Peranan Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman Cabai
Peranan Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman Cabai
Disusun oleh:
Nama : Meutia Citra Islamiati
No. Absen : 16
Kelas : XII.2
Disusun oleh:
Nama : Meutia Citra Islamiati
No. Absen : 16
Kelas : XII.2
i
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada saya sehingga saya bisa menyelesaikan laporan
praktikum bologi yang berjudul “Peranan Media Tanam Terhadap Pertumbuhan
dan Perkembangan Tanaman Cabai”.
Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan laporan praktikum ini.
Tentunya laporan praktikum ini tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat
dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penulis, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik
dari penyusunan hingga tata bahasa penyampaian dalam laporan praktikum ini.
Oleh karena itu, saya dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki laporan praktikum ini.
Saya berharap semoga laporan praktikum yang saya susun ini memberikan
manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL...........................................................................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................
A. Latar Belakang....................................................................................................................
B. Tujuan Penelitian ................................................................................................................
C. Rumusan Masalah...............................................................................................................
D. Hipotesis.............................................................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI..........................................................................................................
A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan.........................................................
B. Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan............................................................
C. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan...............................
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................................................
A. Objek, Populasi, dan Sampel Penelitian..................................................................................
B. Lokasi Penelitian.................................................................................................................
C. Waktu Penelitian..................................................................................................................
D. Deskripsi variabel penelitian.................................................................................................
E. Unit Perlakuan.....................................................................................................................
F. Alat dan Bahan....................................................................................................................
G. Cara Kerja...........................................................................................................................
H. Tabel dan Data Hasil Pengamatan.........................................................................................
I. Pembahasan........................................................................................................................
BAB V PENUTUP..........................................................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................
LAMPIRAN...................................................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan
merupakan bertambahnya jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara
kuantitatif dapat diukur atau suatu peningkatan dalam berat atau ukuran dari
seluruh/sebagian dari organisme, sedangkan perkembangan merupakan bertambahnya
fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh, kematangan dan belajar atau
peningkatan kemahiran dalam penggunaan tubuh (Sacharin, 1996).
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang saling berhubungan.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pekembangan tumbuhan.
Faktor-faktor tersebut dikelompokan menjadi 2, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang meliputi faktor genetis (hereditas)
dan faktor fisiologis, sedangkan faktor eksternal atau faktor lingkungan merupakan
faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan tersebut yaitu dari lingkungan atau
ekosistem. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan adalah media tanam.
Media tanam yang baik adalah media yang mampu menyediakan air dan
unsur hara dalam jumlah cukup bagi pertumbuhan tanaman. Hal ini dapat
ditentukan pada tanah dengan tata udara dan air yang baik, mempunyai
agregat yang mantap, kemampuan menahan air yang baik dan ruang untuk
perakaran yang cukup (Gardner dan Mitchell, 1991).
Banyak sekali teori yang menjelaskan tentang pengaruh media tanam terhadap
pertumbuhan tumbuhan. Namun teori tersebut belum sepenuhnya dapat dipelajari jika
kita belum mengetahui kebenarannya pada lingkungan kita. Selain itu, masing banyak
siswa dan siswi yang belum dapat menjelaskan pengaruh media tanam terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Untuk itu, penulis mengadakan
1
penelitian untuk lebih mengetahui dan membuktikan kebenaran teori tersebut.
Dengan berlandaskan teori tersebut, didalam penelitian ini, penulis akan mengamati
pertumbuhan dan perkembangan biji tanaman cabai.
B. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penulisan laporan praktikum biologi yang berjudul “Peranan
Media Tanam Terhadap Petumbuhan dan Perkembangan Tanaman Cabai” ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian pertumbuhan dan perkembangan.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan.
3. Untuk mengetahui pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman cabai.
4. Untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai
yang diletakan dimedia tanam yang berbeda.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di
dalam laporan praktikum yang berjudul “Peranan Media Tanam Terhadap
Petumbuhan dan Perkembangan Tanaman Cabai” ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah Pengertian pertumbuhan dan perkembangan?
