Anda di halaman 1dari 12

REIMAJINASI POLITIK DALAM NOVEL RABET, RUNTUHNYA JERMAN TIMUR

KARYA MARTIN JANKOWSKI

Akhmad Taufiq
FKIP Universitas Jember
email: akhmadtaufiq1@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan faktor penyebab, proses rekonstruksi
ideologi, dan proses reimajinasi politik pada fenomena kebangsaan bersatunya kembali
Jerman sebagai satu bangsa dan negara. Sumber data penelitian adalah novel Rabet,
Runtuhnya Jerman Timur karya Martin Jankowski. Penelitian menggunakan perspektif studi
new historicism dengan tiga langkah analisis, yakni: dimensi ideologi, praktik diskursif
pada saat peristiwa terjadi, dan praktik diskursif dalam konteks kekinian. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa bersatunya kembali Jerman sebagai sebuah bangsa didasari tiga hal
berikut. Pertama, hadirnya kesadaran dalam diri masyarakat Jerman Timur dan Jerman
Barat untuk hidup bersama, setelah berpuluh-puluh tahun berpisah. Kedua, kesadaran
atas pentingnya rekonstruksi ideologi bagi negara yang dibangun, yakni hadirnya
ideologi alternatif politik jalan ketiga. Ketiga, reimajinasi politik yang didorong kesadaran
berdimensi ras yang memungkinkan tumbuhnya kebebasan, nihilnya tindakan kekerasan,
dan terpenuhinya kesejahteraan merupakan cita-cita ideal yang diimpikan.

Kata kunci: reimajinasi politik, rekonstruksi ideologi, dan new historicism

POLITICAL REIMAGINATION IN RABET, RUNTUHNYA JERMAN TIMUR


A NOVEL BY MARTIN JANKOWSKI

Abstract
This study aims to describe the factors, ideological reconstruction process, and political
reimagination process in a nationhood phenomenon of the reunification of Germany as a
nation and a state. The data source was Rabet, Runtuhnya Jerman Timur, a novel by Martin
Jankowski. The study employed the perspective of new historicism studies through three
steps of analysis, namely the ideological dimension, discursive practice at the time the
events occurred, and discursive practice in the present context. The results of the study
suggest that the reunification of Germany as a nation is based on three factors, namely:
(1) the presence of collective consciousness among the citizens of East Germany and West
Germany to live together after they have lived apart for decades; (2) the awareness of the
importance of ideological reconstruction for the country to be built, that is the presence of
alternative political ideology in the third way; and (3) the political reimagination driven
by racial dimension awareness enabling freedom to grow, violent acts to disappear, and
welfare to be realized as envisioned ideals.

Keywords: political reimagination, ideological reconstruction, new historicism

PENDAHULUAN lupakan, tidak hanya bagi warga Jerman,


Runtuhnya Jerman Timur merupakan akan tetapi juga bagi warga seluruh dunia.
peristiwa sejarah yang tidak mungkin di- Peristiwa itu sekaligus menandai adanya

51
52

babak baru bagi negara Jerman. Setelah Oleh karena itu, bersatunya kembali
lebih dari empat puluh tahun sebagai ne- kedua negara Jerman itu merupakan ke-
gara yang dipisahkan oleh Tembok Berlin banggaan tersendiri warganya. Hal itu
menjadi dua negara Jerman, yakni Jerman didasari oleh kenyataan tidak adanya in-
Barat yang Pro-Barat yang berideologi tervensi atau bantuan negara asing dalam
liberalis-kapitalis dan Jerman Timur yang rangka penyatuan kembali (reunifikasi)
berkiblat pada Uni Sovyet dan berideologi kedua negara yang sudah empat puluh ta-
sosialis. Dua negara yang sudah berpi- hun lebih berpisah. Satu situasi yang tidak
sah selama empat puluh tahun tersebut diperkirakan; bahkan oleh dinas rahasia
menjadi bersatu kembali atas dorongan Uni Sovyet KGB saat itu (Gonscharenko
yang luar biasa dari warga yang berada dan Ridwan, 2009:1). Di sisi lain, Inggris
di Jerman Timur. dan Prancis terang-terangan menentang
Dorongan yang sampai saat ini belum penyatuan kembali negara Jerman itu. Hal
banyak diperbincangkan orang; bukan tersebut logis karena terdapat kekhawati-
hanya semata-mata kehendak untuk ran Jerman menjadi negara besar seperti
hidup lebih terbuka dan bebas dalam se- sebelum PD II. Kesadaran kolektif dalam
buah iklim negara yang bersifat demokra- konteks itu dapat dibaca sebagai proses
tik, lebih dalam dari itu ada kesadaran suksesnya aktivis gerakan revolusi dalam
kolektif yang muncul secara bersama merekonstruksi ideologi dan mereimaji-
antara kedua warga Jerman. Dorongan nasi politik yang terjadi di negara Jerman
yang dilandasi oleh hadirnya kesadaran Timur.
kolektif tersebut perlu dibaca dan di- Fenomena hadirnya bangsa Jerman
analisis sebagai sebuah kemungkinan bersatu, yang didorong oleh adanya
membuka ruang bersatunya suatu bangsa kesadaran kolektif, proses rekonstruksi
yang sudah pernah berpisah. ideologi, dan reimajinasi politik di negara
Kesadaran kolektif yang mengikat Jerman Timur tersebut menarik untuk
semua warga itulah hendaknya didedah dianalisis. Sebagai sebuah peristiwa poli-
aktor kebangsaan bagi terakumulasinya tik, fenomena bersatunya bangsa Jerman
berbagai dorongan, wacana, dan hasrat tersebut layak ditelusuri dan dijadikan
politik yang beroperasi di dalamnya. kajian menarik, yang dapat memberikan
Runtuhnya Tembok Berlin dan Jerman kontribusi bagi bangsa lain yang memiliki
Timur dalam konteks tersebut hanyalah pengalaman serupa.
sebagai momen sejarah yang menandai Dalam konteks tersebut, studi new his-
bagi terakumulasinya dorongan, wacana, toricism relevan untuk mendedah fenome-
dan hasrat politik tadi yang sebenarnya na politik dan latar belakang ideologi atas
bersifat kompleks. Tidak hanya menyang- peristiwa sejarah yang demikian. Seperti
kut konteks administratif bagi sebuah yang dikemukakan Gallagher (1999:434),
negara yang sudah lebih empat puluh dimensi ideologis itulah hal yang paling
tahun menegakkan kampiun kuasanya; dominan dalam kajian new historicism. Hal
lebih dari itu, menyangkut konteks kul- itu dapat diterima karena manusia saat
tural yang lebih luas dan rumit sifatnya. ini dipandang tidak memiliki akses yang
Disebut demikian, karena bicara masalah jelas pada fakta manapun, kecuali fakta
Jerman, sama halnya bicara tentang kon- yang paling dasar dari sejarah yang telah
teks sejarah Jerman yang sangat panjang, tertekstualisasikan dan fakta yang paling
tidak hanya dibatasi pada masa PD II; dasar dari sejarah itu ialah ideologi dan
akan tetapi, rentang sejarah Jerman seba- praktik diskursif (Barry, 2010:204).
gai bangsa yang besar dan merasa unggul Teks sastra dalam hubungan itu
dibanding bangsa-bangsa yang lain, jauh memiliki peluang menghadirkan kembali
sebelum PD II.

