Anda di halaman 1dari 27

TUGAS KELOMPOK

MAKALAH MEKANIKA VEKTOR

DOSEN PEMBIMBING: Dra. Hj. Erniwati, M.Si.

DISUSUN OLEH:
AIDAH : A1K1 15 004
ANDRIADI : A1K1 15 008
ARJULITA SARI : A1K1 15 010
ASMI SIRAJUDDIN : A1K1 15 014

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2016

1 | Konsep Dasar Vektor


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I: PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakan


1
1.2. Rumusan Mas
1
1.3. Tujuan Penuli
2
1.4. Manfaat Penu
2

BAB II: PEMBAHASAN 3

2.1 Pendahuluan Ilmu Mekanika 3


2.2 Mengukur Ruang Dan Waktu: Satuan Dan Dimensi 4
2.3 Vektor 15

BAB III: PENUTUP 23

3.1 Kesimpulan 23
3.2 Saran 23

DAFTAR PUSTAKA 24

2 | Konsep Dasar Vektor


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-
NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok mata kuliah
Mekanika Vektor dengan topik Vektor. Shalawat dansalam kamimohonkan kepada
Allah agar dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah meletakkan
fondasi ilmu pengetahuan bagi umat manusia. Makalah ini dibuat dan disusun dengan
tujuan untuk menambah wawasan pengetahuan demi tercapainya tujuan
pembelajaran.

Selesainya tugas makalah ini, tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen kami ibu Dra. Hj.
Erniwati, M.Si yang telah membimbing dan mengarahkan penulis serta rekan-rekan
kelompok 1 dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
makalah ini.

Penulis juga menyadari, bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu penulis berharap kritik dan saran demi perbaikan-perbaikan lebih lanjut.

Kendari, Februari
2016

3 | Konsep Dasar Vektor


Penulis

BAB I:

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

perkembangan ilmu mekanika mengenaikonsep ruang danwaktu telah


menjadidasar lahirnya konsep satuan, dimensi dan konsep vektor. Bicara tentang
vektor , ada baiknya jika kita tahu terlebih dahulu apa itu vektor. Gerak sistem
dinamis biasanya dijelaskan dalam dua hal yaitu skalar dan vektor. Dalam ilmu
fisika tepatnya pada analisis mekanika kita mengenal vektor sebagai sebuah
besaran yang memiliki nilai dan arah. Sedangkan dalam matematika, vektor
adalah anggota dari ruang vektor. Secara geometris, vektor dapat disajikan
dengan ruas garis berarah.

Selain itu, vektor memiliki perbedaan dengan skalar ( besaran yang


memiliki nilai saja) diantaranya vektor membutuhkan angka-angka sebagai
spesifikasi pada sistem koordinat, vektor memiliki Panjang ruas garis untuk
menyatakan besar vektor dan anak panah menyatakan arah vektor.

Secara matematis, kita menyatakan bahwa sebuah fungsi vektor A (x, y,


z) mendefinisikan suatu medan vektor, karena vektor dikaitkan dengan setiap
titik pada suatu rungan. Karena banyaknya perbedaan antara besaran skalar dan
besaran vektor maka makalah ini akan lebih membahas vektor atau analisis
vektor.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendahuluan ilmu mekanika vektor?
2. Bagaimana konsep dimensi, dan satuan?

4 | Konsep Dasar Vektor


3. Bagaimana konsep dasar vektor?

C. Tujuan dan manfaat


Tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejarah lahirnya konsep dimensi, besaran dan
vektor.
2. Untuk mengetahui analisis dimensi dan satuan.
3. Untuk mengetahui konsep dasar vektor sebelum mempelajari operasi
vektor yang lebih signifikan.
Manfaat yang diperoleh dalam makalah ini adalah agar mahasiswa
lebih dapat memahami konsep dasar dalam mata kuliah mekanika vektor

5 | Konsep Dasar Vektor


BAB II:

PEMBAHASAN

2.1 Pendahuluan ilmu mekanika

Ilmu mekanika klasik berkaitan dengan gerak benda terkait ruang dan
waktu. Konsep ini diperdebatkan selama dua setengah abad setelah Sir Isaac
Newton menyatakan konsep ruang dan waktu di dalam buku Philosophie
Naturalis Principia Mathematica pada tahun 1687. Newton meletakkannya di
halaman pertama yaitu “kebanaran waktu dan matematika yang asalnya dariilmu
itu sendri, alam sekitar yang tidak dipengaruhi oleh factor luar disebut durasi.
Ketatapan tentang kebenaran ruang tidak dipengaruhi oleh factor luar yang
sifatnya tidak berubah".
Ernst Mach (1838-1916), yang memiliki pengaruh berbeda dengan
Albert Einstein, mempertanyakan keabsahan dua konsep Newtonian di The
Science of Mekanik: Akun Kritis dan Sejarah Pembangunan (1907). Di sana ia
menyatakan bahwa Newton telah bertindak menyalahi aturan ilmiah, dimana ia
telah memberikan suatu teori yang tidak sesuai dengan fenomena yang dapat di
amati atau sesuai dengan kenyataan. Meskipun Newton secara terang-terangan
mengungkapkan niat ini dalam Buku III dari Principia sebagai aturan kelima dan
terakhir pada aturan penalaran dalam filsafat, tetapi ia sendiri tidak melakukanya.
Sepanjang karir ilmiahnya, Newton sangat terkenal dengan banyak
percobaan tetapi ia selalu ditolak karena melakukan hipotesis palsu.namun, ia
selalu diberi toleransi dan diberi hukuman yang sesuai dengan aturan yang
disepakati. Tapi ditemui kelas hipotesisnya bahwa, "dapat dibuktikan dari

