Anda di halaman 1dari 29

Komunikasi Sel dan Komunikasi Sel Saraf

- Tubuh terdiri dari 75 triliun sel, dan untuk mempertahankan homeostasis


membutuhkan komunikasi
- 4 dasar komunikasi sel:
- Gap junction
- Contact dependant signals
- Local communication (autocrine, paracrine)
- Long-distance communication (sistem saraf & endokrin)
- 2 sinyal yang dipakai tubuh:
- Listrik
- Kimiawi
Komunikasi antar sel melalui kontak langsung dan secara lokal
-

Komunikasi Jarak Jauh


-
Komunikasi antar sel
- Suatu sel berespon atau tidak kepada molekul sinyal sangat bergantung pada sel
tersebut apakah memiliki reseptor terhadap sinyal molekul tersebut atau tidak
- Reseptor terdiri dari:
- Reseptor pada membran sel
- Reseptor intrasel
-

Molekul sinyal

-
- Sinyal lipofobik → reseptor permukaan sel

- Sinyal lipofilik → intrasel, sedikit pada permukaan sel


Reseptor
-
- Karakteristik reseptor:
- Spesifisitas = reseptor hanya dapat berikatan dengan 1 ligand
- Kompetisi = reseptor dapat berikatan dengan ligand lain jika ligand tersebut
memiliki struktur yang mirip, contoh: epinefrin & norepinefrin
- Afinitas = derajat kemudahan reseptor berikatan dengan ligand
- Respon reseptor → bergantung kepada ligand yang berikatan
- Saturasi = respon reseptor terbatas karena jumlah reseptor yang terbatas
(upregulated, downregulated/desensitisasi)
- Banyak reseptor untuk satu ligand, contoh: reseptor alfa dan beta adrenergik
untuk epinefrin
- Aktivitasnya harus dihentikan (terminasi) ketika tujuan telah tercapai, bisa
dengan degradasi ligand, uptake ligand oleh sel lain, endositosis kompleks
ligand-reseptor
-
Sistem Saraf

-
Sel di Sistem Saraf
- Terdiri dari 2 jenis sel
- Sel saraf

-
- Sel glial
-

Jenis-jenis Neuron
-

Komunikasi Sel Saraf


- Semua sel hidup memiliki potensial membran istirahat
- Potensial membran mengau kepada pemisahan uatan0muatan di antara kedua sisi
membran atau perbedaan relatif kation dan anion di CES dan CIS
- Ion-ion yang berperan natrium, kalium, dan anion (protein)
- Potensial membran dapat terbentuk karena:
- Difusi pasif ion-ion melewati membran sel (80%)
- Kerja dari pompa Na-K ATPase (20%)

-
- Sel saraf dan sel otot memanfaatkan adanya potensial membran istirahat untuk
komunikasi
- Dengan cara mengubah permeabilitas membran terhadap ion-ion → sinyal listrik
- Sinyal listrik:
- Potensial berjenjang/graded potential (jarak dekat)
- Potensial aksi/action potential (jarak jauh)
Potensial Membran Istirahat
-
- Besarnya potensial membran istirahat = -70mV (-) dalam sel lebih negatif dari luar
sel, (+) luar sel lebih positif dari luar sel
- Besarnya potensial membran istirahat bergantung kepada jenis sel
Konsentrasi ion-ion yang berperan pada Potensial Membran Istirahat

-
Perubahan yang dapat terjadi pada Potensial Membran
-
Depolarisasi, Repolarisasi, Hiperpolarisasi
- Depolarisasi → dapat terjadi akibat masuknya ion Na + atau Ca+ + atau permeabilitas
K+ yang berkurang.
- Repolarisasi → dapat terjadi akibat keluarnya ion K+ .

