Anda di halaman 1dari 23

Metode Pengajaran Rasulullah SAW (Analisis Metode

Rasulullah SAW dalam Mengajarkan Ibadah Kepada Para


Sahabat dalam Kitab al-Tarbiyyah al-Nabawiyyah)

PROPOSAL PENELITIAN

NAMA : ROFIIH

NIM : 2019144200745

JURUSAN TARBIYAH
PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) MA’ARIF
SAMPANG
2020-2021
2

A. Judul Penelitian

Metode Pengajaran Rasulullah SAW (Analisis Metode Rasulullah


SAW dalam Mengajarkan Ibadah Kepada Para Sahabat dalam
Kitab al-Tarbiyyah al-Nabawiyyah)
B. Latar Belakang Masalah

Pengertian pendidikan seperti yang lazim dipahami

sekarang belum terdapat pada zaman Nabi Muhammad Saw.1

Tetapi usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh Nabi dalam

menyampaikan seruan agama dengan berdakwah, menyampaikan

ajaran, memberikan contoh, melatih keterampilan berbuat,

memberi motivasi dan menciptakan lingkungan sosial yang

mendukung ide-ide pembentukan pribadi muslim itu, telah

mencakup arti pendidikan pada masa sekarang. Orang Mekah Arab

yang tadinya menyembah berhala, musyrik, kafir, kasar, dan

sombong, maka sebab usaha Nabi, mereka menjadi muslim yang

baik. Dengan itu Nabi telah mendidik, mengajarkan, dan

membentuk kepribadian yaitu kepribadian muslim. Perubahan dan

tingkah laku yang sesuai dengan petunjuk ajaran Islam. Untuk itu

perlu adanya usaha, kegiatan, cara, alat dan lingkungan hidup yang

menunjang keberhasilan.

1
Lihat Annemarie Schimmel, Dan Muhammad Adalah Utusan Allah: Penghormatan terhadap
Nabi Saw. dalam Islam, terj. Rahmani Astuti dan Ilyas Hasan (Bandung: Mizan, 1991), 23-24.
3

Pengajaran yang dipraktikkan oleh Nabi Muhammad lebih

banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan

terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri

maupun orang lain. Dari segi lainnya, pendidikan Islam tidak

hanya bersifat teoritis saja, tetapi juga praktis. Ajaran Islam tidak

memisahkan antara iman dan amal shaleh. Oleh karena itu,

pendidikan Islam adalah sekaligus pendidikan iman dan

pendidikan amal. Dan karena ajaran Islam berisi ajaran tentang

sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat, menuju kesejahteraan

hidup perorangan dan bersama, maka pendidikan Islam adalah

pendidikan individu dan pendidikan masyarakat.2

Nabi Muhammad menyadari hal tersebut. Karenanya,

beliau dalam mengajari para sahabat selalu berpedoman pada

’kurikulum dan metode’ yang direduksi dari al-Qur’an. Di

antaranya adalah:

1. Metode dialog (hiwar)

Metode dialog atau hiwar berasal dari bahasa Arab

hawaro-yuhawiru-mahawaroh yang artinya berdebat, bertanya-

tanya, perdebatan, atau percakapan.

2. Metode ceramah
2
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), 28.
4

Metode ceramah adalah penuturan atau penjelasan guru

secara lisan di mana dalam pelaksanaannya guru dapat

menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas uraian

yang disampaikan kepada muridnya.

3. Metode diskusi

Diskusi diartikan sebagai pertemuan ilmiah untuk

bertukar pikiran mengenai suatu masalah, cara belajar, atau

mengajar yang melakukan tukar pikiran antara murid dan guru,

murid dengan murid sebagai peserta diskusi.

4. Metode keteladanan (al-uswah hasanah)

Al-uswah mengandung arti orang yang ditiru, adapun

hasanah mengandung arti baik. Uswah hasanah dapat diartikan

contoh yang baik, suri tauladan.

