Anda di halaman 1dari 17

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat serta hidayah-Nya kepada kami sehingga kami berhasil


menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang
berjudul  “LIMBAH RUMAH TANGGA (ENCEMARAN AIR)”
          Makalah ini berisikan tentang informasi cara pengelolaan limbah rumah
tangga atau yang paling banyak dibuang oleh manusia karena banyak orang
yang membuang limbah rumah tangga. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini. Kami berharap tugas ini dapat bermanfaat khususnya bagi Kami dan
umumnya bagi pembaca. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha
kita. Amin.

Indramayu, Mei 2015


  

 Kelompok 2
ii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL                                                                                                     i
KATA PENGANTAR                                                                                                   ii
DAFTAR ISI                                                                                                                 iii
BAB I   PENDAHULUAN                                                                                           1
1.1             Latar
Belakang                                                                                                             1
1.2             Tujuan                
1
BAB II     PEMBAHASAN                                                                                          2
1.     Pengertian                                                                                                                 2
2.     Pemanfaatan Teknologi  Dalam Mengolah Limbah Rumah Tangga                         
3
3.     Penanganan Limbah Rumah Tangga Yang Efektif                                                    5
4.     Pemasyarakatan Teknik Pengolahan Limbah Rumah Tangga              
6
5.     Limbah Rumah Tangga Dan Penanganannya                                                           8
BAB III      PENUTUP                                                                                                 9
KESIMPULAN                                                                                                              9
SARAN                                                                                                                         9
DAFTAR PUTAKA                                                                                           
10

                                                                      

iii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik
(rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan.
Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik
lainnya (grey water).

Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena
tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia
Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran
limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga
perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh
limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.

Pengelolaan lingkungan hidup merupakan kewajiban bersama berbagai pihak baik pemerintah,
pelaku industri, dan masyarakat luas. Hal ini menjadi lebih penting lagi mengingat Indonesia sebagai
negara yang perkembangan industrinya cukup tinggi dan saat ini dapat dikategorikan sebagai negara
semi industri (semi industrialized country). Sebagaimana lazimnya negara yang masih berstatus semi
industri, target yang lebih diutamakan adalah peningkatan pertumbuhan output, sementara
perhatian terhadap eksternalitas negatif dari pertumbuhan industri tersebut sangat kurang.
Beberapa kasus pencemaran terhadap lingkungan telah menjadi topik hangat di berbagai media
masa, misalnya pencemaran Teluk Buyat di Sulawesi Utara yang berdampak terhadap timbulnya
bermacam penyakit yang menyerang penduduk yang tinggal di sekitar teluk tersebut.

Para pelaku industri kadang mengesampingkan pengelolaan lingkungan yang menghasilkan berbagai
jenis-jenis limbah dan sampah. Limbah bagi lingkungan hidup sangatlah tidak baik untuk kesehatan
maupun kelangsungan kehidupan bagi masyarakat umum, limbah padat yang di hasilkan oleh
industri-industri sangat merugikan bagi lingkungan umum jika limbah padat hasil dari industri
tersebut tidak diolah dengan baik untuk menjadikannya bermanfaat.

1.2 TUJUAN

Dalam penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui cara pengelolaan limbah, selain itu untuk
memenuhi tugas mata pelajaran IPA.
1

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian
Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas
industri rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah merupakan buangan atau sesuatu yang tidak
terpakai berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia yang sukar untuk
dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman
penyebab penyakit disentri, tipus, kolera dan penyakit lainnya. Air limbah tersebut harus diolah agar
tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan. Air limbah harus dikelola untuk
mengurangi pencemaran.

Dalam dunia arsitektur ada metode yang bisa diterapkan dalam merencanakan pengolahan limbah
rumah tangga yaitu dengan :

• Membuat saluran air kotor

• Membuat bak peresapan

• Membuat tempat pembuangan sampah sementara

Hal-hal tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

1. Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya baik air dipermukaan tanah
maupun air di bawah permukaan tanah.

2. Tidak mengotori permukaan tanah.

3. Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah.

4. Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain.

5. Tidak menimbulkan bau yang mengganggu.

6. Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudah didapat dan murah.

7. Jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 m.

Pengelolaan yang paling sederhana ialah pengelolaan dengan menggunakan pasir dan benda-benda
terapung melalui bak penangkap pasir dan saringan. Benda yang melayang dapat dihilangkan oleh
bak pengendap yang dibuat khusus untuk menghilangkan minyak dan lemak. Lumpur dari bak
pengendap pertama dibuat stabil dalam bak pembusukan lumpur, di mana lumpur menjadi semakin
pekat dan stabil, kemudian dikeringkan dan dibuang. Pengelolaan sekunder dibuat untuk
menghilangkan zat organik melalui oksidasi dengan menggunakan saringan khusus. Pengelolaan
secara tersier hanya untuk membersihkan saja. Cara pengelolaan yang digunakan tergantung
keadaan setempat, seperti sinar matahari, suhu yang tinggi di daerah tropis yang dapat
dimanfaatkan.

2. Pemanfaatan Teknologi Dalam Mengolah Limbah Rumah Tangga


A. Prinsip Pengolahan Sampah

Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah. Prinsip-prinsip ini
dikenal dengan nama 4R, yaitu:

Ø  Mengurangi (bahasa Inggris: reduce)

Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita
menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.

Ø  Menggunakan kembali (bahasa Inggris: reuse)

Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang
yang sekali pakai, buang (bahasa Inggris: disposable).

Ø  Mendaur ulang (bahasa Inggris: recycle)

Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa
didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi (bahasa Inggris: informal) dan industri
rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.

Ø  Mengganti (bahasa Inggris: replace)

Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali
dengan barang yang lebih tahan lama.

B. Pengolahan Sampah

Alternatif Pengelolaan Sampah


Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif-alternatif
pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang sesuai, karena landfill tidak berkelanjutan dan
menimbulkan masalah lingkungan. Malahan alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani
semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang dibuang
kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap
sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang
harus diganti dengan tiga prinsip–prinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa masyarakat akan
menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat, minimisasi sampah harus dijadikan prioritas
utama.

Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur-ulang
secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada
saat ini. Dan industri-industri harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk memudahkan
proses daur-ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah.

Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material yang mungkin
masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat mengkontaminasi/ mencemari bahan-
bahan yang mungkin masih bisa di daur-ulang dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari
keduanya. Sebagai tambahan, suatu porsi peningkatan alur limbah yang berasal dari produk-produk
sintetis dan produk-produk yang tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; perlu dirancang ulang
agar sesuai dengan sistem daur-ulang atau tahapan penghapusan penggunaan.

Program-program sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil, dan tidak
mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama program-program di negara-negara
berkembang seharusnya tidak begitu saja mengikuti pola program yang telah berhasil dilakukan di
negara-negara maju, mengingat perbedaan kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya.
Khususnya sektor informal (tukang sampah atau pemulung) merupakan suatu komponen penting
dalam sistem penanganan sampah yang ada saat ini, dan peningkatan kinerja mereka harus menjadi
komponen utama dalam sistem penanganan sampah di negara berkembang. Salah satu contoh
sukses adalah zabbaleen di Kairo, yang telah berhasil membuat suatu sistem pengumpulan dan daur-
ulang sampah yang mampu mengubah/memanfaatkan 85 persen sampah yang terkumpul dan
mempekerjakan 40,000 orang.
Secara umum, di negara Utara atau di negara Selatan, sistem untuk penanganan sampah organik
merupakan komponen-komponen terpenting dari suatu sistem penanganan sampah kota. Sampah-
sampah organik seharusnya dijadikan kompos, vermi-kompos (pengomposan dengan cacing) atau
dijadikan makanan ternak untuk mengembalikan nutirisi-nutrisi yang ada ke tanah. Hal ini menjamin
bahwa bahan-bahan yang masih bisa didaur-ulang tidak terkontaminasi, yang juga merupakan kunci
ekonomis dari suatu alternatif pemanfaatan sampah. Daur-ulang sampah menciptakan lebih banyak
pekerjaan per ton sampah dibandingkan dengan kegiatan lain, dan menghasilkan suatu aliran
material yang dapat mensuplai industri.

Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara alamiah. Hara yang
terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah mati, dengan bantuan mikroba (jasad
renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi hara yang lebih sederhana dengan bantuan
manusia maka produk akhirnya adalah kompos (compost).

Setiap bahan organik, bahan-bahan hayati yang telah mati, akan mengalami proses dekomposisi
atau pelapukan. Daun-daun yang gugur ke tanah, batang atau ranting yang patah, bangkai hewan,
kotoran hewan, sisa makanan, dan lain sebagainya, semuanya akan mengalami proses dekomposisi
kemudian hancur menjadi seperti tanah berwarna coklat-kehitaman. Wujudnya semula tidak dikenal
lagi. Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara alamiah. Hara yang
terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah mati, dengan bantuan mikroba (jasad
renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi hara yang lebih sederhana dengan bantuan
manusia maka produk akhirnya adalah kompos (compost).

