Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Haykal Basier

Nim : 202010110311078
Kelas : III B
Matkul : Hukum Administrasi Negara

Kedudukan dan Kewenangan Hukum Pemerintah


A. Definisi Wewenang (authority) secara umum
Wewenang merupakan hasil delegasi atau pelimpahan wewenang dari atasan ke bawahan
dalam suatu organisasi. Menurut Prajudi : 1988, wewenang adalah kekuasaan untuk melakukan
suatu tindakan hukum publik. Misalnya, menandatangani, menerbitkan surat-surat izin dari
seorang pejabat atas nama menteri.
1. Teori Formal
Wewenang merupakan anugerah, ada karena seseorang diberi atau dilimpahi hal tersebut.
Beranggapan bahwa wewenang berasal dari tingkat masyarakat yang tinggi.
2. Teori Penerimaan
Wewenang timbul hanya jika dapat diterima oleh kelompok atau individu kepada siapa
wewenang tersebut dijalankan. Pandangan ini menyatakan kunci dasar wewenang oleh yang
dipengaruhi (influence) bukan yang mempengaruhi (influencer).
Sebuah bangsa atau negara mempunyai tujuan. Kegiatan untuk mencapai tujuan disebut tugas.
Hak moral untuk melakukan kegiatan mencapai tujuan disebut kewenangan Tugas dan
kewenangan untuk mencapai tujuan masyarakat atau negara disebut fungsi.
Sumber kewenangan yaitu:
1. Tradisi - keluarga atau darah biru.
2. Kekuatan sakral seperti Tuhan, Dewa dan wahyu seperti kerajaan.
3. Kualitas Pribadi seperti atlet, dan artis.
4. Peraturan perundang-undangan yang mengatur prosedur dan syarat menjadi pemimpin.
5. Instrumental yaitu kekayaan dan keahlian iptek.
Tipe Kewenangan
1. Kewenangan prosedural yaitu berasal dari peraturan perundang-undangan.
2. Kewenangan substansial yaitu berasal dari tradisi, kekuatan sakral, kualitas pribadi dan
instrumental.
Setiap masyarakat pasti memakai kedua tipe kewenangan ini hanya yang saru dijadikan sebagai
yang utama dan yang lain sebagai pelengkap.
Peralihan kewenangan yaitu:
a. Turun temurun – keturunan atau keluarga
b. Pemilihan – langsung atau perwakilan.
c. Paksaan - revolusi, kudeta atau ancaman kekerasan.
Sikap terhadap kewenangan yaitu:
1) Menerima
2) Mempertanyakan (Skeptis)
3) Menolak
4) Kombinasi.
B. Kedudukan Pemerintahan dalam Hukum Publik
Indroharto menyebutkan bahwa lembaga-lembaga hukum publik itu memiliki kedudukan yang
mandiri dalam statusnya sebagai badan hukum (perdata). Lembaga-lembaga hukum publik tersebut
merupakan badan hukum perdata dan melalui organ-organnya (Badan atau Jabatan TUN) menurut
peraturan perundang-undangan yang bersangkutan dapat melakukan perbuatan/tindakan hukum
perdata.
P. Nicolai dan kawan-kawan menyebutkan beberapa ciri atau karakteristik yang terdapat pada
jabatan atau organ pemerintahan yaitu sebagai berikut.
1) Organ pemerintahan menjalankan wewenang atas nama dan tanggung jawab sendiri, yang
dalam pengertian modern, diletakkan sebagai tanggung jawaban politik dan kepegawaian
atau tanggung jawab pemerintah sendiri di hadapan Hakim. organ pemerintahan adalah
pemikul kewajiban tanggung jawab.
2) Pelaksanaan wewenang dalam rangka menjaga dan mempertahankan norma hukum
administrasi, organ pemerintahan dapat bertindak sebagai pihak tergugat dalam proses
peradilan, yaitu dalam hal ada keberatan, banding, atau perlawanan.
3) Di samping sebagai pihak tergugat, organ pemerintahan juga dapat tampil menjadi pihak
yang tidak puas, artinya sebagai penggugat.
4) Pada prinsipnya organ pemerintahan tidak memiliki harta kekayaan sendiri. Organ
pemerintahan merupakan bagian (alat) dari badan hukum menurut hukum privat dengan
harta kekayaannya. Jabatan bupati atau wali kota adalah organ-organ dari badan umum
“kabupaten”.