- Hiperpolarisasi → dapat terjadi akibat masuknya ion Cl - atau keluarnya K+ yang


berlebihan (contoh: pada keadaan hipokalemia).
Potensial Berjenjang
-

- Contoh potensial berjenjang:


- 1. Potensial pasca sinaps
- 2. Potensial reseptor
- 3. Potensial end-plate
- 4. Potensial pacemaker
- 5. Slow-wave potential
- Nb: Beberapa istilah ini akan dipelajari lebih lanjut pada pelajaran Fisiologi di
blok-blok selanjutnya
Potensial Berjenjang & Potensial Aksi
-

Potensial Aksi
-

- Satu potensial aksi tidak mengubah gradien konsentrasi Na+ dan K+


- Kerja Pompa Na+ dan K+ membantu mengembalikan ion-ion yang berpindah saat
terjadi potensial aksi
- Walaupun pompa Na+ dan K+ tidak bekerja potensial aksi berikutnya masih dapat
terjadi
Siklus Hodgkin
-

Kuatnya Rangsang dikode oleh Frekuensi dari Potensial Aksi

-
Transmisi Sinyal di Sinaps
-

Masa Refrakter
-
Penjalaran Potensial Aksi
-
Penjalaran Potensial Aksi/Transmisi Impuls
- Kecepatan penjalaran potensial aksi dipengaruhi oleh:
- 1. Diameter akson (terutama pada invertebrata)
- 2. Terdapat mielin/tidak
- Terdapat 2 jenis penjalaran potensial aksi :
- 1. Contiguous conduction
- 2. Saltatory conduction
Penjalaran Potensial Aksi

-
- Multiple sclerosis: suatu penyakit autoimun yang sebabkan hilangnya mielin sehingga
konduksi saraf menjadi pelan
Perbandingan Potensial Berjenjang & Potensial Aksi
-
Hubungan antar Sel Saraf

-
Struktur Sinaps
-
Mekanisme Transfer Informasi di Sinaps
-

Removal Neurotransmitter
-

- Tujuannya: untuk terminasi efek dari neurotransmitter dan juga agar dapat menerima
informasi kembali
- Ada 3 cara, yaitu secara aktif dikembalikan ke akson terminal/juga ditranspor ke sel
glial, inaktivasi oleh enzim, terjadi difusi ke cairan ekstrasel dan ke pembuluh darah
Peristiwa Sinaps
- Terdapat 2 jenis sinaps berdasarkan sifatnya:
- 1. EPSP (Excitatory Postsynaptic Potential)
- 2. IPSP (Inhibitory Postsynaptic Potential)
-
Grand Post Synaptic Potential
-

- Sumasi temporal: penjumlahan EPSP-EPSP dari akson terminal yang sama dalam
waktu yang hampir bersamaan
- Sumasi spatial: penjumlahan EPSP-EPSP secara simultan dari akson terminal yang
berbeda
Neurotransmitter
- Konvensional
- Tidak konvensional
Neurotransmitter Konvensional

-
- Dibagi 2:
- 1. Small molecule neurotransmitters
- 2. Neuropeptides
Small Molecule Neurotransmitters:
1. Amino acid neurotransmitters: Glycine, Glutamic acid, GABA
2. Biogenic amines neurotransmitters : Dopamine, Norephinephrine, Epinephrine,
Serotonin, Histamine
3. Purinergic neurotransmitters: ATP, adenosine
4. Acetylcholine
Neuropeptides
- Endorphins
- Enkephalins
- Substance P
- Neuropeptide Y
Neurotransmitter’s Effect
- Dependant on its receptor
- In general
- Glutamate is the main excitatory neurotransmitter in the CNS
- GABA is the main inhibitory neurotransmitter in the brain
- Glycine is the main inhibitory neurotransmitter in the spinal cord
Acetylcholine

-
Tipe Reseptor Neurotransmitter

-
Unconventional Neurotransmitters
- Endocannabinoids
- Gasotransmitters (NO, CO)
Macam-macam Neurotransmitter
-

-
-

-
-

-
-

-
-
Penyakit & Obat-obatan dapat mengganggu Transmisi Sinaps
- Contoh penyakit
- 1. Parkinson disease → Kurangnya neurotransmitter dopamin pada nukleus

basal yang berperan pada gerakan

- 2. Penyakit tetanus → adanya toksin tetanus yang menghambat keluarnya

neurotransmitter GABA dari presinaps inhibitorik yang mempersarafi otot

rangka
- Contoh obat-obatan
- 1. Kokain → menghambat reuptake neurotransmitter dopamin pada

presinaps terminal di pusat ‘pleasure’

- 2. Propanolol → menghambat reseptor β adrenergik sehingga dapat

dipakai untuk menurunkan tekanan darah

Anda mungkin juga menyukai