Anda di halaman 1dari 6

Jurnal EKBIS /Vol. X IV/ No.

2/edisi September 2015 | 722

ANALISIS KAPABILITAS PROSES UNTUK PENGENDALIAN


KUALITAS PRODUK PEMBATAS BUKU INDUSTRI RUMAHAN
*( Diah Ayu Novitasari
Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Lamongan

ABSTRAK

Cacat suatu produk merupakan salah satu ukuran kualitas produk yang dapat
diamati secara langsung oleh konsumen. Konsumen tidak akan menerima produk yang dibeli
jika terdapat kecacatan dalm produk tersebut. Semakin banyak produk cacat maka kualitas
proses semakin rendah. Untuk itu perusahaan harus mampu mengurangi produk yang cacat.
Pengawasan yang ketat terhadap proses produksi menjadi suatu hal yang sangat penting
untuk mengurangi jumlah produk yang cacat. Usaha yang penting dilakukan adalah dengan
melakukan kontrol produk terhadap cacat atau tidaknya suatu barang. Untuk
menggambarkan variasi jumlah cacat per unit produk pada suatu produksi dari waktu ke
waktu, dapat digunakan salah satu peta kendali atribut yaitu peta c. Pada perhitungan
secara manual didapatkan nilai BKA = 16.178 dan nilai BKB = -0.578, namun
karena jumlah cacat tidak mungkin kurang dari nol maka ditetapkan nilai BKB = 0. Karena
nilai Cp < 1 maka batas spesifikasi yang ada lebih kecil dari sebaran pengamatan yang
dilakukan sehingga proses pembuatan pembatas buku perlu ditingkatkan agar sesuai dengan
kualitas yang diinginkan. Sedangkan Cpk <1 maka mean proses berada di luar batas
spesifikasi yang berarti akurasi rendah.

Kata Kunci: Pembatas buku, Peta kendali c, diagram pareto, diagram ishikawa, analisis
kapabilitas.

PENDAHULUAN
Salah satu ukuran kualitas produk adalah beberapa spesifikasi untuk produk itu.
cacat dan tidak cacat. Semakin banyak Tiap satu benda cacat dapat memuat satu
produk cacat maka kualitas proses atau beberapa jenis cacat. Untuk
semakin rendah dan sebaliknya, semakin menggambarkan variasi jumlah cacat per
sedikit produk yang cacat maka semakin unit produk pada suatu produksi dari
tinggi kualitas proses. Untuk itu waktu ke waktu, dapat digunakan salah
perusahaan harus mengurangi produk satu peta kendali atribut yaitu peta c.
yang cacat atau menciptakan rancangan Dalam penelitian ini dibahas
dengan inovasi baru untuk menghindari penggunaan peta kendali c untuk
kekecewaan konsumen. Pengawasan mengevaluasi proses pembuatan
yang ketat terhadap proses produksi pembatas buku dengan cara mengamati
menjadi suatu hal yang sangat penting proses pengukuran, pengguntingan dan
untuk mengurangi jumlah produk yang kebersihan dari bagian-bagian pembatas
cacat. Usaha yang penting dilakukan buku yang meliputi badan, jendela dan
adalah dengan melakukan kontrol produk ban. Melalui peta c akan diketahui pula
terhadap cacat atau tidaknya suatu apakah proses terkendali secara statistik
barang. serta apakah proses pembuatan pembatas
Benda yang cacat adalah unit buku tersebut kapabel.
produk yang tidak memenuhi satu atau
EKBIS,Vol. XIV, No.2 Edisi September 2015 | 723