5. Metode kisah

Metode kisah adalah metode dengan menggunakan

cerita-cerita yang dapat menghubungkan materi pelajaran

dengan kajian masa lampau agar dapat dan mudah dipahami

oleh peserta didik dalam alam yang lebih nyata. Metode ini

sangat dianjurkan dalam upaya pembinaan akhlak peserta didik.

6. Metode pemberian hukuman


5

Hukuman dalam proses pembelajaran memiliki

pengertian yang luas, mulai dari hukuman sebatas isyarat,

hukuman ringan, sampai yang berat. Sekalipun bentuk hukuman

banyak macamnya, pengertian pokok dalam setiap hukuman

tetap satu yaitu adanya unsur yang menyakitkan baik jiwa

ataupun badan.

7. Metode pemberian hadiah (reward)

Pemberian hadiah atau reward dapat diartikan sebagai

penguat (reinforcement) terhadap perilaku peserta didik.

Reinforcement (penguatan) merupakan penggunaan

konsekuensi untuk memperkuat perilaku. Pemberian hadiah

atau reward adalah sebuah bentuk penghargaan atau penguatan

yang diberikan, bersifat menyenangkan perasaan sehingga

menimbulkan keinginan dalam peserta didik untuk melakukan

hal yang baik dan lebih baik lagi di waktu yang akan datang.

8. Metode pembiasaan

Kata pembiasaan berasal dari kata biasa. Biasa dapat

diartikan sebagai sesuatu yang lazim atau umum, seperti sedia

kala, sudah merupakan hal yang tidak terpisahkan dari

kehidupan sehari-hari.
6

9. Metode pengulangan

Metode pengulangan dalam proses pembelajaran

termasuk ke dalam teori psikologi daya. Menurut teori ini

bahwa belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia

yang terdiri atas daya mengamati, menanggap, mengingat,

mengkhayal, merasakan, berfikir, dan sebagainya.

10 . Metode perumpamaan

Perumpamaan adalah bahasa kiasan yang menyamakan

satu hal dengan hal yang lain mempergunakan kata pembanding

seperti bagai, semisal, seumpama, laksana, dan lain sebagainya.3

Sejarah telah membuktikan, bahwa metode pengajaran

yang diterap-kan oleh Nabi kepada para sahabat itu telah berhasil

secara gemilang dalam membentuk pribadi-pribadi yang agung

sehingga mereka juga dijadikan panutan oleh generasi muslim

selanjutnya dalam segala hal. Banyak tokoh-tokoh brilian yang

dihasilkan dari pendidikan Nabi tersebut.

Sejarah mengenal dan mengabadikan nama-nama besar


’alumni’ pendidikan Nabi Muhammad seperti Abu Bakar al-
Shiddiq, Umar ibn al-Khatthab, Utsman ibn Affan, Ali ibn Abi
Thalib, Khalid ibn Walid, Zaid ibn Tsabit, Mu’adz ibn Jabal, Zaid

3
'Utsman Qadri Makanisi, al-Tarbiyyah al-Nabawiyyah, (Beirut: Dar Ibn Hazm, 1997), hal. 12.
7

ibn Haritsah, Mus’ab ibn Umair, dan sebagainya. Nama-nama itu


hanya sebagian kecil dari contoh sukses pengajaran Nabi Saw.
Pengajaran yang dipraktikkan oleh Nabi Muhammad di

atas telah menarik minat penulis untuk menelusurinya lebih

mendalam dengan mengangkat judul kajian: " Metode Pengajaran

Rasulullah SAW (Analisis Metode Rasulullah

SAW dalam Mengajarkan Ibadah Kepada Para Sahabat

dalam Kitab al-Tarbiyyah al-Nabawiyyah)”.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perlu

dibuat suatu rumusan yang bisa dijadikan sebagai pijakan dalam

penelitian ini. Karenanya, penulis membuat rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana metode pengajaran yang digunakan Rasulullah Saw

dalam Mengajarkan Ibadah Kepada Para Sahabat dalam kitab

Al-Tarbiyyah al-Nabawiyyah?