2. Faktor apakah yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan?
3. Adakah pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman cabai?
4. Bagaimanakah pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman cabai?
D. Hipotesis
1. Kecepatan pertumbuhan setiap media tanam berbeda-beda.
2
2. Perkecambahan pada biji cabai yang menggunakan media tanam tanah mengalami
pertumbuhan yang lebih cepat, tinggi dan subur dibandingkan perkecambahan biji
cabai yang menggunakan media tanam tisu.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
penyerap makanan yang terdapat di dalam endosperma, sedangkan koleoptil
berfungsi melindungi plumula. Selain itu, pada jagung juga terdapat koleoriza
yang berfungsi melindungi radikula.
Pada biji dikotil yang berkecambah, embrio menyerap nutrient dari
endosperma (cadangan makanan) sehingga kotiledon mengecil pada akhirnya
kisut dang lepas.
2. Proses Perkecambahan
Proses Fisika, (a) Terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi) akibat dari
potensial air rendah pada biji yang kering. Proses Kimia, (b) Air yang masuk
mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormone giberelin (GA). (c) Hormon
GA mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar endosperma) untuk sintesis dan
mengeluarkan enzim. (d) Enzim bekerja menghidrolisis cadangan makanan yang
terdapat dalam kotiledon dan endosperma. Proses ini menghasilkan molekul kecil
larut dalam air, missal enzim amylase menghidrolisis pati dalam endosperma
menjadi gula. Selanjutnya gula dan zat lain diserap dari endosperma oleh
kotiledon selama pertumbuhan embrio menjadi bibit tanaman.
3. Macam Perkecambahan
Berdasarkan letak kotiledon pada saat perkecambahan, ada dua tipe
perkecambahan, yaitu :
a. Perkecambahan Epigeal
Ciri Perkecambahan ini: Terangkatnya kotiledon dan plamula ke
permukaan tanah. Pemanjangan terjadi pada bagian hipokotil (ruas batang
dibawah kotiledon). Perkecambahan ini umumnya terjadi pada biji tanaman
Dicotyledoneae (kecuali kacang kapri), contoh: kacang hijau, kacang kedelai,
kapas.
b. Perkecambahan Hipogeal
Ciri Perkecambahan ini: Tertinggalnya kotiledon didalam tanah, sedang
plamula tetap menembus tanah. Pemanjangan terjadi pada epikotil (ruas
batang diatas kotiledon). Umumnya terjadi pada biji monocotyleddoneae,
contoh: Jagung, padi. dan Dicotyledoneae yaitu hanya kacang kapri.
5
Pada akhir perkecambahan terbentuk akar, batang dan daun. Selanjutnya,
tumbuhan mengalami pertumbuhan, yaitu :
a. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan yang terjadi karena aktivitas meristem apical (terdapat pada
ujung batang dan ujung akar), menyebabkan pemanjangan akar dan batang.
b. Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder terjadi akibat aktivitas pembelahan mitosisi pada
jaringan meristem sekunder (lateral) sehingga mengakibatkan diameter batang
dan akar bertambah besar. Meristem lateral terbagi atas: Kambium vaskuler
(terletak diantara xylem dan floem menyebabkan pembelahan sel kearah
dalam membentuk xylem dan kearah luar membentuk floem. dan Kambium
gabus (jaringan pelindung yang menggantikan fungsi jaringan epidermis yang
rusak/mati). Pertumbuhan sekunder terjadi pada tumbuhan dikotil.
b. Faktor Interseluler/Fisiologi
Proses yang terjadi merupakan proses fungsional tingkat seluler. Hormon
adalah regulator pertumbuhan yang sangat esensial yang dibuat pada suatu
bagian tumbuhan. Hormon tumbuhan disebut fitohormon.Hormon itu
diantaranya :
1) Auksin
6
Hormon ini ditemukan pada titik tumbuh batang dan selubung
daun pertama tanaman monokotil yang disebut koleoptil, ujung akar, dan
ujung batang serta jaringan yang masih bersifat meristematis. Fungsi
Auksin :
a) Merangsang aktivitas cambium untuk membentuk xylem dan floem.
