adiriyanto.unnes@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan wujud dari pilihan bahasa dan
faktor penyebab terjadinya pilihan bahasa di Madrasah Ibtidaiah Al-Islam
Mangunsari 02.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan
sosiolinguistik dan deskriptif kualitatif.Data yang digunakan dalam penelitian ini
berupa penggalan tuturan dari guru dan siswa.Pengumpulan data dilakukan dengan
melalui metode simak.Data yang didapatkan kemudian dianalisis menggunakan
metode padan fonetis artikulatoris karena mengidentifikasi bunyi-bunyi
bahasa.Metode padan digunakan karena sebagian data berupa bahasa Jawa. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pilihan bahasa guru dan siswa dalam proses
pembelajaran kelas IV di Madarasah Ibtidaiah Al-Islam Mangunsari 02 terdapat tiga
variasi, yaitu tunggal bahasa, alih kode, dan campur kode. Wujud tunggal bahasa
dapat berupa bahasa Jawa dengan ragam ngoko, bahasa Indonesia dengan ragam
usaha dan ragam santai, bahasa Inggris, dan bahasa Arab. Kemudian, untuk wujud
alih kode dapat berupa, (1) bahasa Indonesia yang beralih ke bahasa Jawa, (2) bahasa
Jawa yang beralih ke bahasa Indonesia, (3)bahasa Indonesia ke bahasa Inggris, (4)
bahasa Jawa ke bahasa Inggris, dan (5) bahasa Arab ke bahasa Indonesia. Sementara
itu, wujud campur kode, yaitu (1) campur kode bahasa Indonesia dan bahasa Jawa,
(2) campur kode bahasa Jawa dan bahasa Arab, (3) campur kode antara bahasa
Indonesia dan bahasa Arab (4) campur kode antara bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris, (5) campur kode antara bahasa Jawa, bahasa Indonesia, dan bahasa Arab, dan
(6) campur kode antara bahasa Jawa, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Pilihan
bahasa dipengaruhi oleh beberapa faktor: (a) latar (waktu dan tempat) dan situasi, (b)
partisipan dalam interaksi, (c) topik percakapan, dan (d) fungsi interaksi.
Kata Kunci:Pilihan Bahasa, Variasi Tunggal Bahasa, Alih Kode, dan Campur Kode
*Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
** Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
Abstract
This study aims to describe the form of choice of language and factors causing
the choice of language in Madrasah Ibtidaiah Al - Islam Mangunsari 02. This
research was conducted by using the approach of sociolinguistic and descriptive
qualitative. The data used in this research is a splitting of speech from teachers and
students. Data collection is done by using the method refer. The data obtained were
then analyzed using the articulator phonetic match method for identifying the sounds
of the language. The Padan method is used because some of the data is in the Java
language. The results showed that the choice of language of teachers and students in
the process of learning grade IV in Madarasah Ibtidaiah Al-Islam Mangunsari 02
there are three variations, namely single language, code transfer, and mix code. A
single form of language can be a Javanese language with a variety of ngoko,
Indonesian language with a variety of business and casual variety, English, and
Arabic. Then, for the form of transfer of code can be, (1) Indonesian language
switching to Java language, (2) Java language that switches to Indonesian, (3)
Indonesian to English, (4) Java language to English, and (5) Arabic to Indonesian.
Meanwhile, mixed codes of Indonesian and Javanese languages, (2) mix the code of
Javanese and Arabic languages, (3) mix code between Indonesian and Arabic
languages (4) mix code between the Indonesian language and English, (5) mix code
between Javanese, Indonesian, and Arabic, and (6) mix code between Javanese,
Indonesian and English. The choice of language is influenced by several factors: (a)
the background (time and place) and situation, (b) the participant in the interaction,
(c) the topic of the conversation, and (d) the interaction function.
Keywords: Choice ofLanguage, Code Switching, Mix Code
PENDAHULUAN
METODE
Hasil analisis data dipaparkan dalam bentuk uraian yang berisi pilihan bahasa
guru dan siswa dan faktor-faktor yang melatarbelakangi pilihan bahasa guru dan
siswa di Madrasah Ibtidaiah Al-Islam Mangunsari 02.
Variasi tunggal bahasa dapat terjadi ketika pada peristiwa tutur tersebut
menggunakan satu bahasa dan tidak tersisipi bahasa lain. Penelitian ini menemukan
wujud pilihan bahasa berupa bahasa Indonesia, bahasa Jawa, bahasa Arab, Bahasa
Inggris. Berikut akan dijabarkan bentuk wujud tunggal bahasa dari data yang telah
ditemukan.
