Paper 9 Spkontekstual
Paper 9 Spkontekstual
Dosen Pengampu:
Dibuat Oleh :
2021
PERMASALAHAN
Salah satu strategi pembelajaran yang baik menurut penulis adalah strategi pembelajaran
kontekstual. Karena strategi pembelajaran kontekstual dapat memadukan antara tiga
aspek kecerdasan, antara lain aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Strategi
pembelajaran kontekstual dapat memberikan ruang kepada peserta didik untuk terlibat
secara langsung dalam proses pembelajaran. Sehingga peserta didik tidak lagi dipandang
sebagai objek, akan tetapi subjek yang dapat menunjukkan eksistensi dan konstribusinya
dalam pendidikan.
Permasalahan terbesar yang dihadapi para peserta didik sekarang (siswa) adalah mereka
belum bisa menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dan bagaimana pengetahuan
itu akan digunakan dalam realita yang ada. Hal ini dikarenakan cara mereka memperoleh
dan mengolah informasi dan motivasi diri belum tersentuh oleh metode yang betul-betul
bisa membantu mereka. Para siswa kesulitan untuk memahami konsep-konsep keilmuan
yang bersifat pendidikan umum (seperti konsep-konsep matematika, fisika, atau biologi),
karena metode mengajar yang selama ini digunakan oleh pendidik (guru) hanya terbatas
pada metode ceramah. Di sini lain tentunya siswa tahu apa yang mereka pelajari saat ini
akan sangat berguna bagi kehidupan mereka di masa datang, yaitu saat mereka
bermasyarakat ataupun saat di tempat kerja kelak. Oleh karena itu diperlukan suatu
metode yang benar-benar bisa memberi jawaban dari masalah ini. Salah satu metode yang
bisa lebih memberdayakan siswa dalah pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and
Learning/CTL).
Strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan, akan dapat juga menciptakan
suasana yang kondusif dalam proses pembelajaran. Tanpa adanya suasana kondusif, maka
proses pembelajaran akan mendapatkan suatu hambatan di dalam pelaksanaannya.
Karena hal tersebut memiliki pengaruh terhadap keberhasilan suatu pendidikan. oleh
karena itu, dengan adanya strategi pembelajaran yang baik tersebut, diharapkan dapat
menciptakan peserta didik yang memiliki kreatifitas dan inovatif dalam melakukan
aktualisasi dari gagasan-gagasan yang dimilikinya.
PEMBAHASAN
Menurut Susdiyanto, Saat, dan Ahmad (2009: 27), pembelajaran kontekstual adalah
proses pembelajaran yang bertolak dari proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada,
dalam arti bahwa apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah
dipelajari, sehingga pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang
utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain.
Senada dengan itu, Sumiati dan Asra (2009: 14) mengemukakan pembelajaran
kontekstual merupakan upaya guru untuk membantu siswa memahami relevansi materi
pembelajaran yang dipelajarinya, yakni dengan melakukan suatu pendekatan yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan apa yang dipelajarinya di
kelas. Selanjutnya, pembelajaran kontekstual terfokus pada perkembangan ilmu,
pemahaman, keterampilan siswa, dan juga pemahaman kontekstual siswa tentang
hubungan mata pelajaran yang dipelajarinya dengan dunia nyata. Pembelajaran akan
bermakna jika guru lebih menekankan agar siswa mengerti relevansi apa yang mereka
pelajari di sekolah dengan situasi kehidupan nyata di mana isi pelajaran akan digunakan.
2. Diferensiasi, yakni merujuk pada entitas-entitas yang beraneka ragam dari realitas
kehidupan di sekitar siswa. Keanekaragaman mendorong berpikir kritis siswa untuk
menemukan hubungan di antara entitas-entitas yang beraneka ragam itu. Siswa dapat
memahami makna bahwa perbedaan itu rahmat.
Selanjutnya, Sumiati dan Asra (2009: 18) menjelaskan secara rinci prinsip pembelajaran
kontekstual sebagai berikut:
2. Mengenal kegiatan mengajar terjadi pada berbagai konteks seperti rumah, masyarakat,
dan tempat kerja;
(1) pengetahuan, yaitu apa yang ada di pikirannya membentuk konsep, definisi,
teori, dan fakta;
2) Bertanya; yakni mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. Melalui
proses bertanya, siswa akan mampu menjadi pemikir yang handal dan mandiri. Dalam
sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk:
(g) membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa; dan (h) menyegarkan
kembali pengetahuan siswa. (Sagala, 2009: 88).
c) Melatih peserta didik untuk berpikir kritis dalam meghapdapi suatu permasalahan
Di sisi lain, berdasarkan Center for Occupational Research and Development (CORD),
penerapan strategi pembelajaran kontekstual digambarkan sebagai berikut:
(1) Relating, belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman kehidupan nyata. Konteks
merupakan kerangka kerja yang dirancang guru untuk membantu siswa agar yang
dipelajari bermakna;
(2) Experiencing, belajar adalah kegiatan “mengalami”, siswa berproses secara aktif
dengan hal yang dipelajari dan berupaya melakukan eksplorasi terhadap hal yang dikaji,
berusaha menemukan dan menciptakan hal baru dari apa yang dipelajarinya;
(3) Applyng, belajar menekankan pada proses pendemonstrasian pengetahuan yang
dimiliki dalam kenteks dan pemanfaatannya;
(4) Cooperating, belajar merupakan proses kolaboratif dan kooperatif melalui belajar
berkelompok, komunikasi interpersonal, atau hubungan intersubjektif;
adalah membantu siswa dalam meraih tujuannya. Artinya guru lebih fokus pada
urusan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru dalam hal ini hanya
memanage kelas sebagai sebuah tim yang bekerja untuk menemukan sesuatu yang
baru bagi siswa. Proses pembelajaran lebih diwarnai student centered ketimbang
teacher centered
Beberapa strategi pembelajaran yang perlu dikembangkan oleh guru secara kontekstual
antara lain:
Guru
Pendidikan formal merupakan kawah candradimuka bagi siswa untuk menguasai cara
belajar untuk belajar mandiri di kemudian hari.
kelompoknya.
Penilaian autentik menunjukkan bahwa belajar telah berlangsung secara terpadu dan
konstektual dan memberi kesempatan pada siswa untuk dapat maju terus
negeri.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan
materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga
mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Pada dasarnya,
strategi pembelajaran kontekstual sangat menekankan dalam pengembangan 3 aspek,
yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif. Maka dari itu, sangatlah penting apabila peserta
didik atau siswa diberikan ruang untuk terlibat di kontekstual dapat memberikan wadah
atau sarana kepada peserta didik untuk mengembangkan karakter.dalam kegiatan
pembelajaran.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://fuadhasansuccen.blogspot.com/2012/01/strategi-pembelajaran-kontekstual.html
http://duniadesisrini.blogspot.com/2017/10/makalah-pembelajaran-kontekstual.html
https://karyatulisku.com/penerapan-model-pemebelajaran_22/