Anda di halaman 1dari 2

Pengendalian Hama Secara Bercocok Tanam (Pola Tanam)

Pola tanam merupakan usaha penanaman pada sebidang lahan dengan mengatur susunan
tata letak dan urutan tanaman selama periode waktu tertentu termasuk masa pengolahan tanah
dan masa tidak ditanami selama periode tertentu. Di Indonesia yang memiliki iklim tropis
biasanya pola tanam disusun selama satu tahun dengan memperhatikan curah hujan, terutama
pada daerah atau lahan yang sepenuhnya tergantung dari curah hujan. Pemilihan varietas
yang ditanam menjadi penting karena harus disesuaikan dengan keadaan air yang tersedia
ataupun curah hujan.
Pola tanam bisa dibagi menjadi tiga jenis, yaitu pola tanam
monokultur, pola tanam polikultur dan rotasi tanaman. Pola tanam monokultur adalah
pertanian dengan menanam tanaman sejenis. Misalnya sawah ditanami padi saja, jagung saja,
atau kedelai saja. Contoh pola tanam monokultur yaitu Tujuan menanam secara monokultur
adalah meningkatkan hasil pertanian. Kelebihan sistem ini yaitu teknis budidayanya relatif
mudah karena tanaman yang ditanam maupun yang dipelihara hanya satu jenis. Sedangkan
kelemahan sistem ini adalah tanaman relatif mudah terserang hama maupun penyakit.namun
kelebihan monokultur akan dapat dilaksanakan jika luas tanam petani yang digunakan besar.
Dalam arti dalam 100 ha petani hanya menanam padi dimana hama atau serangan hama tidak
akan menumpuk pada satu tempat, dapat dikatakan terbagi sehingga tidak terlalu
mempengaruhi tingkat produksi dibandingkan dengan menanam tanaman dengan jumlah luas
sedikit misalnya 1 ha, hama akan menumpuk pada satu tempat saja. Juga Pola tanam ini
memiliki kelebihan antara lain dapat mengurangi serangan Organisme Pengganggu Tanaman
(OPT), hal ini dikarenakan tanaman yang satu dapat mengurangi serangan OPT lainnya,
selain itu siklus hidup hama atau penyakit dapat terputus.

Sedangkan polikultur merupakan pola pertanian dengan banyak jenis tanaman pada satu
bidang lahan yang terususun dan terencana dengan menerapkan aspek lingkungan yang lebih
baik.dan Polikultur adalah pola tanam yang lebih dianjurkan. Keuntungan menggunakan pola
tanam polikultur adalah bisa menambah kesuburan tanah. Dengan menanam tanaman yang
mempunyai perakaran berbeda, misalnya tanaman berakar dangkal ditanam berdampingan
dengan tanaman berakar dalam, maka tanah di sekitarnya akan lebih membantu
menyediakan pangan, dalam penanaman tanaman selanya dapat diusahakan dalam bentuk
pola tanaman
Dengan pola tanam polikultur ini petani dapat mengurangi melonjaknya pertumbuhan hama
misalnya wereng pada padi. Dengan adanya penanam bermacam diatas tegakan lahan yang
sama sehingga hama tersebut tidak dapat menyerang tanaman yang lain dan akan memutus
atau mengurangi tingkat serangan hama. Dikarenakan ketidak cocokan antara hama dengan
tanaman tersebut. Tanaman perangka, terdapat tanaman yang menarik perhatian hama
sehingga menjauh dari tanaman utama, contohnya selada air (Nasturtium officinale) menarik
perhatian ulat yang menyerang tanaman dari keluarga kubis-kubisan. Mengganggu serangga
hama, terdapat kajian yang membuktikan bahwa serangga hama yang terbang kurang berhasil
menyerang tanaman utama bila tanaman tersebut dikelilingi oleh jenis tanaman lain.
Mencegah serangan hama, dimana beberapa jenis tanaman mencegah hama merusak tanaman
utama, misalnya bau yang dihasilkan tanaman kenikir (Tagetes erecta) menghalangi hama
Aphids untuk menyerang tanaman di sekitarnya.
Mengundang predator hama, yaitu tanaman yang memiliki nektar atau pollen yang banyak
seperti kenikir mendorong populasi predator hama yang lebih banyak misalnya lalat bunga
(keluarga Syrphidae) yang merupakan predator hama Aphids. Dan tanaman pelindung yaitu
beberapa tanaman membutuhkan tanaman pelindung untuk mengoptimalkan
produktivitasnya, misalnya tanaman kopi biasanya tumbuh dengan tanaman pelindung dadap
(Eryhtrina sp), Cassia atau tanaman lain yang berfungsi melindungi tanaman kopi dari sinar
matahari yang terlalu terik.
rotasi tanam adalah pola tanam yang di kembangkan dengan cara mengati tanaman budidaya
setiap musim. Contoh pola tanam yang dapat digunakan yaitu pola tanam sebaiknya dua kali
tanaman padi dan satu kali tanaman palawija misalnya padi-padi-palawija Nono (1994).
Dengan pola tanam ini akan memutus serangan hama tikus. Mengapa? Ini dikarenakan dalam
pergantian penanaman antara tanaman padi dengan palawija ini sangat berdampak pada
perkembangan tikus. Pada saat masa penanaman palawija, tikus tidak akan mendapatkan
suplai makanan sehingga populasi tikus jauh menurun. Dan pada rotasi penanaman padi
hama tikus akan sangat bekurang. Ini telah diuji dan dilakukan perbandingan dengan pola
tanam padi-padi tanpa adanya selangan penaman palawija.

Anda mungkin juga menyukai