b) Mencegah rontoknya daun, bunga dan buah.
c) Merangsang pembentukan buah dan bunga.
d) Memacu pembentangan dan pembelahan se.l
e) Merangsang pemanjangan (sel) tunas ujung tanaman.
f) Membantu pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi).
g) Merangsang pembentukan akar lateral dan serabut akar.
h) Merangsang dominasi apical, yaitu terhalangnya tunas lateral oleh
adanya tunas ujung tanaman. Jika tunas ujung tanaman dipotong, maka
tunas-tunas lateral akan tumbuh.
i) Memelihara elastisitas dinding sel.
Tanaman yang semula tumbuh tegak jika direbahkan maka auksin
akan terkumpul disisi bawah, menyebabkan ketidakseimbangan sel baguan
atas dengan bagian bawah sehingga batang tumbuh membengkok keatas.
Aktivitas auksin akan terhambat oleh cahaya matahari. Karena
pada bagian tanaman yang terkena cahaya auksin akan tidak merata
sehingga pertumbuhan terhambat. Sehingga tempat gelap akan tumbuh
lebih panjang. Hal ini karena kandungan auksin pada tempat terang lebih
rendah dari tempat gelap. Oleh karena itu, batang tumbuh membengkok
kearah datangnya cahaya.
2) Giberelin
Giberelin berperan dalam merangsang pertumbuhan dan perkembangan
embrio.
3) Etilen
Etilen berperan dalam proses pematangan buah dan kerontokan daun.
4) Sitokinin
Sitokinin berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis).
7
5) Asam absisat
Asam Kabisat berperan dalam proses penuaan dan gugurnya daun.
6) Kalin
Kalin berperan dalam proses organogenesis.
7) Asam traumalin
Asam traumalin berperan dalam proses regenerasi sel apabila tumbuhan
mengalami kerusakan jaringan.
b. Cahaya
Kualitas, intensitas, dan lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan
mempunyai pengaruh yang besar terhadap berbagai proses fisiologi
tumbuhan. pada intensitas cahaya berlebih maka auksin dan klorofil akan
rusak sehingga menghambat pertumbuhan. Sebaliknya, pada intensitas kurang
cahaya tumbuhan mengalami etiolasi Fotoperiodisme adalah Respon
tumbuhan terhadap lama penyinaran (panjang hari). Berdasarkan panjang hari,
tumbuhan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu :
1) Tumbuhan hari pendek, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran
kurang dari 12 jam sehari. Tumbuhan hari pendek contohnya aster,
krisan,dahlia, ubi jalar, kedelai, dan anggrek.
2) Tumbuhan hari panjang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran
lebih dari 12 jam (14 – 16 jam) sehari. Tumbuhan hari panjang, contohnya
bayam, kentang, gandum, kol, bit gula, selada, dan tembakau.
3) Tumbuhan hari netral, tumbuhan yang tidak responsive terhadap panjang
hari untuk pembungaannya. Tumbuhan hari netral contohnya bunga
matahari. mawar, kapas, mentimun dan tomat.
8
c. Kelembapan
Laju transpirasi dipengaruhi oleh kelembapan udara. Jika kelembapan
udara rendah, transpirasi akan meningkat. Hal ini memacu akar untuk
menyerap lebih banyak air dan mineral dari dalam tanah. Meningkatnya
penyerapan nutrien oleh akar akan meningkatkan pertumbuhan tanaman.
d. Nutrien
Zat makanan bisa terdapat dalam air, udara, dan tanah (umumnya) dalam
bentuk ion. Nutrien digunakan tumbuhan untuk sumber energy dan sumber
materi untuk sintesis berbagaikomponen sel yang diperlukan selama
pertumbuhan. Jika kebutuhan kurang maka akan terjadi defisiensi (tumbuh
tidak sempurna hingga bisa mati) Nutrien dibedekan atas :
1) Makronukrien (unsure makro/butuh dalam jumlah banyak). Misalnya : C,
H, O [defisiensi : Pertumbuhan dan metabolisme terhambat, akhirnya
mati ], N (Nitrogen) [Daun pucat, klorosis/menguning dan gugur], P
(Fosfor), K (Kalium), Ca (Kalsium) [Daun tidak terbentuk], S (Sulfur), Mg
(Magnesium).
2) Mikronutrien (unsure mikro/butuh dalam jumlah sedikit). Misalnya : Fe
(Besi) [Klorosis], Cl (Klor) [layu], B (Boron), Mn (Mangan), Mo
(Molibdenum), Zn (Seng), Cu (Tembaga).
e. Suhu
Suhu berpengaruh dalm proses fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan
reproduksi. Pada suhu optimum (suhu tertentu saat tumbuh dan berkembang
dengan baik berkisar 10 – 38°C). Umumnya tumbuhan tidak tumbuh pada
suhu 0°C dan diatas 40°C.
f. Oksigen
Oksigen mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Dalam respirasi aerob
pada tumbuhan, terjadi penggunaan oksigen untuk menghasilkan energi.
Energi ini digunakan, antara lain untuk pemecahan kulit biji dalam
9
perkecambahan, dan aktivitas tumbuhan. Apabila tumbuhan kekurangan
Oksigen dapat mengalami kematian.
10
BAB III
METODE PENELITIAN
11
Pertumbuhan batang utama cabai yaitu tegak lurus dan kokoh mencapai tinggi
sekitar 30 ‐ 37,5 cm dengan diameter batang antara 1,5 ‐ 3 cm. Daun cabai berwarna
hijau muda sampai hijau gelap (tergantung varietasnya) dengan panjang 4 - 10 cm
dan lebar 1,5 - 4 cm. Daun ditopang oleh tangkai daun dan tulang daun berbentuk
menyirip. Secara keseluruhan bentuk daun cabai adalah lonjong dengan ujung daun
yang meruncing (Hadiyanto, 2005).
Posisi bunga cabai biasanya menggantung dengan warna mahkota bunga putih dan
memiliki 5 – 6 kelopak bunga dengan panjang bunga 1 – 1,5 cm, lebar 0,5 cm dan
panjang tangkainya 1 - 2 cm. Tangkai putik berwarna putih, panjangnya sekitar 0,5
cm. Warna kepala putik kuning kehijauan, tangkai sari berwarna putih, tetapi yang
dekat dengan warna kepala sari ada bercak kecoklatan. Panjang tangkai sari 0,5 cm
dengan warna kepala sari berwarna biru atau ungu (Hadiyanto, 2005).
Panjang buah cabai dari tangkai hingga ujung buah mencapai 3,7 – 5,3 cm, dan
buahnya berukuran kecil. Biji cabai yang masih muda berwarna kuning, namun
setelah tua berubah warna menjadi coklat. Biji cabai berbentuk pipih dengan
diameter ± 4 mm serta memiliki rasa buah yang pedas dan dapat mengeluarkan air
mata bagi orang yang menciumnya. Cabai memiliki rasa yang pedas karena
mengandung capsicol (Setiadi, 2006).
Sampel penelitian: 10 biji tanaman cabai.
Populasi penelitian: biji tanaman cabai.
B. Lokasi Penelitian
Tempat : Di rumah saya sendiri, Jalan Abdul Ghoni, nomor 66, RT 05 RW 04,
Pesurungan Kidul, Kota Tegal, Jawa Tengah.
C. Waktu Penelitian
Tanggal : Sabtu, 7 Agustus – Jum’at, 13 Agustus 2021 ( 7 hari ).
12
hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati. Dalam penelitian ini
yang merupakan variabel bebas adalah media tanam (tanah dan tisu).
2. Variabel Terikat yaitu faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk
menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, atau tidak
muncul, atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti. Dalam
penelitian ini yang merupakan variabel terikat adalah kecepatan tinggi tanaman.
