Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KELOMPOK 3 MAKALAH

Filsafat Ilmu Sosial Menurut Para Ahli


Dosen Pengajar : Elta Dewi N,. S.Sos, M.Si

KELOMPOK 3 :
1.Muhammad Alqurrohim 0321038
2.Muhammad Imam Villa Riski 0321001
3.Muhammad Rozak 0321035
4.Muhammad Zarmedi 0321007
5.Nikma Taris Dayani 0321019
6.Nurul Hodida 0321002
7.Putri Adella 0321003
8.Ramadani Firmansyah 0321004
9.Rena Hartati 0321034
10.Rendi Rhamansyah 0321037

SEKOLAH TINGGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK CANDRADIMUKA


PALEMBANG
• Filsafat Ilmu Sosial Menurut Aquinas
Menurut Thomas Aquinas pemikirannya merupakan tidak lepas dari pengaruh dua
orang filosof besar, Agustinus dan Aristoteles dapat mengguncang Eropa. Pada masanya,
pemikiran yang dicetuskan oleh Thomas Aquinas, yang membangun keharmonisan antara
agama dan akal membawa pengaruh yang sangat kuat di jajaran masyarakat Eropa. Pemikiran-
pemikiran Thomas Aquinas yaitu filsafat thomisme, Essentia dan Exentia, Argumen
Kosmologi, filsafat tentang penciptaan, filsafat tentang makhluk murni, filsafat jiwa, dan Etika
Teologis.
St Thomas Aquinas percaya bahwa kebenaran adalah benar dimana pun ditemukan,
Filsafat Thomismenya ini menekankan pada pengertian materi dan bentuk, potensi dan aktus,
serta bakat dan perealisasiannya. Filsafat ini mempunyai tujuan untuk menciptakan kedamaian
Yunani dan Nasrani dalam hal filsafat sekuler.
Essentia dan Exentia
Essentia mengajarkan hakikat Tuhan, sedangkan esentia mengajarkan keberadaan
Tuhan. Menurut filsafat ini, Tuhan adalah sempurna keberadaannya dan tidak berkembang.
Dalam ajaran ini, essensi dan esketia tentang Tuhan adalah ada dan satu. Filsafat ini
membedakan Tuhan dengan makhluk ciptaan-Nya, dimana Tuhan ada satu, sedangkan
makluknya tidak bersifat satu.
Makhluk murni
Dalam teori filsafat ini, para malaikat yang merupakan makhluk rohani yang murni
juga tersusun dari essentia dan exentia. Malaikat-malaikat itu berwujud roh (essentia/hakikat)
dan bereksitensi. Hakikat dan eksisitensi para malaikat membedakan mereka dengan makhluk-
makhluk lain seperti manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda mati. Para
malaikat tidak memiliki jasad, hanya ruhlah yang menjadi essentia hakikat mereka.
Jiwa
Pada filsafat Jiwa, hal yang ditekankan adalah hakikat dan eksistensi manusia.
Menurut teori ini, manusia adalah makhluk yang berdiri sendiri dan tersusun atas bentuk dan
materi. Manusia memiliki jiwa atau ruh dengan tubuh/jasad sebagai bentuknya. Menurut Thomas
Aquinas, jiwa dan jasad tidak dapat dipisahkan, mereka saling berhubungan.
Etika Teologis
Filsafat etika teologis mengajarkan tentang moral. Etika mencakup moral yang
diberlakukan bagi manusia sebagai individu maupun kelompok/masyarakat, menurut ajaran ini
merupakan cahaya yang diturunkan oleh Allah dari cahaya manusia atau diturunkan dari tabiat
manusia sebagai makhluk sosial yang hidup dalam lingkungan masyarakat.
Argumen Kosmologi
Dalam kosmologi, Thomas Aquinas berpendapat bahwa manusia dapat mengenal Allah
melalui akal yang mereka miliki, meskipun pengetahuan tentang Allah yang mereka peroleh
dengan akal terrsebut tidak jelas dan menyelamatkan. Dengan akal yang mereka miliki, manusia
sebagai makhluk Tuhan (Allah) dapat mengetahui bahwa Allah itu ada dengan sifat-sifat yang
dimiliki-Nya.