(Data No.04)
Setting and Scene Siang hari di ruang kelas dengan
suasana yang santai
Participants Guru dan siswa
End: Purpose and Goal Bertanya tentang soal
Act Sequences Guru bertutur dengan berdiri dan siswa
bertutur dengan duduk
Key : tone or spirit of act Guru dan siswa menggunakan intonasi
yang sedang
Instrumentalities Menggunakan bahasa Jawa secara lisan
Norms of interaction and interpretation Percakapan dua arah tidak ada tekanan
Genre Pernyataan dan pertanyaan
Peristiwa tutur tersebut terjadi ketika, siswa bertanya kepada guru tentang
soal. Penggalan tuturan guru dan siswa murni menggunakan bahasa Jawa tanpa
tersisipi bahasa lain. Hal ini menandakan bahwa guru dan siswa melakukan pilihan
bahasa berupa wujud tunggal bahasa Jawa ragam ngoko.Penggunaan bahasa Jawa
ragam ngoko digunakan guru dan siswa sebagai wujud dari situasi yang
santai.Dengan situasi santai guru dan siswa lebih memilih menggunakan bahasa Jawa
ragam ngoko karena bahasa keseharian mereka adalah bahasa Jawa.Selain itu
penggunaan bahasa Jawa oleh guru membuat suasana tidak jenuh dan membosankan,
sehingga siswa lebih semangat dalam menuntut ilmu.
Alih Kode
Appel (dalam Chaer dan gustina 2010: 107) mendefinisikan alih kodesebagai
gejala peralihan pemakaian bahasa karena berubahnya situasi.
KONTEKS : GURU MEMERINTAH SISWA UNTUK SEGERA SHOLAT DUHA
DAN TUGAS YANG DIBERIKAN KEPADA SISWA DIKOREKSI SETELAH
ISTIRAHAT
Guru : “Sudah selesai? kalau belum sholat duha dulu, nanti dikoreksi
setelah istirahat”
[sʰudʰah sәlәsai kalau bәlUm sʰolat dʰuha dʰulu nantʰi dʰikorƐ?sʰi
sәtәlah istʰirʰahat]
[Sudah selesai? Kalau belum solat duha dulu, nanti dikoreksi setelah
istirahat]
Siswa : “Kurang sitik Pak”
[kurʰaŋ sItI? Pa?]
[Kurang sedikit Pak]
Guru : “Wes tekan nomer piro Bib?”
[wes tәkan nᴐmәr pʰirᴐ bib]
[Sudah sampai nomor berapa bib]
Siswa2 : “Wes tekan songo las Pak”
[wes tәkan sᴐŋᴐ las pa?]
[Sudah sampai sembilan belas Pak]
(Data No.07)
Peristiwa tutur tersebut menunjukkan terjadinya alih kode oleh penutur utama.
Guru menuturkan sudah selesai? kalau belum sholat duha dulu, nanti dikoreksi
setelah istirahat, tuturan guru menggunakan bahasa Indonesia, kemudian siswa
menjawab dengan tuturan kurang sitik Pak, tuturan tersebut menggunakan bahasa
Jawa, dan kemudian guru menuturkan wes tekan nomer piro Bib, tuturan tersebut
merupakan bahasa Jawa. Tuturan guru yang awalanya menggunakan bahasa
Indonesia kemudian beralih menggunakan bahasa Jawa, peristiwa tersebut merupakan
alih kode bahasa Indonesia ke bahasa Jawa. Penggunaan bahasa Jawa oleh siswa
mempengaruhi penutur utama menggunakan bahasa Jawa.Jadi dapat dikatakan bahwa
terjadinya alih kode peristiwa tutur tersebut dikarenakan oleh mitra tutur.Hal ini
seperti yang dikemukakan oleh Fisman (dalam Rokman 2013:38) bahwa penyebab
terjadinya alih kode diantaranya adalah mitra tutur.Tujuan guru menggunakan bahasa
Jawa adalah memperlancar komunikasi dengan siswa, hal ini disebabkan karena
siswa menanggapi guru dengan menggunakan bahasa Jawa.
Campur Kode
Faktor latar (waktu dan Tempat) dan situasi meliputi tempat, waktu dan
tingkat keresmian dalam suatu peristiwa tutur. Proses pembelajaran di Madrasah
Ibtidaiah Al-Islam Mangunsari 02 cenderung menggunakan situasi yang santai,
sehingga bisa menjalin keakraban guru dan siswa. Berikut akan dijabarkan beberapa
peristiwa tutur yang dilakukan guru dan siswa.