LITERA, Volume 15, Nomor 1, April 2016


53

peristiwa sejarah bagi realitas ideologi dan bagi kenyataan teks yang dikonstruksi.
praktik diskursif politik yang pernah ter- Dalam konsteks demikian ini, novel Rabet,
jadi. Realitas sejarah dipotret dan direkam Runtuhnya Jerman Timur yang ditulis Mar-
sedemikian rupa agar dapat dibaca dan tin Jankowski, menjadi menarik untuk
ditafsirkan sesuai dengan konteks za- dianalisis. Salah satu konstruksi kajian
man yang berbeda. Sehubungan dengan yang dapat dilakukan yaitu dengan cara
hal itu, novel sebagai salah satu bentuk mendeskripsikannya melalui teori new
teks sastra dimungkinkan mampu men- historicism.
jadi alat rekam sejarah yang relatif utuh Seperti yang dikemukakan Greenblatt
karena mampu memotret dan merekam (2005:5), asumsi dasar teori new histori-
peristiwa sejarah berikut atmosfir keji- cism, yakni adanya hubungan timbal-balik
waan sehingga peristiwa sejarah tersebut antara manusia dengan peradabannya.
tampak hidup. Teks dalam konteks tersebut merefleksi-
Novel Rabet, Runtuhnya Jerman Timur kan pola hubungan timbal-balik antara
yang ditulis Martin Jankowski, dalam kon- manusia dan peradaban yang memben-
teks itu mencoba memotret dan merekam tuknya. Bermula dari teks, begitu pula
dengan cukup saksama atas terjadinya teori new historicsm juga bertolak dari teks.
peristiwa politik dan ideologi tersebut. Sebagai teori yang bertolak dari teks, teori
Oleh karena itu, dalam novel tersebut new historicsm memberikan pandangan
digambarkan kurang lebih sama dengan khusus terkait dengan teks.
kenyataan sejarah yang sebenarnya. Pe- Teks yang faktanya beragam, menurut
nyatuan kembali Jerman sebagai negara teori new historicsm tidak perlu diperlaku-
yang selama ini berpisah selama empat kan pembedaan, baik itu bersifat hori-
puluh tahun lebih itu dipotret sedemikian sontal maupun bersifat hirarkis-vertikal
rupa, dengan cara membidik bagian- (Barry, 2010:201). Bagi teori new historicsm,
bagian penting dalam sejarah runtuhnya teks dengan berbagai sumber dan variasi
Jerman Timur tersebut. Meskipun, patut perlu diberikan penghargaan yang sama.
diakui bahwa penulisan novel Rabet Apakah itu bersumber dari proses imaji-
ini, dapat disebut sebagai bentuk peng- natif manusia, ataukah dari catatan yang
hargaan terhadap teman-teman aktivis bersifat linier perjalanan hidup manusia;
gerakan revolusi, sekaligus menunjukkan semua diperlakukan secara setara dan
adanya kenyataan tekanan psikologis dan sejajar.
politis bagi fakta yang terjadi saat itu. Dalam konteks itu, Greenblatt (2000:
Asumsi historisnya, novel tersebut pasti 168-169) menyatakan bahwa salah satu
sulit diterbitkan atau bahkan dilarang permasalahan penting dalam konteks kaji-
oleh kekuasaan politik di Jerman Timur, an new historicsm dan kajian budaya secara
seandainya pemerintah Jerman Timur lebih luas; yakni, perilaku atau budaya
belum runtuh. yang dikukuhkan dalam teks. Sehubung-
Oleh karena itu, novel Rabet, Runtuh- an dengan itu, kajian new historicism di-
nya Jerman Timur yang ditulis Martin pandang mampu menawarkan perspektif
Jankowski dapat diletakkan dalam kon- baru, yang menekankan keterkaitan teks
teks rekaman ekspresif bagi seorang sastra dengan berbagai kekuatan sosial,
penulis/sastrawan sekaligus aktivis ekonomi, dan politik yang melingkupinya
gerakan saat itu (Jankowski, 2010:1). Ten- (Sugiarti, 2009:165).
tunya, rekaman ekspresif tersebut patut Teks sastra dalam konteks demikian di
dibaca sebagai representasi teks terhadap satu sisi dan teks sejarah sebagai catatan
kenyataan historis yang ada; dan seba- jejak-rekam perjalanan kehidupan manu-
liknya, merupakan representasi historis sia merupakan teks yang sejajar; diantara

