Pertempuran Surabaya
Pertempuran Surabaya
Artikel ini berisi uraian tentang pertempuran tahun 1945. Untuk pertempuran tahun 1677,
lihat Pertempuran Surabaya (1677).
Pertempuran Surabaya
Pihak terlibat
PETA (sisa-sisa)
India Britania
HR Muhammad
Soengkono
Kekuatan
infanteri (rata-rata mantan dengan bantuan tank, pesawat, dan kapal perang
milisi (rata-rata
anggota Pemuda Rakyat)
Korban
Bung Tomo di Surabaya, salah satu pemimpin revolusioner Indonesia yang paling dihormati. Foto terkenal
ini bagi banyak orang yang terlibat dalam Revolusi Nasional Indonesia mewakili jiwa perjuangan revolusi
utama Indonesia saat itu.[8]
Pada 10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan. Pasukan sekutu
mendapatkan perlawanan dari pasukan dan milisi Indonesia.
Selain Bung Tomo terdapat pula tokoh-tokoh berpengaruh lain dalam menggerakkan rakyat
Surabaya pada masa itu, beberapa datang dari latar belakang agama seperti KH. Hasyim
Asy'ari, KH. Wahab Hasbullah serta kyai-kyai pesantren lainnya juga mengerahkan santri-santri
mereka dan masyarakat sipil sebagai milisi perlawanan (pada waktu itu masyarakat tidak begitu
patuh kepada pemerintahan tetapi mereka lebih patuh dan taat kepada para kyai/ulama)
sehingga perlawanan pihak Indonesia berlangsung alot, dari hari ke hari, hingga dari minggu ke
minggu lainnya. Perlawanan rakyat yang pada awalnya dilakukan secara spontan dan tidak
terkoordinasi, makin hari makin teratur. Pertempuran ini mencapai waktu sekitar tiga minggu.
Setidaknya 6,000 - 16,000 pejuang dari pihak Indonesia tewas dan 200,000 rakyat sipil
mengungsi dari Surabaya.[2] Korban dari pasukan Inggris dan India kira-kira sejumlah 600 - 2000
tentara.[9] Pertempuran berdarah di Surabaya yang memakan ribuan korban jiwa tersebut telah
menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk melakukan perlawanan.
Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat sipil yang menjadi korban pada hari 10 November ini
kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan oleh Republik Indonesia hingga sekarang.