Anda di halaman 1dari 16

MEKANIKA VEKTOR

“perkalian skalar dan perkalian skalar serta contoh dari perkalian silang”

OLEH :

KELOMPOK II

1. DARNIA SARI : A1K115016


2. EMA FEBRIANTI : A1K115022
3. HARMIN ROSMALA H : A1K115028
4. HARTATI : A1K115030

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2016

1
KATA PENGANTAR

2
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu.

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Swt atas rahmat dan hidayah-
Nyalah kita masih diberikan kesempatan untuk bisa dan terus menjalankna segala
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Shalawat dan salam tetap
tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw yang telah menjadi
Suri Tauladan yang baik bagi umat Islam semoga kita bisa menjadi Umat yang
senantiasa berada di jalan Allah Swt.

Tak lupa pula penulis ucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang
telah memberi banyak masukkan demi kelancaran penyusunan makalah yang
berjudul “ PERKALIAN SKALAR DAN PERKALIAN VEKTOR BESERTA
CONTOH DARI PERKALIAN MOMEN GAYA TORSI “.

Mungkin saja dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan


maupun kekeliruan dalam penyusunan makalah ini penulis haturkan permohonan
maaf yang sebesar-besarnya, maka dari itu penulis meminta masukkan agar
kedepannya bisa lebih memperbaiki dalam penulisan makalah kedepannya.
Terima kasih sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada para pembaca.

Wasalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu.

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar belakang...............................................................................................1
b. Rumusan masalah...........................................................................................2
c. Tujuan............................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

a. Perkalian skalar
b. Perkalian vektor
c. Contoh hasil perkalian : moment gaya torsi

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan
b. Saran

4
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar belakang

Memasuki abad 20, perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


sangatlah pesat. Berbagai piranti sederhana maupun elektronik telah berhasil
dibuat untuk memudahkan pekerjaan manusia. Keberhasilan demi keberhasilan
yang diraih manusia, tidak lepas atau bahkan sangat bergantung dari keberadaan
suatu ilmu, yakni ilmu Fisika.

Melalui Fisika, manusia dapat menjelaskan berbagai gejala alam, maupun


dapat memperkirakan gejala alam yang akan terjadi. Manusia juga dapat
mendefinisikan gejala-gejala alam. Sebagai contoh, masalah perahu yang akan
menyeberangi sungai. Jika air sungai tenang, dan arusnya berjalan lambat, perahu
dapat dengan mudah menyeberangi sungai. Tetapi, jika arusnya deras, maka
perahu akan hanyut. Sepintas, masalah ini adalah masalah yang sepele. Namun,

5
dengan Fisika, hal ini dapat ditelaah, dan menjadi dasar pemikiran pemecahan
masalah-masalah lainnya.

Vektor bukan bilangan biasa, sehingga perkalian biasa tidak bisa langsung
digunakan pada vektor. Kita harus menggunakan perkalian vektor. Perkalian
vektor terdiri dari dua jenis, yaitu perkalian titik dan perkalian silang. Perkalian
titik disebut juga perkalian skalar karena menghasilkan besaran skalar. Perkalian
silang disebut juga perkalian vektor karena perkalian tersebut menghasilkan
besaran vektor. Secara geometris, vektor dapat disajikan dengan ruas garis
berarah. Panjang ruas garis menyatakan besar vektor dan anak panah menyatakan
arah vektor.Masalah perahu di atas, akan sangat mudah dipahami dalam Vektor.
Vektor merupakan besaran yang memiliki besar dan arah. Vektor dapat
menyederhanakan dan memecahkan masalah seperti masalah perahu di atas.Jika
dimisalkan posisi perahu semula adalah A, dan tujuannya adalah B, perahu yang
semula arahnya dari A ke B akan tiba di seberang sungai tidak di tujuan
sebenarnya, misalnya C. Akan tetapi, dengan mengerti Vektor, dapat ditemukan
solusi agar perahu tetap tiba di B, yakni dengan mengarahkan perahu ke hulu
untuk mengimbangi aliran sungai.

Dalam fisika kita mengenal vektor sebagai sebuah besaran yang memiliki
nilai dan arah. Sedangkan dalam matematika, vektor adalah anggota dari ruang
vektor. Secara geometris, vektor dapat disajikan dengan ruas garis berarah.

Pada dasarnya, setiap bagian dari matematika memiliki fungsi masing-


masing. Secara matematis, kita kadang-kadang menyatakan bahwa sebua fungsi
vektor A (x,y,z) mendefinisikan suatu medan vektor karena mengaitkan suatu
vektor dengan setiap titik di suatu daerah. Sementara dari segi kehidupan
manusianya, vektor berfungsi misalnya dalam hal teknologi GPS.

Kadang kala, muncul sebuah pertanyaan dari kalangan peserta didik


dimana mereka menanyakan apa tujuannya, atau apa pentingnya kita mempelajari
perihal bidang pembelajaran seperti ini ? Vektor, Fungsi Vektor, turunan fungsi
vektor, bukankah dalam kehidupan sehari-hari kita tidak akan ditanyai orang-

6
orang tentang apa itu vektor ?atau mereka tidak akan bertanya, berapa hasil dari
turunan vektor berikut ini, terdengar lucu memang, namun akan lebih baik kita
bisa menjelaskan sedikit bagaiman aplikasi dari vektor ini dalam kehidupan
manusia. Sehingga mempelajarinya bukanlah kesialan. Maka dari itu, akhirnya
penulis memutuskan untuk membahas tentang Besaran Skalar dan Besaran Vektor
beserta contohnya.

Dengan demikian, Vektor merupakan pengetahuan yang sangat penting.


Hal itulah yang melatar belakangi kami untuk menyusun makalah ini, agar
nantinya dapat memahami dan mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari.

b. Rumusan masalah
1. Apakah perbedaan dari perkalian skalar dan perkalian vektor ?
2. Apakah perbedaan dari vektor komponen dan vektor satuan?
3. Bagaimana menentukan vektor resultan ?
4. Bagaimana menentukan hasil kali vektor ?

c. Tujuan
1. Untuk mengetahui perbedaan dari besaran skalar dan besaran vektor.
2. Untuk mengetahui perbedaan dari vektor satuan dan vektor komponen
3. Untuk mengetahui cara menentukan vektor resultan.
4. Untuk mengetahui cara menentukan hasil kali vektor.

7
BAB II
PEMBAHASAN

1.4 Perkalian Skalar


Diberikan dua vektor A dan B. Perkalian skalar atau perkalian titik, A∙ B
adalah penjelasan skalar dari persamaan :
A.B = (AxBx+AyBy+AzBz) ( 1.4.1)

Dari penjelasan di atas, perkalian skalar adalah komutatif

A∙B = B∙A (1.4.2)

Karena AxBx = BxAx dan seterusnya. Hal ini juga merupakan distributif.

A(B+C) = A∙B + A∙C (1.4.3)

Karena jika kita menggunakan definisi 1.4.1 secara detail, maka:

A.(B+C) = Ax(Bx+Cx) + Ay(By+Cy) + Az(Bz+Cz)

= AxBx + AyBy + AzBz + AxCx + AyCy + AzCz

8
=A∙B + A∙C (1.4.4)

Perkalian “titik” A∙B mempunyai penafsiran geometrikal sederhana dan


dapat digunakan untuk menghitung sudut θ antara dua vektor tersebut. Contohnya
dilihat pada gambar 1.4.1 adalah kedua vektor A dan B dipisahkan oleh sebuah
sudut θ, bersamaan dengan itu , x´, y´,z´, sebuah sistem koordinat yang dipilih
sebagai dasar dari vektor tersebut. Walaupun jumlah A∙B itu adalah sebuah skalar
, dilihat sebagai koordinat yang telah dipilih secara tersendiri. Secara umum dapat
dirotasikan sistem x´, y´, z´ kedalam sebuah sistem koordinat x, y, dan z,Sumbu x
lurus dengan vektor A dan sumbu z adalah perkalian yang dijelaskan oleh
kedua vektor tersebut. Sistem koordinat ini juga dapat dilihat pada gambar 1.4.1.
Komponen – komponen vektor dan hasil perkaliannya , sangat sederhana. Vektor
A diungkapkan sebagai ( A,0,0 ) dan vektor B sebagai ( Bx, By, 0 ) atau ( B cos
θ, B sin θ, 0 ).sebagai berikut.

A∙B= AxBx =A(Bcosθ)|A||B|cosθ (1.4.5)

Secara geometrikal , B cos θ disederhanakan dalam proyeksi B ke A. Jika


sumbu x sepanjang B , kita dapat mempunyai hasil perkalian yang sama tetapi
dengan interpretasikan geometrikal A, B sekarang proyeksi waktu dari A ke B
sepanjang dari B. Kemudian , A∙B dapat diinterpretasikan sebagai proyeksi lain
dari waktu A ke B sepanjang dari B atau dari waktu B ke A sepanjang dari A.
Selain itu interpretasi tersebut adalah benar.

z z

B 9
A

X X
θ

Gambar 1.4.1 perkalian titik antara dua vector

Kemungkinan yang lebih penting kita dapat melihat bahwa cosinus


segitiga antara dua garis ruas yang diberikan yaitu :

Cos θ = A∙B = A.B


|A||B |AB

persamaan terakhir ini dapat dianggap sebagai definisi alternatif dot produk.

Catatan : Jika A∙B adalah sama dengan 0 dan lainnya A ataupun B adalah null,
kemudian Cos θ adalah 0 dan A adalah perkalian terhadap B.

Segi empat dari besarnya sebuah vektor A yang diberikan oleh perkalian
titik, dapat dilihat pada persamaan berikut.

A² = |A|² = A∙A (1.4.7)

Dari definisi tersebut satuan koordinat vektor i, j, dan k itu menjelaskan


hubngan erat sebagai berikut :
i.i=j.j=k.k=1 (1.4.8)

i . j = i . k = j . k =0

1.5 Perkalian Vektor

10
Diberikan dua vektor A dan B, produk vektor atau perkalian silang A x
B , didefinisikan sebagai komponen vektor yang diberikan oleh persamaan
A x B = (AyBz –AzBy, AzBx-AxBz, AxBy – AyBx ) (1.5.1)
Hal inidapatmenunjukkanbahwaaturanberikutberlakuuntuklintasperkalian
AxB = -B x A (1.5.2)
A x (B + C ) = AxB + AxC (1.5.3)
n ( AxB ) = (nA) x B = A x (nB) (1.5.4)

Buktiinimengikutilangsungdaridefinisidanmenyisahkanpertanyaan
(Catatan :
persamaanpertamamenyatakanbahwaperkalianprodukanticommutative )

Menurutdefinisi unit koordinatvektor( bagian 1.3 ) , berarti


ixi=jxj=kxk=0
j x k = i = -k x j
i x j = k = -j x i (1.5.5) k x i = j = -i x k
Ini yang terakhirtigarelasimendefinisikan triad tangankanan .Sebagaicontoh
i x j = (0 – 0,0 – 0,1 – 0) = (0,0,1) = k (1.5.6)

Persamaantersisaterbuktidengancara yang sama


.Perkaliansilangdiberikandariijkadalah
A x B = i(AyBz - AzBy) + j(AzBx – AxBz) + k(AxBy – AyBx) (1.5.7)

Setiapistilahdalamkurungadalahsamadengandeterminan ,

(1.5.8)
danakhirnya

(1.5.9)

11
Yang diverifikasiolehekspansi
.Determinanadalahbantuannyamanuntukmengingat definisi perkaliandarisifat-
sifatdeterminan ,jika A adalahsejajardengan B - yaitu, jika A = CB -maka yang
Rous dualowrdeterminan yang proporsionaldandeterminanadalah nol.
Dengandemikian , produksilangdariduavektorsejajaradalah null .Mari
kitamenghitungbesarnyasilang . kamipunya

(1.5.10)
Hal inidapatdikurangidengan

(1.5.11)
Atau ,daridefinisititikproduk, aquationatasdapatditulisdalamdari

(1.5.12)
Berbicaraakarkuadratdarikeduasisipersamaan 1.15.12
danmenggunakanpersamaan1.4,6
,kitadapatmengungkapkanbesarnyaperkaliansilangyaitusebagai :