Uji Kerandoman Data atribut terdiri dari empat macam peta


Uji ini dilakukan dengan cara yaitu peta p, peta np, peta c dan peta u.
mengukur kerandoman populasi yang Peta c merupakan salah satu peta
didasarkan atas data hasil pengamatan control atribut selain peta p, np, dan u.
melalui data sampel (Sugiyono, 2008). pada peta c digambarkan variasi jumlah
Uji ini berdasarkan adanya suatu runtun cacat per unit produk dari suatu proses
(run test), yaitu barisan abjad-abjad atau produksi dari waktu ke waktu. Dalam
tanda-tanda yang identik yang diikuti kasus ini setiap produk dianggap sebagai
dengan satu abjad atau satu tanda yang satu unit dan didalamnya memuat cacat,
berbeda. Uji run ini akan mengkonversi jumlahnya bias lebih dari satu. Untuk
banyaknya run ke dalam statistik Z menetapkan batas kendali, digunakan
dengan pendekatan distribusi normal prinsip distribusi poisson karena jumlah
(Andi, 1998). kesempatan untuk terjadinya cacat dalam
Hipotesis : setiap unit tidak terhingga, sementara
H0 : Data pengamatan telah diambil peluang (probabilitas) terjadinya cacat
secara acak dari suatu populasi dalam setiap unit mendekati nol. Hal ini
H1 : Data pengamatan tidak diambil disebabkan karena dalam proses produksi
secara tidak acak dari suatu populasi selalu diusahakan agar tidak terjadi cacat
Statistik Uji yang digunakan adalah : dengan cara mengkondisikan faktor-
observed  exp ected faktor 4M+1E ( Manusia, metode, mesin,
Z ) (1) material dan lingkungan).
var iance
Batas kendali peta c adalah sebagai
Dimana : berikut:
observed  banyaknya runs dalam BKA  c  3 c >0 (4)
sampel
2 A B BKB  c  3 c (5)
exp ected  1  (2)
N
Peta pengendali untuk
ketidaksesuaian kadang-kadang dibentuk
2  A  B( 2  A  B  N ) dengan menggunakan pemeriksaan
var iance  (3)
N 2 ( N  1) produk 100%, sehingga menyebabkan
Keterangan: banyak unit dalam sampel tidak konstan.
A = jumlah observasi diatas k. Dari peta kontrol dapat dievaluasi
B = jumlah observasi di bawah atau sama mengenai kondisi proses yaitu proses
dengan k. dalam keadaan terkendali apabila semua
N = jumlah observasi. titik pengamatan berada diantara batas
K = nilai rata-rata. kendali dan menyebar secara secara
Keputusan : random (acak). Proses dapat dikatakan
Tolak H0 jika P-value < nilai α (0.05). terkendali jika:
Peta C 1. Tidak ada titik yang berada
Peta pengendali atribut c merupakan diluar batas kendali (terkendali
peta control yang digunakan jika secara statistik).
karakteristik kualitas bersifat atribut yaitu 2. Nilai Cp >1
karakteristik kualitas yang tidak bisa 3. Nilai Cpk >1
diukur secara numerik melainkan hanya
dapat membedakan seperti cacat atau Diagram Ishikawa
tidak cacat (Grant, 1991). Peta pengendali Diagram Ishikawa adalah diagram
yang menyajikan suatu permasalahan
Jurnal EKBIS /Vol. XIV/ No.2/edisi September 2015 | 724

