Anda di halaman 1dari 8

79

Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi


Vol. 7, No. 2, Desember 2018, pp. 79 – 86
ISSN 2310-6051 (Print), ISSN 2548-4907 (online)
Journal hompage https://ejournal.undip.ac.id/index.php/interaksi

DWI FUNGSI MEDIA MASSA


Dedi Kusuma Habibie
habibiemap@gmail.com
Magister Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada

Article Info Abstract


Keyword: Mass media should provide constructive information in order to full fill its function as
Media Massa, komunikasi politik, a tool for developing nations. However, mass media usually face a conflict of interest
partisipasi politik in doing the role, for example in the Indonesian case there is a strong political
economy interest of media owner that limiting media’s role as political control. This
study sees those is a crucial problem of Indonesian media as it will decrease the
quality of Indonesian media and as the consequences, it will lose public trust. By
using descriptive qualitative method this article doing a theoretical review to explain
the role of Indonesian media in the political communication and how the media doing
their role as information and political channel in the political communication
process. This study suggests the media do a role called ‘dwifungsi media’ that suggest
media to do its function comprehensively.

Copyright © 2018 Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi.

PENDAHULUAN akhirnya akan menciptakan kondisi yang demokratis,

Media massa merupakan sarana menyebarkan namun di sisi lainnya adalah kebebasan yang dimaksud

informasi kepada masyarakat, menurut Bungin tidak diiringi dengan tanggung jawab akan

(2006:72) media massa diartikan sebagai media menimbulkan kebebasan yang tidak terarah. Teknologi

komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran memfasilitasi proses keterhubungan dalam skala yang

informasi secara masal dan dapat diakses oleh lebih besar. Fenomena ini meningkat keterkaitan

masyarakat banyak, ditinjau dari segi makna, media ekonomi, politik, masyarakat dan budaya dianggap

massa merupakan alat atau sarana untuk sebagai globalisasi. Media disajikan sebagai alat untuk

menyebarluaskan isi berita, opini, komentar, hiburan, mempercepat proses ini dan menghilangkan batas.

dan lain sebagainya. Perlu digarisbawahi bahwa perubahan-perubahan yang

Menurut Cangara, media adalah alat atau sarana yang terjadi pada media akan selalu disertai oleh perubahan

digunakan untuk menyampaikan pesan dari pada masyarakatnya (Straubhaar,2008: 13-15).semua

komunikator kepada khalayak, sedangkan pengertian aspek tersebut meninggalkan masyarakat atau warga

media massa sendiri alat yang digunakan dalam negara sendirian menghadapi kapitalisasi media. Tentu

penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak saja beragam klaim yang sering dikutip menyatakan

dengan menggunakan alat-alat komunikasi seperti surat bahwa perkembangan media merefleksikan

kabar, film, radio dan televisi (Canggara, perkembangan masyarakat atau dengan kata lain,

2010:123,126) masyarakatlah yang mempengaruhi perkembangan

Perkembangan teknologi saat ini juga sangat media ke arah tertentu; bahwa konten media

mempengaruhi peran media massa, kebebasan media merefleksikan selera, keinginan, dan aspirasi pasar.

massa dan dukungan dari teknologi tersebut dapat Sayangnya, tidak ada pihak yang mendesakkan
menghadirkan dua kondisi, satu sisi akses informasi kepentingan warga negara; tidak ada pihak yang
yang semakin mudah untuk masyarakat akan mengajukan keberatan atas situasi di mana sebagian
meningkatkan keasadaran masyarakat untuk ikut serta besar konten media tidak memiliki komponen edukatif
dalam penyelenggaraan pemerintahan yang pada yang signifikan, yang sangat penting dalam