2. Bagaimana relevansi metode pengajaran Rasulullah Saw dalam

kitab Al-Tarbiyyah al-Nabawiyyah tersebut dengan metode

pengajaran modern?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin

dicapai dalam pembahasan skripsi ini adalah:


8

1. Untuk mengetahui metode pengajaran yang digunakan

Rasulullah Saw dalam Mengajarkan Ibadah Kepada Para

Sahabat dalam kitab Al-Tarbiyyah al-Nabawiyyah.

2. Untuk mengetahui relevansi metode pengajaran Rasulullah Saw

dalam kitab Al-Tarbiyyah al-Nabawiyyah dengan metode

pengajaran modern.

E. Manfaat Penelitian

Dalam setiap kegiatan kajian, tentunya ada beberapa

Manfaat atau nilai guna yang bisa diambil dari kajian ini adalah:

1. Bagi praktisi pendidikan, dapat menjadi bahan pertimbangan

dalam menjadikan pendidikan sebagai proses pemanusiaan

manusia sehingga lebih bijaksana dalam memenuhi kebutuhan

belajar anak didik.

2. Bagi almamater, penulis ingin memberikan kontribusi

intelektual terhadap khazanah literatur pendidikan dan

pengajaran, utamanya metode pengajaran yang dipraktikkan

oleh Rasulullah Saw kepada para sahabat.

3. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan pemahaman secara

teoritis tentang bagaimana metode pengajaran yang diterapkan

oleh Rasulullah Saw kepada para sahabat. Dengan bekal

pemahaman tersebut, maka penulis sebagai calon pendidik

dapat lebih bijaksana dalam menjalankan pendidikan.


9

F. Kajian Pustaka

Sudah banyak penelitian dilakukan, baik oleh para sarjana

muslim sendiri ataupun kaum orientalis, guna mengungkap

kehidupan Nabi Muhammad Saw. Para peneliti harus mengakui

bahwa setiap sisi kehidupan Rasulullah niscaya mengandung nilai-

nilai universial yang bersifat mondial dan eternal. Kepribadian

Nabi Muhammad yang begitu agung dan multi dimensi, setidaknya

hanya sebagian dari kepribadian mulia beliau yang dapat ditulis

dengan pena dan menjadi subjek yang senantiasa bersifat

(penutup). Ia melampaui pena untuk menggambarkan

kepribadiannya secara keseluruhan.4

1. Penelitian Terdahulu

a. Moh. Slamet Riadi dalam penelitiannya yang berjudul

“Transmisi Pendidikan pada Periode Nabi”,5 mencoba

mengungkap fakta dan figur Muhammad Saw. sebagai

pendidik ideal yang menerapkan pendidikan untuk semua

disiplin ilmu pengetahuan melalui berbagai metode. Dengan

pendekatan historis ia mencoba menelusuri akar-akar sejarah

4
Abdul Wahid Khan, Rasulullah di Mata Sarjana Barat (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2002), Cet.
2, 12. Penelitian tentang sirah nabawiyah juga dilakukan oleh Muhammad ‘Atiyah al-Abrashi
yang menulis buku ‘Az{amat al-Rasul. (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1985)
5
Moh. Slamet Riadi, “Transmisi Pendidikan pada Periode Nabi” (Skripsi-- IAIN Walisongo,
Semarang, 2002).
10

pendidikan Islam pada masa klasik dengan memfokuskan

kajian pada segmen sejarah pendidikan Islam masa awal.