Pengomposan didefinisikan sebagai proses biokimiawi yang melibatkan jasad renik sebagai agensia
(perantara) yang merombak bahan organik menjadi bahan yang mirip dengan humus. Hasil
perombakan tersebut disebut kompos. Kompos biasanya dimanfaatkan sebagai pupuk dan
pembenah tanah.

Kompos dan pengomposan (composting) sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Berbagai
sumber mencatat bahwa penggunaan kompos sebagai pupuk telah dimulai sejak 1000 tahun
sebelum Nabi Musa. Tercatat juga bahwa pada zaman Kerajaan Babylonia dan kekaisaran China,
kompos dan teknologi pengomposan sudah berkembang cukup pesat.

Namun demikian, perkembangan teknologi industri telah menciptakan ketergantungan pertanian


terhadap pupuk kimia buatan pabrik sehingga membuat orang melupakan kompos. Padahal kompos
memiliki keunggulan-keunggulan lain yang tidak dapat digantikan oleh pupuk kimiawi, yaitu kompos
mampu:

ü  Mengurangi kepekatan dan kepadatan tanah sehingga memudahkan perkembangan akar dan
kemampuannya dalam penyerapan hara.

ü  Meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air sehingga tanah dapat menyimpan air lebih ama
dan mencegah terjadinya kekeringan pada tanah.

ü  Menahan erosi tanah sehingga mengurangi pencucian hara.

3. Penanganan Limbah Rumah Tangga Yang Efektif


Berapa bayak diantara kita yang mengeluhkan masalah sampah? Tumpukan sampah memang
mengganggu pemandangan (juga penciuman) disekitar kita. Daripada saling menyalahkan, mari kita
tengok cara efektif untuk mengelola rumah tangga supaya kita bisa menjaga rumah tetap bersih
sekaligus mengurangi tumpukan sampah di lingkungan secara tidak langsung. Berikut ini cara mudah
dan sederhana mengelola sampah rumah tangga.

Pertama, pisahkan sampah berdasarkan jenisnya. Langkah ini sangat penting untuk melakukan
pengelolaan sampah yang lebih baik di rumah. Pisahkan sampah organik, kaca, kertas, plastik dan
sampah kimia di tempat khusus. Untuk sampah organik, anda bisa membuat lubang sampah
sederhana untuk membuat sampah organik. Jika lubang sudah mampir penuh, tutup lubang dengan
tanah dan gali lubang yang baru. Selain mengurangi tumpukan sampah, cara ini juga menambah
kesuburan tanah di pekarangan rumah anda.

Selain membuat lubang di tanah, anda bisa mengadopsi kotak cacing yang banyak digunakan diluar
negeri. Kotak cacing ini dibuat dengan meletakkan daun-daun dan sampah organik kedalam kotak
logam, kemudian beberapa cacing dimasukkan untuk membusukkan sampah tersebut. Setelah
penuh, sampah yang telah berubah menjadi humus bisa dipakai untuk menyuburkan tanaman di
pekarangan.

Selain lubang sampah dan kotak cacing, anda juga dapat mengolah sampah organik disekitar anda
menjadi kompos dengan system terowongan udara. Tumpuk sampah organik diatas segitiga yang
dibuat dari kayu atau bambu dengan tinggi 20 cm dan panjang 1,5 hingga 2 meter. Siram secara
teratur agar tetap lembab. Jika bagian bawah sudah menyerupai tanah, balik lapisan hingga semua
sampah merubah menjadi kompos.

Kompos-kompos organik ini tidak hanya mampu mengurangi sampah, tetapi juga bisa menjaga
kesuburan tanah. Pemakaian kompos jauh lebih alami dan hemat dibandingkan memakai pupuk
sistesis.
Untuk sampah kertas, botol dan plastik, anda bisa langsung membawanya ke tempat daur ulang
terdekat. Jika tidak buanglah ditempat sampah setelah mengkategorikannya berdasarkan jenisnya.

Karena pengelolaan sampah yang baik tidak hanya soal menangani sampah yang sudah ada, kita juga
perlu mengurangi jumlah sampah. Berikut ini langkah-langkah sederhana untuk mengurangi sampah
di rumah.

1. Membawa tas plastik atau kain dari rumah saat belanja.

2. Mengurangi membeli produk sachet.

3. Memakai ulang toples atau botol bekas.

Selain contoh langkah-langkah diatas, ada banyak cara lain yang bisa dipakai untuk mengurangi
sampah dirumah anda. Jika memungkinkan, ajaklah tetangga disekitar anda untuk melakukan hal
yang sama agar semakin banyak orang yang sadar akan pentingnya pengelolaan sampah rumah
tangga secara mandiri. Jika secara kontinu dilakukan, bukan tidak mungkin jumlah timbunan sampah
akan berkurang lebih dari separuhnya.