Corresponding Author:
Magister Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada
Jl. Prof. Dr. Sardjito, Sekip, Yogyakarta 55281
Email: habibiemap@gmail.com
80

membangun masyarakat yang kuat; yang amat penting Berbagai teori, konsep dan pendapat penulis
untuk negara berkembang yang rapuh seperti Indonesia. hadirkan untuk mengingatkan kembali bahwa media
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan massa dan berbagai bentuk media yang digunakannya
memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi akan mempengaruhi perilaku ataupun budaya suatu
dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, masyarakat. Penulis menggunakan jenis penelitian studi
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan literatur dengan mencari referensi teori yang relevan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan.
jenis saluran yang tersedia (Pasal 28F UUD 1945, Referensi teori yang diperoleh dengan jalan penelitian
Amandemen Kedua). Media berperan sentral dalam studi literatur dijadikan sebagai fondasi dasar dan alat
masyarakat saat ini. Melalui media, informasi, utama untuk membahas berbagai isu terkait dengan
pandangan, gagasan dan wacana saling dipertukarkan dwifungsi media massa. Adapun teori atau konsep yang
dan kemajuan masyarakat juga tercermin di dalamnya. digunakan terkait dengan bidang keilmuan komunikasi
Dalam masyarakat modern, media tertanam secara politik, kebijakan publik, dan sosiologi politik.
mendalam di dalam kehidupan sosial: tidak ada perkara
sosial yang tidak melibatkan media Media Massa dan Pembentukan Opini Publik
Tuntutan akan partisipasi dan keterlibatan publik Istilah media massa sendiri berkembang
dalam pemerintahan mensyaratkan kebebasan pers. penggunaannya ketika digunakan untuk menjelaskan
Media harus mampu mendorong partisipasi warga bahwa komunikasi digunakan dalam skala yang lebih
negara dalam memperoleh, menghasilkan, dan besar. Menurut (Elvinaro, 2007:14-17). Fungsi media
menyebarkan informasi. Namun, hal tersebut belum massa bisa dibagi menjadi lima, a) Pengawasan
cukup untuk memastikan transformasi menyeluruh dari (surveillance), b) Penafsiran (Interpretation), c)
ranah publik. Mekanisme-mekanisme lain juga harus Pertalian (Linkage), d) Penyebaran Nilai – Nilai
dijaga agar publik mendapatkan hak-haknya. Menurut (Transmission of Value), e) Hiburan (Entertainment).
Habermas (1989), jaminan konstitusional atas ranah McQuail (Nurudin, 2004) juga mengemukakan
publik tidak selalu dapat dijalankan karena sangat beberapa asumsi pokok mengenai arti penting dari
dipengaruhi oleh para aktor politik dan kebudayaan. Di media massa seperti berikut :
sini, media berperan penting dalam membuka wacana, a) Media merupakan industri yang berubah dan
memicu kesadaran, membangun diskusi, dan mengatur berkembang yang menciptakan lapangan kerja,
agenda. Dengan demikian, media harus selalu didorong barang, dan jasa serta menghidupkan industri lain
dan diingatkan mengenai peran mediasi mereka. yang terkait. Contoh konkret dapat dilihat bahwa
sejak reformasi tahun 1998 banyak institusi media
Kerangka Teoritis baru, seperti jumlah televisi meningkat cepat.
Sebuah berita mempunyai sumber dan sumber Sebaliknya, ditemukannya internet dan munculnya
berita ini menjadi isu berita yang oleh media sering majalah digital membuat majalah Newsweek
diinformasikan dengan tidak seperti adanya (netral), ia kehilangan banyak pembacanya, dan akhirnya
(peliput atau penulis atau pemilik media ) mempunyai memutuskan untuk tidak terbit lagi.
kepentingan tersendiri yang terselubung untuk b) Media juga merupakan industri tersendiri yang
mempengaruhi publik (masyarakat penggunanya), memiliki peraturan dan norma-norma yang
sehingga pada akhirnya terjadilah pembentukan opini menghubungkan institusi tersebut dengan
dan perubahan perilaku masyarakat penggunanya serta masyarakat dan institusi sosial lainnya. Contoh,
juga perubahan pada budayanya . Berangkat dari pemberitaan media adakalanya bias atau
kekhawatiran ini penulis kemudian mencoba untuk menekankan sebuah isu dan mengabaikan isu lain
mengingatkan kembali bagaimana sebenarnya media karena isu ini dianggap isu yang sedang hangat
massa memainkan perannya didalam sistem dan penting untuk diketahui oleh banyak audiens.
pemerintahan yang demokratis. c) Media merupakan sumber kekuatan karena dapat
81

