Anda di halaman 1dari 15

REVIEW JURNAL

BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD

Review Jurnal Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling Di SD
Dosen Pengampu : Khulaimata Zalfa M.Pd

Disusun Oleh :
Saefulloh ( 202421024 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA AL-GHAZALI
UNUGHA CILACAP
TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Alloh SWT, Tuhan semesta alam, yang
memberikan rahmat-Nya keseluruh Umat manusia, tanpa ada batasan, semua manusia di
berikan rahmat-Nya untuk menjadikan semuanya senantiasa hidup dalam dunia ini. Dengan
rahmat-Nya lah kita semua bisa menjalankan aktifitas kita sebagai umat manusia seutuhnya.
Dengan Rahmat Taufiq serta Innayah-Nya, kami Alkhamdulillah bisa menyusun makalah ini
dengan semaksimal mungkin meskipun masih banyak kekurangan-kekurangan yang harus
kami benahi.

Sholawat serta Salam tercurah limpah kepada Junjungan kita Nabi Agung
Muhammad, SAW yang telah membawa Umatnya dari zaman Kegelapan menuju zaman
serba tekhnologi ini, semoga dengan sholawat salam tersebut kita semua mendapatkan
syafaat-Nya kelak di hari kiamat.

Review Jurnal ini disusun dengan tujuan pertama memahami dan mendalami isi dari
Jurnal yaitu tentang permasalahan BK di Sekolah dan implementasi bimbingan konseling di
sekolah dasar.. Kedua memenuhi tugas Ujian Akhir Semester. Adapun manfaat review jurnal
ini adalah sebagai wahana pembelajaran agar dapat dipelajari oleh seluruh
mahasiswa/mahasiswi. Kami menyadari bahwa review jurnal yang kami susun ini masih
jauh dari sempurna, karena itulah kritik dan saran yang membangun dari dosen dan teman-
teman sangat kami harapkan.

Cilacap, 6 Januari 2022

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN
IMPLEMENTASI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
DASAR
Pada dasarnya Bimbingan Konseling di SD tidak lepas dari problemaika
perkembangan. Usia peserta didik SD adalah mengenal lingkungan yang lebih luas sebagai
tempat bersosialisasi. Mereka belajar melakukan penyesuaian diri dan hidup dengan aturan
serta norma yang berlaku. Mereka mulai belajar memahami berbagai aturan, nilai, dan
norma-norma di masyarakat sekolah (Nurihsan, 2011). Menurut teori Sosial Albert Bandura,
peserta didik mempelajari sikap dan perilaku dengan cara mengamati, menginternalisasi,
kemudian meniru yang kadang kala tanpa ada filterisasi tentang nilai baik-buruk atau benar-
salah atas sikap dan perilaku yang ditirunya. Kondisi ini menjadi kekhawatiran salah satu
pemicu memunculkan ide perlunya bimbingan dan konseling di sekolah dasar.
Kegiatan bimbingan dan konseling oleh guru kelas pada dasarnya sudah dilaksanakan.
Hal tersebut dilihat dari kinerja guru kelas dalam menangani beberapa permasalahan yang
dialami oleh peserta didik, seperti menangani peserta didik yang berkelahi, peserta didik yang
korban bullying, melayani keluhan dari orang tua siswa, dan sebagainya. Selain mengatasi
masalah peserta didik seperti itu, guru kelas dalam mata pelajaran yang saat ini menggunakan
pendekatan saintifik dengan pembelajaran tematik, terintegrasi dengan layanan-layanan
Bimbingan dan Konseling pada bidang pribadi-sosial, belajar dan karir.
Walaupun saat ini layanan BK di sekolah dasar masih terintegrasi dengan mata
pelajaran yang dibawakan oleh guru kelas, alangkah bijaknya layanan bimbingan dan
konseling diampu oleh guru yang memiliki kompetensi di bidangnya, sebagaimana
urgensinya layanan BK di sekolah dasar di atas. Hal tersebut juga didukung dalam rambu-
rambu pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal yang dikeluarkan
oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2007, bahwa peran guru BK atau konselor di
sekolah dasar memiliki peran sebagai Konselor Kunjung. KonselorKunjung tersebut memiliki
tugas dan fungsi yang sama dengan guru BK di jenjang pendidikan menengah namun
menggunakan pendekatan Direct Behavior Consultation. Konselor kunjung tersebut
ditugaskan pada gugus sekolah dasar. Sehingga guru BK atau konselor kunjung tersebut
mampu memberikan layanan BK kepada beberapa sekolah dasar di bawah naungan gugus
tempat bertugasnya.