Dan

| AXB|2 = A2 B2 – ( A ∙ B ¿2
= A2 B2 – (AB cos θ)2
= A2 B2 – A2 B2 cos2 θ
= A2 B2 (1 – cos2 θ)
= √ A 2 +B 2 ¿ 2 θ)
= AB (1 – cos2 θ)1/2

(1.5.12)

Dimana adalah sudut antara A dan B

12
       Untuk menafsirkan silang geometris, kami melihat bahwa vektor C = A x B
tegak lurus terhadap kedua A dan B karena

(1.5.13)

Similary, B.C = 0; dengan demikian, vektor C tegak lurus terhadap bidang yang
berisi vektor A dan B.
       Rasa vektor C = AxB ditentukan dari persyaratan bahwa tiga vektor A, B dan
C dari triad righ-tangan, seperti yang ditunjukkan dalam figure1.5.1 (ini secara
konsisten dapat dengan hasil yang ditetapkan sebelumnya bahwa dalam baik-baik
saja tangan triad ijk kita saya XJ = k) Oleh karena itu, dari persamaan 1.5.13 kita
melihat bahwa kita dapat menulis
A x B = (AB sin Ө)n
Dimana n adalah unit vektor normal bidang dua vektor A dan B. n
diberikan oleh aturan tangan kanan, yaitu derection dari kemajuan sekrup tangan
kanan diputar dari derection positif A dengan B melalui sudut terkecil di antara
mereka, seperti yang diilustrasikan pada Gambar 1.5.1 Persamaan 1.5.15 dapat
regerded sebagai definisi alternatif produk thecross dalam sistem koordinat tangan
kanan.

1.6 Sebuah contoh dari perkalian silang: momen gaya


Bila daya atau torsi, digunakan perkalian silang, maka biarkan gaya (F) di
titik (x,y,z) yang di tumjukan pada gambar buku anda, dan membiarkan titik OP

13
membentuk r vektor. Bila daya . Bila daya, atau torsi N, pada titik O diberikan
didefinisikan sebagai perkalian silang.

N = r× F

Jadi ketika di terapkan daya pada titik O sebagai besaran vektor yang
memiliki nilai dan arah. Apabila di terapkan di titik P yang awalnya diam dan
bebas mengubah titik O sebagai poros, tetap titik P cenderung memutar. Sumbu
rotasi ini adalah tegak lurus dengan gaya F, dan juga tegak lurus dengan garis OP.
Ada kedepan arah torsi vector N adalah sepanjang sumbu rotasi.
Besarnya torsi dirumuskan dengan :
|N| = |r × F| = rF sin θ

Di mana θ adalah sudut diantara r dan F. sedangkan, |N| dapat dianggapsebagai


hasil perkalian dari gaya dan kuantitas r sin θ.yang jarak tegak lurus dari garis ke
titik O.Ketika beberapa daya diterapkan untuk satu tubuh pada titik-titik yang
berbeda, momen menambahkan secara vektor. Ini mengikuti dari hukumdistributif
dari vektor perkalian

14
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan,
yakni:
1. Perbedaan besaran scalar dan besaran vektor adalah, besaran
vektormemiliki arah sedangkan besaran scalar tidak memiliki arah.
2. Perbedaan vektor satuan dan vektor komponen adalah vektor satuan
merupakan vektor yang bernilai satu satuan pada koordinat kartesian,
sedangkan vektor komponen adalah vektor uraian atau proyeksi tegak
lurus suatu vektor pada sumbu xyz koordinat kartesian.
3. Cara menetukan vektor resultan ada 2 cara, yakni metode jajar genjang
untuk 2 vektor, dan metode vektor komponen untuk 2 atau lebih vektor.
4. Cara menetukan hasil kali vektor, yakni dengan perkalian silang, yang
nilainya AB sin α.

b. Saran

15
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah perlunya pengaplikasian
dari pengetahuan tentang vektor ini di masyarakat luas, untuk memudahkan
pekerjaan masyarakat pula tentunya, sehingga secara tidak langsung akan
meningkatkan taraf hidup bangsa.

16

Anda mungkin juga menyukai