3834-Article Text-11660-1-10-20200329
3834-Article Text-11660-1-10-20200329
3834-Article Text-11660-1-10-20200329
4888
ISSN : 2337-
Homepage: https://talenta.usu.ac.id/jtk
Abstrak
Proses produksi, pengilangan dan transportasi minyak bumi dapat menyebabkan polutan yang
berbahaya bagi lingkungan serta makhluk hidup yang berada di sekitarnya. Mikroorganisme indigen
dapat menjadi solusi dalam menguraikan hidrokarbon yang sulit didegradasi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengisolasi bakteri indigen dari tanah yang terkontaminasi zat polutan dan menguji
efektifitasnya dalam mendegradasi hidrokarbon. Penelitian ini diawali dengan pengambilan sampel
tanah di Badan Operasi Bersama PT Siak Bumi Pusako-Pertamina Hulu Kabupaten Siak Provinsi Riau
dengan metoda purposive sampling. Langkah selanjutnya adalah isolasi bakteri indigen, menguji
parameter pH, Optical density (OD) dan kadar CO2 selama 16 hari masa inkubasi dan menentukan
persentase biodegradasi tertinggi. Hasil menunjukkan bahwa Pseudomonas sp. dengan kode BTM2
(Bakteri Tanah Minyak 2) memiliki persentase terbesar (52,20%) setelah 16 hari inkubasi dibawah
kondisi optimum dalam mendegradasi total hidrokarbon minyak bumi. Pseudomonas sp. BTM2 adalah
isolat yang paling efektif dalam mendegradasi hidrokarbon.
Abstract
The process of producing, refining and transporting petroleum can cause pollutants that are harmful to
the environment and the living things that surround them. Indigenous microorganisms can be a solution
to degrade hydrocarbons that are difficult to degrade. This study aims to isolate the indigenous bacteria
from pollutant-contaminated soil and test its effectiveness in degrading hydrocarbons. The research
began with soil sampling at the Joint Operating Agency of PT Siak Bumi Pusako-Pertamina Hulu Siak
Regency, Riau Province with a purposive sampling method. The next step is the isolation of indigenous
bacteria, testing the parameters of pH, Optical density (OD) and CO 2 levels during the 16 incubation
periods and determining the highest percentage of biodegradation. The results showed that
Pseudomonas sp. with a code BTM2 (Bakteri Tanah Minyak 2) had the largest percentage (52.20%)
after 16 days of incubation under optimum conditions to degrade the total hydrocarbon of petroleum.
Pseudomonas sp. BTM2 is the most effective isolate to degrade hydrocarbons.
35
Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 09, No. 1 (Maret 2020) | 34-40
Keterangan:
%B = Persen Biodegradasi,
BM0 = Berat Minyak Awal (g)
BMn = Berat Minyak Akhir (g)
Metodologi Penelitian
Persiapan sampel
Sampel diperoleh dari tanah Badan Operasi
Bersama PT Siak Bumi Pusako-Pertamina Hulu (a) (b)
Kabupaten Siak Provinsi Riau dengan metoda
purposive sampling. Media NA (Nutrient Agar) Gambar 2. Pertumbuhan isolat bakteri
digunakan untuk kultivasi bakteri. (a) pada Bushnell Haas kontrol tanpa crude oil
Kemampuan bakteri sebagai agen (b) BTM1 pada Bushnell Haas dengan crude oil
biodegradator crude oil ditentukan dengan
menggunakan Medium Bushnell Haas yang Pada Bushnell Haas kontrol tampak
mengandung crude oil 5% (v/v) [15]. bahwa crude oil masih menutupi seluruh
Bushnell Haas tanpa penambahan crude oil permukaan medium sedangkan pada isolat BTM1
dipersiapkan sebagai kontrol. Kemampuan sudah banyak berkurang yang menandakan
biodegradasi bakteri terhadap crude oil diukur crude oil sudah terdegradasi. Hasil identifikasi
dengan parameter pH, Optical density (OD) dan menunjukkan bahwa umumnya isolat merupakan
kadar CO2 terlarut. bakteri Gram negatif. Parameter pH selama
degradasi dapat dilihat pada Gambar 3.