digunakan sebagai alat kontrol, yang dapat Ruben dan Steward (2006:356-357)
didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau menjelaskan bahwa karakter komunikasi publik dan
sumber daya lainnya. Contoh media dapat komunikasi massa sebagai berikut. 1. Memiliki
digunakan sebagai alat penjaga demokrasi karena audiens. 2. Bukan bersifat pribadi (impersonal). 3.
berperan menyajikan berbagai opini masyarakat. Direncanakan, dapat diprediksi dan bersifat formal. 4.
d) Media merupakan wadah yang semakin berperan Kontrol dilakukan oleh pembicara atau komunikator.
menampilkan peristiwa kehidupan masyarakat, Pembicara di sini punya kemampuan untuk
baik yang bertaraf nasional maupun internasional. menciptakan informasi apa yang akan disampaikan. 5.
Contohnya, sering kali kita mengetahui lebih Berpusat pada pembicara atau komunikator. Di sini
banyak tentang kegiatan pemilu di AS awal pembicara mempunyai akses untuk berbicara kepada
November lalu daripada tahu tentang kegiatan semua audiens, namun audiens tak punya akses yang
kampanye pilkada yang terjadi di provinsi lain di sama baik kepada pembicara maupun akses kepada
Indonesia. sesama audiens. 6. Umpan balik (feedback) yang
e) Media sering kali berperan sebagai wahana terbatas.
pengembangan kebudayaan,bukan saja dalam William Albiq (dalam Olii 2007:20)
pengertian pengembangan bentuk seni dan menjelaskan bagaiamana opini publik terbentuk,
simbol,tetapi juga dalam pengertian menurutnya opini publik adalah suatu jumlah dari
pengembangan tata cara, mode, gaya hidup,dan pendapat individu individu yang diperoleh melalui
norma-norma. perdebatan dan opini publik merupakan hasil interaksi
f) Media telah menjadi sumber dominan bukan saja antar individu dalam suatu publik. Jika dilihat dari segi
bagi individu untuk memperoleh gambaran dan ilmu komunikasi, opini publik merupakan tindakan
citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat komunikasi yang mana membawa persoalan kepada
dan kelompok secara kolektif. Media juga orang-orang dengan harapan akan memperoleh
menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif tanggapan atau umpan balik.
yang dibaurkan dengan berita dan hiburan. Untuk menjelaskan bagaimana media massa
Apapun peran yang dimainkan oleh media membentuk opini publik ada baiknya memperhatikan
massa akan menghasilkan suatu informasi, media beberapa teori ;
massa harus mampu menyajikan informasi tentang Pertama, teori Analisis Kultivasi dikemukakan oleh
berbagai isu publik bagi setiap warga negara. Atas Gerbner (1969). Teori ini adalah teori yang
dasar itu, fungsi media massa atau pers mencakup: pers memprediksikan dan menjelaskan formasi dan
atau media sebagai civic form, pers sebagai pengawas pembentukan jangka panjang dari persepsi,
pemerintah (Norris,2001). Sebagai civic form pers pemahaman, dan keyakinan mengenai dunia sebagai
dapat dijadikan sebagai alat komunikasi publik. akibat dari konsumsi akan pesan-pesan media. Analisis
Istilah komunikasi publik, komunikasi massa Kultivasi berkembang dengan dua perspektif, yakni
biasanya sering dikaitkan dengan media massa, kedua perspektif transmisional dan perspektif ritual.
istilah tersebut merujuk pada isi dari informasi yang Perspektif transmisional adalah posisi yang
disampaikan, isi informasi ini sangat dipengaruhi oleh menggambarkan media sebagai pengirim pesan-pesan
unsur – unsur komunikasi, menurut Deddy Mulyana ke seluruh penjuru ruang. Sedangkan perspektif ritual
(2009: 69-71) terdapat lima unsur yang saling adalah posisi yang menggambarkan media sebagai
bergantung sama lain yakni sumber, pesan, saluran atau pembawa representrasi mengenai keyakinan yang
media, penerima dan efek. Dengan memperhatikan dimiliki bersama (West dan Turner, 2008:82-83).