Penciptaan
Filsafat ini tidak lepas dari ajaran tentang partisipasi, dasar yang dia terima dari
Agustinus-Neoplatonisme. Penciptaan merupakan perbuatan Allah secara kontinu dan
berkelanjutan. Adapun makluk-makhluk dan benda-benda ciptaan-Nya bersifat fana.
Menurut Thomas Aquinas tindakan yang mengerakkan manusia kepada tujuan akhir
berkaitan dengan kegiatan manusiawi bukan dengan kegiatan manusia. Perintah moral yang paling
dasar adalah melakukan yang baik, menghindari yang jahat.
• Filsafat Ilmu Sosial Menurut Imannuel Kant
Filsafat sosial immanuel kant, yang merupakan profesor filsafat di
Universitas konigsberg,merupakan ungkapa liberalisme yang amat jelas dan
sistematis, namun filsafat ini di kemukakan dalam kerangka filosofis yang
mengakomodasi pelanggaran sepenuhnya atas prinsip-prinsip liberalisme dalam
politik aktual negara. Kant tentunya setuju dengan Hume untuk menolak gagasan
tentang hak alami, namun ia tidak mengikuti Hume menuju kesimpulan bahwa isu-
isu praktis hanya bisa di putuskan berdasarkan basis perasaan, kebiasaan, dan
konvensi implisit dan eksplisit.
Hukum itu adalah hukum kebebasan, dalam pengertian bahwa mengikuti hukum itu
tidak lain adalah mengikuti akal manusia itu sendiri. Bagi Kant, hukum akal yang mendasar
adalah menghindari kontrakdisi-diri dalam pandangan dan tindakan seseorang. Ini berarti
selalu bertindak sedemikian rupa sehingga prinsip tindakan seseorang bisa di jadikan hukum
universal, sehingga apapun yang di lakukan seseorang ,ia harus bersedia bertindak dengan
cara yang sama di dalam semua kasus serupa, dan menerima orang-orang lain yang bertindak
dengan cara yang sama.
Menurut Kant, ini membuktikan bahwa berdusta itu memang keliru. Dengan cara yang
serupa, Kant akan menyatakan bahwa karena aku adalah mahluk yang rasional, maka ia akan
konsisten jika aku membiarkan orang-orang orang memperlakukan aku sebagai binatang, dan
dengan demikian, agar konsisten, aku harus selalu menghormati kebebasan orang lain, jangan
sampai memperlakukan mereka hanya sebagai alat mencapai tujuan-tujuanmu.
Bagi Kant,hukum akal yang mendasar adalah imperatif kategoris. Hukum itu
bersifat kategori dalam pengertian bahwa ia tidak bergantung pada apapun, dan secara
khusus tidak ada kaitannya dengan sesuatu yang mungkin menyenangkan, memuaskan,
atau membanggakan. Melaksanakan kewajiban seseorang berarti bertindak sesuai
dengan imperatif ini,akan tetap kebijakan moral lebih daripada pelaksanaan kewajban
itu saja. Agar bermoral, motifnya juga harus benar, kewajiban harus di laksanakan
hanya demi kewajiban itu saja, dan bukan berdsarkan motif lain apapun. Jadi sudah
merupakan kewajiban untuk tidak menipu.
Menurut Kant, pengetahuan diri seorang sebagai mahluk rasional tidaklah di
dasarkan pada pegalaman, dan dalam pengetahuan diri inilah dasar prinsip-prinsip
universal yang abstrak tentang moralitas, hukum, dan politik harus ditemukan. Menurut
Kant, idealnya, manusia seharusnya hidup dalam Komunitas mahluk rasional yang
sempurna, suatu ‘kerajaan tujuan Tujuan’. Dalam komusitas seperti itu, setiap orang
akan memiliki kebebasan bertindak yang sama berdasarkan dengan yang di miliki
setiap orang lain.
Pembahasan Kant tentang hukum perorangan berpusat pada hakikat kontrak,
termasuk kontrak upah, ia definisikan sebagai kesepakatan yang muri ekonomis antara
dua pihak yang secara hukum bebas dan sederajat. Dalam subdivisinya yang ketiga dan
terakhir tentang hukum privat, Kant membahas hubungan antar suami dan istri, orang
tua dan Anak, majikan dan abdi, dalan lingkup umum berupa ‘ hukum perorangan
dalam bentuk hukum kepemilikan’.