36
Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 09, No. 1 (Maret 2020) | 34-40
Morfologi Koloni
Kode Isolat Bentuk Elevasi Warna Pewarnaan
Bentuk
Tepian Koloni Koloni Gram
BTM1 Licin Cembung Kuning Koma Positif
BTM2 Licin Datar Krem Batang Negatif
BTM3 Licin Datar Krem Batang Positif
BTM4 Bergerigi Datar Krem Batang Negatif
BTM5 Licin Cembung Oren Bulat Negatif
BTM6 Licin Cembung Putih Batang Negatif
5
4.5
4
Optical Density
3.5
3
2.5
2
1.5
Gambar 3. Parameter pH selama degradasi 1
hidrokarbon 0.5
0
Kenaikan pH di hari ke-8 inkubasi terjadi 0 8 16
pada isolat BTM1, BTM5 dan BTM6. Unsur non Waktu Inkubasi (hari)
hidrokarbon seperti oksigen, sulfur, nitrogen, dan
logam-logam juga terkandung dalam minyak BTM 1 BTM 2 BTM 3
bumi. Nitrogen dapat terurai membentuk BTM 4 BTM 5 BTM 6
ammonium karbonat kemudian menjadi amoniak,
karbon dioksida dan air. pH media akan naik jika Gambar 4. Parameter OD selama degradasi
amoniak bereaksi dengan air menjadi amonium hidrokarbon
hidroksida. Reaksi kimia pada substrat
hidrokarbon oleh enzim mono oksigenase akan
Produk CO2 yang merupakan hasil
menyebabkan penurunan pH selama proses
biodegradasi substrat hidrokarbon dapat dilihat
inkubasi dan pH optimum berada di sekitar 6-8
pada Gambar 5. Metabolisme di dalam sel bakteri
saat terjadinya proses biodegradasi [16].
menghasilkan energi yang sejalan dengan produk
Pengukuran nilai Optical Density (OD) sampingnya berupa CO2. Terjadinya penurunan
menggunakan spektrofotometer dilakukan untuk jumlah CO2 disebabkan oleh metabolit toksik yang
menentukan jumlah sel bakteri (Gambar 4). Pada dihasilkan selama proses biodegradasi [4].
awal proses degradasi terjadi kenaikan OD yang
Degradasi paling cepat dan lengkap dari
menunjukkan bakteri berada dalam fase
sebagian besar polutan organik disebabkan oleh
eksponensial. Biomassa sel akan mencapai jumlah
kondisi aerobic [18]. Serangan intraseluler awal
maksimum pada fase stasioner. Selanjutnya jumlah
polutan organik adalah proses oksidatif dan
nutrien akan berkurang akibat kompetisi bakteri
aktivasi serta penggabungan oksigen adalah reaksi
untuk mendapatkan nutrisi sehingga menyebabkan
kuci enzimatik yang dikatalisis oleh oksigenase
beberapa sel mati dan yang lainnya tetap tumbuh. dan peroksidase. Jalur degradasi perifer mengubah
Dalam proses biodegradasi hidrokarbon, bakteri polutan organik selangkah demi selangkah ke zat
akan lebih mudah menguraikan fraksi sederhana antara dari metabolisme perantara tengah,
37
Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 09, No. 1 (Maret 2020) | 34-40
misalnya, siklus asam tricarboxylic. Biosintesis organisme ini untuk menghasilkan spora, yang
biomassa sel terjadi dari metabolit prekursor dapat melindungi mereka dari efek toksik
pusat, misalnya, asetil-KoA, suksinat dan piruvat. hidrokarbon [24].