Untuk memperbarui informasi dan ide pengelolaan sampah, anda bisa membuka referensi di
internet yang fokus akan pengelolaan sampah. Tidak ada salahnya juga membuka ide-ide recycle dan
reuse kreatif yang ada di internet agar semakin menambah efektif usaha kita untuk membuat
suasana rumah yang bersih dan nyaman. Jika rumah bebas dari timbunan sampah, kesehatan
keluarga juga bisa lebih terjamin.
Sudah bukan jamannya lagi kita bersikap acuh terhadap sampah. Membuang sampah sembarangan
dan diam melihat tumpukan sampah adalah cerminan orang malas dan acuh. Mari kita perbaiki
keadaan sekitar dengan mulai dari hal yang sederhana dan dimulai dari rumah kita sendiri.
Percayalah, hal yang kecil bisa besar manfaatnya jika dilakukan secara kolektif dan terus-menerus.

4. Pemasyarakatan Teknik Pengolahan Limbah Rumah Tangga

Menurut Undang-undang No 18 tahun 2008 definisi sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari
manusia atau proses alam yang berbentuk padat.

Menurut ilmu kesehatan lingkungan sampah hanya sebagian dari benda atau hal-hal lain yang
dipandang tidak dapat digunakan lagi, tidak dipakai, tidak disenangi, atau harus dibuang sedemikian
rupa sehingga tidak mengganggu kelangsungan hidup (Riyaldi, 1986), menurut widyatmoko (2002)
sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga yang terdiri dari
berbagai macam jenis sampah.

Sedangkan menurut Undang-undang No 18 tahun 2008 sampah rumah tangga adalah sampah yang
berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tetapi tidak termasuk tinja dan sampah
spesifik (sampah yang mengandung bahan beracun).

6
Oleh karena dalam rumah tangga limbah tersebut biasa disebut dengan sampah maka biasanya
setelah tidak dipakai akan dibuang. Ada berbagai macam cara mebuang sampah di tempat
pembuangan akhir diantaranya:

a. Open dumping, yaitu membuang sampah secara terbuka diatas permukaan tanah

b. Dumping in water, yaitu membuang sampah secara terbuaka diatas air seperti dikali atau dilaut

c. Burning in premise, yaitu pembakaran sampah di rumah-rumah

d. Sanitary landfill,yaitu suatu cara pembuangan sampah ke tempat-tempat rendah dam ditutupi
dengan tanah untuk memenuhi persyaratan-persyaratan (Depkes,1987)

Dan masih banyak cara lain untuk membuang sampah, namun kendalanya adalah dibutuhkan lahan
yang luas, armada yang banyak, menimbulkan bau yang tidak sedap

Dari berbagai cara yang telah biasa dilakukan diatas rasanya selalu menimbulkan masalah. Sebab
pada akhirnya membutuhkan dana yang tidak kecil.

Untuk mengatasi hal tersebut Bapelkes Cikarang mengembangkan teknologi yang sudah dikenal
dikalangan masyarakat namun biasanya dikembangkan di sektor peternakan. Teknologi itu adalah
teknologi Fermentasi Anaerob yang biasa disebut dengan Biogas.

Mengapa Biogas menjadi Pilihan ?

Dari teknologi tersebut selain bisa menggredable sampah ada keuntungan lain diantaranya

1. bisa mengurangi gas rumah kaca

2. bisa menghasilkan bahan bakar pengganti

3. bisa menghasilkan pupuk organik yang bisa dimanfaatkan oleh pemilik degester .

4. biaya pembuatannya murah karena bahan banyak tersedia

5. mudah digunakan

6. cara membuatnya mudah karena tidak memerlukan keahlian khusus

7. tidak memerlukan tempat yang luas


Degester adalah media yang digunakan untuk fermentasi sampah yang telah dihaluskan dan
dicampur air.

Pengertian Biogas

Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktifitas anaerobik atau fermentasi dari bahan –bahan
organik termasuk diantaranya : kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga),
sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik.

Kandungan utama dalam biogas adalah Metana dan Karbon Dioksida. Biogas dapat digunakan
sebagai bahan bakar kendaraan maupun untuk menghasilkan listrik.

Cara Mengolah limbah rumah tangga menjadi biogas.