Dalam tindakan seksual, menurt Kant, setiap orang di perlakukan oleh orang
lain sebagai sekedar binatang, dan ini akan merupakan pelanggaran yang terang-
terangan terhadap imperatif kategoris, kecuali jika hal itu berlangsung di dalam
kerangka kontrak rasional yang menjamin bahwa hubungan itu akan staabil dan bersifat
kerja sama.
Ini adalah kontrak antara pihak- pihak yang bebas dan sederajat, namun ini bukanlah
kontrak yang biasa. Dalam hal anak, masalahnya agak berbeda. Bagi Kant, anak-anak
bukanlah pribadi sepenuhnya, sehingga hubungan mereka dengan orang tuanya tidak
bisa di angap sebagai kontak atau hukum perorangan. Anak- Anak bukanlah sekedar
benda yang di miliki oleh orang tuanya, mereka lahirnya yang akan menjadi pribadi
yang matang. Bagi Kant, hubungan majikan-abdi berbeda dengan hubungan antara
majikan dengan tenaga upahan, dalam hal ini si abdi merupakan anggota rumaah
tangga majikanya dan dengan demikian tunduk pada aturan majikanya dengan cara
yang lebih total di bandingkan seorang buruh upah.
Dalam filsafatnya tentang hukum publik, Kant membela republik demokratis
sebahai bentuk pemerintahan yang paling mendekati ideal, dan ia berpendapat bahwa
perjenjangan politik turun-temurun adalah sesuatu yang menyimapang, sepeti halnya
adalah jabatan profesor turun temurun. Namun ia mengambil kesimpulan dengan
berpendapat bahwa monarkhi konstitusional memberikan manfaat yang besar, dan jika
terdapat golongan bangsawan ia harus di izinkan untuk tetap memiliki han istimewa
politik, meskipun raja tidak boleh mengangkat baru.
Dalam filsafat sosialnya, Kant senantiasa terbelah antara kesetiaanya
terhadap otoritas akal, yang atas nama otoritas ialah Revolusi Prancis di
dasarkan,sertakesetiaanya yang mutlak sebagai abdi masyarakat terhadap
kekuasaan majikanya dalam kenyataan, yakni sang raja. Dalam fisafat murni ia
memuliakan kegunaan akal, namun dalam politik praktis dorongan kebinaan
yang terbendung menyebabkan sikap yang pertama tadi menjadi cita-cita
kosong atau legitimasi atas hukum seperti apapun yang kebetulan sedang
belaku.
Filsafat Ilmu Sosial Menurut Hegel
George Wilhelm Friedrich Hegel, demikian nama aslinya, lahir di
Stuttgart pada 27Agustus 1770 dan meninggal pada 14 november 1831.
Keluarga Hegel adalah sebuah keluarga menegah yang mapan di
Stuttgart.Hegel muda hidup di zaman revolusi perancis. Seperti kebanyakan
pemuda lainnya di jerman, ia mengikuti pencerahan dan berbagai peristiwa di
Perancis dengan penuh perhatian dan hati-hati.
Tepat tahun 1807 Hegel menuntaskan buku pertamanya di saat Napoleon berkuasa.
Bukuitu berjudul Phenomenology of spirit.Hegel memiliki pengaruh yang sangat luas
terhadap para penulis dari berbagai kalangan termasuk para pengagumnya yaitu Hans
King, Max Striner, Karl marx.
Ketertarikan Hegel sejak awal pada metafisika, meyakinkannya bahwa ada
ketidak jelasan bagian dunia, bagi Bertrand Russell pemikirannya kemudian merupakan
Intelektualisasi dari wawasan metafisika.Pada dasarnya filsafat Hegel mematahkan
anggapan kaum empiris seperti John Lock,Barkeley dan David Hame. Mereka ( kaum
empiris ) mengambil sikap tegas pada metafisika, bagiLock metafisika tidak mampu
menjelaskan basis fundamental filsafat atau Epistimologi. Bagaimana realitas itu dapat
diketahui dan tidak dapat mencapai realitas total, pendapat ini diteruskan kembali oleh
David Hume bahwa metafisika tidaklah berharga sebagai ilmu dan bahkantidak
mempunyai arti., baginya metafisika hanya merupakan ilusi yang ada diluar batas
pengertian manusia.Dengan metafisika kemudian Hegel mencoba membangun suatu
sistem pemikiran yang mencakup segalanya baik Ilmu Pengetahuan, Budaya, Agama,
Konsep Kenegaraan, Etika, Sastra,dll. Hegel meletakkan ide atau ruh atau jiwa sebagai
realitas utama, dengan ini ia akan menyibak kebenaran absolut dengan menembus
batasan-batasan individual atau parsial. Kemandirian benda- benda yang terbatas bagi
Hegel dipandang sebagai ilusi, tidak ada yang benar nyata kecuali keseluruhan (The
Whole).