Gula yang dibutuhkan untuk berbagai biosintesis Mikroorganisme dianggap sebagai
dan pertumbuhan disintesis oleh gluconeogenesis. biodegradator yang efisien karena kelimpahannya,
Mikroorganisme yang terlibat dalam degradasi keanekaragaman spesies yang luas, dan
minyak didistribusikan secara luas di alam dan fleksibilitas katabolik dan anaboliknya, serta
telah diisolasi dari tanah dan air dengan kemampuannya untuk beradaptasi dengan kondisi
potensinya mendegradasi minyak [19]. Mikroba lingkungan yang merugikan. Melalui aktivitas
yang mampu memanfaatkan minyak dan produk metabolisme mikroorganisme ini, polutan organik
minyak sebagai satu-satunya sumber karbon dan dapat diubah menjadi air, CO2 dan biomassa [25].
energi terjadi di udara, air, dan tanah [20]. Degradasi lengkap senyawa ke komponen mineral,
Diperkirakan bahwa dalam satu gram tanah yang di mana karbon organik senyawa dikonversi
tidak tercemar, hanya ada 100 hingga 1.000 sel menjadi CO2 melalui respirasi, disebut
mikroorganisme penghancur hidrokarbon, mineralisasi. Ketika kondisi aerobik
sedangkan, dalam satu gram tanah yang tercemar dipertahankan, evolusi CO2 dapat digunakan
oleh minyak, jumlahnya meningkat menjadi 1 × sebagai ukuran aktivitas metabolisme mikroba
106 hingga 5 × 107 sel, terutama jika polusi terjadi dengan akurasi yang masuk akal [26]. Studi yang
berulang kali untuk waktu yang lama [21]. melibatkan pengukuran laju mineralisasi dapat
Karakteristik taksonomi dari isolat ini memberikan informasi penting tentang
mengidentifikasi mereka sebagai Bacillus sp., biodegradabilitas senyawa limbah industri,
Staphylococcus sp., Micrococcus sp., termasuk residu minyak. Dalam penelitian ini
Pseudomonas sp., Psychrobacter sp., dan perubahan pH, CO2 dan pertumbuhan sel secara
Alcaligens faecalis [22]. tidak langsung mengindikasikan degradasi petrol.
Persentase biodegradasi hidrokarbon dapat dilihat
4000 pada Gambar 6.
3000
2000
CO2 (mg/L)
1000
0
0 8 16
Waktu Inkubasi (hari)
38
Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 09, No. 1 (Maret 2020) | 34-40
biodegradator adalah pH, OD dan kadar CO2. Bawah Konsentrasi 1% (W/W) Hasil Proses
Pseudomonas sp dengan kode isolat BTM2 Bioremediasi,” J. Mns. dan Lingkung., vol.
dengan persentasi 52,20% adalah bakteri paling 21, no. 3, pp. 286–294, 2015.
unggul jika dibandingkan dengan isolat lainnya. [12] Karwati, “Degradasi Hidrokarbon pada
Tanah Tercemari Minyak Bumi dengan
Daftar Pustaka Isolat A10 dan D8T,” in Prosiding Biosains,
[1] B. Dudley, “BP Statistical Review of World 2009.
Energy 2019, no.68,” British Petroleum [13] Z. Fanani, B. Yudhono, and V. R.
(bp). 2017. Situmorang, “Degradasi Tanah Lahan
[2] N. P. Suci Meinarni, “Dampak Pencemaran Suboptimal oleh Bacillus mycoides
Lingkungan Laut Terjadap Indonesia Akibat Indigenous dan Kinetika Reaksinya,” J.