berbagai unsur komunikasi tersebut dapat dijadikan Kedua, Teori agenda setting model menurut Ardianto,
analisis untuk melihat bagaimana sebuah informasi Komala, dan Karlinah, 2009:77) menekankan adanya
terbentuk kemudian proses penyampainnya serta hubungan positif antara penilaian yang diberikan media
dampak yang ditimbulkannya. pada suatu persoalan tersebut, Dengan kata lain, apa
yang dianggap penting oleh media, akan dianggap yakni menjamin prasyarat dasar bagi warga negara
penting juga oleh masyarakat. Apa yang dilupakan untuk menjalankan kebebasan berekspresi dan
media, akan luput juga dari perhatian masyarakat. berpendapat. Meski begitu, implementasinya punya
Adapun efek dari agenda setting model terdiri atas efek kisah berbeda.
langsung dan efek tidak langsung. Efek langsung Kemampuan media untuk membentuk sebuah
berkaitan dengan isu: apakah isu itu ada atau tidak ada model baru partisipasi ini mendukung penyebaran
dalam agenda khalayak; dari semua isu, mana yang demokrasi hingga ke sudut-sudut terjauh dunia
dianggap paling penting menurt khalayak; sedangkan (Castells, 2010, Mansell, 2004). Namun Herman dan
efek lanjutan berupa persepsi (pengetahuan tentang Chomsky mengingatkan, media selalu berada dalam
peristiwa tertentu) atau tindakan. risiko untuk dimanipulasi dan digunakan oleh
Seperti yang disampaikan sebelumnya bahwa “kelompok-kelompok istimewa” yang lebih berkuasa
berita menjadi sesuatu yang dianggap penting oleh dibanding kelompok lain dalam masyarakat. Sementara
masyarakat, mengingat berita diperolah dari hasil pihak yang lebih kuat mendapat banyak keuntungan,
kegiatan jurnalistik sehingga berita memiliki pengaruh pihak yang lebih lemah kehilangan hak istimewanya
terhadap pembentukan opini publik. Cahrnley dalam sebagai kumpulan aktor aktif di ranah publik.
Effendy (2003:131) mendefenisikan berita sebagai Kepentingan masyarakat, terutama mereka yang (di)
laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang lemah(kan) dan terpinggirkan, dibiarkan begitu saja
mengandung hal yang menarik minat atau penting, atau karena aspirasi utama manipulasi ini adalah untuk
kedua-duanya, bagi sejumlah besar penduduk. mempertahankan dominasi kekuasaan dalam
Kemudian sebuah berita dapat dinilai menurut masyarakat.
Wilbur Schramm (dalam Muis 1999:42-44), beberapa Tiga model agen alternatif ini : a) stabilitas, b)
faktor yang menentukan nilai berita, a) kesegaran pengendalian dan c) perubahan merupakan fungsi yang
persitiwa atau aktualitas, b) kedekatan kejadian dari mungkin dapat diperankan oleh pers sebagai institusi
pembaca (proximity,proksimitas), c) keterkenalan politik. Ini dapat memunculkan asumsi bahwa bahwa
(prominence), d) sifat penting suatu kejadian pers menampilkan peran politik yang spesifik dalam
(significance), e) Magnitude ( ukuran besar kecilnya masyarakat tertentu pada suatu titik waktu tertentu
peristiwa berita). pula, kajian mengenai media di negara berkembang
Oleh karena itu penulis mengingatkan kembali cenderung lebih menekankan dominasi atau hegemoni
melalui pendapat Hikmat kusumaningrat dan purnama kekuasaan negara, di mana media digunakan sebagai
kusumaningrat (2006:48-55) mengenai etika alat propaganda negara atau menjadi alat kepentingan
pemberitaan, a) berita harus akurat, b) berita harus untuk melestarikan ideologi penguasa (hegemoni).
lengkap, adil dan berimbang, c) berita harus objektif, Dalam hal ini ada kepentingan yang cukup signifikan
dan d) berita harus baru dan hangat. dari pemegang kekuasaan untuk menggunakan media
sebagai alat politik dalam mencapai tujuannya.
Media Massa dan Komunikasi Politik Terdapat 3 (tiga) pelaku dalam politik media,