Hegel memandang Realitas bukanlah suatu yang sederhana, melainkan suatu
sistem yang rumit. Ia membangun filsafat melalui metafora pertumbuhan biologis dan
perubahan perkembangan atau bisa disebut dengan organisme. Pengaruh konsep
organisme pada diri Hegel,membuatnya memandang bahwa organisme merupakan
model untuk memahami kepribadian manusia, masyarakat, institusi, filsafat dan
sejarah. Dalam hal ini organisme dipandang sebagai suatu hirarki, kesatuan yang saling
membutuhkan dan masing-masing bagian memiliki perandalam mempertahankan suatu
keseluruhan.
Segala sesuatu yang nyata adalah rasional dan segala sesuatu yang rasional
adalah nyata(allthatis real isrationalandallthatisrationalis real) adalah merupakan dalil
yang menegaskan bahwa luasnya ide sama dengannya luasnya realitas.
Hegel meneruskan bahwa keseluruhan itu bersifat mutlak dan yang mutlak
itu bersifat spiritual yang lambat laun menjadi sadar akan dirinya sendiri.
Jadi realitas pada kesendiriannya bukanlah hal yang benar-benar nyata, tetapi yang
nyata pada dirinya adalah partisipasinya pada keseluruhan.
Dalam bukunya Phenomenologi of Mind (1807), Hegel menggambarkan
tentang “yang mutlak” sebagai bentuk yang paling sempurna dari ide yang selanjutnya
menjadi
Ide absolut.
Ide absolut menurut Bertrand Russell adalah pemikiran murni, artinya adalah
bahwa ide absolut merupakan kesempurnaan fikiran atau jiwa yang hanya dapat
memikirkan dirinya sendiri.Pikirannya dipantulkan kedalam dirinya sendiri melalui
kesadaran diri.
Sistem filsafat Hegel dapat dibagi kedalam tiga pokok utama
:Pertama, tahap ketika roh berada dalam keadaan “ada dalam dirinya sendiri”,
filsafat yang membicarakan keadaan roh dalam keadaan seperti ini disebut dengan
logika. Logika yang dimaksud Hegel tidak seperti pengertian tradisional sebagai bentuk
dan hukum berfikir seperti dirumuskan Aristoteles, tapi logika ini memandang roh di
dalam dirinya yang bebas dalam batasan ruang dan waktu.
Kedua, tahap ketika roh berada dalam keadaan “berbeda dengan dirinya
sendiri.” Ketiga,tahap dimana roh kembali kepada dirinya sendiri, ringkasnya roh
berada dalam keadaan “dalam dirinya dan bagi dirinya sendiri.”Seperti halnya kaum
idealis lainnya, Hegel juga menerima prinsip idealistik bahwa realitas seluruhnya harus
disetarafkan sengan suatu subjek. Dalil Hegel yang kemudian terkenal
berbunyi:”Semua yang real bersifat rasional dan semua yang rasional bersifat real.”
Maksudnya adalah bahwa luasnya rasio sama dengan luasnya realitas.
Realitas seluruhnya adalah proses pemikiran (idea, menurut istilah
Hegel) yang memikirkan dirinya sendiri. Atau dengan perkataan Hegel
yang lain, realitas seluruhnya adalah Roh yang lambat laun menjadi
sadar akan dirinya.Konsep filsafat Hegel seluruhnya historis dan relatif.
Sejarah menurut Hegel mengikuti jiwa dialektik.Untuk
menjelaskan filsafatnya, Hegel menggunakan dialektika sebagai
metode. Namun,dialektika itu bukanlah sekedar digunakan untuk
menjelaskan. Lebih luas dari itu, menurut Hegel,dalam realitas ini
berlaku dialektika. Yang dimaksud oleh Hegel dengan dialektika adalah
mendamaikan, mengkompromikan hal-hal yang berlawanan.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai