin


laba/keuntungan yang disepakati.
2. Piutang salam
Tagihan yang timbul dari perjanjian jual beli barang dalam bentuk
pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan yang
disepakati antara pemesan dan penjual.Piutang salam diakui pada saat
salam berupa kas yang dibayarkan atau aktiva non kas yang diberikan.
3. Piutang istishna
setelah jangka waktu tertentu. Istishna adalah akad jual beli dimana
pembeli member tugas kepada produsen untuk membuat atau
mengadakan barang pesanan sesuai spesifikasi yang disyaratkan dan
menjualnya kepada pembeli sesuai harga kesepakatan.
4. Pinjaman (qard)
Penyediaan dana atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan kesepakatan dari pihak yang meminjamkan yang
mewajibkan peminjam melunasi utangnya.
5. Piutang pendapatan bagi hasil
Tagihan yang timbul karena mudharib telah melaporkan bagi hasil
atas pengelolaan usaha tetapi kasnya belum diserahkan kepada bank.
diakui pada saat bank menerima laporan bagi hasil dari mudharib
sebesar jumlah bagi hasil yang menjadi hak bank.
6. Piutang pendapatan ijarah
Tagihan yang timbul karena adanya pendapatan sewa yang belum
diterima oleh bank sebagai pemilik objek dari transaksi ijarah.3
D. Perputaran Piutang
Perputaran atau periode terikatnya modal dalam piutang tergantung
kepada syarat pembayaran. Makin lama syarat pembayaran berarti makin
lama modal terikat pada piutang.4

Tingkat perputaran piutang dihitung sebagai berikut:

3
Azzani Fifi Lutviawati, Manajemen Piutang dalam Keuangan Syariah, 2019.
4
Jefri Oktaviansyah, Abu Hasan, Makalah Manajemen Piutang. Palembang, 2015.
6

                                     Penjualan Kredit Bersih

Perputaran Piutang

                                         Rata-Rata Piutang

Periode terikatnya modal dalam piutang

                                                                        360

Rata-rata pengumpulan piutang

                                                            Perputaran Piutang


7

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Piutang (receivable) adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain,
piutang muncul umumnya karena perusahaan menjual barang dagangan secara
kredit.
Hukum piutang pada asalnya diperbolehkan dalam syariat
islam.Bahkan orang yang memberikan utang atau pinjaman kepada orang lain
yang sangat membutuhkan adalah hal yang disukai dan dianjurkan,karena
didalamnya terdapat pahala yang besar.
Macam-macam Piutang dalam transaksi syariah yaitu Pembiayaan
murabahah atau piutang murabahah, Piutang salam, Piutang istishna,
Pinjaman (qard), Piutang pendapatan bagi hasil, dan Piutang pendapatan
ijarah.
Perputaran atau periode terikatnya modal dalam piutang tergantung
kepada syarat pembayaran. Makin lama syarat pembayaran berarti makin lama
modal terikat pada piutang
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami berikan, semoga makalah ini bermanfaat
bagi pembaca. Adapun kritik dan saran sangat membantu demi tercapainya
makalah yang lebih baik lagi.
DAFTAR RUJUKAN

Abu Hasan, Jefri Oktaviansyah. Makalah Manajemen Piutang. Palembang, 2015.

Lutviawati, Azzani Fifi. Manajemen Piutang dalam Keuangan Syariah, 2019.

Manahan P. Tampubolon, Manajemen Keuangan, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005

Anda mungkin juga menyukai