3
Akan tetapi, implementasi program tersebut, penulis belum pernah mendengar
layanan BK di sekolah dasar yang dilaksanakan oleh seorang konselor kunjung. Penulis
hanya menemukan beberapa sekolah dasar yang memiliki manajemen sekolah yang sehat
memiliki guru BK. Sekolah-sekolah tersebut dikelola oleh swasta. Sehingga nyaris belum ada
guru BK sebagai konselor kunjung yang ditempatkan pada gugus-gugus sekolah dasar negeri.
Bimbingan dan konseling juga diperlukan, baik oleh masyarakat yang belum maju maupun
masyarakat yang modern hal tersebut akan dibicarakan lebih lanjut dalam perkembangan
bimbingan dan konseling lebih dalam masyarakat yang modern karena persoalan persoalan
yang timbul dalam masyarakat modern sangatlah kompleks. Makin maju suatu masyarakat
maka akan makin kompleks persoalan yang dihadapi oleh anggota masyarakatnya.Kegiatan
bimbingan dan konseling ini berbeda dengan kegiatan mengajar, karena itu sangatlah perlu
adanya bimbingan dan konseling ini untuk tiap-tiap sekolah
Perbedaannya yaitu kegiatan mengajar sudah dirumuskan terlebih dahulu dan target
pencapaiannya sama untuk seluruh siswa, akan tetapi kegiatan bimbingan dan konseling
target dan pencapaiannya lebih bersifat individual atau kelompok, pembicaraan dalam
kegiatan mengajar lebih banyak diarahkan pada pemberian informasi, atau pembuktian dalam
satu masalah, sedangkan dalam konseling lebih ditujukan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi klien, kemudian dalam kegiatan mengajar, para siswa belum tentu mempunyai
masalah yang berkaitan dengan materi yang diajarkan, sedangkan dalam bimbingan dan
konseling pada umumnya klien telah/sedang menghadapi masalah.Beberapa ahli juga
menyatakan bahwa bimbingan dan konseling semakin hari semakin dirasakan perlu
keberadaanya disetiap sekolah. Hal ini didukung oleh beberapa faktor seperti : (1) sekolah
merupakan lingkungan hidup kedua sesudah rumah, dimana anak dalam waktu sekian jam
(kurang lebih 6 jam) hidupnya berada disekolah, dan (2) para siswa yang usianya relative
masih muda sangat membutuhkan bimbingan baik dalam memahami keadaan dirinya,
mengarahkan dirinya, maupun dalam mengatasi berbagai macam kesulitan.
Bimbingan merupakan “helping” yang berarti bantuan makna bantuan dalam
bimbingan menunjukan bahwa yang aktif dalam mengembangkan diri, mengatasii masalah,
atau mengambil keputusan adalah individu atau peserta didik sendiri. Dalam proses
bimbingan, pembimbing tidak memaksakan kehendaknya sendiri, tetapi berperan sebagai
fasilator istilah bantuan dalam bimbingan dapat juga dimaknai sebagai upaya untuk
menciptakan lingkungan, fisik, psikis, sosial, dan spiritual. Yang kondusif bagi
perkembangan siswa, memberikan dorongan dan semangat, mengembangkan keberanian