secara lengkap untuk menyatakan dengan spesifikasi produk yang


hubungan antara masalah atau akibat diterapkan oleh manajemen berdasarkan
dengan faktor-faktor yang menyebabkan kebutuhan dan ekspektasi pelanggan
terjadinya suatu masalah, sehingga (Gaspersz, 2002).
memungkinkan dilakukan suatu analisis Ada dua cara memikirkan variabilitas ini
yang lebih terperinci dalam menemukan :
sebab-sebab timbulnya suatu masalah, 1. Variabilitas yang menjadi sifat atau
ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang alami pada waktu tertentu yakni
ada. Kualitas yang akan diperbaiki dan variabilitas ‘seketika’
dikendalikan disebut karakteristik 2. Variabilitas meliputi waktu
kualitas dan komposisi yang Diantara penggunaan data yang
menyebabkan penyebaran atau sumber utama dari analisis kemampuan proses
masalah disebut dengan faktor. adalah sebagai berikut :
Kegunaan Diagram Ishikawa adalah 1. Memperkirakan seberapa baik proses
sebagai berikut : akan memenuhi toleransi
1. Mengidentifikasi sebab-sebab 2. Membantu pengembang atau
terjadinya masalah dan akibatnya perancang produk dalam memilih
dalam bentuk nyata atau mengubah proses
2. Membantu mengantisipasi timbulnya 3. Membantu dalam pembentukan
suatu masalah interval untuk pengendalian interval
3. Mengidentifikasi penyebab dari suatu antara pengambilan sampel
masalah sehingga dapat diketahui 4. Menetapkan persyaratan penampilan
sumber terjadinya suatu masalah bagi alat baru
4. Mengantisipasi suatu masalah 5. Memilih diantara penjual yang
sehingga mendapatkan kontrol yang bersaing
baik 6. Mengurangi variabilitas dalam proses
Pengertian lain dari diagram produksi
Ishikawa yaitu diagram yang menyerupai Indikator kapabilitas proses adalah :
tulang ikan yang dapat memberitahu 1) Indeks Cp
suatu masalah secara lengkap dengan a. 2 spesifikasi
rumus : 4 M + E dimana 4 M adalah Cp = (BSA – BSB ) / 6  (6)
1. Mesin
2. Manusia BSA c
b. 1 spesifikasi Cp = atau
3. Metode 3
4. Material c  BSB
Sedangkan E adalah Environment atau (7)
3
diartikan Lingkungan (Montgomery,
2005).
Menurut Breyfogle (2006), nilai
Kapabilitas Proses
standar sigma untuk Cp dapat
Kapabilitas proses merupakan
dikelompokkan dalam 3 kategori :
suatu analisis variabilitas relatif terhadap
1. CP = 2 maka proses sudah sesuai
persyaratan atau spesifikasi produk serta
harapan
untuk membantu pengembangan produksi
2. CP < 2 maka proses berada diluar
dalam menghilangkan atau mengurangi
batas spesifikasi
banyak variabilitas yang terjadi.
3. CP > 2 maka proses sudah sesuai
Kapabilitas proses ini merupakan suatu
spesifikasi
ukuran kinerja kritis yang menunjukkan
2) Indeks Cpk
proses mampu menghasilkan sesuai
EKBIS,Vol. XIV, No.2 Edisi September 2015 | 725

Nilai standar sigma untuk Cpk adalah H1: Data pengamatan yang diambil
sebagai berikut : secara tidak acak dari suatu
1. Cpk < 0, menunjukkan rata-rata populasi
proses diluar batas spesfikasi,
berarti akurasi rendah. Statistik Uji : Run Test
2. 0 < Cpk < 1.5, menunjukkan Daerah penolakan : Tolak Ho jika
akurasi dan presisi masih rendah Asymp-Sig <
jika nilai Cpk < 1.5, tetapi jika Tabel 1. Uji Kerandoman dari jumlah
nilai Cp > 1.5, maka presisi tinggi cacat
tetapi akurasi rendah. Runs above and below K 2,6
3. Cpk > 1.5 , jika diikuti nilai Cp > The Observed number of
18
1, maka proses kapabel dan runs
akurasi serta presisi tinggi. Tetapi The Expected number of
15,9333
jika nilai Cp < 1, berarti tingkat runs
akurasi tinggi dan presisi rendah. Asymp-Sig 0,440
Berdasarkan pengujian,
METODOLOGI PENELITIAN didapatkan nilai Asymp-Sig (p-value)
Sumber data yang akan dijadikan 0,440. Karena nilai p-value lebih besar
sebagai bahan analisis dalam penelitian jika dibandingkan dengan maka terima
ini adalah jumlah pembatas buku yang H0. Sehingga data jumlah cacat pada
cacat diantara 30 pembatas buku yang pembatas buku bersifat random.
dibagi kedalam 10 subgroup dengan Peta kendali c
ukuran sampel masing-masing 3. Data Setelah diketahui bahwa data
diambil dari industri rumah yang memenuhi asumsi random dan distribusi
membuat pembatas buku. poisson, maka dapat dilanjutkan dengan
Langkah-langkah analisis data pembuatan peta kendali c sebagai berikut:
penelitian ini adalah sebagai berikut: BKA = c 3 c
1. Melakukan uji kerandoman data
jumlah cacat pada pembatas buku. BKB = c 3 c
2. Membuat peta kendali c berdasarkan C Chart of C1
18
jumlah cacat pada pembatas buku. 16 UCL=16.18