6 | Konsep Dasar Vektor


fenomena yang ada . penelitian Pluto di Athena dapat membuktikan kebenaran
konsep ruang dan waktu di kelas ini. Maka hipotesis ini memang seharusnya
dapat diterima. Newton tentu bisa dimaafkan atas kelalaian ini. Setelah semua,
hipotesis Newton ( gaya gravitasi) memberikan pandangan pada semua orang,
yang mana konsep itu belum ada sebelumnya.
Sekitar akhir abad 18 dan awal abad ke-19 terdapat suatu eksperimen
listrik dan magnet yang merupakan fenomena yang dapat diamati dan dipahami
hanya dari paradigma ruang-waktu yang timbul dari relativitas khusus Albert
Einstein. Hermann Minkowski memperkenalkan paradigma baru ini dalam sebuah
kuliah setengah popular di Cologne, Jerman pada tahun 1908 sebagai berikut:
Tuan-tuan!
“ Pandangan mengenai ruang dan waktu yang ada sebelum lahir telah
bermunculan dari tanah fisika akibat usaha para eksperimental dan menjadi suatu
pengetahuan. Mereka adalah radikal.i sekarang, ruang dan waktu dengan
sendirinya mulai memudar, dan hanya semacam persatuan antara dua akan
melestarikan realitas independe”.
Jadi, meskipun konsep ruang dan waktu telah diganti, Newton sangat
berjasa terhadap munculnya konsep baru tentang ruang-waktu. Konsep ini di
dasarkan pada fenomena yang dapat di amati dan di jadikan sebagai aturan
penelitian.
2.2 Mengukur Ruang dan Waktu: Satuan Dan Dimensi

Kita menganggap bahwa ruang dan waktu secara tepat dijelaskan dalam
arti Newton. Pada ruang tiga dimensi terdapat tiga titik dimana posisi titik
tersebut ditentukan oleh satu sampai tiga angka (x,y,z) yang relatif terhadap titik
asal (0,0,0) dari sistem koordinat Cartesian persegi panjang. Sebuah garis pada
ruang tiga dimensi merupakan pemisah antara dua panjang dengan beberapa
panjang yang lain.

7 | Konsep Dasar Vektor


Waktu relatif dapat diukur dari lamanya suatu kejadian yang terjadi secara
berulang-ulang yang diberikan dari sistem dengan kata lain dapat disebut sebagai
siklus. Misalnya, sebuah pendulum yang berayun kesana kemari, bumi yang
berputar pada porosnya atau gelombang elektromagnetik yang berasal dari
getaran dalam rongga logam atom cesium. Waktu dari beberapa kejadian
disimbolkan dengan t, yang mana berarti melambangkan jumlah kejadian dari
susunan siklus tertentu. Sebagai contoh, jika 1 getaran dari pendulum fisik
digunakan untuk menentukan 1 sekon, maka untuk mendefinisikan bahwa
pendulum bergetar saat t=2,3 s maka ini berarti bahwa pendulum bergetar
sebanyak 2,3 getaran setelah mulai bergetar saat t=0.

Di era sebelumnya, yang digunakan sebagai alat ukur panjang adalah kaki
manusia, sesuai dengan penulisan Leonardo da Vinci yang menyatakan bahwa
alam telah menyediakan pengukuran yang sederhana yaitu : empat jari sebanding
dengan 1 sawit dan empat telapak tangan sebanding dengan 1 kaki, enam telapak
tangan sebanding dengan 1 hasta, 4 hasta sebanding dengan satu tinggi manusia, 4
hasta sebanding dengan satu langkah kaki, dan 24 telapak tangan sebanding
dengan tinggi manusia.
Jelas terlihat bahwa pengambilan standar itu tidak akan akurat untuk
dijadikan sebagai standar ukuran. Misalnya seorang ibu rumah tangga yang marah
dengan alasan ia membeli kain untuk membuat kaos kaki namun ia tidak
memperoleh ukuran yang tepat karena penjual mengukur kainnya menggunakan
kakinya.
a. Satuan Panjang

Revolusi Perancis yang berakhir dengan perebutan kekuasaan Napoleon


pada tahun 1799, melahirkan suatu rencana penting perubahan di dalam
pengukuran. Hasil yang menyangkut perubahan itu, yaitu sistem matrik, yang
diperluas pada tahun 1990 ke dalam Satuan Internasional (SI).