Reimajinasi Politik dalam Novel Rabet, Runtuhnya Jerman Timur Karya Martin Jankowski
54

keduanya tidak berlaku proses diskrimi- belakangi. Peristiwa atau kejadian historis
nasi, baik bersifat horisontal maupun ver- itu tidak cukup logis kalau dikemukakan
tikal. Sebaliknya diantara kedua jenis teks sebagai sesuatu yang kebetulan. Tidak ada
itu memiliki hubungan yang erat dan sal- logika yang dapat diterima atas kejadian
ing mengisi. Teks sejarah dalam konteks historis yang dinyatakan sebagai peristiwa
demikian tidak boleh diletakkan sebagai yang kebetulan.
konteks; tetapi sebagai teks yang perlu Peristiwa atau kejadian historis itu
dianalisis pula secara memadai (Barry, dicurigai terdapat persoalan-persoalan
2010:202). Oleh karena itu, terdapat ala- mendasar yang melatarinya. Persoalan
san yang relevan dan logis bila teori new mendasar yang melatari peristiwa atau ke-
historicsm memosisikan secara setara teks jadian historis itu, yakni persolan ideologi,
sejarah dengan teks sastra. Dalam teks politik, dan sosio-kultural. Oleh karena
sastra, sebagai teks yang diproduksi dari itu, menurut teori new historicsm, tugas
ruang imajinasi manusia, dibalik itu me- akademis yang utama dalam melihat
nyimpan latar belakang historis, ideologis, fenomena atas peristiwa historis tadi ialah
politik, dan bahkan sosial-budaya. Dalam membongkar dimensi ideologi, politik,
hubungan yang demikian tekstualitas dan sosio-kultural tadi. Pada saat yang
historis dan historisitas teks menjadi term sama, mencoba semaksimal mungkin un-
yang cukup memadai untuk mengakomo- tuk membuka daya operasi yang bergerak
dasi fenomena yang demikian ini (Barry, di dalamnya (Taufiq, 2012:84).
2010:204). Bertolak dari paparan di atas, maka
Teks dan konteks dalam paparan yang new historicsm lebih bersifat sebagai gera-
demikian ini perlu dikritisi ulang. Kalau kan yang menyejarah (historicist movement)
misalnya term teks dan konteks perlu daripada gerakan sejarah (historical move-
diterima, maka ‘konteks’ dalam hubung- ment) (Barry, 2010:204). Dalam hubungan-
annya dengan ‘teks’ perlu diletakkan nya dengan gerakan yang menyejarah
sebagai teks; bukan konteks yang berada tadi, new historicsm memandang tidak ada
diluar teks. Baru premis yang menyatakan yang diluar teks, semua ada di dalam teks
bahwa teori new historicsm berhubungan yang perlu mendapatkan analisis yang
dengan teks dan konteks dapat diterima memadai. Oleh karenanya, membuka
sebagai konstruksi yang sejajar. Menurut jaringan kebahasaan yang ada di dalam
Brannigan (1999: 417), menyatakan bahwa teks merupakan sesuatu yang urgen di-
teori new historicsm merupakan pendeka- lakukan. Tanpa mencoba untuk membuka
tan yang menghubungkan antara teks jaringan kebahasaan yang ada di dalam
dan konteks pada muatan penting atas teks, maka peristiwa sejarah dalam kon-
dimensi politik secara lebih luas, hubung- teks ideologi, politik, dan sosio-kultural
annya dengan interpretasi sastra. Dalam akan tetap saja berada di tempatnya.
pandangan teori new historicsm, semua Bertolak dari paparan tersebut, tu-
jenis teks merupakan upaya memediasi lisan ini dimaksudkan untuk mendedah
formasi sosial, politik, dan budaya. selubung yang terdapat dalam teks novel
Lebih lanjut, new historicsm tidaklah Rabet, Runtuhnya Jerman Timur karya
semata-mata membaca peristiwa tadi Martin Jankowski dari sisi proses reima-
sebagai urutan ruang dan waktu secara jinasi politik yang terjadi. Oleh karena itu,
linier. Peristiwa dibaca dan dipahami fokus kajian tulisan ini, yakni: (1) faktor
sebagai kejadian yang kompleks, sebagai penyebab runtuhnya Jerman Timur; (2)
peristiwa yang tidak terjadi begitu saja. proses rekonstruksi ideologi warga Jer-
Dibalik peristiwa atau kejadian historis itu man Timur; (3) proses reimajinasi politik
harus dicurigai banyak hal yang melatar- warga Jerman Timur yang direfleksikan