4
bertindak dan bertanggung jawab, mengembangkan kemampuan untuk memperbaiki dan
mengubah prilakunya sendiri.
Kemudian mengemukakan arti konseling itu Suatu hubungan antara seseorang dengan
orang lain, dimana seorang berusaha keras untuk membantu orang lain agar memahami
masalah dan dapat memecahkan masalahnnya dalam rangka penyesuaian dirinya.10dalam era
global dan pembangunan maka konseling lebih menekankan pada pengembangan potensi
individu yang terkandung dalam dirinya, termasuk dalam potensi itu adalah aspek intelektual
afektif, sosial, emosional, dan religius. Sehingga individu akan berkembang dengan nuansa
yang lebih bermakna, harmonis, sosial, dan bermanfaat maka definisi konseling yang
antisipatif sesuai tantangan pembangunan.
Konselor memiliki tugas utama dalam mengevaluasi program bimbingan dan
konseling. Sesuai dalam SK Menpan No.84/1993 ada lima tugas pokok konselor yakni; 1)
menyusun program bimbingan dan konseling, 2) melaksanakan program bimbingan dan
konseling, 3) mengevaluasi program bimbingan dan konseling, 4) menganalisis hasil
pelaksanaan bimbingan dan konseling dan 5) melaksanakan tindak lanjut dalam program
bimbingan dan konseling terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam
Permendikbud 111 Tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar dan
menengah, bahwa konselor mengevaluasi program bimbingan dan konseling untuk
mengetahui keberhasilan layanan dan pengembangan program lebih lanjut. Penerapan
program layanan bimbingan dan konseling di Indonesia saat ini menggunakan pola
bimbingan dan konseling komprehensif. Komponen program bimbingan dankonseling
komprehensif adalah layanan dasar, perencanaan individual, layanan responsif, dan dukungan
system.

5
BAB II
RINGKASAN ARTIKEL
A. IDENTITAS ARTIKEL
JURNAL 1:
a) Penulis : Arum Ekasari Putri
b) Judul : Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling
c) Nama jurnal : Jurnal Bimbingan dan Konseling Indonesia
d) Tahun terbit : Desember 2019
JURNAL 2
a) Penulis : Ibnudin
b) Judul :Peran Bimbingan Konseling dalam Menanggulangi Kenakalan
Remaja
c) Nama jurnal : Al-Afkar, Journal for Islamic Studies
d) Tahun terbit : July 2020
JURNAL 3:
a) Penulis : Putu Agus Indrawan
b) Judul :Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling pada Sekolah
Dasar
c) Nama junal :Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Nahdlatul Ulama Al
ghazali Cilacap
d) Tahun terbit : September 2019

B. ISI ARTIKEL
1. Artikel yang berjudul Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling di sekolah dasar.
a) Masalah penelitian
Penelitian di atas menunjukkan bahwa beberapa konselor di sekolah
belum efektif dalam melakukan evaluasi program bimbingan dan konseling.
mengemukakan alasan konselor tersebut tidak melakukan evaluasi program
layanan, antara lain, ketidakmampuan konselor melakukan evaluasi, minimnya
minat konselor untuk belajar melakukan evaluasi program layanan bimbingan
konseling, dan minimnya pelatihan yang diberikan kepada konselor untuk
mengevaluasi program layanan bimbingan dan konseling.
b) Metode penelitian
Peneliti menggunakan paradigma penelitian kualitatif metode studi
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang berupa studi kepustakaan
(library research). Studi pustaka berkaitan dengan kajian teoritis dan beberapa
referensi yang tidak akan lepas dari literatur-literatur ilmiah. Adapun langkah-

6
langkah penelitian kepustakaan yang akan dilakukan dalam penelitian ini, Zed
menyiapkan alat perlengkapan,menyusun bibliografi kerja,mengatur waktu,
membaca dan membuat catatan penelitian. Dalam penelitian ini, sumber data
yang diperoleh dari literatur-literatur yang relevan seperti buku, jurnal atau
artikel ilmiah yang terkait dengan topik yang dipilih. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian kepustakaan ini yaitu mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, makalah atau
artikel, jurnal dan sebagainya . Instrumen penelitian yang digunakan peneliti
adalah daftar check-list klasifikasi bahan penelitian berdasarkan fokus kajian,
skema/peta penulisan, dan format catatan penelitian.
c) Hasil penelitian
Evaluasi program bimbingan adalah upaya dalam meningkatkan mutu
program bimbingan melalui penilaian efisiensi dan efektivitas pelayanan
bimbingan itu sendiri dan membantu menentukan keputusan tentang program
konseling yang akan dilakukan. Hasil evaluasi akan memberikan manfaat
dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling selanjutnya.
Pelaksanaan evaluasi program dan bimbingan melalui empat fase, yakni; 1)
fase persiapan, 2) fase persiapan alat atau instrumen evaluasi, 3) fase
menganalisis hasil evaluasi, 4) fase penafsiran atau interpretasi dan pelaporan
hasil evaluasi. Berdasarkan teori dan hasil penelitian kurangnya pengetahuan
menjadi alasan terkuat seorang konselor atau guru BK tidak melakukan
evaluasi.
2. Artikel yang berjudul Peran Bimbingan dan Konseling Menanggulangi Kenakalan
Remaja di sekolah dasar
a) Masalah penelitian
Berdasarkan dari uraian masalah di atas, peneliti pun tertarik untuk
meneliti tentang kemampuan guru dalam memberikan peran bimbingan dan
konseling pada siswa . Peneliti kemudian melakukan sebuah observasi, Penelitin
ini bertujuan untuk menganalisis peran bimbingan dan konseling dalam
mengatasi permasalahan siswa di sekolah beserta implikasinya.
b) Metode penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis studi
kasus. Data diperoleh dengan menggunakan metode wawancara mendalam,
pengamatan partisipan, dan dokumentasi.