3. Variabel Kontrol yaitu variabel yang dinetralisasi yang diidentifikasi sebagai
variabel kontrol atau kendali, atau variabel kontrol adalah variabel yang diusahakan
untuk dinetralisasi oleh peneliti. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel
kontrol adalah gelas plastik bekas air mineral, ukuran gelas, wadah tanaman,
ukuran wadah tanaman, berat tanah, jenis/media tanah, interval penyiraman,
jumlah air yang disiramkan dan biji tanaman cabai.
E. Unit perlakuan
1. Biji cabai ditanam pada media tanam tanah dan diletakkan pada tempat yang
terkena cahaya matahari.
2. Biji cabai ditanam pada media tanam tisu dan diletakkan pada tempat yang terkena
cahaya matahari.
13
2. Menjemur cabai hingga kering.
3. Mengeluarkan biji cabai yang sudah kering.
Untuk yang menggunakan media tanah,
1. Memasukkan tanah ke dalam gelas plastik.
2. Menanam 5 biji cabai di gelas plastik tersebut.
3. Menyirami biji cabai dengan menggunakan air secukupnya.
4. Menempatkan gelas plastik di tempat yang terkena cahaya matahari
langsung.
Untuk yang menggunakan media tisu,
1. Menyiapkan wadah tanaman yang sudah dilapisi tisu.
2. Menanam 5 biji cabai dalan wadah tanaman tersebut.
3. Menyiram wadah tanaman tersebut sampai tisu yang ada di dalam wadah
basah seluruhnya.
4. Menutup wadah tersebut, dan menempatkan wadah ditempat yang terkena
cahaya matahari.
b. Tabel Perkembangan
Har Perkembangan
i
Ke-
1. –
14
2. Akar mulai muncul diatas permukaan tisu dan sebagai plamula
mulai tampak
3. Akar mulai menamcap ke tisu, Hipokotil keatas dan warna biji
coklat tua
4. Akar menancap kokoh ke dalam tisu, kotiledon mulai muncul
diatas permukaan tisu
5. daun muncul bewarna hijau muda tetapi masih menguncup dan
batang berwarna putih pucat.
6. Daun terbuka semuanya dan mengarah ke matahari
7. Daun makin tebal dan bewarna hijau muda segar , tumbuhan
segar dan batang sedikit melengkung.
b. Tabel Perkembangan
Har Perkembangan
i
Ke-
1. –
2. Akar mulai menembus tanah dan sebagai plamula mulai tampak
3. Akar mulai menamcap ketanah, Hipokotil keatas dan warna biji
coklat tua
4. Akar menancap kokoh ke dalam tanah, kotiledon mulai muncul
diatas permukaan tanah.
5. Daun muncul bewarna hijau terbuka dan batang hijau kuat
6. Daun terbuka semuanya dan mengarah kematahari
15
7. Daun makin tebal dan bewarna hijau segar ,tumbuhan segar dan
batang kokoh
I. Pembahasan
Perkecambahan biji cabai termasuk tipe perkecambahan epigeal karena
kotiledonnya terletak di atas permukaan tanah yang setiap harinya akan terus naik
seiring dengan tumbuhnya batang tanaman yang semakin tinggi. Tanaman cabai yang
terdapat dalam media tanam tanah lebih tinggi daripada tanaman cabai yang terdapat
dalam media tanam tisu, namun kondisi tanamannya sangat baik.
Tanaman cabai yang berada pada media tanam tanah batangnya berwarna hijau
segar dan daunnya terbuka lebar. Tanah merupakan media tanam yang paling banyak
mengandung unsur hara mineral yang diperlukan tanaman cabai. Beberapa nnsur hara
mineral dalam tanah antara lain ; Kwarsa (SiO2), Ca, Mg, K, Na, Fe, P. Selain itu,
dalam tanah terdapat bahan organik (sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro dan
lainnya) air serta udara. Agar dapat terus tumbuh dan berkembang tanaman cabai
seperti tumbuhan pada umumnya melakukan aktivitas –aktivitas hidup dengan
menyerap unsur-unsur hara, mineral dan air dari dalam tanah. Melalui penyerapan
unsur hara, air, dan mineral, tanaman cabai dapat memperoleh berbagai zat yang
diperlukan dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya. Karena tanah kaya akan
unsur hara maka tanaman cabai dapat tumbuh dengan baik.
Kandungan dominan tisu terdiri atas serat-serat tumbuhan (selulosa) sedangkan zat
zat hara lainnnya sangat sedikit. Alasan utama pemakaian tisu sebagai media tanam
adalah karena tisu dapat menjaga kelembapan yang lebih lama dan lebih baik daripada
media tanah, sehingga biji cabai yang ditanam di media tanam tisu dapat tumbuh
lebih cepat daripada di tanah. Selain itu terkstur tisu yang lembut sangat cocok untuk
akar tanaman cabai yang masih muda dan lemah sehingga akar muda tersebut dapat
berkembang lebih baik untuk jangka waktu tertentu. Kekurangannya adalah kapas
tidak mengandung unsur-unsur hara yang dapat mendukung kehidupan tanaman
dalam jangka waktu yang lebih lama. Bisa kita lihat pada tabel pertumbuhan tanaman
cabai pada media tanam tisu, pada hari ke-1, 2, dan 3 tanaman cabai pada media
tanam tisu mengalami pertumbuhan yang lebih cepat daripada tanaman cabai pada
16
media tanam tanah, namun pada hari ke- 4, 5, 6, dan 7 tanaman cabai pada media
tisu megalamui perlambatan pertumbuhan sehingga tanaman cabai pada media tanam
tanah tumbuh lebih tinggi.
BAB V
PENUTUP
17
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan penulis menyimpulkan bahwa
proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau dimulai dengan
tumbuhnya akar, batang, baru kemudian daun. Proses tersebut memerlukan waktu
yang berbeda. Oleh sebab itu, akar tumbuh lebih panjang dibandingkan batang
ataupun daun.
Perkecambahan biji cabai termasuk tipe perkecambahan epigeal karena
kotiledonnya terletak di atas permukaan tanah yang setiap harinya akan terus naik
seiring dengan tumbuhnya batang tanaman yang semakin tinggi.
Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan yang demikian itu, dipengaruhi oleh
media tanam. Berdasarkan kecepatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai
dapat di urutkan dari yang tercepat yaitu pada media tanam tanah dan yang paling
lambat adalah pada media tanam tisu. Tanah merupakan medium paling baik untuk
kecepatan pertumbuhan. Baiknya keadaan tanaman cabai yang terdapat dalam media
tanam tanah disebabkan karena tanah kaya akan unsur hara.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian ini saya sebagai penulis memberi saran kepada
pembaca laporan ini :
1. Sebaiknya dalam melakukan penanaman tanaman cabai faktor internal dan
eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman harus
diperhatikan agar pertumbuhan dan perkembangan tanamannya maksimal.
2. Sebaiknya dalam melakukan penanaman tanaman cabai menggunakan media
tanam tanah karena di media tanam tanah tanaman cabai tumbuh lebih baik dan
segar.
3. Jika tanaman cabai di media tanam tisu ingin bertahan hidup lebih lama, maka
tanaman tersebut harus segeradipindahkan ke media lain, misalnya tanah, agar
tanaman dapat tumbuh dengan baik.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
Amani, Umar. 2017. Laporan Praktikum Biologi Pengaruh Mrdia Tanam Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau.
https://www.academia.edu/34526895/LAPORAN_PRAKTIKUM_BIOLOGI_PENGAR
UH_MEDIA_TANAM_TERHADAP_PERTUMBUHAN_TANAMAN_KACANG_H
IJAU. Diakses pada tanggal 22 Agustus 2017.
Huda, Syaiful. 2015. Pengaruh Jenis Media Tanam Terhadap Pertumbuhan dan
Perkecambahan Kacang Hijau. https://saysyai.wordpress.com/2015/01/24/pengaruh-jenis-
media-tanam-terhadap-pertumbuhan-dan-perkecambahan-kacang-hijau/. Diakses pada
tanggal 15 Januari 2015.
Syamsuri, Istamar. 2017. Erlangga Straight Point Series (ESPS) Biologi SMA/MA
Kelas X. Jakarta: Erlangga.
20