Secara historis, Reformasi 1998 merupakan titik ialah politisi, jurnalis, dan orang -orang yang
balik dan dianggap sebagai landasan utama dalam digerakkan oleh dorongan (kepentingan) khusus. Bagi
upaya memastikan hak-hak warga negara atas media. politisi, tujuan dari politik media adalah dapat
Setelah itu, muncul amandemen UUD 1945 dan UU menggunakan komunitas massa untuk memobilisasi
Hak Asasi Manusia No. 39/1999 yang menjamin hak dukungan publik yang mereka perlukan untuk
atas informasi dan media bagi warga. Dua kebijakan memenangkan pemilihan umum dan memainkan
pasca-reformasi tersebut menjadi kerangka hukum dan program mereka ketika duduk di ruangan kerja. Bagi
peraturan media, yaitu UU Pers No. 40/1999 dan UU jurnalis, tujuan politik media adalah untuk membuat
Penyiaran No. 32/2002. Secara normatif, kedua tulisan yang menarik perhatian banyak orang dan
peraturan tersebut telah berada di jalur yang benar, menekankan apa yang disebutnya dengan “suara yang
independen dan signifikan dari para jurnalis”. Bagi menyampaikan inisiatif pemerintah.
masyarakat, tujuannya adalah untuk keperluan Kedua, media dapat memainkan berbagai peran
mengawasi politik dan menjaga politisi agar tetap politik, diantaranya mendukung proses transisi
akuntabel, dengan menggunakan basis usaha yang demokrasi, dan melakukan oposisi, hal ini tercermin
minimal. dari bagaimana sebuah berita dikemas oleh media.
Konsep pengaturan agenda (McCOMBS &
SHAW, 1972) menegaskan dan memadukan paradigma Media Massa Tantangan dan Harapan
yang dikenal sebagai "efek terbatas." Konsep ini Media dapat dipahami sebagai sebuah titik
sebagian terinspirasi oleh pernyataan Bernard Cohen pertemuan dari banyak kekuatan yang berkonflik dalam
bahwa keberhasilan utama pers bukan untuk masyarakat modern, dan karena itu tingkat kerumitan
mengatakan bagaimana "orang harus berpikir, "tetapi" isu dalam media tinggi. Hubungan antara pemerintah
apa yang harus mereka pikirkan. "Konsep demikian dan media dan politik, dan media dengan masalah
menekankan peran dari pers untuk berbaris topik, globalisasi dan lokalitas, keduanya menjadi hal yang
terutama dalam konteks pemilihan. controversial dalam kajian media umumnya (Koike:
Dalam kasus Indonesia, hal ini sangat jelas 2002:13 -14)
terlihat. Karena media merepresentasikan dan Dalam menceritakan sejarah media massa kita
merupakan perwujudan kekuasaan, kepemilikan media berurusan dengan empat elemen utama yang
dan kebijakan media sangatlah penting. Prinsip menghasilkan konfigurasi aplikasi yang khas dan
‘mengikuti ke mana uang mengalir’ mampu signifikan dalam yang lebih luas kehidupan
mengungkapkan peranan kepentingan bisnis dalam masyarakat, a) tujuan, kebutuhan, atau penggunaan
perkembangan media, dan bagaimana real politik komunikatif tertentu; b) teknologi untuk berkomunikasi
mempengaruhi perkembangan itu, dan semuanya secara terbuka kepada banyak orang dari jarak yang
terefleksi dalam kebijakan media di Indonesia jauh; c) bentuk organisasi sosial yang menyediakan
Penulis menilai asumsi yang mendasari keterampilan dan kerangka kerja untuk produksi dan
penilaian tersebut adalah, pertama media adalah sebuah distribusi;dan d) bentuk pemerintahan terorganisir
institusi dan aktor politik yang memiliki hak-hak, dalam 'kepentingan publik'
dengan kebebasan pers yang dimiliki serta pengawasan Pengaruh media massa yang besar melahirkan
yang lemah memungkinkan potensi pers sebagai alat sebuah teori yang begitu terkenal di tahun 1940-an
politik. dengan nama teori peluru (bullet theory), oleh Efenddy
Menurut Oemar Seno Adji, ada beberapa aspek (1994:264) yang mengutip penjelasan Melvin Defleur
dari kebebasan pers yaitu : a) Free Expression Press (1975) menerangkan bahwa pesan yang disampaikan