7
c) Hasil penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Hasil penelitian menunjukan
bahwa: (1) bimbingan dan konseling mempunyai peran yang sangat solutif
dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan di sekolah, pelaksanaan
bimbingan konseling bisa diintegrasikan dengan berbagai pendekatan dalam
kegiatan pembelajaran; (2) out put dari proses bimbingan konseling dapat
menjadi wadah utama untuk menyalurkan minat dan bakat siswa, dengan
demikian peran dan fungsi bimbingan konseling adalah sebagai proses
pencegahan dan proses pengobatan terhadap berbagai permasalahan dalam
pembelajaran

3. Arttikel yang berjudul Implementasi Layanan Bimbingan Konseling Di Sekolah Dasar


a.) Masalah penelitian

Berdasarkan hasil penelitian masalah yang ditangani adalah bagaimana


pengimplementasian seorang guru dalam pelayanan bimbingan dan konseling
di sekolah. Berangkat dari kurangnya layanan bimbingan konseling di sekolah
dasar para peneliti meneliti sebuah masalah tersebut agar di carikan sebuah
solusi, agar layanan di sekolah dasar dan menjadi bekal bagi seorang guru
bimbingan konseling menjadi terampil dan mahir dalam mendidik dan
memberikan solusi pada peserta didiknya. Agar tau bagaimana layanan yang
baik di gunakan oleh seorang guru dalam melayani peserta didik dalam
layanaan bimbingan konseling.

b.) Metode penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian


kualitatif adalah untuk menggali pengalaman hidup manusia dengan
menekankan nilai-nilai subjektif yang disampaikan oleh partisipan dari
fenomena yang ada dan ditampilkan dalam bentuk narasi. Metode ini
menekankan pada ketajaman analisis secara objektif sehingga diperoleh
ketepatan dalam interpretasi . Partisipan dalam penelitian ini adalah pihak
sekolah atau komunitas yang ada di Sekolah dasar . Teknik sampling yang

8
digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah 120 orang setelah
menemukan saturasi data.

c.) Hasil penelitian

Hasil penelitian menemukan bahwa dalam Pengembangan layanan


bimbingan dan konseling pada jalur pendidikan formal terutama di sekolah
dasar dan menengah dibuthkan kerjasama antara LPTK yang memiliki
program S1 Bimbingan dan Konseling, ABKIN (Pusat dan Daerah),
Pemerintah Pusat, dan Pemerintah Daerah. Empat komponen tersebut
diharapkan memberikan kontribusi yang positif dalam rangka mengeksiskan
dan memositifkan kinerja guru BK di sekolah. Layanan BK di sekolah dasar
perlu difasilitiasi khusus sesuai dengan peraturan terbaru yang dikeluarkan
oleh pemerintah. Pelaksanaan layanan BK di Provinsi Kalimantan Utara masih
dibutuhkan orientasi dan evaluasi terkait dengan sebaran guru BK dan rasio
guru BK dengan peserta didik.