LITERA, Volume 15, Nomor 1, April 2016


55

dalam novel Rabet, Runtuhnya Jerman HASIL DAN PEMBAHASAN


Timur karya Martin Jankowski. Umumnya kajian-kajian yang me-
nyangkut bersatunya sebuah bangsa yang
METODE telah berpisah tidak menyentuh jawaban
Berdasarkan acuan teoretik, penelitian pada faktor fundamental. Penelitian ini
ini menggunakan pendekatan deskriptif- menunjukkan bahwa bersatunya sebuah
kualitatif. Suatu pendekatan yang meng- bangsa yang telah lama berpisah, seperti
andaikan data dalam penelitian berupa halnya bangsa Jerman dilatarbelakangi
kata, kalimat, dan paragraf yang sesuai oleh faktor fundamental. Persoalan kesa-
dengan objek penelitian (Miles dan Hu- daran kolektif sebagai bangsa, kesadaran
berman, 2009:15). Sumber data penelitian atas pentingnya rekonstruksi ideologi,
ini adalah novel Rabet, Runtuhnya Jerman dan reimajinasi politik mampu memberi-
Timur karya Martin Jankowski, diter- kan perspektif baru dan utuh. Perspektif
bitkan oleh Penerbit Waktoe, 2010. Novel baru dan utuh tersebut menyangkut ba-
tersebut terjemahan dari Rabet Oder Das gaimana negara-bangsa dihadirkan kem-
Verschwinden Einer Himmelsrichtung oleh bali dalam ruang kesadaran, rekonstruksi
Verbis Scheidegg, 1999. ideologi, dan reimajinasi politik yang
Lebih lanjut, analisis dalam penelitian berbeda dengan kondisi sebelumnya.
ini menggunakan teori new historicism. Sejumlah isu-isu fundamental tersebut
Ada tiga dimensi penting yang dilakukan mampu direfleksikan dengan baik dalam
dalam upaya menjelaskan fenomena seja- novel Rabet, Runtuhnya Jerman Timur karya
rah melalui teks dalam teori new histori- Martin Jankowski yang mampu memotret
cism (Barry, 2010:204). Pertama, melalui dan merekam dengan utuh atas realitas
ideologi, yakni satu fase akademis untuk kesadaran kolektif sebagai faktor runtuh-
membuka selubung ideologi yang berada nya Jerman Timur, rekonstruksi ideologi,
di balik teks. Kedua, melalui praktik dis- dan reimajinasi politik yang terjadi.
kursif yang terjadi pada masanya sendiri;
yakni, suatu upaya untuk menjelaskan Faktor Penyebab Runtuhnya Jerman
praktik-praktik diskursif yang pernah Timur
terjadi. Melalui teks, praktik diskursif itu Runtuhnya Jerman Timur, betapapun
dapat dibaca, dibongkar, dan dijelaskan dahsyatnya tidak lepas dari potret dasar
secara memadai. Ketiga, melalui prak- bagaimana pola hubungan negara dan
tik diskursif yang terjadi saat ini, yakni rakyat (warga negara) yang terjadi. Relasi
ketika teks itu sudah dalam pergulatan negara dan rakyat menjadi dimensi fun-
dan pertarungan wacana dalam konteks damental bagi sebuah pola hubungan itu.
kekinian, karena hanya melalui praktik Pasca PD II, Jerman diketahui telah ter-
diskursif saat ini, hal-hal substansial dan pecah menjadi dua bagian, yakni Jerman
fundamental dalam dimensi kehidupan Barat yang lebih Pro-Barat dan Jerman
manusia itu, baru dapat dinyatakan ber- Timur yang lebih berorientasi ke Timur,
hubungan dengan peristiwa historis yang atau dengan bahasa yang lugas dikontrol
pernah terjadi. Ketiga hal tersebut dalam oleh Uni Sovyet. Proses demikian itu,
proses analisis data penelitian dilakukan berimplikasi pada kebijakan dan sikap
secara integratif. Hal tersebut dilakukan masing-masing negara terhadap rakyat-
karena antara ketiga dimensi tersebut nya.
memiliki hubungan yang tidak jarang Jerman Timur sangat berambisi pula
tampak berkelindan antara satu dengan untuk mengontrol dan mengarahkan
yang lainnya. secara sangat ketat terhadap rakyatnya,
untuk membangun kebudayaan Timur

Reimajinasi Politik dalam Novel Rabet, Runtuhnya Jerman Timur Karya Martin Jankowski
56

yang sosialis dan anti-Barat. Implikasi kenyataan peristiwa yang tampak di per-
fundamental hal itu, yakni lahirnya tin- mukaan sejarah.
dakan represif negara melalui instrument Di bawah ini kutipan data yang dapat
suprastruktur yang dimiliki. Rakyat di- mendeskripsikan fenomena di balik run-
represi sedemikian rupa dan oleh karena- tuhnya negara Jerman Timur tersebut.
nya kehidupan rakyat menjadi tertekan
dan otomatis kebebasannya dirampas Di depan pintu masuk samping gereja
oleh negara. Nikolai, Dorothee sudah menung-
Negara dalam konteks demikian, se- guku. Dia berusaha menghindar agar
perti yang dikemukakan Foucault menjadi tidak tertekan oleh arus manusia,
serba tahu dan merasa menjadi pihak yang yang menghimpitnya ke dinding
paling memiliki otoritas untuk meng- gereja. Di mana-mana orang-orang
arahkan rakyat. Itulah fenomena negara meneriakkan seruan: TANPA KEKE-
yang sudah memetamorfosa wajahnya RASAN!
menjadi negara panaptikon (Foucault, TANPA KEKERASAN KAMI RAKYAT
1997:104). Yakni, suatu model penerapan BIARKAN KAMI LEWAT KAMI...
teknologi disiplin yang keras dan ketat Tidak ada lagi tempat. Bagaimana bisa
dalam rangka melakukan penaklukan semua orang dapat keluar dari bangu-
terhadap individu warga negara. nan? Apakah lebih baik menunggu di
Faktor fundamental dibalik apa yang dalam? (Jankowski, 2010:218).
tampak dari permukaan peristiwa politik “Apa pendapat Anda tentang pe-
itu, mestinya dapat ditelusuri dan di- nyatuan Jerman?” Tanya seorang
bongkar. Faktor fundamental itu terkait reporter perempuan Inggris padaku.
dengan, apa yang disebut Jung dengan Dia menyeretku ke sorot lampu di
ketidaksadaran bersama (collective un- bawah balkon opera, sementara di
counsciousness) yang bergerak ruang atas, seorang orator perempuan dari
batin rakyat. Fenomena sejarah menurut kelompok reformasi membuat orang
Jung, juga bertolak dari ketidaksadaran bersorak-sorai. Si penyihir. Gesa.
bersama; oleh karena itu, sejarah merupa- JERMAN SATU TANAH AIR JER-
kan pengulangan pengalaman manusia, MAN SATU TANAH AIR… teriak
wujud dari ketidaksadaran kolektif yang sekelompok lelaki dan perempuan
demikian itu (Darma, 2004:145-146). Oto- yang mengenakan jaket kapas.
riterisme negara, diduga bukanlah seba- …
gai faktor fundamental sebagai penyebab JERMAN SATU TANAH AIR…teriak
runtuhnya negara Jerman Timur. orang-orang berjaket kapas dalam
Sebagai suatu fenomena yang me- gaya stadion. Berusaha untuk jujur,
nyajikan pengalaman historis tersebut, untuk menghalangi agar tepuk tangan
peristiwa runtuhnya Jerman Timur perlu orang-orang di belakang tidak sampai
dibaca dan didedah untuk dapat me- ke kamera.
ngungkapkan hal yang paling mendasar …
di balik realitas. Pengungkapan ‘penga- JERMAN SATU TANAH AIR JER-
laman’ yang mendasar di balik realitas MAN SATU TANAH AIR… “Apa
itulah yang terpenting dalam konteks sebenarnya yang telah kau ceritakan
menerobos esensi dari fenomena yang pada mereka?” Tanya seorang perem-
sebenarnya (Hogan, 2007:108). Praksis- puan si jaket kapas padaku ketika aku
nya, maka dalam membaca fenomena ingin melewati barisan leher-leher
runtuhnya Jerman Timur pun perlu un- yang menjerit menjulur secara diam-
tuk masuk pada wilayah esensi di balik diam.

