Anda di halaman 1dari 15

REGISTER PERKUMPULAN INDOLOOK STYLE 17 ZONA SEMARANG

Eko Wahyu Prasetyo* dan Tommi Yuniawan**


Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Negeri Semarang
ecosadega17@yahoo.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsi bentuk register, menjelaskan fungsi sosial
register, serta mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi terjadinya register pada perkumpulan
Indolook Style 17 Zona Semarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiolinguistik.
Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode simak yang dalam
pelaksanaanya menggunakan empat teknik yaitu teknik simak bebas libat cakap, teknik catat,
dan teknik rekam. Penelitian ini menunjukan bentuk, fungsi sosial, dan faktor yang
mempengaruhi terjadinya register. Bentuk register mencakup asal bahasa yaitu bahasa Indonesia,
bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia-Jawa serta satuan lingual dapat dibagi menjadi dua yaitu
kata dan frasa. Fungsi sosial register mencakup fungsi mengejek, menunjukan tempat, dan
menamai. Adapun faktor yang mempengaruhi terjadinya register berdasarkan pemakaianya di
masyarakat, yaitu (1) medan (field), (2) pelibat (fenor), dan (3) sarana (mode) yang
mempengaruhi terjadinya bentuk register pada perkumpulan Indolook style 17 Zona Semarang.
Kata kunci : Register, Indolook style 17, Sosiolinguistik.

Abstract
The purpose of this research is to describe the form of register, to explain the social register
function, and to identify the factors that influence the occurrence of registration at Indolook
Style 17 Zone Semarang. This research uses a sociolinguistic approach. The method of data
collecting in this research use the method of listening in the implementation using four
techniques, namely free speech technique, speech technique, and technique of recording. This
research shows the form, social function, and factors that influence the occurrence of register.
Forms of registration include the origin of the language namely Indonesian, English, and
Indonesian-Javanese language and lingual units can be divided into two words and phrases.
The social functions of the register include mocking functions, showing places, and naming. The
factors that influence the occurrence of register based on their usage in the community, are (1)
fields, (2) affiliates (fenors), and (3) facilities (mode) that affect the form of registration at the
Indolook style 17 Zone Semarang.
Keywords: Register, Indolook style 17, Sociolinguistics.

Keterangan :
* Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
** Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

PENDAHULUAN
1
Bahasa merupakan alat komunikasi antar anggota masyarakat yang berupa lambang
bunyi yang dihasilkan oleh alat-alat ucap manusia. Bahasa juga dapat membangun cara berpikir
dan menciptakan dirinya sendiri (Keraf 1984:16). Di dalam studi sosiolinguistik, bahasa tidak
hanya dipahami sebagai sistem tanda saja, tetapi juga dipandang sebagai sistem sosial, sistem
komunikasi, dan sebagai bagian dari masyarakat tertentu. Oleh karena itu, di dalam penelitian
bahasa dengan ancangan sosiolinguistik senantiasa akan memperhitungkan bagaimana
pemakaiannya di dalam masyarakat yang dipengaruhi berbagai faktor sosial yang terdapat
dalam kehidupan bermasyarakat. Faktor sosial itu berdasarkan pada usia, tingkat pendidik, jenis
kelamin, status sosial, ekonomi, profesi, asal daerah dan sebagainya. Hal yang sama juga
dungkapkan oleh Alwi (1998:3) yang menyatakan bahwa ragam bahasa yang ditinjau dari sudut
pandang penutur dapat diperinci menurut patokan daerah, pendidikan dan sikap penutur. Oleh
karena itu, selain bahasa sebagai alat komunikasi bahasa juga dapat mencirikan identitas diri
individu dan dapat membedakannya dari makhluk lain.
Variasi atau ragam bahasa merupakan pokok studi sosiolinguistik, sehingga
sosiolinguistik didefinisikan sebagai cabang linguistik yang berusaha menjelaskan ciri-ciri
variasi bahasa dan menetapkan korelasi ciri-ciri variasi bahasa tersebut dengan ciri-ciri sosial
kemasyarakatan. Terjadinya keragaman bahasa atau kevariasian bahasa ini bukan hanya
disebabkan oleh penuturnya, tetapi karena kegiatan interaksi sosial yang mereka lakukan sangat
beragam. Variasi tersebut ada yang dimengerti kelompok lain ada juga yang tidak dimengerti
kelompok lain. Adapun bahasa atau istilah yang tidak dimengerti oleh kelompok lain sengaja
diciptakan untuk lebih mengakrabkan komunikasi antar anggota kelompoknya.
Perbedaan pemakai bahasa di antara tiap-tiap lingkungan sosial biasanya ditandai dengan
register. Register merupakan variasi bahasa menurut pemakaiannya yang digunakan oleh
sekelompok orang atau masyarakat tertentu sesuai dengan profesi atau perhatian yang sama.
Register juga merupakan variasi bahasa yang berbeda satu sama lain.
Indolook Style 17 Zona Semarang merupakan sebuah komunitas yang bergerak di bidang
otomotif khususnya pengguna modifikasi sepeda motor ring 17 yang tidak terpaku oleh satu
aliran modifikasi. Indolook Style 17 berdiri pada tanggal 20 Desember 2013 yang dipelopori oleh
beberapa anak muda yang suka kumpul dan kebetulan memiliki sepeda motor yang sudah
dimodifikasi. Anggota Indolook Style 17 Zona Semarang sendiri berasal dari berbagai kalangan
yaitu berasal dari anak sekolah, mahasiswa, dan pekerja. Indolook Style 17 Zona Semarang
selalu berkumpul bersama setiap Jumat malam pada pukul 20:30 WIB di Jalan Ahmad Yani,