3. Membuat diagram pareto berdasarkan 14

jenis cacat pada pembatas buku. 12


Sample Count

10
4. Membuat diagram ishikawa dari dua _
8 C=7.8
jenis kategori cacat terbanyak pada 6

pembatas buku. 4

5. Menghitung kapabilitas proses 2

0 LCL=0
pembuatan pembatas buku
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sample

HASIL DAN PEMBAHASAN


Uji Kerandoman Data Gambar 1. Peta C
Hipotesis yang digunakan untuk Berdasarkan gambar 1 dapat
uji kerandoman data pada jumlah ditarik kesimpulan bahwa proses
pembatas buku yang cacat adalah sebagai pembuatan pembatas buku telah
berikut : terkendali secara statistik, karena semua
titik pengamatan berada didalam batas
H0 : Data pengamatan diambil kendali. Perhitungan manualnya sebagai
secara acak dari suatu populasi berikut :
Jurnal EKBIS /Vol. XIV/ No.2/edisi September 2015 | 726

BKA = c  3 c = 7.8 + 3*(2.793) = pengguntingan badan.


16.178 Cause-and-Effect Diagram

BKB = c  3 c = 7.8 + 3*(2.793) = - Measurements Material Personnel

0.578
tidak profesional
Pada perhitungan secara manual garis kurang jelas

didapatkan nilai BKA = 16.178 dan nilai kurang SDM

BKB = -0.578, namun karena jumlah


cacat tidak mungkin kurang dari nol
maka ditetapkan nilai BKB = 0. suasana tidak
kondusif
menggunting dg
tergesa-gesa
gunting

4.1 Diagram Ishikawa untuk jenis


cacat dalam pengguntingan Environment Methods Machines

Diagram ini digunakan untuk


mengetahui faktor-faktor yang
menyebabkan tingginya jumlah cacat Gambar 3. Diagram Ishikawa
pada jenis cacat penguntingan ban dan pengguntingan badan
pengguntingan badan. Diagram ishikawa di atas
Cause-and-Effect Diagram menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
Measurements Material Personnel
menyebabkan tingginya jumlah cacat
pada jenis cacat pengguntingan badan.
garis kurang jelas tidak profesional 1. Manusia/Operator :Tidak professional
dan kurang SDM.
2. Alat /Mesin :Gunting yang
suasana tidak menggunting dg gunting
digunakan tidak berkualitas
kondusif tergesa-gesa
3. Metode :Menggunting
Environment Methods Machines
dengan terges-gesa
4. Material : Garis kurang jelas
5. Lingkungan :Suasana kurang
kondusif
Gambar 2. Diagram Ishikawa Kapabilitas Proses
pengguntingan ban Analisis Kapabilitas Proses
Diagram ishikawa di atas digunakan untuk mengetahui seberapa
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang baik proses pembuatan pembatas buku
menyebabkan tingginya jumlah cacat berupa mobil. Batas spesifikasi atas yang
pada jenis cacat penguntingan ban telah ditentukan adalah 4
1. Manusia :Tidak profesional. Kapabilitas proses tidak cukup
2. Mesin :Gunting yang digunakan hanya dengan mengetahui bahwa proses
tidak berkualitas dalam keadaan terkendali, melainkan ada
3. Metode :Menggunting dengan dua criteria yang lain yang juga harus
terges-gesa dipenuhi, yaitu memenuhi batas-batas
4. Material : Garis kurang jelas spesifikasi serta memiliki tingkat presisi
5. Lingkungan : Suasana kurang dan akurasi yang tinggi.
kondusif
Diagram Ishikawa untuk jenis cacat
dalam pengguntingan badan
Diagram ini digunakan untuk
mengetahui faktor-faktor yang
menyebabkan tingginya jumlah cacat
pada jenis cacat penguntingan ban dan
EKBIS,Vol. XIV, No.2 Edisi September 2015 | 727