Secara spesifik ia membahas dan menyoroti figur

sentral ‘Sang Guru Agung’ Muhammad sebagai peletak dasar-

dasar teoretik metodologik pendidikan Islam dan sekaligus

“penerjemah utama” serta “model” al-Qur’an. Al-Qur’an yang

sarat dengan muatan kependidikan membutuhkan penjelasan

praktis melalui ucapan dan perbuatan si penerima pesan

pertama al-Qur’an, yakni Muhammad dalam bentuk

sunnahnya.

b. Lara Fajrianti.6 Dalam penelitiannya yang berjudul “Metode-

Metode Mengajar Nabi Muhammad Saw dalam Buku

Muhammad Sang Guru Karya Abdul Fattah Abu Ghuddah dan

Relevansi Terhadap Pengajaran Pendidikan Agama Islam Saat

Ini”. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, penulis

menyimpulkan bahwa: Metode-metode mengajar Nabi

Muhammad di dalam buku Muhammad Sang Guru terdapat

metode diskusi dan tanya jawab, metode diskusi dan berpikir

logis, metode deduktif, metode nasihat, metode kisah, dan

6
Lara Fajrianti, “Metode-Metode Mengajar Nabi Muhammad Saw dalam Buku Muhammad Sang
Guru Karya Abdul Fattah Abu Ghuddah dan Relevansi Terhadap Pengajaran Pendidikan Agama
Islam Saat Ini” (Skripsi—Uniersitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2018).
11

metode keteladanan. Dan Metode yang digunakan Nabi

Muhammad SAW dalam memberikan pelajaran kepada para

sahabat masih relevan dipergunakan dalam konteks pendidikan

dewasa ini. Sepanjang pendidik mampu menyesuaikan metode

yang digunakan sesuai dengan materi ajar, tujuan, perbedaan

individu, kemampuan guru, sifat bahan pelajaran, situasi kelas,

kelengkapan fasilitas, dan kelebihan serta kelemahan metode

pengajaran. Serta yang terpenting bahwa tidak ada metode

yang paling ideal, karena setiap metode mempunyai

karakteristik, kelebihan, dan kelemahannya masing-masing,

oleh karena itu dalam proses pembelajaran di lapangan,

pendidiklah yang paling mengetahui metode-metode apa saja

yang sesuai dan tepat untuk diterapkan kepada siswanya.

c. Abdul Ghofur.7 Dalam penelitiannya yang berjudul “Metode

Pembelajaran pada Masa Nabi Muhammad SAW dalam kitab

Ta’lim Muta’allim”, Berdasarkan penelitian yang penulis

lakukan, penulis menyimpulkan bahwa: Adapun metode

pembelajaran yang dipakai Rasulullah untuk mendidik para sahabat

antara lain metode dialog (hiwar), ceramah, diskusi, keteladanan (al-

uswah hasanah), kisah, pemberian hukuman, pemberian hadiah (reward),

7
Abdul Ghofur, “Metode Pembelajaran pada Masa Nabi Muhammad SAW dalam kitab Ta’lim
Muta’allim” (Skripsi-- IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2009).
12

pembiasaan, pengulangan, dan perumpamaan. Metode yang digunakan

Rasulullah dalam memberikan pelajaran kepada para sahabat masih

sangat relevan dipergunakan dalam konteks pendidikan dewasa ini.

Sepanjang pendidik mampu menyesuaikan metode yang digunakan

sesuai dengan materi ajar, tujuan, perbedaan individu, kemampuan guru,

sifat bahan pelajaran, situasi kelas, kelengkapan fasilitas, dan kelebihan

serta kelemahan metode pengajaran.

d. Safroni.8 Dalam penelitiannya yang berjudul “Metode

Pengajaran Nabi Muhammad SAW dan Contoh Aplikasinya

Dalam Mengelola Kelas”. Skripsi ini bertujuan untuk

mengetahui metode dasar pengajaran Rasulullah yang

termaktub di dalam kitab suci Al Quran dan bagaimana

menerapkannya dalam mengelola kelas. Metode yang di

gunakan dalam tulisan ini adalah kajian literatur Al Quran dan

Hadits tentang ayat dan hadits di bidang pendidikan. Sebagai

kesimpulan dari tulisan ini, bahwa manusia sebagai makhluk

yang mempunyai tugas beribadah dan memimpin makhluk

Allah di muka bumi (khalifah), haruslah di bentuk melalui

pendidikan sesuai dengan metode dan cara yang telah di

ajarkan oleh Rasulullah Saw. Kesalahan dalam membentuk

pola pikir, wawasan dan kepribadian manusia melalui


8
Safroni, “Metode Pengajaran Nabi Muhammad SAW dan Contoh Aplikasinya Dalam Mengelola
Kelas” (Skripsi—Uniersitas Islam Riau, 2015).
13