2
tepatnya di samping RRI, depan ATM Center Mandiri Drive True,dan di Jalan Pemuda samping
DP Mall.
Anggota Indolook Style 17 Zona Semarang ini lebih suka menggunakan register tersebut
untuk menjelmakan rasa kekeluargaan dan keakraban yang mengandung maksud-maksud
tertentu yang disampaikan melalui fungsi sosial bahasa di antara mereka terutama dalam
komunikasi lisan dengan sesama anggota Indolook Style 17 Zona Semarang dalam suasana
informal.
Dipakainya register umumnya untuk menghindari kemungkinan pemakaian dari orang
lain di luar kelompoknya walaupun tidak ada aturan atau kewajiban untuk menggunakan bahasa
itu, secara sadar dan alamiah mereka dapat menguasai bahasa tersebut. Oleh karena seringnya
menggunakan register, terkadang tanpa mereka sadari saat keluar dari lingkungan tetap
digunakan register tersebut. Perkumpulan Indolook Style 17 Zona Semarang oleh penulis
dimasukan dalam register karena adanya kekhasan dan keunikan pengguna bahasanya, yaitu
bahasa Indonesia yang di dalamnya disisipi juga bahasa daerah (bahasa Jawa) dan bahasa asing
(bahasa Inggris). Ciri khas dari register perkumpulan Indolook Style 17 Zona Semarang dapat
dilihat pada penggunaan bahasa asing, bahasa kontemporer yang saat itu sedang marak
dibicarakan, adanya istilah-istilah yang menunjukan adanya singkatan dan akronim.
Peristiwa semacam ini menyebabkan lawan tutur di luar anggota Indolook Style 17 Zona
Semarang merasa kebingungan dan penasaran untuk memahami register. Untuk berkomunikasi
dalam suasana yang santai mereka menggunakan ragam bahasa khusus yaitu register, kadang
mereka menggunakan register yang menggunakan bahasa asing (bahasa Inggris) namun mereka
lebih banyak menggunakan register yang menggunakan bahasa Indonesia.
Untuk memperjelas register di bawah ini diberikan beberapa contoh register yang
terdapat dalam percakapan antaranggota Indolook Style 17 Zona Semarang.

P1 : “Stripinge anyar, melu Thailook kok”


‘Stripingnya baru, ikut genre modifikasi Thailand look style kok’
P2 : “Iyo ben kekinian Dav”
‘Iya biar kekinian Dav’
P1 : “Saiki wes ora jupiter tapi Spark nano”
‘Sekarang sudah tidak jupiter tapi motor genre modifikasi dari adaptasi jupiter’
P3 : “Isone melu-melu tok”
‘Bisanya ikut-ikutan saja’