LITERA, Volume 15, Nomor 1, April 2016


57

“Sesuatu tentang reunifikasi,” kataku dikumandangkan pada saat demonstrasi


singkat. besar-besaran, yakni aksi revolusi damai
(Jankowski, 2010:254-256) di Jerman Timur—seperti dalam kutipan
data di atas— mampu memberikan gam-
Terdapat dua hal yang patut dicatat baran tentang betapa dahsyatnya doron-
untuk mendeskripsikan peristiwa runtuh- gan politik warga Jerman Timur untuk
nya Jerman Timur. Pertama, runtuhnya bersatu dengan saudaranya sesama warga
Jerman Timur terjadi tidaklah semata-ma- Jerman di bagian Barat.
ta karena faktor otoriter dan represifnya Jerman sebagai satu bangsa ‘nation’
negara terhadap rakyat. Praktik otoriter yang besar tidak dapat ditolak dalam
dan represifnya negara terhadap rakyat perjalanan sejarah dunia. Bahkan, mereka
tidak dapat dimasukkan dalam kategori merasa sebagai satu ras yang paling ung-
penyebab fundamental. Praktik otoriter gul di dunia. Ras Aryalah ras yang paling
dan represifnya negara hanyalah peman- unggul di dunia di atas ras-ras yang lain.
tik bagi penyebab fundamental yang sebe- Oleh karena itu, hasrat politik untuk ber-
narnya. Kedua, penyebab fundamental satu kembali dengan saudaranya sesama
yang sebenarnya, yakni adanya dorongan warga Jerman Barat merupakan manifes-
(hasrat) yang besar dalam diri masyarakat tasi dari perasaan politik yang demikian.
Jerman Timur, yang telah empat puluh Hakikatnya adalah ras dan nasionalisme
tahun lebih berpisah dengan saudaranya yang dibangun di negara Jerman ialah na-
sesama bangsa Jerman, yang ada di Jer- sionalisme berbasis ras.13 Keinginan atau
man Barat, untuk bersatu kembali. dorongan politik untuk bersatu kembali
Dorongan yang besar dalam diri juga karena ras. Oleh karenanya, Benjamin
masyarakat Jerman Timur itu mampu Grasmann tokoh penting dalam novel ini
menciptakan endapan psikologis ber- yang keturunan yahudi harus ‘berlari’ ke
puluh-puluh tahun. Endapan psikologis Yerussalem. Fenomena itu merupakan
selama berpuluh-puluh tahun itu mem- suatu simbol adanya persoalan yang men-
bentuk ketidaksadaran bersama (collective dasar dalam penyatuan kembali Jerman
uncounsciousness), yang kemudian menjadi itu, yaitu masalah ras.
kesadaran bersama (collective counscious-
ness). Endapan psikologis tersebut berupa Rekonstruksi Ideologi
kejenuhan, kemuakan, sekaligus hadirnya Persoalan berikutnya yang penting
harapan bagi dunia baru sebuah bangsa dan segera untuk diselesaikan pasca
yang diimpikan. runtuhnya Jerman Timur dan bersatunya
Proses ketidaksadaran bersama ke- kembali (reunifikasi) Jerman ialah perso-
mudian menjadi kesadaran bersama alan ideologi. Bagaimanapun, persoalan
untuk mendesakkan gerakan revolusi ideologi merupakan persoalan yang fun-
di Jerman Timur menemukan titik mo- damental bagi Jerman yang baru bersatu.
mentumnya manakala hal itu dipantik Jerman Timur yang selama ini berpaham
dengan bentuk otoriterisme dan repre- sosialis dan atas kontrol penuh Uni Sovyet
sivitas negara Jerman Timur. Otoriterisme di satu sisi dan di sisi lain Jerman Barat
dan represivitas—sekali lagi—hanyalah yang berpaham kapitalis dan Pro-Barat
momentum bagi warga Jerman Timur akan menjadi masalah tersendiri. Pada
untuk menyalurkan dan menunaikan saat yang sama merekam dengan sak-
hasrat politiknya untuk bersatu kembali sama harapan ideologis bagi kelompok
dengan warga Jerman dibagian barat. Se- aktivis revolusi damai juga tidak kalah
ruan “JERMAN SATU TA-NAH AIR pentingnya.
JERMAN SATU TANAH AIR…” yang

Reimajinasi Politik dalam Novel Rabet, Runtuhnya Jerman Timur Karya Martin Jankowski
58

Memori politik bagi warga Jerman Banyak orang yang mengikuti demon-
Timur yang selama ini mendapatkan te- strasi damai tersebut dan sesudahnya
kanan politik berbasis ideologi, juga tidak melihat bahwa perubahan waktu
mudah begitu saja dilupakan. Tekanan 1989/1990 merupakan peluang besar
politik oleh negara berbasis ideologi itulah bagi pembaruan demokratisasi Jer-
yang juga oleh Altuhsser disoroti dengan man Timur, suatu kesempatan politik
tajam. Althusser memberikan istilah itu jalan ketiga, selain kapitalis dan sosia-
untuk memberikan impresi yang lebih lis. Bagi orang-orang yang berharap
halus yang ia sebut secara khusus sebagai seperti itu mereka mengalami keke-
perangkat ideologi negara (state ideologi- cewaan, baik secara pribadi maupun
cal apparatuses) (Barry, 2010:192). Dengan sejarah menyatunya Jerman Timur ke
bahasa lain, Althusser ingin menyatakan Jerman Barat pada tanggal 3 Oktober
bahwa terlalu banyak instrument negara 1990, dimana hari tersebut merupa-
berbasis ideologi yang dapat digunakan kan perayaan nasional negara Jerman
secara efektif untuk merepresi rakyat. (Kunze dalam Jankowski, 2010:xii)
Oleh karena itu, ideologi dapat me-
nampilkan berbagai wajah dalam bentuk Jaringan pengikat yang secara ideolo-
ekpresi politiknya. Simon (1999:86-87) gis didesakkan oleh para aktivis gerakan
misalnya memberikan paparan tentang revolusi ialah keberaniannya dalam mel-
pandangan politik Gramsci bahwa ideolo- ontarkan gagasan-gagasan substansial
gi itu tidak dapat dinilai dari kebenaran tentang bagaimana negara mestinya ber-
atau kesalahannya, tetapi harus dinilai posisi. Sebuah posisi negara untuk men-
dari ‘kamanjurannya’ dalam mengikat canangkan dengan apa yang disebut oleh
semua kelompok sosial yang berbeda- aktivis gerakan sebagai perekonomian
beda ke dalam satu wadah dan dalam bebas, media massa bebas, dan pemilu
peranannya sebagai pondasi atau agen bebas. Itulah titik awal bagaimana para
bagi proses penyatuan sosial. aktivis dalam membangun embrio ideolo-
Dalam konteks tersebut, jatuhnya gi barunya. Sebuah embrio ideologi yang
negara Jerman Timur dan disusul dengan digagas dalam rangka merekonstruksi
bersatunya negera itu dengan Jerman ideologi lama yang dipandang sudah
Barat, tidaklah berangkat dari ruang ko- tidak sesuai lagi dengan tuntutan zaman.
song secara ideologis. Secara mendasar, Sosialisme bagi rakyat Jerman Timur mer-
terdapat harapan ideologis rakyat Jer- upakan ideologi yang sudah mengalami
man Timur setelah jatuhnya negara itu korosi di sana-sini. Hanyalah orang-orang
dan pasca reunifikasi. Proses tersebut yang gila yang menerapkan ideologi itu
dapat disebut sebagai proses rekonstruksi secara mentah-mentah. Oleh karena itu,
ideologi. Dalam data novel Rabet, Jatuhnya dalam praktiknya hanyalah negara yang
Jerman Timur karya Martin Jankowski, di gila yang menerapkan ideologi tersebut
bawah ini dapat digambarkan tentang pada rakyat.
proses rekonstruksi ideologi itu. Praktik ideologi itu memang gila;
sebuah kegilaan ideologis yang membuat
Kau akan menjauh dengan melayang siapapun, baik negara dalam konteks
di atas jalan setapak kuning, Ben. institusional, maupun rakyat dalam kon-
Dan jika benar. Mau apa seratus steks individual, semuanya mengalami
ribu orang-orang itu? Perekonomian dan terkena efek kegilaan ideologis itu.
bebas. Media massa bebas. Pemilu Sosialisme Jerman Timur dalam prak-
bebas. Lalu? Kita hidup di negara lain sisnya juga tidak kalah gilanya, ketika
(Jankowski, 2010:226). memaksa rakyatnya untuk bermimpi,

LITERA, Volume 15, Nomor 1, April 2016


59

sama dengan mimpi negaranya. Itulah gang pada konservatisme filosofis, yaitu
barangkali, sosialisme dapat diletakkan sebagai kerangka nilai yang di satu sisi,
dalam konteks ideologi utopia; suatu meletakkan nilai-nilai sejarah dan tradisi
konstruksi ideologi yang membangun sebagai pijakannya; di sisi lain, bersifat
janji-janji utopis pada rakyat, yang fak- pragmatis dan terbuka terhadap peruba-
tanya tidak pernah terwujud. han (Gidden, 2000:78).
Pada akhirnya, rakyat mengalami ke-
jenuhan ideologis yang luar biasa dan ke- Reimajinasi Politik
mudian membangun harapan politiknya Reimajinasi politik terindah bagi
sendiri. Itulah cara rakyat dalam rangka warga Jerman Timur untuk hidup se-
merekonstruksi ideologinya sendiri. cara lebih baik dan beradab betul-betul
Negara bagi rakyat merupakan kekuatan menjadi kebutuhan mendasar mereka.
yang masih relevan untuk direposisi dan Kebutuhan akan kebebasan, tidak adanya
rakyat oleh karenanya masih logis berada tindakan represif atas nama apapun, dan
di dalamnya. Persoalan mendasarnya terpenuhinya kesejahteraan sosial rakyat
ialah bagaimana negara itu direkonstruksi merupakan mimpi yang betul-betul dira-
ideologinya. Menyodorkan pertanyaan ini sakan oleh warga Jerman Timur. Mimpi
berarti menyodorkan perubahan secara yang kemudian berubah menjadi imaji-
fundamental dan oleh karena itu disebut nasi politik itu memberikan sumber energi
revolusi. Rekonstruksi ideologi juga da- yang kuat untuk mendorong terjadinya
lam konteks demikian, rakyat berusaha revolusi secara lebih cepat.
membangun puing-puing ideologi yang Masyarakat dimanapun pasti diikat
telah hancur dan harus segera digantikan dengan mimpi dan imajinasi politik yang
dengan ideologi baru yang lebih segar. demikian itu. Hal itu merupakan aspek
Politik jalan ketiga merupakan ideolo- fundamental bagi kehidupan manusia.
gi alternatif yang dapat menjadi pilihan Manusia dimanapun keberadaannya
ketika Jerman telah bersatu. Seperti yang selalu membutuhkan kebebasan, tidak
dinyatakan Gidden (2000:74-75) bahwa adanya tindakan kekerasan, dan kes-
politik jalan ketiga membantu para ang- ejahteraan. Hal Itu merupakan mitos
gota masyarakat untuk merintis jalan universal yang senantiasa mengiringi laju
mereka melalui revolusi utama; yakni perkembangan peradaban manusia. Kebe-
globalisasi, transformasi dalam kehidu- basan, tidak adanya tindakan kekerasan,
pan personal, menjaga hubungan dengan dan terpenuhinya kesejahteraan meru-
alam, berbasis keadilan sosial, hak dan ke- pakan mitos yang bermuara pada dua
wajiban dijalan­kan secara seimbang, dan mitos utama yang bersifat makro, yakni
demokrasi. Artinya, bila negara Jerman adanya perlindungan dan terpenuhinya
yang telah direuni­fikasi itu betul-betul rasa aman.
ingin menerapkan politik jalan ketiga, Hal serupa juga terjadi pada warga/
maka dimensi utama dalam politik jalan rakyat Jerman Timur; kebebasan, tidak
ketiga tidaklah dapat diabaikan. Negara adanya tindakan kekerasan, dan ter-
itu tidaklah dapat menjadi negara yang penuhinya kesejahteraan menjadi peng-
tertutup seperti pada masa Jerman Timur; gerak mereka, karena nilai-nilai dasar
sebaliknya, tidak dapat sepenuhnya ter- humanitas merasa telah dikoyak. Di
buka (liberal) seperti pada masa kekua- bawah ini kutipan data yang dapat
saan politik Jerman Barat. Terdapat nilai menggambarkan adanya fenomena imaji-
mendasar yang dapat menjadi dasar jika nasi politik atas lahirnya kebebasan, tidak
negara itu menjadi negara yang akan adanya tindakan kekerasan/represif, dan
menerapkan politik jalan ketiga secara terpenuhinya kesejahteraan.
konsisten. Yakni, dengan cara berpe-