C. Kedudukan Pemerintah dalam Hukum Privat


Badan hukum adalah (kumpulan orang yaitu semua yang di dalam kehidupan masyarakat
(dengan beberapa pengecualian) sesuai dengan ketentuan undang-undang dapat bertindak
sebagaimana manusia, yang memiliki hak-hak dan kewenangan-kewenangan, seperti kumpulan
orang (dalam suatu badan hukum), perseroan terbatas, perusahaan perkapalan, perhimpunan
(sukarela) dan sebaganya.
Dalam kepustakaan hukum dikenal ada beberapa unsur dari badan hukum yaitu :
1. Perkumpulan orang (organisasi yang teratur).
2. Dapat melakukan perbuatan hukum dalam hubungan-hubungan hukum.
3. Adanya harta kekayaan yang terpisah
4. Mempunyai kepentingan sendiri
5. Mempunyai pengurus
6. Mempunyai tujuan tertentu
7. Mempunyai hak-hak dan kewajiban-kewajiban
8. Dapat digugat atau menggugat di depan pengadilan

D. Kewenangan Pemerintah
1) Asas Legalitas dan Wewenang Pemerintah
Asas legalitas merupakan salah satu prinsip utama yang dijadikan sebagai dasar dalam setiap
penyelenggaraan pemerintah dan kenegaraan di setiap negara hukum terutama bagi negara-negara
hukum dalam sistem kontinental. Dengan kata lain, asas legalitas dalam gagasan negara hukum
liberal memiliki kedudukan sentral, atau sebagai suatu fundamen dari negara hukum.
Penerapan asas Legalitas, Menurut Indroharto akan menunjang berlakunya kepastian hukum dan
kesamaan perlakuan. Kesamaan perlakuan terjadi karena setiap orang yang berada dalam situasi
seperti yang ditentukan dalam ketentuan undang-undang itu berhak dan berkewajiban untuk berbuat
seperti apa yang ditentukan dalam undang-undang tersebut. Kepastian hukum akan terjadi karena
suatu peraturan dapat membuat semua tindakan yang akan dilakukan pemerintah itu dapat
diramalkan atau perkirakan lebih dahulu (asas legalitas dimaksudkan untuk memberikan jaminan
kedudukan hukum warga negara terhadap pemerintah).
2) Wewenang Pemerintahan
Menurut Bagir Manan, wewenang dalam bahasa hukum tidak sama dengan kekuasaan
(macht). Kekuasaan hanya menggambarkan hak untuk berbuat atau tidak berbuat. Dalam
hukum, wewenang sekaligus berarti hak dan kewajiban (rechten en plichten). Dalam negara
hukum, wewenang pemerintahan itu berasal dari peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3) Sumber dan Cara Memperoleh Wewenang Pemerintahan
Kewenangan yang dimiliki pemerintah bersumber pada tiga hal, atribusi, delegasi, dan
mandat. Atribusi ialah pemberian kewenangan oleh pembuat undang-undang sendiri kepada
suatu organ pemerintahan baik yang sudah ada maupun yang baru sama sekali. Menurut
Indroharto, legislator yang kompeten untuk memberikan atribusi wewenang itu dibedakan
antara:
Yang berkedudukan sebagai original legislator; di negara ini ditingkat pusat adalah MPR
sebagai pembentuk konsistusi dan DPR bersama-sama Pemerintah sebagai yang melahirkan
suatu undang-undang, dan di tingkat daerah adalah DPRD dan Pemerintah Daerah yang
melahirkan Peraturan Daerah;
Yang bertindak sebagai delegated legislator; seperti Presiden yang berdasarkan pada suatu
ketentuan undang-undang mengeluarkan Peraturan Pemerintah di mana diciptakan wewenang-
wewenang pemerintahan kepada Badan atau Jabatan TUN tertentu.
Sedangkan yang dimaksud delegasi adalah penyerahan wewenang yang dipunyai oleh organ
pemerintahan kepada organ yang lain. Dalam delegasi mengandung suatu penyerahan, yaitu apa
yang semula kewenangan si A, untuk selanjutnya menjadi kewenangan si B. Kewenangan yang
telah diberikan oleh pemberi delegasi selanjutnya menjadi tanggung jawab penerima wewenang.

DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Pus-taka, 2007

Atmosudirjo, Prajudi, Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988

Anda mungkin juga menyukai