Kata bercetak miring di atas yaitu Thailook mengandung makna ‘genre modifikasi
Thailand look style’. Adapun Spark nano mengandung makna ‘nama motor dengan genre
modifikasi Thailook hasil modifikasi dari sepeda motor jupiter’. Kedua kata tersebut berasal dari
bahasa asing yaitu bahasa Inggris.
3
METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu (1) pendekatan penelitian
secara teoretis dan (2) pendekatan penelitian secara metodologis. Pendekatan penelitian secara
teoretis menggunakan pendekatan secara sosiolinguistik. Pendekatan sosiolinguistik adalah
pendekatan penelitian dalam ilmu bahasa yang mengkaji bahasa dalam kaitannya dengan
penggunaan bahasa dalam masyarakat (Chaer dan Agustina 1995:3). Pendekatan sosiolinguistik
ini mencakupi masalah yang berhubungan dengan rincian-rincian penggunaan bahasa yang
sebenarnya, yaitu deskripsi pola-pola pemakaian bahasa dan pilihan pemakaian bahasa atau yang
dilakukan oleh penutur pada perkumpulan Indolook Style 17 Zona Semarang. Hal ini sesuai
dengan permasalahan yang ada dalam penelitian ini, yaitu meneliti tentang register yang dititik
beratkan pada bentuk, fungsi sosial, dan faktor yang mempengaruhi terjadinya register pada
perkumpulan Indolook Style 17 Zona Semarang.
Pendekatan yang kedua dalam penelitian ini adalah pendekatan metodologis yaitu
menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Pendekatan kualitatif juga bisa
dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur
statistik atau bentuk hitungan lainnya (Strauss & Corbin dalam Syamsudin 2007:73). Pendekatan
deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar. Ditujukan untuk mendeskripsikan
atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah
ataupun rekayasa manusia. Tujuan penelitian ini adalah mencari kebenaran ilmiah mengenai
objek penelitian secara mendalam untuk memperoleh hasil yang cermat (Muhadjir dalam
Purnanto 2002:5). Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang akan tampak pada
pemerolehan data penelitian, pengumpulan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis data.
Dalam penelitian ini digunakan metode simak yang dalam pelaksanaan menggunakan
empat teknik yaitu teknik simak bebas libat cakap, teknik catat, dan teknik rekam.
Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini yaitu metode padan
dengan jenis metode padan translasional dengan alatnya organ wicara. Metode padan adalah
metode di mana alat penentunya di luar terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue)
yang bersangkutan (Sudaryanto 1993:13).

BENTUK DAN FUNGSI SOSIAL REGISTER PERKUMPULAN INDOLOOK STYLE 17


ZONA SEMARANG

4
Hasil penelitian yang akan dibahas yaitu mengenai bentuk-bentuk register perkumpulan
Indolook Style 17 Zona Semarang, fungsi sosial yang melatar belakangi terjadinya dan faktor
yang mempengaruhi munculnya register perkumpulan Indolook Style 17 Zona Semarang.

1. Register Berdasarkan Satuan Lingual Bahasa


Register pada perkumpulan Indolook Style 17 Zona Semarang berdasarkan satuan
lingualnya dapat dibagi menjadi dua yaitu kata dan frasa. Berikut ini yaitu pemaparan
mengenai register pada perkumpulan Indolook Style 17 Zona Semarang berdasarkan kata dan
frasa.

2. Register Berbentuk Kata


Bentuk register itu sangat bervariasi, dalam bagian ini dijelaskan masalah bentuk
register perkumpulan Indolook Style 17 Zona Semarang yang terbentuk kata. Artinya
register yang digunakan oleh suatu kelompok sosial, berupa kata yang terdiri atas kata
tunggal dan kata kompleks.

2.1 Register Bentuk Kata Tunggal


Kata tunggal ialah bentuk kata yang berdiri sendiri hanya satu bentuk kata dasar atau
tidak mengalami proses penggandaan dan pemajemukan. Register yang berbentuk kata
tunggal ini terdapat pada data berikut :

(1) KONTEKS : KETIKA ANGGOTA IDLS 17 BERKUMPUL DI JL. PEMUDA,


NUGROHO BERCAKAP-CAKAP BERSAMA ABI MENGENAI
PERTEMUAN NUGROHO DENGAN TEMAN ABI DISUATU
TEMPAT.
(P 1) : “Bi aku wingi ndelok koncomu Bi sing numpak Icon[icϽn] cah
WWLS ning cerak Kesatrian”
: ‘Bi aku kemarin lihat temanmu Bi yang naik Beat anak Wara
Wiri Look Style’
(P 2) : “Iyo kui adi kelasku ning Kesatrian, apik to Icone”
: ‘Iya itu adi kelasku di Kesatrian, baguskan Beatnya’
(P 1) : “Poko e sip”