Kemerdekaan pers harus diartikan sebagai oleh media massa ini dampaknya pada individu bersifat
kemerdekaan untuk mempunyai dan menyatakan secara langsung dan segera.
pendapat melalui pers. b) Sensor preventif sebagai Dampak media massa juga dijelaskan dalam
lembaga hukum dipandang bertentangan dengan pers Social Learning Theories atau Teori Belajar Sosial
merdeka, oleh karena itu harus dilarang. c) Kebebasan dari Albert Bandura, sebagaimana dijelaskan di dalam
Pers yang dikehendaki, konsep kebebasan pers yang teori ini, dikenal konsep reciprocal determinism.
diinginkan bukanlah kebebasan pers yang tidak tak Konsep ini menjelaskan bahwa ada interaksi timbal
terbatas, tidak bersyarat dan tidak mutlak sifatnya . d) balik secara berkelanjutan antara kognitif, perilaku dan
Restriksi, ada kemungkinan untuk memberikan restriksi lingkungan. Sebagaimana secara sosial dan manusia
terhadap kebebasan pers, namun bersifat represif. e) dikenal dari perilaku yang ada berdasarkan dimana
Sifat Kemerdekaan, persemerdekaan dan kebebasan manusia tinggal, bekerja dan bersosialisasi, maka
pers di sini disesuaikan dengan tugas pers yang tidak konsekuensinya adalah lingkungan manusia
saja negatif dalam karakternya dan yang berupa kritik membentuk perilaku sebagaimana perilaku manusia
konstruktif namun juga dalam karakter positif yang menjadi pengenal diri manusia itu di lingkungannya
Kurangnya penegakan hukum dan lemahnya Media Consumption di Amerika Serikat, Pew Research
birokrasi, yang sering berjalan berdasarkan Center melaporkan bahwa konsumsi berita online
kepentingan pribadi, menambah panjang daftar meningkat tajam antara tahun 2011 dan 2012, di mana
permasalahan dalam pengaturan media massa. 50% responden memperoleh berita secara online sedikit
Meskipun permasalahan seperti itu tak selalu timbul lebih kecil dari televisi, tapi jauh melebihi surat kabar
dalam sistem demokrasi yang masih muda seperti di (29 %) dan radio (33%). Studi ini menemukan bahwa
Indonesia, dampaknya pada sektor media cukup 19% responden mendapatkan berita dan informasi dari
berbahaya: media kehilangan karakter publiknya media dan jejaring sosial seperti blog, mikroblog
karena tidak ada pihak yang menjaga, termasuk negara (misalnya, Twitter) dan Facebook. 8% lainnya
melalui hukum dan regulasinya mengatakan mereka mendengarkan podcast untuk
Di sektor media, hak warga negara telah mengakses berita dan informasi
direduksi menjadi hak konsumen. Temuan ini selain Meningkatnya peran media sosial sebagai
menimbulkan keraguan tentang keberlangsungan ranah sumber berita, serta sebagai media untuk mensharing
publik (public sphere) di Indonesia, juga menunjukkan berita dan sebagai rujukan bagi media massa,
bahwa kebijakan menjadi tidak berperan. Dalam sektor menunjukkan bahwa media massa dan media sosial
media, berbagai kebijakan yang diharapkan dapat tidak saling berlawanan tetapi semakin terhubung satu
merespon dan berperan serta menjamin karakter publik sama lain
media telah nyata-nyata gagal. Berkenaan dengan hal Begitu besar peran media massa, Lalu
tersebut pemikiran Habermas, Marshall McLuhan bagaimana kemudian negara memainkan peran untuk
dalam karyanya yang terkenal Understanding Media: mengatur media tetapi disisilain tidak membatasi
The Extension of Man (1964) mengajukan sebuah kebebebasanya, perlu dicatat bahwa untuk memahami
gagasan untuk “menyediakan” sebuah perwakilan kontrol negara atas media, kita bisa meminjam gagasan
pemerintah yang tidak langsung melalui teknologi yang tertuang dalam Teori Kepentingan Publik dan
media yang terus berkembang untuk memperluas Teori Pilihan Publik seperti yang telah dikemukakan