9
BAB III

PEMBAHASAN
EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian kepustakaan ini adalah
metode analisis isi (content analysis). Untuk menjaga kekekalan proses pengkajian dan
mencegah serta mengatasi misinformasi (kesalahan pengertian manusiawi yang bisa terjadi
karena kurangnya pengetahuan peneliti atau kurangnya penulis pustaka) maka dilakukan
pengecekan antar pustaka dan membaca ulang pustaka. Laporan penelitian ini disusun atas
prinsip kesederhanaan dan kemudahan. Prinsip tersebut dipilih mengingatketerbatasan
kemampuan peneliti yang belum mampu melakukan kajian pustaka secara mendalam dan
lebih detail. Selain itu, tujuan dari penggunaan asas kesederhanaan dan kemudahan adalah
mempermudah pembaca memahami inti isi mengenai evaluasi program bimbingan dan
konseling.
Program Bimbingan dan Konseling Dalam buku Penataan Pendidikan Profesional
Konselor dan Layanan BK dalam Konseling jalur pendidikan formal (Departemen
Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa program BK mengandung empat komponen
layanan sebagai berikut:
a. Layanan dasar Layanan dasar adalah sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh
konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau
kelompok yang disajikan secara sistematis dalam mengembangkan perilaku jangka
panjang sesuai dengan tahap dan tugastugas perkembangan (yang dituangkan sebagai
tandar kompetensi kemandirian) yang diperlukan dalam pengembangan kemampuan
memilih dan mengambil keputusan dan menjalani kehidupannya.
b. Layanan perencanaan individual Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan
kepada konseli agar mampu merumuskan dan melakukan aktifitas yang berkaitan dengan
perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan
dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.
c. Layanan responsif Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang
menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera, sebab
jika tidak segera dibantu menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas
perkembangan. Konseling individual, konseling krisis, konsultasi dengan orang tua, guru

10
dan alih tangan kepada ahli lainadalah bantuan yang dapat dilakukan pelayanan
responsif.
d. Dukungan sistem Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan
manajemen, tata kerja, infrastruktur (misalnya teknologi informasi dan komunikasi) dan
pengembangan kemampuan profesional konselor secara berkelanjutan yang secara tidak
langsung memberikan bantuan kepada konseli atau memfasilitasi kelancaran
perkembangan konseli.
Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling Menurut W.S Winkel (Sukardi [1])
evaluasi program bimbingan adalah usaha menilai efisiensi dan efektivitas pelayanan
bimbingan itu sendiri demi peningkatan mutu program bimbingan. Kemudian Azizah,
mengungkapkan bahwa penilaian program bimbingan konseling merupakan usaha untuk
menilai sejauh mana pelaksanaan program itu mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Selanjutny Diniaty meninjau evaluasi program BK lebih sempit yaitu pengumpulan
informasi tentang kualitas dan membantu menentukan keputusan tentang program konseling
yang akan dilakukan.Hasil evaluasi akan memberikan manfaat dalam pelaksanaan program
bimbingan dan konseling selanjutnya. Diniaty beberapa hal yang diperoleh dari hasil
evaluasi diantaranya:
a. Untuk mengetahui apakah program bimbingan sesuai dengan kebutuhan yang ada?
b. Apakah pelaksanaan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan program, dan mendukung
pencapaian tujuan program itu?
c. Bagaimana hasil yang diperoleh telah mencapai kriteria keberhasilan sesuai dengan
tujuan dari program itu?
d. Dapatkah diketemukan bahan balikan bagi pengembangan program berikutnya?
e. Adakah masalah-masalah baru yang muncul sebagai bahan pemecahan dalam program
berikutnya?
f. Untuk memperkuat perkiraan-perkiraan (asumsi) yang mendasar pelaksanaan program
bimbingan?
g. Untuk melengkapi bahan-bahan informasi dan data yang diperlukan dan dapat digunakan
dalam memberikan bimbingan siswa secara perorangan atau kelompok.
h. Untuk meneliti secara periodik hasil pelaksanaan program yang perlu diperbaiki.
Dari hasil analisis ketiga jurnal penelitian ini menghasilkan bahwasanya penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bukti empiris tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling di
sekolah dasar . hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan bimbingan dan konseling
mengacu pada hasil pemahaman terhadap peserta didik. Strategi yang diterapkan guru kelas

11
terdiri atas mengintegrasikan materi bimbingan dan konseling ke dalam materi pelajaran,
memilih metode dan media yang tepat , remedial, membangun komunikasi empati,
memberikan teladan, memberikan apresiasi dan penguatan, mengidentifikasi dan memilih
program bantuan, dan alih tangan.kompetensi guru kelas masih perlu di tingkatkan agar
pelaksanaan bimbingan dan konseling sekolah dasar dapat terprogram dengan baik sesuai
dengan konsep dasar bimbingan dan konseling komprehensif