(P 2) : “Nggonmu gawe ngono kui to”


: ‘Punyamu buat kayak gitu’

(Data, 2 Januari 2015)

5
Kata tunggal pada tuturan (1) di atas termasuk register pada perkumpulan Indolook
Style 17 Zona Semarang. Kata tunggal yang merupakan register yaitu, Icon mempunyai
makna ‘nama modifikasi Thailook dari sepeda motor Honda Beat’, karena Icon berarti nama
sederhana dari sepeda motor Honda Beat bukan arti dari hal lain yang penamaannya sama.

3. Register Bentuk Kata Kompleks

Register bentuk kata kompleks dalam proses pembentukannya dapat dibedakan menjadi
beberapa proses yaitu : 1) afiksasi yang terdiri dari prefiks, infiks, simufiks, konfiks, dan
kombinasi afiks, 2) reduplikasi/ pengulangan sebagian, 3) pemajemukan, 4) abreviasi/
pemendekan berupa singkatan dan akronim. Dari seluruh data register pada perkumpulan
Indolook Style 17 Zona Semarang ditemukan bentuk kata kompleks, antara lain afiksasi dan
abreviasi/ pemendekan yang berupa singkatan, pemenggalan, akronim, dan kontraksi.
Berikut ini adalah pemaparan mengenai register pada perkumpulan Indolook Style 17 Zona
Semarang berdasarkan kata kompleks.

3.1 Afiksasi

Afiksasi adalah suatu proses pembubuhan afiks yang di dalam suatu kata merupakan
unsur langsung yang bukan kata dan bukan pokok kata, yang memiliki kesanggupan
melekat pada bentuk-bentuk lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru. Afiksasi
terdiri atas prefiks, sufiks, simulfiks, konfiks, dan kombinasi afiks. Namun dalam
perkumpulan Indolook Style 17 Zona Semarang, afiksasi yang ditemukan adalah prefiks dan
sufiks.
Salah satu proses afiksasi dari register bentuk kata kompleks berupa pembubuhan prefiks
atau awalan yaitu suatu unsur yang secara struktural diikatkan di depan sebuah kata dasar
atau bentuk dasar. Berdasarkan data yang terdapat dalam perkumpulan Indolook Style 17
Zona Semarang terdapat prefiks yang menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa
yaitu {di-} dan {nge-}. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tuturan berikut ini.

(2) KONTEKS : KETIKA ANGGOTA IDLS 17 BERKUMPUL DI TEMBALANG, IQBAL


MENGOMENTARI BAN WAVE MILIK DIKA YANG BOCOR.

(P 1) : “Wahbanku sing mburibocorndes”


: ‘Wahbanku yang belakangbocorkawan’
(P 2) : “Minggir, mandeksek”
6
: ‘Kekiri, berhentidulu’
(P 1) : “Iyo, sekenteni”
: ‘Iya, sebentartunggu’
(P 2) : “Distatwaegelemrakndik”
: ‘Didorongwaepidaanmburinemaunggakndik‘
(P 1) : “Iyo rakpopotapialon-alonyo”
: ‘Iyanggak papa tapipelan-pelanya’
(Data, 8 November 2015)

Register pada tuturan (2) merupakan register pada perkumpulan Indolook Style 17
Zona Semarang. Register dalam data di atas yaitu, kata distat yang mempunyai makna
‘mendorong sepeda motor yang bocor dengan menggunakan kaki pada pijakan step
belakang’, merupakan bentuk register pada perkumpulan Indolook Style 17 Zona Semarang
yang mendapat imbuhan prefiks {di-}.

3.2 Abreviasi
Dalam perkembangan bahasa terakhir ini banyak kata-kata dalam bahasa Indonesia
yang berbentuk sebagai hasil penggabungan unsur-unsur huruf awal atau suku kata dari
beberapa kata yang digabung menjadi satu. Dari pernyataan di atas dapat dirinci sebagai
berikut.
Singkatan adalah cara yang digunakan untuk memendekan kata yang menjadi
unsurnya. Penyingkatan yang dibuat antara lain dengan mengambil huruf awal setiap
katanya. Data singkatan itu antara lain terdapat dalam tuturan berikut.

(3) KONTEKS: KETIKA ANGGOTA IDLS 17 BERKUMPUL DI JL. PEMUDA, BRIKA


BERDIKUSI DENGAN HENDRA TERKAIT KOPGAB DENGAN
WWLS DLL.

(P 1) : “Brik, ki dewe mau berangkat kopgab ke kopdaranWWLS jam berapa”


: ‘Brik, ini kita mau berangkat kopdar gabungan ke kopi daratnya Wara
WiriLook Style jam berapa’
(P 2) : “Jam 20.00 WIB aja Ndra, ngenteni cah-cah dulu aja”
: ‘Jam 20.00 WIB aja Ndra, nunggu anak-anak dulu saja’
(P 1) : “Dewe rak enak lo mbi pak Bayu nek telat”
: ‘Kita nggak enak lo sama pak Bayu kalau telat’
(Data, 1 Mei 2015)
Pada tuturan (3) terdapat kata yang bercetak miringyaitu WWLS yang merupakan
register perkumpulan Indolook Style 17 Zona Semarang yang merupakan abreviasi yaitu
penyingkatan untuk memendekan kata yang menjadi unsurnya . Register tersebut yaitu
WWLS singkatan dari ‘Wara Wiri Look Style’ yang bermakna ‘nama komunitas yang

7
berisikan modifikator pengguna ban kecil yang tidak terfokus pada aliran modifikasi
thailook’.

4. Register Berbentuk Frasa


Frasa adalah satuan linguistik yang secara potensial merupakan gabungan dua kata
atau lebih, yang tidak mempunyai ciri-ciri klausa, yang tidak melampaui batas subjek atau
predikat dengan kata lain sifatnya tidak predikatif.
Berdasarkan data yang ada, ditemukan register bentuk frasa. Adapun contoh register
bentuk frasa sebagai berikut ini.

(4) KONTEKS : KETIKA ANGGOTA IDLS 17 BERKUMPUL DI JL.


PEMUDA, ABI BERDISKUSI DENGAN NUGROHO TERKAIT
HOTEL MERAH PUTIH.

(P 1) : “Bar rolling to neng Hotel Merah Putih gelem rak, penak lo turu gratis sak
puase, iso ndelok wedoan ayu gratis, sak senengmu, pie penak rak ?”
: ‘Habis keliling ke Pom Bensin mau nggak, enak lo tidur gratis sepuasnya, bisa
lihat cewek cantik gratis, sesenangmu, bagaimana enak kan ?’
(P 2) : “Ayo rolling saiki yo, pingin ki”
: ‘Ayo keliling sekarang yo, pingin ni’
(P 1) : “Wes rak sabar ko”
: ‘Sudah nggak sabar ko’
(P 2) : “Iyo ki jare akeh cewek ayune”
: ‘Iya ni katanya banyak cewek cantiknya’

(Data, 12 Juni 2015)

Pada tuturan (4) di atas terdapat frasa nominal yaitu Hotel Merah Putih yang
merupakan register perkumpulan Indolook Style 17 Zona Semarang. Register pada frasa
Hotel Merah Putih mempunyai makna yaitu ‘Pom Bensin atau SPBU (Stasiun Pengisian
Bahan Bakar Umum)’.

5. Register yang Menggunakan Bahasa Indonesia


Register pada perkumpulan Indolook Style 17 Zona Semarang yang menggunakan
bahasa Indonesia tersusun atas kosakata bahasa Indonesia. Berikut ini adalah tuturan para
anggota Indolook Style 17 Zona Semarang dalam bahasa Indonesia.

(5) KONTEKS : KETIKA ANGGOTA IDLS 17 BERKUMPUL DI SAMPING RRI,


DAVI DAN JOE MEMUJI EXITHER MILIK YOWEL.

(P 1) : “Wah saiki Exithermas Yowel jenenge kereta balap


[kɘrɘtα balap] kok”

8
: ‘Wah sekarang Jupiter MX mas Yowel namanya kereta balap kok’
(P 2) : “Ben ketok kece jenenge ketok unik”
: ‘Biar kelihatan keren namanya kelihatan unik’
(P 3) : “Sangar kok modife Exithere Yowel”
: ‘Sangar kok modifnya Jupiter MXnya Yowel’
(P 1) : “Wes biasa Ndra nyawangi kereta balapku”
: ‘Sudah biasa Ndra ngelihatin kereta balapku’
(P 3) : “Dolanane Thailook kok”
: ‘Mainannya Thailand lookstyle kok’

(Data, 10 April 2015)

Kata yang bercetak miring di atas merupakan register pada perkumpulan Indolook
Style 17 Zona Semarang yang menggunakan bahasa Indonesia . Bentuk register pada
tuturan (5) yaitu kereta balap yang mempunyai makna ‘sepeda motor yang tampilan dan
mesinnya sudah disetting bagus dan bertenaga maksimal untuk ajang balap’. Kata kereta
balap merupakan bentuk register perkumpulan Indolook Style 17 Zona Semarang yang
menggunakan bahasa Indonesia.

6. Register yang Menggunakan Bahasa Indonesia-Jawa

Register pada perkumpulan Indolook Style 17 Zona Semarang yang menggunakan


bahasa Indonesia dan Jawa, tuturannya adalah sebagai berikut ini.

(6) KONTEKS : KETIKA ANGGOTA IDLS 17 BERKUMPUL DI JL. AHMAD YANI,


ABI MENGOMENTARI SEPEDA MOTOR MILIK IAN.

(P 1) : “Endi Supramu jare meh gawe Thailook?”


: ‘Mana Supramu katanya mau buat modifikasi ala Thailand ?’
(P 2) : “Sabar Ab, duite ge krisis”
: ‘Sabar Ab, duitnya lagi krisis’
(P 1) : “Supramu ki standar jeglek[standar jeglԑ?] yo”
: ‘Supramu ini nggak ada yang dirubah banget ya’
(P 2) : “Iyo-iyo sing motore CB anyar modifikasi”
: ‘Iya-iya yang motornya CB 150 R baru tampilan yang sudah dirubah’

(Data, 27 Februari 2015)

Bentuk register pada tuturan (6) termasuk dalam perkumpulan Indolook Style 17
Zona Semarang. Register yang menggunakan bahasa Indonesia-Jawa yaitu standar jeglek
yang mempunyai arti ‘tampilan sepeda motor yang belum dimodifikasi sedikitpun’.

9
7. Fungsi Sosial Register Perkumpulan Indolook Style 17 Zona Semarang

Register sebagai bagian dari ragam bahasa informal tidak lepas dari penggunaannya
sebagai sarana komunikasi sehari-hari oleh kelompok-kelompok sosial. Register
mengandung maksud-maksud tertentu yang menyampaikan melalui fungsinya.
Berdasarkan pemakaiannya dimasyarakat banyak fungsi sosial yang dipakai oleh para
anggota khususnya pada perkumpulan Indolook Style 17 Zona Semarang yaitu 1) fungsi
mengejek, 2) fungsi menunjukan tempat, 3) fungsi menamai. Berikut pemaparannya.

7.1 Fungsi Mengejek

Pada umumnya register ini berfungsi mengejek berarti mengolok-olok (menyindir


orang lain, mempermainkan dengan tingkah laku, menertawakan). Fungsi mengejek ini
biasanya mereka lakukan untuk suasana santai agar tercipta suasana humor, tidak serius
dan tidak untuk menciptakan pertengkaran. Fungsi mengejek pada register ini berdasarkan
data yang ada antara lain terlihat pada data berikut ini.

(7) KONTEKS : KETIKA ANGGOTA IDLS 17 BERKUMPUL DI JL. PEMUDA,


EKSAN BERDISKUSI DENGAN IQBAL MENGEJEK SEPEDA
MOTOR MILIK IAN .

(P 1) : “Keong turbo [kԑoῃ turbo] teko kae”


: ‘Motor gagal Thailook datang tu ’
(P 2) : “Keong turbo cinta teko, tepok tangan yo”
: ‘Motor gagal Thailook buat bonceng cewek datang, tepok tangan yo’
(P 1) : “Saiki keong turbo saiki kesepian, boncengane gek
genjrengan neng Pahlawan”
: ‘Sekarang motor gagal Thailook kesepian, boncengannya lagi genjrengan
di Pahlawan ’
(P 2) : “Wes-wes mesake lo, engko nesu”
: ‘Sudah-sudah kasihan, nanti marah’

(Data, 12 Juni 2015)

Pada data register (7) di atas, terlihat bahwa tuturan tersebut berfungsi mengejek
seseorang. Tuturan dimaksudkan penutur kepada mitra tutur karena motornya tidak
bergenre Thailook secara maksimal (aneh, tidak ada kesesuaian). Register yang digunakan
dalam tuturan tersebut yaitu keong turbo mempunyai makna ‘Sepeda motor yang gagal
Thailook tidak sesuai dengan genre modifikasi yang diminati’

10
7.2 Fungsi Menamai
Register pada perkumpulan Indolook Style 17 Zona Semarang terdapat fungsi
menamai. Fungsi menamai dalam perkumpulan Indolook Style 17 Zona Semarang ini ada
dua macam yaitu 1) untuk menamai kegiatan atau aktivitas berfungsi agar orang lain tahu
apa yang kita lakukan. Register yang berfungsi melakukan aktivitas ini, tampak lebih
mengena lawan tutur dan 2) untuk menamai suatu benda, supaya mengetahui nama barang
tersebut dan mengerti fungsi kegunaannya.

Register yang mempunyai fungsi menamai kegiatan atau aktivitas dapat dilihat pada
tuturan berikut :

(8) KONTEKS : KETIKA ANGGOTA IDLS 17 BERKUMPUL DI JL.


PEMUDA, CAKRA BERDISKUSI DENGAN HENDRA MENGENAI
JENG-JENG DI SIRKUIT NGO TEMBALANG.

(P 1) : “SesokMinggusidojeng-jengrakki ?”
: ‘Besok Minggu jadi hunting foto nggak ni ?’
(P 2) : “Sido to, engkotaktembungikoncokukamerane”
: ‘Jadi dong, nantikutanyakantemankukameranya’
(P 1) : “Sesok do meluyacah”
: ‘Besokpadaikutyakawan’
(P 2) : “Ben ramenggoseneng-seneng”
: ‘Biarramaibuatsenang-senang’

(Data, 2 Oktober 2015)


Dari data di atas (8)jeng-jeng merupakan tuturan register yang digunakan dalam
fungsi menamai kegiatan atau aktivitas tersebut. Jeng-jeng yang mempunyai makna
‘berfoto dengan sepeda motor hasilmodifikasidisertai model sebagai pemanisnya’.

8. Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Bentuk Register Pada Perkumpulan Indolook


Style 17 Zona Semarang

Register dipahami sebagai konsep semantik yaitu sebagai susunan makna yang
dikaitkan secara khusus dengan susunan situasi tertentu. Berdasarkan pemakaiannya
dimasyarakat adapun faktor pada konsep situasi mengacu pada tiga hal, yaitu 1) medan
(field), 2) pelibat (fenor), dan 3) sarana (mode) yang mempengaruhi terjadinya bentuk
register pada perkumpulan Indolook Style 17 Zona Semarang.

8.1 Medan
11
Mengacu pada hal yang sedang terjadi atau pada saat tindakan sosial berlangsung,
apa sesungguhnya yang sedang disibukan oleh para pelibat (bahasa termasuk sebagai unsur
pokok tertentu). Medan ini juga menyangkut pertanyaan yang terkait dengan lingkungan
kejadian seperti: kapan, di mana, bagaimana kejadian itu terjadi, mengapa kejadian itu
terjadi, dan sebagainya. Register perkumpulan Indolook Style 17 Zona Semarang terdapat
bagian dari komponen konsep situasi yaitu medan (field). Register yang terdapat medan
dapat dilihat pada data berikut ini.
Peristiwa sosial yang sedang terjadi pada perkumpulan Indolook Style 17 Zona
Semarang yaitu kontesyang mempunyai makna ‘perlombaan atau pameran sepeda motor
hasil modifikasi yang bagus-bagus’. Medan merujuk pada peristiwa kontes itu sendiri, cara
yang digunakan dalam kontes tersebut, yaitu menentukan sepeda motor modifikasi
unggulan yang modifikasinya totalitas, kategori modifikasi yang diikutkan, tempat, dan
waktu kontes serta mengapa kontes itu dilaksanakan. Medan pada perkumpulan Indolook
Style 17 Zona Semarang menyangkut pertanyaan yang terkait dengan lingkungan kejadian
pada peristiwa kontes akan dipaparkan pada data berikut ini.

(9) KONTEKS : KETIKA ANGGOTA IDLS 17 BERKUMPUL DI TBRS, JEVON


BERDISKUSI DENGAN HENDRA BERKAITAN DENGAN
KONTES YANG DIADAKAN OLEH CROWS.

(P 1) : “Cah kayae soko CROWS ngadake kontes kae ono Nouvo MX Thailook neng
kono, dewe meh melu kontes rak ?”
: ‘Kawan kayaknya dari Club R 15 owner Semarang ngadain kontes itu ada
Nouvo MX Thailook di sana, kita mau ikut kontes nggak ?’
(P 2) : “Tako sek registrasine piro nek meh melu kontes ?”
: ‘Tanya dulu registrasinya berapa kalau ikut kontes ?’
(P 1) : “Iyo, engko sisan tako ki kategorine ono kategori opo
wae ? ben dewe iso nyesuaike”
: ‘Iya, nanti sekalian tanya ini kategorinya ada kategori apa saja ? biar kita
bisa nyesuaikan’

(Data, 5 Juni 2015)

Tuturan register (23) pada perkumpulan Indolook Style 17 Zona Semarang


mengandung medan menyangkut pertanyaan yaitu CROWS ngadake kontes kae ono
Nouvo MX Thailook neng kono, dewe meh melu kontes rak ?, Tako sek registrasine piro
nek meh melu kontes ?, dan engko sisan tako ki kategorine ono kategori opo wae ?. Medan
yang telah dipaparkan dalam data tersebut merupakan medan pertanyaan pada

12
perkumpulan Indolook Style 17 Zona Semarang yang terjadi di Taman Budaya Raden
Saleh Semarang.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis tentang register pada perkumpulan Indolook Style 17 Zona
Semarang dapat disimpulkan sebagai berikut. Kekhasan register pada perkumpulan Indolook
Style 17 Zona Semarang dapat dilihat dari bentuk dan fungsi sosial registernya. Berdasarkan
bentuknya, register perkumpulan Indolook Style 17 Zona Semarang mencakupi satuan lingual
dan asal bahasanya. Register berdasarkan satuan lingual mencakupi kata dan frasa. Sedangkan,
register berdasarkan asal bahasanya yaitu yang menggunakan bahasa Indonesia, Inggris, dan
Indonesia-Jawa. Register pada perkumpulan Indolook Style 17 Zona Semarang mempunyai
fungsi sosial register dalam penggunaannya. Fungsi sosial yang ditemukan mencakupi (1) fungsi
mengejek, (2) fungsi merahasiakan, (3) fungsi menunjukan tempat dan (4) fungsi menamai.
Register pada perkumpulan Indolook Style 17 Zona Semarang dipahami sebagai konsep
semantik yaitu sebagai susunan makna yang dikaitkan secara khusus dengan susunan situasi
tertentu. Berdasarkan pemakaiannya, adapun faktor pada konsep situasi mengacu pada tiga hal,
yaitu (1) medan (field), (2) pelibat (fenor), dan (3) sarana (mode) yang mempengaruhi terjadinya
bentuk register pada perkumpulan Indolook Style 17 Zona Semarang.

Saran

Peneletian ini memfokuskan pada bentuk dan fungsi sosial register dalam perkumpulan
Indolook Style 17 Zona Semarang. Masih ada beberapa aspek lain yang belum dikaji. Oleh
karena itu, para linguis perlu melakukan penelitian lain yang lebih mendalam dengan kajian
yang berbeda.Selain itu, perkumpulan Indolook Style 17 Zona Semarang dapat lebih lanjut
mempertahankan register yang tercipta karena adanya profesi atau hobi di bidang yang sama
sebagai bentuk pelestarian bahasa yang diungkapkan dalam komunikasi sehari-hari antar
anggota Indolook Style 17 Zona Semarang dalam serangkaian kegiatan yang berhubungan
dengan bidang otomotif roda dua baik di saat kopdar maupun di luar agenda kopdar.

13
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Bahasa.

AR, Syamsuddin dan Vismaia S Dayanti. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

14
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 1995. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: PT Rineka
Cipta.

Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Nusa Indah.

Purnanto, Dwi. 2002. Register Pialang Kendaraan Bermotor. Surakarta: Muhamadiyah


Universty Press.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Jakarta: Duta Wacana University
Press.

15

Anda mungkin juga menyukai