Menyiapkan enceng gondok sebanyak ±200 Kg dan air kali/kolam sebanyak ±200 Lt, enceng gondok
dihaluskan (ditumbuk/dicacah) kalo di Bapelkes di giling. kemudian enceng gondok dan air dicampur
dengan perbandingan 1:1 (video 1)

Pada hari ke 3 sampai hari ke 18 gas dibuang sambil dicoba dinyalakan tetapi tidak bisa menyala
setelah hari ke 19 belas gas metan sudah terbentuk dan ketika dibakar bisa menyala dengan warna
api biru. (video 2)

Selanjutnya setiap hari ditambah dengan limbah rumah tangga ± 5 Kgs etiap hari dengan cara
dihaluskan dan dicampur air ± 5 Lt, setiap hari menghasilkan gas metan ± 0,11 m3

Kandungan Biogas
Komposisi biogas bervariasi tergantun dengan asal proses anaerobik yang terjadi. Gas Landfill
memiliki konsentrasi metana sekitar 50 %, sedangkan sistem pengolahan limbah maju dapat
menghasilkan biogas dengan 55 – 75 % CH4.

Kandungan Energi

Nilai kalori dari 1 m3 Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan setengah liter minyak diesel.
Oleh karena itu biogas sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah
lingkungan pengganti minyak tanah, LPG, butana, batu bara, maupun bahan-bahan lain yang berasal
dari fosil.

5. Limbah Rumah Tangga Dan Penanganannya

Sampah merupakan permasalah utama dalam lingkungan kita, karena sampah diproduksi oleh
semua kalangan hingga rumah tangga yang merupakan penghasil sampah terbanyak perharinya.
Dengan pengolahan yang tanpa dipilah terlebih dahulu, sampah rumah tangga langsung dibuang ke
tempat sampah kemudian dibawa oleh petugas ke TPS untuk dimusnahkan.

Dengan cara tersebut masih kurang efektif, karena hanya akan menimbun di TPS dan menjadikan
lingkungan di sekitar TPS menjadi rusak dan tidak nyaman. Maka dari itu kita harus belajar untuk
memilah dan memanfaatkan sampah yang ada. Ada dua macam sampah, yaitu sampah organik
(daun-daunan, sisa sayuran, kulit buah, dll) dan sampah Unorganik (plastik, botol / kaca, kertas, dll)
yang mana bisa dimanfaatkan untuk meminimalisir sampah yang dibuang ke TPS dan bahkan bisa
menjadi tambahan penghasilan bagi yang mengolah.

Untuk sampah-sampah organik bisa diolah menjadi kompos yang berguna untuk pupuk tanaman
atau mungkin bisa dijual. Dan sampah unorganik bisa kita buat menjadi kerajinan yang bisa menjadi
hiasan dirumah atau dijual sebagai tambahan penghasilan. Jadi pada intinya sampah yang kita
hasilkan bisa kita manfaatkan untuk tambahan penghasilan dan segaligus membantu pemerintah
dalam menanggulangi penumpukan sampah di TPS.
8

BAB III
PENUTUP

   Kesimpulan

Apabila setiap rumah tangga mau dan mampu mendaur ulang sampahnya
masing-masing, maka sisa sampah yang dibuang dari rumah tangga tinggal
sedikit berupa limbah non organik dan inipun masih bisa dimanfaatkan para
pemulung.

Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi,
cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah
merupakan buangan atau sesuatu yang tidak terpakai berbentuk cair, gas dan
padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia yang sukar untuk dihilangkan
dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-
kuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera dan penyakit lainnya. Air
limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak membahayakan
kesehatan lingkungan. Air limbah harus dikelola untuk mengurangi
pencemaran.
   Saran

Sudah saatnya masyarakat dididik untuk bertanggung jawab dalam


pengelolaan sampah secara sederhana. Seperti masyarakat dan pemerintah
Kota Brisbane bahu membahu untuk mengelola sampah secara professional,
mereka sadar bahwa sampah jika dikelola dengan baik selain mempunyai nilai
jual juga menjaga lingkungan bersih dan aman dari polusi.

DAFTAR PUSTAKA

Elizabeth, HurlockB. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga, 1980.

Kartono, Kartini. 1996. Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju.

Turner, M. B. 1976. Psikologi and Science of Behavior, New York : Appleton-


Century
Crofts
Yessi T Br.Karo, USU Reporsitory © 2009

Limbah Kimia dalam pencemaran Udara dan Air, Prof. Dr. Ir. Ign.suharto,APU.
Al-Mujahid, Riezwan. 2 Desember 2012. Pengertian Limbah.

Anda mungkin juga menyukai