partisipasi model baru di mana setiap orang dapat oleh Djankov et al. (2003). Teori Kepentingan Publik,
terlibat. Ia menekankan pentingnya representasi dikenal sebagai Teori Pigouvian, mengatakan bahwa
pemerintahan secara tidak langsung karena hal-hal kepemilikan negara atas media dikehendaki karena
yang berkaitan dengan negara dan masyarakat secara sedikitnya tiga alasan: informasi merupakan komoditas
keseluruhan terlalu banyak, terlalu rumit, dan terlalu publik, persebaran informasi mahal dan seharusnya
samar untuk dipahami oleh warga. Oleh sebab itu bagi ditanggung pemerintah, dan netralitas informasi harus
McLuhan, berkembangnya teknologi media tidak hanya dijaga. Di sisi lain, Teori Pilihan Publik menyatakan
membuat seluruh dunia bisa diakses secara lokal tetapi bahwa media yang dimiliki oleh negara merupakan
juga menciptakan sebuah bentuk partisipasi baru di media yang manipulatif dan akan mendistorsi informasi
mana setiap orang dapat terlibat dalam setiap isu demi kepentingan partai yang berkuasa, dan
global. Dalam beberapa hal, kondisi ini berpotensi menanamkan peraturan yang dibuat pemerintah serta
meningkatkan kesadaran sosial masyarakat karena mencegah publik membuat keputusan berdasarkan
mereka mulai bereaksi terhadap isu-isu global dan informasi yang mumpuni dan pada akhirnya
implikasinya terhadap persoalan lokal meskipun mengerdilkan institusi demokrasi. Hal ini akan
McLuhan juga mengingatkan bahwa fenomena ini menghambat media independen untuk menyediakan
berpotensi untuk tidak tanggap terhadap isu-isu lokal suara alternatif
(McLuhan, 1964).
Asas pembatasan kepemilikan, bertujuan untuk
Kemudian seiring perkembangan komunikasi di menjamin adanya kebhinekaan atau keberagaman
era modern memungkinkan adanya saluran – saluran pendapat. Keragaman pendapat atau isi bisa dicapai
komunikasi lainnya yang juga memiliki peran yang antara lain melalui keberagaman media. Keragaman
besar, menurut laporan dalam studi terbaru News media bisa dicapai bila terdapat keragaman pemilik
media. Pembatasan kepemilikan dilatarbelakangi oleh landasan pemikiran untuk menumbuhkan pemikiran
landasan pemikiran untuk menumbuhkan pemikiran yang demokratis maka diperlukan keragaman pendapat,
yang demokratis maka diperlukan keragaman pendapat, e) Asas perlindungan profesi, perlindungan terhadap
e) Asas perlindungan profesi, perlindungan terhadap profesi dalam aspek hasil karya juga dalam proses kerja
profesi dalam aspek hasil karya juga dalam proses kerja insan media. Perlindungan ini diperlukan karena setiap
insan media. Perlindungan ini diperlukan karena setiap karya dari media massa memiliki nilai ekonomi yang
karya dari media massa memiliki nilai ekonomi yang tinggi. f) Asas perlindungan hak perseorangan, media
tinggi. f) Asas perlindungan hak perseorangan, media memberikan jaminan bahwa hak pribadi harus
memberikan jaminan bahwa hak pribadi harus mendapat perlindungan, misalkan perlindungan hak
mendapat perlindungan, misalkan perlindungan hak privasi ketika media massa melakukan kerja
privasi ketika media massa melakukan kerja jurnalistiknya.
jurnalistiknya. Harapan penulis terangkum melalui pendapat
Menimbang beberapa kasus, secara terus Lasswell (dalam Wahyuni, 2000:10) yang melihat
menerus terlihat bahwa media berperan dalam fungsi media massa terhadap masyarakat pada tataran
membentuk dan mereka ulang bagaimana individu, ideal sebagai berikut :
masyarakat dan kebudayaan mempelajari, merasakan, a) Media massa berfungsi sebagai pengamat
dan memahami dunia. Dengan bantuan teknologi, lingkungan, pemberi informasi tentang hal – hal
media mampu memperkuat informasi pada satu titik yang berada diluar jangkauan penglihatan
tunggal ke khalayak ramai, dalam waktu tertentu. masyarakat luas.