pendidikan yang tidak tepat, akan berdampak pada alam

semesta, karena manusia di ciptakan oleh Allah sebagai faktor

utama pentas kehidupan di dunia. Metode pendidikan yang

didiktekan Allah kepada Nabi Muhammad Saw untuk

membentuk pola pikir, wawasan dan kepribadian terdiri dari

tiga tahapan; membacakan ayat Al Quran, mensucikan jiwa

dan mengajarkan Alkitab dan Alhikmah. Tiga hal ini harus

terumuskan dalam semua pengajaran kelas.

Penelitian yang tergolong dalam jenis penelitian

pustaka (library research) dan menggunakan teknik analisis isi

(content analysis) ini meng-ungkapkan hasil temuannya,

bahwa: Nilai humanisasi mengandung arti memanusiakan

manusia, menghilangkan kebendaan, ketergantungan,

kekerasan, dan kebencian dari manusia, dengan melawan

dehumanisasi, agresivitas, dan loneliness.

2. Kajian Teori

Kajian Teori yang digunakan dalam kajian ini perlu

dijelaskan, terutama yang menyangkut istilah teknis agar tidak

menimbulkan kesalah-pahaman, yakni:


14

a. Analisis. Yaitu menguraikan suatu pokok atas berbagai

bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan

antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan

pemahaman arti keseluruhan.9

b. Metode Pengajaran. Yakni cara guru dalam menyampaikan

pelajaran kepada siswa untuk mencapai target dan tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan.10

c. Metode Pengajaran Rasulullah Saw. Yaitu segala proses dan

pelaksanaan pengajaran ibadah yang dilakukan oleh Rasulullah

Saw. terhadap para sahabat, di antara cirinya adalah dengan

mengajarkan melalui tindakan kemudian diterjemahkan melalui

kata-kata.11

Berangkat dari definisi di atas, maka pengertian dari

"Metode Pengajaran Rasulullah SAW dalam Kitab Al-Tarbiyyah

al-Nabawiyyah” adalah penelaahan terhadap praktik metode

pengajaran yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW terhadap para

sahabatnya yang terdapat di dalam kitab Al-Tarbiyyah al-

Nabawiyyah karya Utsman Qadri Makanisi.

9
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hal. 37.
10
H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hal. 32.
11
Moh. Slamet Untung, Muhammad Sang Pendidik, hal. 55.
15

Dalam kajian ini, penulis akan melakukan langkah yang

berbeda dengan peneliti sebelumnya, yakni mengkaji secara literer

tentang metode pembelajaran yang dilakukan oleh Rasulullah

terhadap para sahabat. Penulis yakin bahwa apa yang dilakukan ini

belum pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, sehingga

penulis memiliki celah yang bisa dimasuki untuk menelitinya.

Penelitian ini menjadi suatu kajian yang unik dan beda

karena berupaya “mempertemukan” metode pengajaran klasik

dengan metode pengajaran kontemporer.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam sebuah penelitian, kebutuhan akan metode

adalah suatu keniscayaan. Oleh karena itu, metode dalam

penelitian merupakan keharusan. Namun, apabila seseorang

mengadakan penelitian dan metode yang digunakan kurang

tepat, maka ia akan mengalami kesulitan bahkan tidak

menghasilkan apa-apa. Berkaitan dengan hal ini, Winarno

Surachmad mengatakan, bahwa metode merupakan cara utama

yang digunakan dalam mencapai tujuan.12

12
Winarno Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah; Dasar, Metode dan Teknik (Bandung:
Tarsito Rimbun, 1990), 131.
16