(Data No.05)
Peristiwa tutur tersebut terjadi ketika guru bertanya kepada siswa tentang
tugas.Peristiwa tutur tersebut terjadi di waktu siang hari dengan suasana kelas yang
tenang. Guru dan siswa menggunakan intonasi yang sedang saat bertutur. Situasi
yang tergambar merupakan situasi santai, sehingga penutur melakukan campur kode,
selain itu juga terdapat wujud tunggal bahasa Jawa.Ragam bahasa Jawa yang
digunakan penutur merupakan cermin dari situasi santai.Situasi santai pada tuturan di
atas menjadi faktor penyebab guru dan siswa melakukan pilihan bahasa.Hal ini
membuat siswa mudah menangkap materi yang dijelaskan oleh guru.Selain itu guru
melakukan pilihan bahasa dengan tujuan menjadikan suasana tidak membosankan.
Berikut adalah peristiwa tutur yang disebabkan oleh faktor partisipan dalam
interaksi yang berhubungan dengan keakraban siswa dan guru.
(Data No.07)
Setting and Scene Siang hari di ruang kelas dengan
suasana yang tenang
Participants Guru dan siswa
End: Purpose and Goal Memerintah untuk solat
Act Sequences Guru bertutur dengan berdiri dan siswa
bertutur dengan duduk
Key : tone or spirit of act Guru dan siswa menggunakan intonasi
yang sedang
Instrumentalities Menggunakan bahasa Indonesia, dan
Jawa secara lisan
Norms of interaction and interpretation Percakapan dua arah tidak ada tekanan
Genre Pernyataan dan pertanyaan
Pada peristiwa tutur tersebut terdapat penggunaan variasi tunggal bahasa yaitu
bahasa Jawa dan tidak tersisipi oleh bahasa lain. Ragam bahasa Jawa yang digunakan
dalam tuturan merupakan ragam ngoko lugu. Guru menuturkanWes tekan nomer piro
Bib?” tuturan tersebut merupakan bahasa jawa ragam ngoko. Begitu juga dengan
siswa yang menuturkan Wes tekan songo las Pak. Tuturan bahasa Jawa ragam ngoko
digunakan oleh penutur dan mitra tutur atas dasar keakraban.Keakraban yang
dimaksudkan merupakan keakraban antar guru dengan siswa.Jadi dapat dikatakan
bahwa pilihan bahasa yang dilakukan guru dan siswa karena faktor partisipan dalam
interaksi karena pilihan bahasa yang dilakukan oleh guru atas dasar keakraban dengan
siswa.Penggunaan bahasa Jawa oleh guru untuk membuat suasana didalam kelas
lebih tenang, sehingga tidak ada ketegangan antara siswa dan guru.
Faktor yang ketiga adalah topik dalam percakapan, merupakan topik yang
diangkat dalam percakapan.Faktor ini dapat berupa topik tentang pekerjaan,
keberhasilan anak, peristiwa-peristiwa aktual, dan topik harga barang di pasar (Even-
Trip dalam Rokhman 2013:27).Berikut adalah peristiwa tutur yang disebabkan oleh
faktor topik percakapan.
(1) Wujud pilihan bahasa guru dan siswa dalam proses pembelajaran kelas IV di
Madarasah Ibtidaiah Al-Islam Mangunsari 02 terdapat tiga variasi, yaitu tunggal
bahasa, alih kode, dan campur kode. Wujud tunggal bahasa dapat berupa bahasa
Jawa dengan ragam ngoko, bahasa Indonesia dengan ragam usaha dan ragam
santai, bahasa Inggris, dan bahasa Arab. Kemudian, untuk wujud alih kode dapat
berupa, (1) bahasa Indonesia yang beralih ke bahasa Jawa, (2) bahasa Jawa yang
beralih ke bahasa Indonesia, (3)bahasa Indonesia ke bahasa Inggris, (4) bahasa
Jawa ke bahasa Inggris, dan (5) bahasa Arab ke bahasa Indonesia,. Sementara itu,
wujud campur kode, yaitu (1) campur kode bahasa Indonesia dan bahasa Jawa,
(2) campur kode bahasa Jawa dan bahasa Arab, (3) campur kode antara bahasa
Indonesia dan bahasa Arab (4) campur kode antara bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris, (5) campur kode antara bahasa Jawa, bahasa Indonesia, dan bahasa Arab,
dan (6) campur kode antara bahasa Jawa, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
(2) Variasi dalam wujud pilihan bahasa guru dan siswa dalam Proses pembelajaran
Kelas IV di Madarasah Ibtidaiah Al-Islam Mangunsari 02 dipengaruhi oleh
beberapa faktor: (a) latar (waktu dan tempat) dan situasi, (b) partisipan dalam
interaksi, (c) topik percakapan, dan (d) fungsi interaksi.