A. KESIMPULAN

Berdasarkan ketiga artikel tersebut dapat disimpulkan bahwa layanan


implementasi serta evaluasi ini saling berkaitan. Pertama implementasi bimbingan
konseling pada siswa harus dengan layanan yang baik serta dengan bk komprehensif,
ketika layanan bk tidak sesuai atau dianggap kurang dapat di lakukan evaluasi program
program bimbingan konseling pada sekolah dasar itu. Evaluasi program bimbingan
adalah upaya dalam meningkatkan mutu program bimbingan melalui penilaian efisiensi
dan efektivitas pelayanan bimbingan itu sendiri dan membantu menentukan keputusan
tentang program konseling yang akan dilakukan. Hasil evaluasi akan memberikan
manfaat dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling selanjutnya.

Bimbingan dan Konseling Mempunyai beberapa peran dalam mencapai


bimbingan yang baik .(1) bimbingan dan konseling mempunyai peran yang sangat
solutif dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan di sekolah, pelaksanaan bimbingan
konseling bisa diintegrasikan dengan berbagai pendekatan dalam kegiatan
pembelajaran; (2) out put dari proses bimbingan konseling dapat menjadi wadah utama
untuk menyalurkan minat dan bakat siswa, dengan demikian peran dan fungsi
bimbingan konseling adalah sebagai proses pencegahan dan proses pengobatan
terhadap berbagai permasalahan dalam pembelajaran.

Ketika sudah ada peranan bimbingan konseling maka jalankan programnya


dengan layanan yang baik serta solutif dalam membimbing siswanya. Serta
memberikan layanan yang komprehensif sesuai ketentuan yang berlaku.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arum Ekasari Putri.(Desember 2019). Evaluasi Program Bimbingan dan


Konseling. Jurnal Bimbingan dan Konseling Indonesia.
Ibnudin.(July,2020). Peran Bimbingan Konseling dalam Menanggulangi
Kenakalan Remaja. Al-Afkar, Journal for Islamic Studies
Putu Agus Indrawan.(September,2019). Implementasi Layanan Bimbingan dan
Konseling pada Sekolah Dasar. Bimbingan dan Konseling FKIP
Universitas Nahdlatul Ulama Al ghazali Cilacap

13
No Penulis Judul Masalah Penelitian Metode Instrumen Hasil
Artikel Penelitian Penelitian Penelitian
Arum Evaluasi Penelitian di atas Peneliti dengan Pengetahuan
Ekasari Program menunjukkan bahwa mengguna observasi, tentang
Putri Bimbinga beberapa konselor di kan wawancara, Program
n dan sekolah belum paradigma dokumentasi Bimbingan dan
1 Konseling. efektif dalam penelitian audio visual konseling
melakukan evaluasi kualitatif sesuai konsep
program bimbingan metode dasar bk
dan konseling. studi komprehensif.
mengemukakan Penelitian Pengevaluasia
alasan konselor ini n program agar
tersebut tidak mengguna tercapainya
melakukan evaluasi kan jenis bimbingan
program layanan, penelitian yang baik.
antara lain, yang
ketidakmampuan berupa
konselor melakukan studi
evaluasi, minimnya kepustaka
minat konselor untuk an (library
belajar melakukan research).
evaluasi program
layanan bimbingan
konseling, dan
minimnya pelatihan
yang diberikan
kepada konselor
untuk mengevaluasi
program layanan
bimbingan dan
konseling.

14
Ibnudin Peran kemampuan guru Pendekata Observasi, membuat
Bimbinga dalam memberikan n wawancara, bimbingan
n peran bimbingan dan Kulaitatif dokumentasi konseling
Konseling konseling pada siswa menjadi
2 dalam peranan
Menanggu penting dalam
langi membentuk
Kenakalan karakter
Remaja. peserta didik.

Putu Implement kurangnya layanan Pendekata Observasi, Agar layanan


Agus asi bimbingan konseling n wawancara, bimbingan dan
Indrawan Layanan di sekolah kualitatif teknik konseling di
Bimbinga pendekatan , sekolah dasar
3 n dan teknik bisa di benahi
Konseling sampling dan sesuai
pada layanan bk
Sekolah yang baik
Dasar. sesuai konsep
dasar bk
komprehensf

15

Anda mungkin juga menyukai