Reimajinasi Politik dalam Novel Rabet, Runtuhnya Jerman Timur Karya Martin Jankowski
60

Bahwa dengan akal sehat, setiap Foucault menjadi wacana yang mengon-
orang tidak berani beroposisi mela- struksi, mendefinisikan, dan memroduksi
wan slogan buku tulis merah, tidak objek-objek pengetahuan dengan cara
terbayangkan. Transparansi!nKutipan yang dapat diterima nalar sekaligus me-
Rosa Luxemburg pada kuburan nyingkirkan bentuk nalar yang kurang
Rosa Luxemburg. Kebebasan selalu relevan (Barker, 2005:105). Produksi wa-
merupakan kebebasan untuk berpikir cana itu pada proses berikutnya menjadi
berbeda. Rosa Luxemburg dari Berlin kekuatan praksis yang menjadi wacana
Timur yang sudah tiada. Dia diganggu bersama.
dalam ketenangan abadinya? Pasti Imajinasi politik demikian itu ke de-
segera terjadi aksi bunuh diri secara pan idealnya menjadi pijakan yang jelas,
missal. (Jankowski, 2010:59). ke mana arah negara Jerman yang telah
…Surat kabar tanggal satu Mei! Tapi terreunifikasi. Sesuatu yang cukup me-
bulan Oktober segera tiba. Tangan nakutkan terjadi; yakni ketika imajinasi
kami gemetar ketika melakukannya. politik seperti itu tidak dapat diwujud-
Tak seorang pun yang kami kenal kan. Rakyat Jerman, tidak hanya bekas
berani melakukan itu. Kecuali Mario. warga Jerman Timur; akan tetapi juga
Ganti wajib militer dengan kerja sosial, warga Jerman secara keseluruhan akan
Tillman. Tanpa kekerasan!, Adrian. menjadi kecewa dan kehilangan harapan
Bebas bepergian bagi semua orang! sebaga bangsa. Dalam kondisi seperti itu,
Dorothee. Pemilu tanpa hitungan palsu! barangkali anomali kemanusiaan sulit un-
Gesa. Hidup musim semi Praha!, Aku. tuk dihindari. Tidak hanya, gagal dalam
Matthias memperhatikan hasil karya merumuskan terpenuhinya hal-hal sub-
kami dan menggaruk-garuk jenggot- stansial dan fundamental sebagai warga;
nya sambil berpikir. tetapi juga akan berujung pada kegagalan
Kami berangkat dengan gelisah, sep- sebagai bangsa.
erti anak-anak yang telah berbuat usil Seperti yang dinyatakan Anderson
pada gurunya (Jankowski, 2010:174). (2002:8) bahwa bangsa (nation) adalah
“Apa yang Anda harapkan dari pe- sesuatu yang terbayang karena para
mimpin negara yang baru Pak Odin?” anggotanya tidak pernah tahu dan kenal
“Menurut pendapatku, politik yang antara yang satu dengan yang lain; namun
baru merupakan tantangan untuk toh, di benak setiap orang yang menjadi
basis pekerjaan yang memuaskan bagi anggota bangsa itu hidup sebuah bayan-
penduduk yang selalu bertumbuh. gan tentang kebersamaan mereka. Warga
Suatu tantangan. Penting melaku- Jerman pun diyakini memiliki bayangan
kan segala yang diperlukan untuk tentang kebersamaan mereka. Ikatan
menghindari kesalahan yang pernah kebangsaan yang berbasis pada ikatan
dilakukan (Jankowski, 2010:240). ketaksadaran kolektif dan kesadaran
kolektif mereka dalam hubungan ras yang
Imajinasi politik tentang kebebasan, sama, meniscayakan pondasi yang kokoh
tidak adanya tindakan kekerasan, dan untuk segera merealisasikan imajinasi
harapan terpenuhi kesejahteraan, seka- politik yang terkait dengan kebutuhan
ligus menjadi praktik diskursif yang fundamental sebagai manusia.
sangat kuat diperbincangkan oleh aktivis Ikatan kebangsaan yang berbasis ras
gerakan revolusi damai saat itu. Dengan tidak selamanya dapat dipertahankan
begitu, dunia dan praktik sosial itu diben- kalau kebutuhan fundamental mereka
tuk secara diskursif. Praktik diskursif yang bersifat asasi tidak dapat dipenuhi.
demikian itu, seperti yang dikemukakan Imajinasi politik dan proses reimjinasi