Tumpahan Minyak Montara di Laut Timor,” Lahan Suboptimal J. Suboptimal Lands,
J. Komun. Huk., 2016. vol. 3, no. 1, 2014.
[3] B. Gargouri, F. Karray, N. Mhiri, F. Aloui, [14] M. Udiharto and P. Pelatihan, “Lokakarya
and S. Sayadi, “Bioremediation of petroleum Peranan Bioremediasi dalam Pengelolaan
hydrocarbons-contaminated soil by bacterial Lingkungan,” LIPI, BPPT dan HSF Jerman,
consortium isolated from an industrial Cibinong, pp. 24–39, 1996.
wastewater treatment plant,” J. Chem. [15] H. Al Nasrawi, “Biodegradation of Crude
Technol. Biotechnol., 2014. Oil by Fungi Isolated from Gulf of Mexico,”
[4] K. V. Darsa and A. J. Thatheyus, J. Bioremediation Biodegrad., 2012.
“Biodegradation of Petroleum Compound [16] C. S. Karigar and S. S. Rao, “Role of
Using Pseudomonas aeruginosa,” OALib, microbial enzymes in the bioremediation of
vol. 01, no. 05, pp. 1–9, 2014. pollutants: a review,” Enzyme Res., vol.
[5] A. B. Al-Hawash et al., “Principles of 2011, 2011.
microbial degradation of petroleum [17] D. Pérez-Pantoja, B. González, and D. H.
hydrocarbons in the environment,” Egypt. J. Pieper, “Aerobic degradation of aromatic
Aquat. Res., vol. 44, no. 2, pp. 71–76, 2018. hydrocarbons,” in Handbook of
[6] R. Novianty, B. Antika, A. Saryono, and N. hydrocarbon and lipid microbiology, 2010.
W. Pratiwi, “Potensi Tiga Isolat Bakteri [18] W. Fritsche and M. Hofrichter, “Aerobic
Indigen dari Kabupaten Siak Provinsi Riau degradation by microorganisms,”
Dalam Mendegradasi Naftalena.” Biotechnol. New York John Wiley Sons, vol.
[7] E. M. Sari, R. Novianty, A. Awaluddin, S. 11, pp. 146–164, 2000.
Saryono, and N. W. Pratiwi, “Effectiveness [19] M. B. Yakubu, “Biodegradation of Lagoma
of Crude Oil Degrading Fungi Isolated From crude oil using pig dung,” African J.
Petroleum Hydrocarbon Contaminated Soil Biotechnol., 2007.
In Siak, Riau,” Acta Biochim. Indones., vol. [20] M. Magot, “Indigenous microbial
2, no. 1, pp. 15–22, 2019. communities in oil fields,” in Petroleum
[8] R. Novianty, “Biodegradasi Senyawa Toksik microbiology, American Society of
Naftalena Pencemar Lingkungan Microbiology, 2005, pp. 21–34.
Menggunakan Isolat Fungi Indigen Provinsi [21] E. Rosenberg and E. Z. Ron,
Riau,” J. Ipteks Terap., vol. 13, no. 3, pp. “Bioremediation of petroleum
165–174, 2020. contamination,” Biotechnol. Res. Ser., vol.
[9] U. R. Chaudhuri, Fundamentals of 6, pp. 100–124, 1996.
petroleum and petrochemical engineering. [22] M. Pepi, A. Minacci, F. Di Cello, F. Baldi,
Crc Press, 2016. and R. Fani, “Long-term analysis of diesel
[10] A. Tiehm and M. Stieber, “Strategies to fuel consumption in a co-culture of
Improve PAH Bioavailability: Addition of Acinetobacter venetianus, Pseudomonas
Surfactants, Ozonation and Application of putida and Alcaligenes faecalis,” Antonie
Ultrasound,” in Treatment of Contaminated Van Leeuwenhoek, vol. 83, no. 1, pp. 3–9,
Soil, 2001. 2003.
[11] A. Kurniawan, A.J. Effendi, “Biodegradasi [23] S. P. Antai, “Biodegradation of Bonny light
Residu Total Petroleum Hidrokarbon di crude oil by Bacillus sp and Pseudomonas
39
Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 09, No. 1 (Maret 2020) | 34-40
40