Media begitu kuat sampai mampu memaksakan “bias, b) Media massa berfungsi melakukan seleksi,
asumsi, dan nilai-nilai” (McLuhan, 1964). evaluasi dan interpretasi informasi. Media massa
Oleh karena itu perlu kembali menata ulang menyeleksi apa yang pantas dan perlu disiarkan
pemaknaan kebebasan pers hal ini perlu guna c) Media massa berfungsi sebagai sarana
menciptkan pers yang ideal bagi perkembangan negara, penyampaian nilai dan warisan sosial budaya
Hari Wiryawan (2007:141) mengingatkan kembali dari satu generasi kepeda generasi lainnya.
perlunya memperhatikan asas asas hukum dalam Kemudian yang lebih penting lagi adalah
kegiatan pers yaitu a) Asas kebebasan media, bahwa bagaimana media massa dan kegiatan jurnalistiknya
prinsip-prinsip kebebasan media secara hukum harus berjalan secara profesional , menurut Akinfeleye (1991)
tercantum dalam konstitusi negara untuk menghindari menjelaskan sikap – sikap profesional journalism yakni
penyelewengan dari kebebasan media sendiri. b) Asas a) Solidarity, b) Kepercayaan (trust), c) Objectivity,
Anti sensor, ada dua bentuk sensor, yaitu sensor d) Certification, e) Training, f) Reward dan g) Code Of
preventif dan represif dimana dalam asas ini dihindari Ethics. Amal Jamal dan Rana menambahkan
sensor preventif, karena sensor preventif akan “Jurnalisme adalah profesi, bukan hanya kesenangan
mencegah informasi itu disebarkan yang pada akhirnya dan bukan pekerjaan sampingan. Para jurnalis perannya
sama saja dengan melanggar hak untuk memperoleh adalah mentransfer berita secara profesional ke publik
informasi, c) Asas pertanggungjawaban sosial, bahwa berdasarkan standar profesional yang didefinisikan dan
setiap pekerjaan jurnalistik yang dilakukan oleh media dikenal. Pekerjaan tidak bisa dievaluasi dengan jumlah
massa juga harus diiringi dengan pertanggungjawaban jam kerja. Ini adalah pekerjaan, dan hasilnya bisa
oleh media tersebut terhadap dampak pemberitaan yang sangat berat atau sangat ringan. ”
disajikan, d) Asas pembatasan kepemilikan, bertujuan
untuk menjamin adanya kebhinekaan atau keberagaman
KESIMPULAN
pendapat. Keragaman pendapat atau isi bisa dicapai
Dwifungsi media massa merupakan
antara lain melalui keberagaman media. Keragaman
penggambaran bagaimana media massa memainkan
media bisa dicapai bila terdapat keragaman pemilik
perannya, untuk melihat bagaimana perannya tentu
media. Pembatasan kepemilikan dilatarbelakangi oleh
harus melihat bagaimana seluruh kegiatan media massa
secara utuh sampai kemudian output media massa
dikonsumsi oleh publik, penilaian terhadap peran media
massa harus terus dilaksanakan mengingat perannya
yang begitu krusial terhadap perkembangan negara dan
budaya negara.

DAFTAR PUSTAKA
Adji, Oemar Seno. Mass Media dan Hukum. Jakarta :
Erlangga. 1977.
Ardianto, Komala dan Karlina. 2009. Komunikasi
Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama
Media.
Bungin, Burhan, 2006. Sosiologi komunikasi. Kencana
pranada media group. Jakarta
Effendy, Onnong. 1994. Ilmu, Teori dan Filsafat
komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bhakti
Hari Wiryawan, Dasar-Dasar Hukum Media,
Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007,
Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat.
2006. Jurnalistik, teori dan prkatik. Bandung: remaja
rosdakarya.
Mulyana, Deddy 2009, Ilmu Komunikasi Suatu
Pengantar.PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Nurudin 2004, Komunikasi Massa. Pustaka Pelajar,
Bandung
Ruben, Brent D & Stewart Lea P 2006, Communication
and Human Behaviour. Allyn and Bacon, United States
West, Richard dan Lynn H. Turner. 2008. Pengantar
Teori Komunikasi: Jakarta: Salemba Humanika

Anda mungkin juga menyukai