Penelitian ini menggunakan "pendekatan kualitatif",

sebab fokus yang dikaji adalah suatu konsep. Karena penelitian

ini bersifat teoritis-konseptual, maka penelitian ini termasuk

dalam jenis "penelitian pustaka" (library research), yaitu

menjadikan bahan pustaka sebagai sumber data utama yang

dimaksudkan untuk menggali teori-teori dan konsep-konsep

yang telah ditentukan oleh para ahli terlebih dahulu.13

Bahan pustaka yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah buku-buku yang relevan dengan pembahasan tentang

metode pengajaran Rasulullah Saw terhadap para sahabat

tentang masalah-masalah ibadah, terutama buku al-Tarbiyyah

al-Nabawiyyah.

2. Sumber Data

Mengingat bahwa kajian ini bersifat kepustakaan,

maka data-data yang dikumpulkan haruslah bersumber dari data

literatur. Dalam kajian ini sumber datanya dibagi menjadi dua,

yaitu sumber data yang bersifat primer dan sumber data

sekunder.

a. Sumber Data Primer

13
Masri Singarimbun dkk., Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3S, 1982), 72.
17

Sumber data primer yang digunakan dalam kajian ini

adalah kitab "Al-Tarbiyyah al-Nabawiyyah" karya 'Utsman

Qadri Makanisi. Buku ini merupakan referensi utama guna

memperoleh data tentang metode pengajaran Rasulullah

SAW terhadap para sahabat dalam mengajarkan ibadah.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan buku penunjang yang

melengkapi sumber data primer. Sumber data sekunder

tersebut adalah buku-buku karya tokoh lain yang relevan

dengan pembahasan. Selain itu, penulis juga akan

mengeksplorasi dari sumber lain, seperti koran, majalah,

makalah dan sejenisnya yang dianggap relevan dengan

permasalahan yang dibahas.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data yang relevan, penulis

menggunakan teknik "dokumenter", yaitu memanfaatkan

sebanyak-banyaknya buku-buku atau literatur yang sudah ada

sebelumnya. Diantara kegiatannya adalah mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip,


18

buku, surat kabar, majalah prasasti, notulen rapat, legger,

agenda, dan sebagainya.14 Penulis menggunakan metode ini

karena sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan, yaitu

kajian kepustakaan. Melalui teknik dokumenter ini, maka data

yang akan diperoleh bersifat literer.

4. Metode Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data,

maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut

melalui metode-metode yang relevan seperti berikut.

a. Metode Deskriptif Analitis

Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah

merujuk pada metode yang dikembangkan oleh Jujun

Suriasumantri15 yaitu deskriptif analitis kritis. Menurutnya,

metode ini merupakan pengembangan dari metode

deskriptif analitis, yang bertujuan untuk mengkaji gagasan

primer mengenai suatu ruang lingkup permasalahan yang

diperkaya oleh gagasan sekunder yang relevan. Adapun

fokus penulisan analitis kritis adalah mendeskripsikan,

membahas dan mengkritik gagasan primer yang selanjutnya


14
Buna’i, Penelitian Kualitatif, (Pamekasan: Perpustakaan STAIN Pamekasan Press, 2008). 98.
15
Jujun S. Sumantri, Penelitian Ilmiah; Kefilsafatan dan Keagamaan: Mencari Paradigma
Bersama dalam Tradisi Baru Penelitian Agama Islam: Tinjauan antar Disiplin Ilmu, (Bandung:
Nuansa bekerjasama dengan Pusjarlit Press, 1998), 41-61.
19

dikonfrontasikan dengan gagasan primer yang lain dalam

upaya melakukan studi berupa perbandingan, hubungan dan

pengembangan model.

b. Metode Komparatif

Metode Penelitian Komparatif adalah Jenis

penelitian deskriptif yang berusaha mencari jawaban secara

mendasar mengenai sebab akibat, dengan menganalisis

faktor- faktor penyebab terjadinya maupun munculnya suatu

fenomena atau kejadian tertentu.16 Penelitian komparatif

merupakan penelitian yang sifatnya membandingkan, yang

dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan

dua atau lebih sifat-sifat dan fakta-fakta objek yabg diteliti

berdasarkan suatu kerangka pemikiran tertentu.17 Metode ini

akan digunakan oleh penulis sebagai tindak lanjut dari

metode deskriptif analitis kritis. Artinya, setelah penulis

berhasil mendeskripsikan, membahas dan mengkritik

gagasan primer tentang metode pengajaran Rasulullah Saw

terhadap para sahabat, maka langkah selanjutnya adalah

berusaha melakukan sintesa dan menarik kesimpulan secara

valid.
16
Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Raka Serasin, 1991), 49.
17
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), 163.
20

H. Sistematika Penulisan

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERNYATAAN
HALAMAN MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Judul Penelitian
B. Latar Belakang Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
B. Sumber Data
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Analisis Data
BAB IV LAPORAN PENELITIAN
A. Temuan Penelitian
B. Pembahasan
21

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, H.M. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996.


Buna’i, Penelitian Kualitatif, Pamekasan: Perpustakaan STAIN
Pamekasan Press, 2008, hal. 98.
Daradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1991.
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, Jakarta: Balai
Pustaka, 2005.
Fajrianti Lara, “Metode-Metode Mengajar Nabi Muhammad Saw
dalam Buku Muhammad Sang Guru Karya Abdul Fattah Abu
Ghuddah dan Relevansi Terhadap Pengajaran Pendidikan
22

Agama Islam Saat Ini” (Skripsi—Uniersitas Islam Negeri


Raden Intan Lampung, 2018).
Ghofur Abdul, “Metode Pembelajaran pada Masa Nabi Muhammad
SAW dalam kitab Ta’lim Muta’allim” (Skripsi-- IAIN Sunan
Ampel, Surabaya, 2009).
Khan, Abdul. Wahid, Rasulullah di Mata Sarjana Barat (Yogyakarta:
Mitra Pustaka, 2002), Cet. 2, 12. Penelitian tentang sirah
nabawiyah juga dilakukan oleh Muhammad ‘Atiyah al-
Abrashi yang menulis buku ‘Az{amat al-Rasul. (Jakarta: PT
Dunia Pustaka Jaya, 1985)
Makanisi, 'Utsman Qadri. al-Tarbiyyah al-Nabawiyyah, Beirut: Dar
Ibn Hazm, 1997, Cet. I,
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000.
Muhadjir, Noeng. Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Raka
Serasin, 1991.
Riadi Moh. Slamet, “Transmisi Pendidikan pada Periode Nabi”
(Skripsi-- IAIN Walisongo, Semarang, 2002)
Safroni, “Metode Pengajaran Nabi Muhammad SAW dan Contoh
Aplikasinya Dalam Mengelola Kelas” (Skripsi—Uniersitas
Islam Riau, 2015).
Singarimbun, Masri dkk. Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3S,
1982.
Surakhmad, Winarno. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar,
Bandung: Tarsito, 1998..
Sumantri, Jujun S. Penelitian Ilmiah; Kefilsafatan dan Keagamaan:
Mencari Paradigma Bersama dalam Tradisi Baru Penelitian
Agama Islam: Tinjauan antar Disiplin Ilmu, Bandung: Nuansa
bekerjasama dengan Pusjarlit Press, 1998.
Schimmel, Annemarie, Dan Muhammad Adalah Utusan Allah:
Penghormatan terhadap Nabi Saw. dalam Islam, terj.
Rahmani Astuti dan Ilyas Hasan (Bandung: Mizan, 1991), 23-
24
Untung, Moh. Slamet. Muhammad Sang Pendidik, Semarang: Pustaka
Rizki Putra dan Program Pascasarjana IAIN Walisongo
Semarang, 2005.
23

Anda mungkin juga menyukai