Poisson Capability Analysis of C1 dalam keadaan terkendali. Berdasarkan


U Char t P oisson P lot

diagram pareto didaptkan kesimpulan


Sample Count P er Unit

U C L=16.18 12.5
15

Expected Defects
10.0
10 _
U =7.8
7.5
bahwa jumlah cacat terbanyak terletak
5

0 LC L=0
5.0 pada pengguntingan ban dan
1 2 3 4 5 6
Sample
7 8 9 10 5.0 7.5 10.0
O bser ved Defects pengguntingan badan. Diagram Ishikawa
Cumulative DP U
Tar
Dist of DP U
menunjukan faktor-faktor yang
10 Summary Stats

9
(using 95.0% confidence)
Mean Def: 7.8000
3
menyebabkan terjadinya cacat adalah
Low er C I:
U pper C I:
6.1656
9.7348
2
pekerja yang kurang professional, alat
DP U

8
Mean DPU : 7.8000

7
Low er C I:
U pper C I:
6.1656
9.7348
1
gunting yang kurang berkualitas,
Min DPU : 4.0000
6
2 4 6 8 10
Max DPU :
Targ DP U :
11.0000
0.0000
0
0 2 4 6 8 10 lingkungan produksi yang tidak kondusif,
Sample

material dengan garis yang kurang jelas,


Gambar 4. Diagram Kapabilitas proses dan metode yang digunakan saat
Perhitungan manualnya sebagai berikut : pembuatan pembatas buku yang tergesa-
Dengan  = c = 2.793 gesa. Semua hal diatas menyebabkan
proses pembuatan pembatas buku tidak
BSA  BSB 40 kapabel dikarenakan Cp dan Cpk kurang
Cp    0.23869
6 6(2.793) dari 1.
BSA  c 4  7.8
Cp( A)    0.4535
3 3(2.793) DAFTAR PUSTAKA
c  BSB 7.8  0
Cp( B)    0.93
3 3(2.793) [1] Andi, 1998. Panduan Lengkap
SPSS 6.0 for windows, Wahana
= -0.4535 Komputer, Bandung.
Karena nilai Cp < 1 maka batas [2] Breyfogle, F.W, 2003.
spesifikasi yang ada lebih kecil dari Implementation Six Sigma, Smart
sebaran pengamatan yang dilakukan Solutions Using Statistical Methods,
sehingga proses pembuatan pembatas John Willey & Sons, Inc. New
buku perlu ditingkatkan agar sesuai Jersey.
dengan kualitas yang diinginkan. [3] Gaspersz, V., (2002), Pedoman
Sedangkan Cpk <1 maka mean proses Implementasi Program Six Sigma
berada di luar batas spesifikasi yang Terintegrasi dengan ISO 9001:2000,
berarti akurasi rendah. MBNQA, dan HACCP, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
[4] Grant, (1991), Pengendalian Mutu
Statistik, Erlangga, Jakarta.
KESIMPULAN
[5] Montgomery, Douglas C, (2005),
Berdasarkan hasil analisis dan Introduction to Statistical Quality
pembahasan, maka dapat disimpulkan Control Fifth Edition. John Wiley
bahwa data jumlah cacat produk &Sons, Inc, New York.
pembatas buku berasal dari populasi yang [6] Sugiyono,(2008), Statistika
acak dan berdistribusi Poisson. Peta Nonparametris untuk penelitian, CV
Control atribut C menunjukkan bahwa Alfabet
proses pembuatan pembatas buku berada
a, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai