“perkalian skalar dan perkalian skalar serta contoh dari perkalian silang”
OLEH :
KELOMPOK II
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2016
1
KATA PENGANTAR
2
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu.
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Swt atas rahmat dan hidayah-
Nyalah kita masih diberikan kesempatan untuk bisa dan terus menjalankna segala
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Shalawat dan salam tetap
tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw yang telah menjadi
Suri Tauladan yang baik bagi umat Islam semoga kita bisa menjadi Umat yang
senantiasa berada di jalan Allah Swt.
Tak lupa pula penulis ucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang
telah memberi banyak masukkan demi kelancaran penyusunan makalah yang
berjudul “ PERKALIAN SKALAR DAN PERKALIAN VEKTOR BESERTA
CONTOH DARI PERKALIAN MOMEN GAYA TORSI “.
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang...............................................................................................1
b. Rumusan masalah...........................................................................................2
c. Tujuan............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
a. Perkalian skalar
b. Perkalian vektor
c. Contoh hasil perkalian : moment gaya torsi
a. Kesimpulan
b. Saran
4
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
5
dengan Fisika, hal ini dapat ditelaah, dan menjadi dasar pemikiran pemecahan
masalah-masalah lainnya.
Vektor bukan bilangan biasa, sehingga perkalian biasa tidak bisa langsung
digunakan pada vektor. Kita harus menggunakan perkalian vektor. Perkalian
vektor terdiri dari dua jenis, yaitu perkalian titik dan perkalian silang. Perkalian
titik disebut juga perkalian skalar karena menghasilkan besaran skalar. Perkalian
silang disebut juga perkalian vektor karena perkalian tersebut menghasilkan
besaran vektor. Secara geometris, vektor dapat disajikan dengan ruas garis
berarah. Panjang ruas garis menyatakan besar vektor dan anak panah menyatakan
arah vektor.Masalah perahu di atas, akan sangat mudah dipahami dalam Vektor.
Vektor merupakan besaran yang memiliki besar dan arah. Vektor dapat
menyederhanakan dan memecahkan masalah seperti masalah perahu di atas.Jika
dimisalkan posisi perahu semula adalah A, dan tujuannya adalah B, perahu yang
semula arahnya dari A ke B akan tiba di seberang sungai tidak di tujuan
sebenarnya, misalnya C. Akan tetapi, dengan mengerti Vektor, dapat ditemukan
solusi agar perahu tetap tiba di B, yakni dengan mengarahkan perahu ke hulu
untuk mengimbangi aliran sungai.
Dalam fisika kita mengenal vektor sebagai sebuah besaran yang memiliki
nilai dan arah. Sedangkan dalam matematika, vektor adalah anggota dari ruang
vektor. Secara geometris, vektor dapat disajikan dengan ruas garis berarah.
6
orang tentang apa itu vektor ?atau mereka tidak akan bertanya, berapa hasil dari
turunan vektor berikut ini, terdengar lucu memang, namun akan lebih baik kita
bisa menjelaskan sedikit bagaiman aplikasi dari vektor ini dalam kehidupan
manusia. Sehingga mempelajarinya bukanlah kesialan. Maka dari itu, akhirnya
penulis memutuskan untuk membahas tentang Besaran Skalar dan Besaran Vektor
beserta contohnya.
b. Rumusan masalah
1. Apakah perbedaan dari perkalian skalar dan perkalian vektor ?
2. Apakah perbedaan dari vektor komponen dan vektor satuan?
3. Bagaimana menentukan vektor resultan ?
4. Bagaimana menentukan hasil kali vektor ?
c. Tujuan
1. Untuk mengetahui perbedaan dari besaran skalar dan besaran vektor.
2. Untuk mengetahui perbedaan dari vektor satuan dan vektor komponen
3. Untuk mengetahui cara menentukan vektor resultan.
4. Untuk mengetahui cara menentukan hasil kali vektor.
7
BAB II
PEMBAHASAN
Karena AxBx = BxAx dan seterusnya. Hal ini juga merupakan distributif.
8
=A∙B + A∙C (1.4.4)
z z
B 9
A
X X
θ
persamaan terakhir ini dapat dianggap sebagai definisi alternatif dot produk.
Catatan : Jika A∙B adalah sama dengan 0 dan lainnya A ataupun B adalah null,
kemudian Cos θ adalah 0 dan A adalah perkalian terhadap B.
Segi empat dari besarnya sebuah vektor A yang diberikan oleh perkalian
titik, dapat dilihat pada persamaan berikut.
i . j = i . k = j . k =0
10
Diberikan dua vektor A dan B, produk vektor atau perkalian silang A x
B , didefinisikan sebagai komponen vektor yang diberikan oleh persamaan
A x B = (AyBz –AzBy, AzBx-AxBz, AxBy – AyBx ) (1.5.1)
Hal inidapatmenunjukkanbahwaaturanberikutberlakuuntuklintasperkalian
AxB = -B x A (1.5.2)
A x (B + C ) = AxB + AxC (1.5.3)
n ( AxB ) = (nA) x B = A x (nB) (1.5.4)
Buktiinimengikutilangsungdaridefinisidanmenyisahkanpertanyaan
(Catatan :
persamaanpertamamenyatakanbahwaperkalianprodukanticommutative )
Setiapistilahdalamkurungadalahsamadengandeterminan ,
(1.5.8)
danakhirnya
(1.5.9)
11
Yang diverifikasiolehekspansi
.Determinanadalahbantuannyamanuntukmengingat definisi perkaliandarisifat-
sifatdeterminan ,jika A adalahsejajardengan B - yaitu, jika A = CB -maka yang
Rous dualowrdeterminan yang proporsionaldandeterminanadalah nol.
Dengandemikian , produksilangdariduavektorsejajaradalah null .Mari
kitamenghitungbesarnyasilang . kamipunya
(1.5.10)
Hal inidapatdikurangidengan
(1.5.11)
Atau ,daridefinisititikproduk, aquationatasdapatditulisdalamdari
(1.5.12)
Berbicaraakarkuadratdarikeduasisipersamaan 1.15.12
danmenggunakanpersamaan1.4,6
,kitadapatmengungkapkanbesarnyaperkaliansilangyaitusebagai :
Dan
| AXB|2 = A2 B2 – ( A ∙ B ¿2
= A2 B2 – (AB cos θ)2
= A2 B2 – A2 B2 cos2 θ
= A2 B2 (1 – cos2 θ)
= √ A 2 +B 2 ¿ 2 θ)
= AB (1 – cos2 θ)1/2
(1.5.12)
12
Untuk menafsirkan silang geometris, kami melihat bahwa vektor C = A x B
tegak lurus terhadap kedua A dan B karena
(1.5.13)
Similary, B.C = 0; dengan demikian, vektor C tegak lurus terhadap bidang yang
berisi vektor A dan B.
Rasa vektor C = AxB ditentukan dari persyaratan bahwa tiga vektor A, B dan
C dari triad righ-tangan, seperti yang ditunjukkan dalam figure1.5.1 (ini secara
konsisten dapat dengan hasil yang ditetapkan sebelumnya bahwa dalam baik-baik
saja tangan triad ijk kita saya XJ = k) Oleh karena itu, dari persamaan 1.5.13 kita
melihat bahwa kita dapat menulis
A x B = (AB sin Ө)n
Dimana n adalah unit vektor normal bidang dua vektor A dan B. n
diberikan oleh aturan tangan kanan, yaitu derection dari kemajuan sekrup tangan
kanan diputar dari derection positif A dengan B melalui sudut terkecil di antara
mereka, seperti yang diilustrasikan pada Gambar 1.5.1 Persamaan 1.5.15 dapat
regerded sebagai definisi alternatif produk thecross dalam sistem koordinat tangan
kanan.
13
membentuk r vektor. Bila daya . Bila daya, atau torsi N, pada titik O diberikan
didefinisikan sebagai perkalian silang.
N = r× F
Jadi ketika di terapkan daya pada titik O sebagai besaran vektor yang
memiliki nilai dan arah. Apabila di terapkan di titik P yang awalnya diam dan
bebas mengubah titik O sebagai poros, tetap titik P cenderung memutar. Sumbu
rotasi ini adalah tegak lurus dengan gaya F, dan juga tegak lurus dengan garis OP.
Ada kedepan arah torsi vector N adalah sepanjang sumbu rotasi.
Besarnya torsi dirumuskan dengan :
|N| = |r × F| = rF sin θ
14
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan,
yakni:
1. Perbedaan besaran scalar dan besaran vektor adalah, besaran
vektormemiliki arah sedangkan besaran scalar tidak memiliki arah.
2. Perbedaan vektor satuan dan vektor komponen adalah vektor satuan
merupakan vektor yang bernilai satu satuan pada koordinat kartesian,
sedangkan vektor komponen adalah vektor uraian atau proyeksi tegak
lurus suatu vektor pada sumbu xyz koordinat kartesian.
3. Cara menetukan vektor resultan ada 2 cara, yakni metode jajar genjang
untuk 2 vektor, dan metode vektor komponen untuk 2 atau lebih vektor.
4. Cara menetukan hasil kali vektor, yakni dengan perkalian silang, yang
nilainya AB sin α.
b. Saran
15
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah perlunya pengaplikasian
dari pengetahuan tentang vektor ini di masyarakat luas, untuk memudahkan
pekerjaan masyarakat pula tentunya, sehingga secara tidak langsung akan
meningkatkan taraf hidup bangsa.
16