8 | Konsep Dasar Vektor


Pada tahun 1791, menjelang akhir Pertemuan majelis nasional Perancis
yang pertama, Charles Maurice de Tallevrand-Perigord (1754-1838) pada saat itu
mengusulkan sebuah tugas berat yaitu perbaikan ukuran dengan mengerjakan
menggunakan sebuah panel pita biru dengan anggota yang dipilih dari Akademi
ilmu pengetahuan Perancis.

Panel memilih 10 sebagai dasar urutan angka untuk semua ukuran. Konsep
satuan dari panjang diambil menjadi sepersepuluh juta dari seperempat lingkaran,
atau seperempat suatu garis bujur penuh. Sebuah operasi pengamatan yang
dilakukan membentang dari Dunkirk di Selat Inggris sampai dengan Barcelona di
pantai Mediterania Spanyol (panjangnya setara dengan 10 derajat garis lintang atau
satu seper Sembilan dari seperempat lingkaran), hal ini dilakukan untuk
menentukan satuan dasar dari panjang yang teliti. Pada akhirnya perjalanan tugas
yang sangat berat ini yang mana dimulai dari 1792 sampai 1799, mengubah
standar meter dari perkiraan sebelumnya dimana hasil penelitian tersebut kurang
dari 0,3 mm, atau sekitar 3 bagian dari dari 10.000. Sekarang kita tahu bahwa hasil
yang diperoleh tersebut salah. Panjang kuadran standar meridian adalah
10,002,288.3 m lebih besar 2 bagian dari 10.000 dibanding panjangnya kuadran
yang dibentuk oleh ekspedisi Dunkirk-Barcelona.

Cukup menarik, pada tahun 1799 dimana pada tahun ini penelitian
Dunkirk-Barcelona diselesaikan. Akhirnya Badan Pembuat Undang-Undang
Nasional Perancis mensahkan standar baru salah satunya meter. Kini standar meter
digunakan untuk menjadi jarak antara dua goresan halus yang dibuat diatas suatu
palang campuran dari platinum dan iridium didalam potongan melintang seperti X
untuk memperkecil penyimpangan dan pelengkungan. Amerika Serikat
mempunyai dua salinan dari palang ini, dengan nomor-nomor 21 dan 27, dan
menyimpannya di Kantor standar akurat Wasington DC. Pengukuran berdasarkan
standar ini adalah pengukuran yang akurat sekitar satu bagian 106 .

9 | Konsep Dasar Vektor


Sejak tahun 1983 standar meter ditetapkan sebagai kecepatan cahaya,
dengan kata lain kecepatan cahaya didefinisikan sebagai 299,792,458 m/s. Hal ini
berarti, pada saat itu satuan standar panjang tergantung pada standar waktu.

b. Satuan panjang

Gerakan astronomi memberikan tiga hal besar "alami" mengenai satuan


waktu: hari, bulan, dan tahun. Hari ini didasarkan pada putaran bumi, bulan pada
gerakan orbital bulan terhadap bumi, dan tahun pada gerakan orbital bumi
terhadap matahari. Mengapa kita memiliki rasio 60: 1 dan 24: 1 yang
menghubungkan hari, jam, menit, dan detik? hubungan ini lahir sekitar 6000
tahun yang lalu di dataran aluvial datar Mesopotamia (sekarang Irak), di mana
tempat tersebut merupakan tempat pertama kali muncul peradaban dunia. Sistem
nomor Mesopotamia berdasarkan 60, bukan pada 10 seperti kita. Tampaknya
mungkin bahwa Mesopotamia kuno lebih dipengaruhi oleh 360 hari dalam
setahun, 30 hari dalam sebulan, dan 12 bulan dalam setahun daripada jumlah jari
di tangan mereka. Hal itu berdasarkan pada penglihatan pergerakan benda-benda
langit yang diubah di lingkungan seperti itu langit yang diubah menjadi jam.

Sekon merupakan Satuan dasar dari waktu dalam SI, awalnya dapat
diubah (1 / 86.400) maksunya sama dengan satu hari di matahari (24 x 60 x 60 =
86.400). Masalahnya adalah jam astronomi tidak konstan. Maksudnya satu hari di
matahari kadang berlansung lama dan cepat yang dipengaruhi oleh fase
perputaran bualn sempurna dan tidak sempurna . Pada tahun 1956 sekon baru
didefinisikan sebagai 1 / 31.556.926 berarti satu tahun dimatahari diukur dengan
teliti sejak tahun 1900. Penentuan detik itu tidak berlansung lama! Pada tahun
1967 didefinisikan kembali berdasarkan sejumlah osilasi dari jam atom cesium.

Sebuah dermaga atom cesium terdiri dari balok atom cesium-133 bergerak
melalui suatu rongga menyerap dan memancarkan gelombang mikro dengan
frekunsi resonansi, 9192631770 Hertz (Hz), atau sekitar 1.010 siklus per detik.

10 | Konsep Dasar Vektor


Penyerapan ini terjadi ketika sebuah atom cesium diberikan perubahan dalam
proses konfigurasi atom baik menerima atau melepaskan sejumlah energi tertentu
dalam gelombang mikro. Dua konfigurasi energi yang berbeda sesuai dengan
situasi di mana spin inti cesium dan kulit terluar suatu elektron baik berlawanan
(keadaan energy rendah ) atau sejajar (keadaan energi tertinggi). Ini semacam
"spin-flip" atom transisi disebut transisi hyperfzne. Perbedaan energi dan,
karenanya, resonansi frekuensi justru ditentukan oleh struktur berubah-ubah dari
atom cesium. Ini tidak berbeda dari satu atom ke yang lain. Ketika dua cesium
yang berbeda dibandingkan, ditemukan bahwa keduanya menetapkan sekitar 1
bagian dalam 1010.

Hal itu tak terelakkan dalam tahun 1967, karena stabilitas dan
reproduktifitas, pada tahun ke-13 Konferensi Umum tentang Berat dan Ukuran
yang menggantikan atom cesium-133 untuk setiap dan semua benda-benda langit
sebagai dasar utama dalam satuan waktu. Konferensi ini membentuk dasar baru
dengan kata-kata bersejarah berikut:

Sekon adalah durasi sepanjang 9.192.631.770 periode dari radiasi sesuai


dengan transisi antara dua level hyperfine dari atom caesium-133.

Jadi, meter tidak lagi terikat pada permukaan Bumi, sekon tidak lagi
berasal dari "waktu" di langit

c. Satuan massa

Bab ini dimulai dengan pernyataan bahwa ilmu mekanika berkaitan


dengan gerak benda. Massa adalah konsep akhir yang dibutuhkan untuk
menentukan sepenuhnya setiap kilogram adalah satuan dasar. standar primer ini
juga digunakan dalam lemari besi di Sevres, Prancis, dengan standar sekunder
yang digunakan oleh pemerintah sebagian besar di dunia. Perhatikan bahwa
satuan panjang dan waktu didasarkan pada standar atom.

11 | Konsep Dasar Vektor


konsep massa yang akan kita dipelajari dalam materi ini adalah partikel,
atau titik massa, suatu entitas yang memiliki massa tapi tidak ada batas spasial.
Jelas, bahwa partikel tidak memiliki ukuran yang ideal.. Meskipun demikian,
konsep ini tetap berfungsi sebagai pendekatan dari benda-benda fisik dalam
konteks tertentu,, yaitu, dalam situasi di mana dimensi objek lebih kecil
dibandingkan dengan dimensi lingkungannya. Contohnya termasuk pada
piringan hitam, bisbol dalam penerbangan, dan Bumi yang mengorbit di sekitar
Matahari.

Satuan (kilogram, meter, dan sekon) merupakan dasar dari sistem SI.
Sistem lain yang biasa digunakan juga, misalnya, cgs (centimeter, gram, sekon)
dan fps (kaki, pound,sekon). Sistem ini dapat dianggap sebagai sistem sekunder
karena semuanya didefinisikan secara relatif dalam standar SI.

DIMENSI

Biasanya, kita berpikir tentang dimensi sebagai bentuk tiga arah yang
saling tegak lurus dalam ruang dimana suatu objek dapat bergerak. Misalnya,
gerakan pesawat terbang dapat digambarkan dalam istilah gerakan ke segala arah:
timur-barat, utara-selatan, dan atas-bawah. Namun, dalam fisika istilah tersebut
memiliki makna yang sama tetapi lebih mendasar.

Contoh 1.2.1
Konversi satuan
Berapa panjang dari satu tahun cahaya (LY) dalam meter?
solusi:
Kecepatan cahaya adalah c = 1 LY / Y. Jarak yang ditempuh cahaya dalam T
=1Y,sehingga
D = cT = 1LY/¥ X 1¥ = 1LY

Jika kita ingin menyatakan satu tahun cahaya dalam meter, kita mulai dengan
kecepatan cahaya yang dinyatakan dalam satuan. Hal ini diberikan oleh c = 3,00 x
108 m/s. Namun, satuan waktu yang digunakan nilai ini dinyatakan dalam detik,
sedangkan interval waktu T dinyatakan dalam tahun, sehingga :

12 | Konsep Dasar Vektor


1 LY = (3,00 x 108 m/s) x (1 y) = 3.00 x 108m x 1Y/1S
Satuan yang berbeda akan berakibat pada hasil akhir, sehingga harus
dinyatakan dalam satuan yang sama untuk mendapatkan perbandingan ukuran, dan
hanya menyisahkan satuan meter saja. Mengubah 1 Y menjadi nilai yang sama
dengan hasil detik.
1 LY=(3.00 x 108 m¿ x(1¥/1 s) x(365 day/¥) x (24 hr/day) x (60min/hr) x(60
s/min)
= (3,00 x m) x (3.15x107 s /1 s) = 9.46x1015 m.
Kita mengalikan 1 tahun dengan sebuah rangkaian perbandingan dengan
nilainya masing-masing yang pada hakekatnya berukuran sama. Misalnya, 365 hari =
1 tahun, sehingga (365 hari / 1 tahun) = (1 tahun / 1 tahun) = 1. Perkalian tersebut
tidak mengubah hasil akhir. Mereka hanya mengkonversi nilai (1 tahun) menjadi nilai
yang setara dalam detik untuk "menghilangkan" satuan detik, sehingga hasil ahirnya
dinyatakan dalam meter.

Tidak lebih dari tiga pokok yang dibutuhkan untuk benar-benar


menggambarkan ciri perilaku dari setiap sistem fisik yang kita hadapi dalam belajar
mekanika klasik : bahwa tubuh menempati ruang, mereka terdiri atas zat dan selama
waktu itu badan-badan bergerak. Dengan kata lain, mekanika klasik berkaitan dengan
gerak benda-benda fisik melalui ruang dan waktu. pengukuran yang berhubungan
dengan gerakan itu pada akhirnya dapat dibagi menjadi kombinasi pengukuran massa,
panjang, dan waktu. Percepatan a dari sebuah apel jatuh diukur sebagai perubahan
kecepatan per perubahan waktu dan perubahan kecepatan diukur sebagai perubahan
posisi (panjang) per perubahan waktu. Dengan demikian, pengukuran percepatan
benar-benar ditandai dengan pengukuran panjang dan waktu. Konsep massa, panjang,
dan waktu yang jauh lebih mendasar daripada satuan lainnya sehingga kita memilih
untuk memberikan skala untuk pengukuran mereka. Massa, panjang, dan waktu
menentukan tiga dimensi utama dari semua kuantitas fisik. Kita gunakan simbol [ M ],

13 | Konsep Dasar Vektor


[ L ], dan [ T ]untuk mengkarakterisasi tiga dimensi utama tersebut. Dimensi kuantitas
fisik tersebut didefinisikan sebagai kombinasi aljabar dari [ M ] , [ L ], dan [ T ] yang
diperlukan sebagai ciri dalam pengukuran besaran fisika.

Dengan kata lain, dimensi kuantitas fisik dapat ditulis sebagai [ M ] α , [ L ] β,[ T ]γ
dimana α, β ,dan γ adalah kekuatan dari masing-masing dimensi. Misalnya,dimensi
percepatan adalah
L∕T
[ ]
[ a ]=
T
=[ L ][ T ]
−2

Diketahui, Percepatan dapat dinyatakan dalam satuan kaki per detik per detik,
kilometer per jam per jam, atau, dengan mengetahui bahwa Galileo menyelidiki
sebuah bola yang menggelinding jatuh pada bidang miring, dengan menghitung
jumlah dari setiap putaran. Semua satuan ini konsisten dengan dimensi [L] [ T ]−2 .

Analisis dimensi

analisis dimensi menyatakan hubungan antara kuantitas fisik yang berbeda


yang digunakan untuk menentukan apakah hasil perhitungan mempunyai
kemungkinan nilai benar atau salah. Semua persamaan harus memiliki dimensi yang
konsisten. Dimensi kuantitas fisik di sisi kiri dari persamaan harus memiliki dimensi
yang sama dari dimensi semua kuantitas fisik di sisi kanan. Misalnya, pada Contoh
6.5.3, kita menghitung kecepatan satelit dalam orbit lingkaran dengan jari-jari RC
pada bumi (jari-jari Re ) dan memperoleh hasil :

2 1 /2
vc = g ℜ
[ ]
Rc

di mana g adalah percepatan gravitasi, yang akan dibahas pada Bagian 2.2. Jika hasil
ini benar, dimensi pada kedua sisi persamaan harus sama. Pertama, kita menuliskan
kombinasi dimensi di sisi kanan persamaan dan mengurangi keduanya sejauh

14 | Konsep Dasar Vektor


mungkin

1
( [ L ][ T ]−2 ) [ L ]2
[ [L] ] 2
2 −2 1/2
=( [ L ] [ T ] )

Dimensi kecepatan v cjuga merupakan [ L ][ T ]−1. Dimensi yang sesuai , ada


kemungkinan jawabannya bisa benar dan juga bisa menjadi salah. analisis dimensi
tidak memberi tahu dengan tepat bahwa itu adalah benar. Ini hanya dapat
memberitahu bahwa itu tidak benar dalam kasus-kasus di mana dimensi tidak bisa
untuk dicocokkan.

Menentukan Hubungan dengan Analisis Dimensi

Analisis dimensi juga dapat digunakan sebagai cara untuk mendapatkan


hubungan antara kuantitas jumlah tanpa melalui kerja analisis yang lebih rinci
berdasarkanhukum fisika. Sebagai contoh, mempertimbangkan pendulum sederhana,
yang kita analisis di Contoh 3.2.2. Ini terdiri dari bob kecil dengan massa m melekat
pada benda bermassa a. Ketika benda mencapai keseimbangannya, di mana ia terletak
vertikal dengan massa pada posisi serendah mungkin, berayun ke sana kemari karena
pengaruh gravitasi dengan mencoba untuk mengembalikan massa dengan ketinggian
minimum di atas tanah. Gesekan hambatan udara diabaikan, dan terus berayun ke
sana kemari!, Waktu yang dibutuhkan untuk kembali ke keadaan semula dari arah
gerak disebut periodenya, atau waktu τ dibutuhkan untuk mengeksekusi satu siklus
lengkap gerakannya. Pertanyaannya adalah: Bagaimana periodenya τ tergantung pada
parameter fisik yang mencirikan pendulum dan lingkungannya?

Pertama, kita lihat parameter yang bisa menjadi relevan. Karena kita sudah
menyatakan bahwa pendulum terdiri dari sebagian, dari string ideal massa nol dan
tidak ada fleksibilitas, bahwa itu tidak menderita hambatan udara dan tidak ada
gesekan, kita menghilangkan dari pertimbangan faktor apa saja yang derivable dari
mereka. Itu daun hanya tiga: m massa pendulum bob, panjang l string, dan percepatan

15 | Konsep Dasar Vektor


g gravitasi. Periode pendulum memiliki dimensi [T] dan kombinasi m, l, dan g yang
setara dengan periode harus memiliki dimensi yang berhungan ke [ T ] juga. Dengan
kata lain, periode pendulum τ bergantung pada aljabar kombinasi m ,l ,dan g dalam
bentuk

τ =m∝ mα l β g γ

Dimana hubungan yang dimensi

[ T ] = [ M ] α [ L ] β ([ L ] γ [ T ]−2 γ ¿

Karena tidak ada daya dari [M] di sisi kiri, a = 0 dan massa pendulum bob tidak

−1
relevan. Untuk mencocokkan dimensi [ T ] pada kedua sisi persamaan, γ = dan
2

1
untuk mencocokkan dimensi [ L ], β +γ = 0 atau β= . Dengan demikian, kami
2
menyimpulkan bahwa

l
τ∝
√ g

analisis dimensi tidak dapat digunakan lebih lanjut dari ini. Itu tidak
memberi perbandingan yang tetap, tetapi itu memberitahu kita bagaimana τ
kemungkinan tergantung pada l dan g dan itu tidak memberitahu bahwa periode
independen dari m massa tersebut. Selain itu, pengukuran tunggal dari periode bandul
yang diketahui panjang l, akan memberi kita perbandingan yang tetap.

Kita tidak keluar dari salah satu faktor lain yang mungkin, sudut ayunan
pendulum itu. Bisakah nilainya mempengaruhi periode? Mungkin, tapi analisis
dimensi saja tidak seperti itu. Itu sudut ayunan berdimensi kuantitas, dan periode

16 | Konsep Dasar Vektor


dibayangkan bisa bergantung pada berbagai cara. Memang, kita melihat dalam
Contoh 3.7.1, bahwa sudut tidak mempengaruhi periode jika amplitudo sudut ayunan
cukup besar. Namun, apa yang telah kita pelajari hanya dengan menerapkan analisis
dimensi sangat luar biasa. Sebuah analisis yang lebih rinci berdasarkan hukum fisika
harus menghasilkan hasil yang konsisten dengan satu diperoleh dari analisis dimensi
sederhana, atau kita harus mencoba untuk memahami mengapa tidak. Setiap kali kita
menemukan diri kita menghadapi dilema seperti itu, kita menemukan bahwa ada yang
kuat kemungkinan bahwa kita sudah diganjal analisis rinci.

analisis dimensi diterapkan tidak selalu dengan cara yang sederhana.


Pengalaman biasanya diperlukan untuk mengarah pada variabel yang relevan dan
untuk membuat tebakan dari fungsional yang relevan dependensi. Secara khusus,
ketika fungsi trigonometri yang terlibat, kurangnya dimensi akan menggagalkan
analisis dimensi.

2.3 vektor

Gerak sistem dinamis biasanya dijelaskan dalam dua hal besaran dasar yaitu
scalar dan vektor. Scalar adalah sebuah besaran fisik yang hanya memiliki besar
saja, seperti massa dari sebuah objek. Besaran scalar ditentukan oleh satu nomor,
dalam satuan yang sesuai. Contoh scalar meliputi kepadatan, volume, suhu, dan
energy. Secara matematis, scalar adalah bilangan real. Semuanya mematuhi aturan
penjumlahan aljabar,pengurangan, perkalian, pembagian dan lain sebagainya

Vektor memiliki besar dan arah, seperti perpindahan dari satu titik ke titik
lain dalam ruang. Tidak seperti scalar, vektor memerlukan satu set angka untuk
spesifikasi lengkap. Nilai angka-angka, secara umum tergantung pada sistem
koordinat. Selain peprindahan dalam ruang, contoh lain dari vektor meliputi
kecepatan, percepatan dan gaya. Secara matematis, vektor menggabungkan satu
sama lain sesuai dengan aturan penjumlahan jajar genjang. Konsep vektor telah
menyebabkan munculnya cabang matematika yang telah terbukti sangat diperlukan

17 | Konsep Dasar Vektor


untuk pengembangan subjek mekanika klasik. Selain itu, penggunaan vektor dalam
penerapan hukum-hukum fisika menjamin bahwa kita memperoleh hasil yang
indpenden sesuai dengan sistem koordinat.

Dalam hal penulisan, tanda pembeda seperti panah, lazim menunjukkan


A. Dalam teks ini, untuk lebih sederhananya maka untuk
sebuah vektor Contohnya ⃗
menunjukkan jumlah vektor hanya dengan dicetak tebal, misalnya A. Dan jenis
huruf miring biasa untuk mewakili skalar, misalnya A.

Vektor juga dapat ditentukan menggunakan komponen-komponennya, atau


proyeksi ke koordinat sumbu. Contohnya, tiga scalar ( A x , A y, A z ) seperti yang
ditunjukkan pada gambar 1.3.1, merupakan komponen vektor A dan merupakan
representasi.

A= ( A x , A y, A z ) (1.3.1)

Dengan demikian persamaan simbol A atau tiga dari komponen-komponen


( A x , A y, A z ) disebut sistem koordinat tertentu yang dapat digunakan untuk spesifik
vektor. sebagai contoh, jika vektor A merupakan perpindahan dari titik p1 ke titik
( x 1 , y 1 , z1 ) ke titik p2 , ( x 2 , y 2 , z 2).

18 | Konsep Dasar Vektor


Gambar 1.3.1 vektor A dan komponen-komponenya di dalam koordinat
Cartesian.

Maka tiga komponen-komponenya adalah ¿ dan setara dengan representasi A yang


merupakan tiga komponen scalar ¿. Jika A mewakili sebuah gaya, maka A x adalah x-
komponen gaya dan sebagainya.

Secara umum, seseorang dapat mendefinisikan ruang matematik dari jumlah


setiap dimensi n. Dengan demikian, himpunan n-angka ( A1 , A 2, A 3 , … . A n) merupakan
vektor ruang n-dimensi. Dalam arti abstrak ini, vektor adalah seperangkat angka.
Pembelajaran vektor aljabar dimulai dengan beberapa pernyataan resmi mengenai
vektor.

I. Persamaan vektor
persamaannya
A=B
Atau
( A x , A y, A z =B x , B y , B z) (1.3.2)

adalah setara dengan tiga persamaan

A x =Bx , A y =B y , A z=B z

Artinya, dua vektor akan sama jika masing-masing komponennya


sama. secara Geometris, vektor yang sama adalah yang sejajar dan memiliki
panjang yang sama, tetapi belum tentu memiliki posisi yang sama. vektor
yang sama ditunjukkan pada Gambar 1.3.2. Meskipun sama, vektor tersebut
terpisah secara fisik. (Vektor yang sama tidak selalu sama disegala hal.

19 | Konsep Dasar Vektor


Dengan demikian, dua vektor secara sama bertindak di berbagai titik pada
objek yang dapat menghasilkan efek mekanik yang berbeda.)

Gambar 1.3.2 ilustrasi persamaan vektor

Gambar 1.3.3 penjumlahan dua vektor

II. Penjumlahan vector


A+B=( A x + A y + A z ) + ( B x + B y + Bz )=(A x + B x , A y + B y , A z +B z ) (1.3.3)
Jumlah dari dua vektor adalah vektor komponen dari jumlah komponen
vektor yang diberikan. Representasi geometris, jumlah vektor dari dua vektor
yang tidak sejajar adalah sisi ketiga segitiga, dua sisi lain merupakan vektor
vektor yang dihasilkan. Penjumlahan vektor diilustrasikan pada Gambar 1.3.3.

20 | Konsep Dasar Vektor


Jumlah ini juga ditentukan oleh aturan jajaran genjang, seperti yang
ditunjukkan pada gambar. Jumlah vektor ditetapkan, namun,menurut
persamaan di atas vektor tidak memiliki titik yang sama.
III. Perkalian scalar
Jika c adalah skalar dan A adalah vektor
cA=c ( A x , A y , A z ) =( c A x , c A y , cA z ) = A c (1.3.4)

Gambar 1.3.4 vektor negatif

Hasil cA adalah vektor komponen c dari A. Secara geometris, vektor cA


sejajar dengan A dan c panjang kali A. Ketika c = -1, vektor -A adalah satu
arah yang kebalikan dari panjang A, seperti yang ditunjukkan pada Gambar
1.3.4
IV. Pengurangan vektor
Pengurangan vektor didefinisikan sebagai berikut:
A-B= A+(-B)=( A x −Bx , A y −B y , A z−B z ) (1.3.5)
Artinya, pengurangan vektor B diberikan dari vektor A setara dengan
menambahkan -B ke A.
V. Vektor nol

21 | Konsep Dasar Vektor


Vektor O = (0,0,0) disebut vektor nol. Arah vektor nol tidak terdefinisi. Dari
(IV) berarti bahwa A - A = 0. Karena tidak ada kebingungan ketika vektor nol
dilambangkan dengan nol, selanjutnya kami akan menggunakan notasi O = 0.

VI. Hukum penjumlahan komutatif


Hukum ini berlaku untuk vektor;
A+B=B+A 1.3.6
karena A x + B x =Bx + A xdan demikian pula untuk y dan komponen z.
VII. Hukum asosiatif
Hukum asosiatif juga benar, karena
A(B+C)= ¿

=¿ 1.3.7

= (A+B)+C

VIII. Hukum distributif


Dalam perkalian skalar, hukum distributif benar karena berasal dari (II)
dan (III),

c(A + B) = c ¿)
=¿) 1.3.8
=¿)
=c A +c B

22 | Konsep Dasar Vektor


Gambar 1.3.5 besar vektor A
A= ( A¿¿ x 2 + A 2y + A2z )1/ 2 ¿
Dengan demikian, vektor memenuhi aturan aljabar mengenai operasi diatas.

IX. Besar vektor


Besar vektor A, dinotasikan dengan | A| atau A didefinisikan sebagai akar
kuadrat
dari jumlah komponen kuadrat, yaitu,
A=| A|=¿ ( A¿¿ x 2 + A 2y + A2z )1/ 2 ¿
(1.3.9)
akar positif. Secara geometris, besarnya vektor adalah panjangnya, yaitu,
panjang diagonal dari persegi panjang sejajar dimana A x , A y , dan A z
dinyatakan dalam satuan yang sesuai. Lihat Gambar 1.3.5.

X. vektor satuan koordinat


Satuan koordinat vektor adalah vektor satuan adalah vektor yang besarnya
adalah satu. vektor satuan sering ditunjuk dengan simbol e, dari kata Jerman
Einheit. Tiga vektor satuan:

23 | Konsep Dasar Vektor


e x = (1,0,0 ) e y =( 0,1,0 ) e z=(0,0,1) (1.3.10)
disebut satuan koordinat vektor dan basis vektor. Dalam hal basis vektor,
setiap
vektor dapat dinyatakan sebagai penjumlahan komponen vektor sebagai
berikut:
A=( A x, A y , A z )=( A x , 0,0 ) + ( 0 , A y , 0 ) +(0,0 , A y )
¿ A x ( 1,0,0 ) + A y ( 0,1,0 ) + A z (0,0,1) (1.3.11)
¿ e x A x +e y A y +e z A z
notasi banyak digunakan untuk vektor satuan Cartesian menggunakan huruf i,
j, dan k, yaitu,
i= e x j= e y k= e z (1.3.12)
Arah dari vektor satuan Cartesian didefinisikan oleh orthogonal sumbu
koordinat, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.3.6. Mereka membentuk
tangan kanan atau triad kidal,

Gambar 1.3.6 satuan vektor ijk


tergantung pada jenis sistem koordinat yang digunakan. Hal ini meruapakan
kebiasaan untuk menggunakan sistem koordinat tangan kanan. Sistem yang
ditunjukkan pada Gambar 1.3.6 adalah tangan kanan.
Contoh 1.3.1

24 | Konsep Dasar Vektor


Tentukan jumlah dan besarnya jumlah dari dua vektor A=(1,0,2) dan
B=(0,1,1).
Solusi:
Tambahkan komponen,
yang kita memiliki A + B = (1,0,2) + (0,1,1) = (1, 1,3)
| A+ B|=(12 +12 +32 )1/ 2=√ 11
Contoh 1.3.2
Untuk dua vektor diatas, nyatakan dalam bentuk ijk.
Solusi:
Kurangkan komponen, yang kita miliki
A-B=(1,-1,1)=i,-j,k
Contoh 1.3.3
Sebuah helikopter terbang 100 m vertikal ke atas, kemudian 500 m horizontal
timur, kemudian 1000 m horizontal utara. Berapa jauh kedua helikopter yang
dimulai dari titik yang sama dan terbang 200 m ke atas, 100 m barat, dan 500
m utara?

solusi:
pilih atas, timur, dan utara sebagai dasar arah, posisi akhir helikopter pertama
dinyatakan secara vektor sebagai A = (100,500,1000) dan yang kedua sebagai
B = (200, -100, 500), dalam meter. Oleh karena itu, jarak antara posisi
terakhir diberikan adalah

| A+ B| = |( ( 100−200 ) , ( 500+100 ) , (1000−500 ) )|m

=(1002 +6002 +5002 )1/ 2 m

=787.4 m

25 | Konsep Dasar Vektor


BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Ilmu mekanika klasik berkaitan dengan gerak benda melalui ruang dan waktu.
Sehingga dari konsep tersebut maka lahirlah konsep satuan dan dimensi serta
vektor. Untuk vector sendiri, diartikan sebagai besaran yang memiliki nilai dan
arah. Serta vector juga memiliki operasi perhitungan yang terdiri dari
penjumlahan, pengurangan, dan perkalian vektor.selain itu, vektor juga terdiri dari
vektor nol dan vektor satuan.

3.2 saran

1. sebaiknya mahasiswa lebih memahami konsep dasar tentang materi makalah


yang akan dipresentasikan setiap pertemuan mata kuliah mekanika vektor.
2. Serta diharapkan pada setiap mahasiswa untuk aktif dalam presentasi setiap
minggunya mengenai semua materi mekanika vektor.

26 | Konsep Dasar Vektor


DAFTAR PUSTAKA

Fowles, cassiday. 2005. Analitycal Mechanics Seventh Adition. Thomson


……….Brooks/Cole:USA

27 | Konsep Dasar Vektor

Anda mungkin juga menyukai