DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS RUNDING
JL. Perjuangan Pasar Rundeng Kode Pos 24782.
Email : pkmrunding@gmail.com
1. Latar Belakang
a. Dasar Hukum
Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri
Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Nomor 01/KB/2020, Nomor 516 Tahun 2020,
Nomor HK.03.01/Menkes/363/2020, Nomor 440-882 Tahun 2020 tentang Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun kademik
2020/2021 di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
b. Gambaran Umum
Masalah gizi kurang pada ibu hamil masih merupakan focus
perhatian, ibu hamil dengan masalah gizi dan kesehatan berdampak
terhadap kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi serta kualitas bayi
yang dilahirkan. Kondisi ibu hamil KEK berisiko menurunkan kekuatan
otot yang membantu proses persalinan sehingga dapat mengakibatkan
terjadinya proses partus lama dan perdarahanpasca persalinanbahkan
kematian ibu. Risiko pada bayi dapat mengakibatkan terjadinya
kematian janin (keguguran), premature, lahir cacat, BBLR bahkan
kematian bayi. Ibu hamil KEK dapat mengganggu tumbuh kembang
janin, yaitu pertumbuhan fisik, otak dan metabolism yang menyebabkan
penyakit tidak menular di usia dewasa.
Masalah ibu hamil KEK disebabkan konsumsi zat gizi yang
kurang. Kekurangan zat gizi makro berkaitan dengan kekurangan zatb
gizi mikro khususnya vitamin A, D, asam folat, zat besi, seng, kalsium,
dan iodin. Penanggulangan ibu hamil KEK harus dimulai sejak sebelum
hamil (caten) bahkan sejak usia remaja putri. Upaya penanggulangan
tersebut membutuhkan koordinasi lintas program melalui konseling gizi
pada ibu hamil dengan KEK.
Besarnya Angka Kematian Bayi (AKB) sangat terkait dengan status kesehatan
dan gizi ibu hamil. Berdasarkan data Rikesdas 2013, angka prevalensi Kurang Energi
Kronis (KEK) pada Wanita Usia Subur (WUS) adalah 24,3%. Masalah gizi pada ibu
hamil adalah kekuarangan vitamin dan mineral, antara lain kekurangan asam folat, zat
besi, seng yodium. Kondisi tersebut ditunjukkan dengan angka prevalensi Anemia Gizi
Besi (AGB) yang masih tinggi (40,1%) pada ibu hamil. Dengan demikian masalah KEK
pada ibu hamil dapat terjadi bersamaan atau saling terkait dengan kekurangan zat gizi
mikro, terutama terjadi pada keluarga miskin.
Pelacakan balita gizi buruk merupakan rangkaian kegiatan penyelidikan
epidemiologi terhadap balita gizi buruk. Surat Edaran Menkes No. 1209 tanggal 19
Oktober 1998 mengistruksikan agar memperlakukan setiap kasus gizi buruk sebagai
Kejadian Luar Biasa (KLB), sehingga setiap kasus baru harus segera dilaporkan dalam 1
(satu) x 24 jam dan harus segera ditangani. Langkah Pelacakan balita gizi buruk dimulai
dari melakukan klarifikasi terhadap lapo ran adanya balita gizi buruk baik dari hasil
pemeriksaan di fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas dan jaringannya, Rumah Sakit
dan Dokter / Bidan Praktek Swasta) maupun hasil penimbangan balita di posyandu serta dari
laporan masyarakat (media massa, LSM dan organisasi kemasyarakatan lainnya).
b. Keluaran (Output)
Banyaknya kejadian KEK pada ibu hamil dan gizi buruk pada anak