LITERA, Volume 15, Nomor 1, April 2016


61

politik itu, sebaliknya akan mengancam peluang baru bagi bersatunya kembali
bangsa yang telah melakukan reunifikasi. wilayah tersebut dengan berbagai ikhtiar
Kebersamaan berada di atas hal yang asasi bangunan kesadaran politik yang dipan-
dalam diri manusia dan ras. Kebersamaan dang penting dilakukan.
tidaklah dapat menggantikan hal yang
asasi (absolut) dalam kehidupan manu- UCAPAN TERIMA KASIH
sia. Reimajinasi politik dalam konteks Ucapan terima kasih saya sampaikan
demikian meniscayakan terpenuhinya setinggi-tingginya kepada Prof. Dr. Budi
hal-hal asasi (absolut) dalam kehidupan Darma, M.A. yang telah banyak memberi
dan di atasnya adalah dimensi ras dan masukan pada tulisan ini.
solidaritas (kebersamaan).
DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN Anderson, Bennedict. 2002. Imagined
Novel Rabet, Runtuhnya Jerman Timur Communities. (terjemahan Omi Intan
karya Martin Jankowski dapat memberi- Naomi). Yogyakarta: Insist-Pustaka
kan gambaran beberapa hal yang pokok. Pelajar
Pertama, bahwa hadirnya kesadaran ber- Barker, Chris. 2005. Cultural Studies: Teori
sama yang melahirkan dorongan yang be- dan Praktik. Yogyakarta: Bentang,
sar dalam diri masyarakat Jerman Timur terjemahan oleh Tim Kunci Cultural
dan Jerman Barat untuk hidup bersama, Studies Center, dari judul asli Cul-
setelah berpuluh-puluh tahun mereka tural Studies: Theory and Practice. Sage
berpisah menyebabkan runtuhnya ne- Publication-London, 2000.
gara Jerman Timur. Kedua, rekonstruksi Barry, Peter. 2010. Beginning Theory: Pen-
ideologi dalam konteks tersebut merupa- gantar Komprehensif Teori Sastra dan
kan manifestasi upaya membangun kem- Budaya. Yogyakarta Jalasutra. Terje-
bali ideologi yang telah runtuh dan atau mahan oleh Harviyah Widiawati dan
diruntuhkan. Politik jalan ketiga meru- Evi Setyarini, Judul asli, Beginning
pakan ideologi alternatif yang memung- Theory: an Introduction to Literary
kinkan negara Jerman yang terreunifikasi and Cultural Theory. Manchester:
menapaki jalan ideologinya yang baru. Manchester University Press, 2005.
Ketiga, sehubungan dengan reimajinasi Brannigan, John. 1999.”Introduction:
politik, reimajinasi politik menjadi titik History, Power, and Politics In the
politik ideal yang dimimpikan—tidak Literary Artifact.” Edited By Wolfreys,
hanya warga Jerman Timur—akan tetapi, Julian.1999. Literary Theories a Reader
juga seluruh warga Jerman. Reimajinasi and Guide. Washington Squaer, New
politik diandaikan secara ideal berada di York: New York University Press.
atas pondasi hal-hal asasi (absolut) da- Darma, Budi. 2004. Pengantar Teori Sastra.
lam kehidupan manusia, dan di atasnya Jakarta: Pusat Bahasa Departemen
adalah dimensi ras dan solidaritas. Kebe- Pendidikan Nasional.
basan, nihilnya tindakan kekerasan, dan Foucault, Michel.1997. Disiplin Tubuh:
terpenuhinya kesejahteraan, merupakan Bengkel Individu Tubuh. Penyadur oleh
hal asasi yang diidealkan. Petrus Sunu Hardiyanta). Yogyakarta:
Implikasi dari kajian ini, yakni mem- LKIS
berikan dorongan bagi bangsa-bangsa— Gallagher, Catherine. 1999.”Marxisme
seperti halnya Indonesia atas kasus ber- and The New historicsm.” Edited by
pisahnya Timor Leste— yang mengalami Wolfreys, Julian. 1999. Literary Theo-
keterpisahan sebagian wilayahnya di- ries A Reader and Guide. Washington
harapkan mampu membuka ruang dan Squaer, New York: New York Univer-
sity Press.

Reimajinasi Politik dalam Novel Rabet, Runtuhnya Jerman Timur Karya Martin Jankowski
62

Giddens, Anthony. 2000. Jalan Ketiga: Pem- Miles, Matthew B. dan Huberman, A.
baharuan Demokrasi Sosial. Terjemahan Michael. 2009. Analisis Data Kualitatif:
Ketut Arya Mahardika. Jakarta: Gra- Buku Sumber tentang Metode-metode
media. Baru. Jakarta: UIP.
Gonscharenko, Roman dan Ridwan, Simon, Roger.1999. Gagasan-gagasan Politik
Asril. 2009. “Reunifikasi Jerman: Gramsci. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Satu Keajaiban Semua Berjalan dan Insist.Terjemahan oleh Kamdani
Damai.”http://www.dw-world.de/ dan Imam Baehaqi dari judul asli
dw/article/0,,4862958,-00.html diun- Gramsci’s Political Thaought.
duh 29 Jan 2015. Sugiarti. 2009. “Analisis Kritis New His-
Greenblatt, Stephen. 2005. Renaissance Self- toricism terhadap Novel Indonesia
Fashioning. Chicago: The University of Modern dalam Kerangka Sejarah
Chicago Press Sastra.” Jurnal Litera Universitas
Greenblatt, Stephen dan Gallagher, Chat- Negeri Yogyakarta, vol. 8, no 2 2009,
erine. 2000. Practicing New historicsm. hal. 165-178.
Chicago: The University of Chicago Taufiq, Akhmad. 2012. “Kekerasan Orde
Press Baru terhadap Rakyat dalam Teks Sas-
Hogan, Patrick Colm. 2007. Philosophical tra Indonesia: Studi New Historicism.”
Approaches to the Study of Litarature. Jurnal Kultur Puslit Budaya dan Pari-
University Press of Florida wisata Lemlit Universitas Jember, vol.
Jankowski, Martin. 2010. Rabet, Runtuhnya 4 no. 2 September 2012, hal. 82-93.
Jerman Timur. Terjemahan Sufriati Tan-
jung. Jakarta: Penerbit Waktoe.

LITERA, Volume 15, Nomor 1, April 2016

Anda mungkin juga menyukai