Anda di halaman 1dari 12

JFAS: Journal of Finance and Accounting Studies

Volume 4Nomor 2, Februari2022


Halaman 139-154

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP


NILAI PERUSAHAAN DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM

(Studi Pada Perusahaan PertambanganMinyak Dan Gas Yang Terdaftar Di Bursa


Efek Indonesia Tahun 2017-2019)

Alviya Rahayu1*, Tony Seno Aji2, DeasyErvina 3


1,2
Program StudiAkuntansiFakultasEkonomi Universitas HayimAsy’ari
Jl. Irian Jaya No.55 Tebuireng, Cukir, Kec. Diwek, Kab. Jombang
rahayualviya12@gmail.com

PENDAHULUAN
Kondisi dunia yang tidak menentu seperti terjadinya global warming,
kemiskinan yang semakin meningkat, memburuknya kesehatan masyarakat serta
tuntutan sosial kepada perusahaan. Dalam skala makro perusahaan merupakan
salah satu penggerak roda perekonomian suatu negara. Hal ini di landasi pada
kegiatan perusahaan yang memberikan manfaat bagi perusahaan itu sendiri dan
secara ekonomis bagi negara. Perusahaan tidak hanya mendapatkan keuntungan
ekonomi, keuntungan sosial, tetapi keberlangsungan usaha tersebut dapat
berlangsung dengan baik dan secara tidak langsung akan mencegah konflik yang
merugikan dan meningkatkan kualitas masyarakat sekitar (termasuk karyawan,
pemasok, dan pelanggan) serta lingkungan yang menjadi pemangku kepentingan
atau stakeholder (Ginting, 2019).
Namun seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat semakin menyadari
adanya dampak-dampak negatif yang di timbulkan oleh perusahaan dalam
menjalankan operasinya, karna itu para pelaku bisnis semakin di tuntut agar tidak
hanya berorientasi dalam memaksimalkan laba tapi juga mampu memberikan
konstribusi positif terhadap lingkungan sekitar dalam bentuk penyisihan dana.
Contohnya tersebut bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian
beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas
umum, sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan
berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar
perusahaan tersebut beroperasi. Bentuk konstribusi positif tersebut dapat di

*PenulisKorespondensi
140

lakukan dengan mengembangkan apa yang di sebut Corporate Social


Responsibility (CSR) (Ginting, 2019).
CSR pertama kali dikenalkan oleh Bowen (1953) dimana diawal
kehadirannya pelaksanaan CSR masih bersifat sukarela (Waagstein, 2011). CSR
lahir sebagai bentuk komitmen pelaksanaan etika bisnis oleh para pengusaha
dengan tujuan untuk mencapai kemakmuran masyarakat sesuai dengan nilai-nilai
kebutuhan masyarakat. (Prihatingsih. dan Dayanti, 2014).Nilai perusahaan yang
diproksikan melalui nilai pasar saham pada Bursa Efek Indonesia mengalami
beberapa perubahan, meskipun tidak banyak perusahaan yang menggunakan
aspek keuangannya. Perubahan yang terjadi berdasarkan fenomena yang telah
terjadi dikarenakan adanya informasi lain diluar aspek keuangan seperti lingkup
sosial perusahaan, seperti perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia
setiap tahunnya wajib melaporkan laporan keuangan dan laporan tahunan kepada
bursa efek, investor, dan publik (Hariani et al., n.d.)
Selain itu, pelaporan CSR juga tercantum di dalam Undang-Undang No. 40
tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan perseroan yang bidang
usahanya di bidang atau terkait dengan bidang sumber daya alam untuk
melaksanakan pelaporan tanggung jawab sosial dan lingkungan, serta tercantum
di dalam Undang - undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup yang menyatakan bahwa setiap orang yang
melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban untuk memberikan informasi
yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara benar,
akurat, terbuka, dan tepat waktu serta menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan
hidup. Secara tidak langsung dengan diterbitkannya UU ini pemerintah telah
mewajibkan setiap perusahaan untuk melakukan pelaporan CSR (Nadya Anjani,
2018).
Pelaporan atau pengungkapan biaya tanggungjawab sosial dapat dilakukan
perusahaan dengan cara menyajikanya ke dalam laporan keuangan triwulan,
semester dan tahunan.Perubahan volume perdagangan saham ini dapat
menunjukkan aktivitas perdagangan saham yang mencerminkan keputusan
investasi investor Patten (Listyanti, 2011) meyimpulkan bahwa volume
Alviya Rahayu 141

perdagangan saham berpengaruh signifikan terhadap reaksi investor. Konsisten


melakukan pengujian empiris untuk mengetahui pengaruh luas pengungkapan
sosial terhadap reaksi investor yang dicerminkan melalui volume perdagangan
saham perusahaan. Penelitian ini menemukan bahwa pengungkapan sosial dalam
laporan tahunan perusahaan berpengaruh terhadap volume perdagangan saham
(Sayekti, 2007).
CSR secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap volume
perdagangan, semakin tinggi tingkat pengungkapan CSR maka volume
perdagangan meningkat. Namun pada perusahaan PT. BISI International, Tbk
mengalami penurunan volume perdagangan saham dengan peningkatan
pengungkapan CSR. Hubungan profitabilitas dalam memoderasi CSR terhadap
nilai perusahaan dapat dijelaskan melalui hasil penelitian yang dilakukan oleh
(Kalsum, 2017) menunjukkan bahwa profitabilitas mampu memperkuat pengaruh
pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan. Hasil
penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian (Okta, 2014) yang menemukan
bahwa profitabilitas sebagai variabel moderasi tidak dapat memperkuat hubungan
atau tidak ada pengaruh antara Corporate Social Responsibility dengan nilai
perusahaan.
Berdasarkan beberapa peneliti terdahulu yang mendapatkan hasil hubungan
antara pengungkapan CSR terhadap volume perdagangan, seperti yang dilakukan
oleh Firmansyah, (2016), bahwa CSR tidak berpengaruh terhadap volume
perdagangan. Hasil yang berbeda mengungkapkan bahwa pengungkapan sosial
dalam laporan tahunan perusahaan yang go-public berpengaruh terhadap volume
perdagangan saham bagi perusahaan yang masuk kategori high profile. Hasil ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan Ginting, (2019) dan Hakim, (2019)
bahwa terdapat pengaruh pengungkapan sosial terhadap reaksi investor yang
tercermin dalam volume perdagangan.
140

KAJIAN TEORI

1. Teori Stakeholder
(Freeman, R.E., 2002), konsep tanggung jawab social perusahaan telah
mulai dikenal sejak awal 1970-an, yang secara umum dikenal dengan
stakeholder theory artinya sebagai kumpulan kebijakan dan praktik yang
berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum,
penghargaan masyarakat dan lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk
berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan. Stakeholder theory
dimulai dengan asumsi bahwa nilai (value) secara eksplisit dan tidak
dipungkiri merupakan bagian dari kegiatan usaha.
Teori Stakeholder memberikan isyarat bahwa perusahaan harus member
perhatian kepada stakeholder, karena stakeholder dapat memberikan
pengaruh dan dipengaruhi oleh perusahaan pada aktivitas dan kebijakan yang
dilaksakan (Dwipayadnya et al., 2015). Teori Stakeholder mengasumsikan
bahwa eksistensi perusahaan ditentukan oleh para stakeholder. Perusahaan
berusaha mencari pembenaran dari para stakeholder dalam menjalankan
operasi perusahaannya. Semakin kuat posisi stakeholder, semakin besar pula
kecenderungan perusahaan mengadaptasi diri terhadap keinginan para
stakeholder-nya. Perusahaan sangat bergantung pada lingkungan sosial,
sehingga perlu menjaga legitimasi stakeholder serta memposisikannya pada
kerangka dasar dalam pengambilan kebijakan dan keputusan, sehingga
stabilitas dan jaminan going-concern yang menjadi tujuan perusahaan dapat
tercapai (Ediana, 2019).
Nilai perusahaan adalah harga yang bersedia dibayar oleh calon
pembeli apabila perusahaan tersebut dijual semakin tinggi nilai perusahaan,
maka semakin besar kemakmuran yang diterima oleh pemilik perusahaan
(Wiagustini, 2010). Salah satu indikator yang digunakan dalam menilai
potensi dari nilai perusahaan yaitu dapat dilihat dari kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba (Puspaningrum, 2017).Perusahaan dengan
peningkatan laba yang signifikanakan menunjukkan kinerja perusahaan yang
baik dalam mengelola bisnisnya (Inastri, 2017). Hal ini dapat memberi sinyal
Alviya Rahayu 141

positif kepada investor, bahwa modal yang telah mereka investasikan akan
menghasilkan keuntungan di masa mendatang.
Semakin banyak investor yang menanamkan modalnya di suatu
perusahaan, maka semakin tinggi pula harga saham dari perusahaan tersebut.
Hal ini dapat menyebabkan nilai perusahaan semakin meningkat, karena nilai
perusahaan direfleksikan dengan harga saham. Nilai Perusahaan merupakan
suatu kondisi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari
kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses
kegiatan selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan
sampai dengan saat ini.
Volume perdagangan diartikan sebagai jumlah saham yang
diperdagangkan pada hari tertentu. Perdagangan suatu saham yang aktif, yaitu
dengan volume perdagangan yang besar, menunjukkan bahwa saham tersbut
digemari oleh para investor yang berarti saham tersebut cepat diperdagangkan
ada kemungkinan dealer akan mengubah posisi kepemilikan sahamnya pada
saat perdagangan saham semakin tinggi atau dealer tidak perlu memegang
saham dalam jumlah terlalu lama. Volume perdagangan akan menurunkan
kos pemilikan saham sehingga menurunkan spread dengan demikian semakin
aktif perdagangan suatu saham atau semakin bervolume perdagangan suatus
aham, maka semakin rendah biaya pemilikan saham tersebut yang berarti
akan mempersempit bid-ask spread saham tersebut.
CSR adalah tanggung jawab sosial suatu perusahaan terhadap para
stakeholders, khususnya kepada masyarakat yang tinggal berdekatan dengan
lokasi suatu perusahaan. Perusahaan tidak hanya berperan dalam
mengoptimalkan kinerja laba perusahaan saja, melainkan juga ikut serta
dalam memperhatikan lingkungan masyarakat (Bulan et al., 2014). Secara
konseptual, banyak pengertian tentang tanggungjawab sosial perusahaan
merupakan suatu bentuk tindakan yang berangkat dari pertimbangan etis
perusahaan yang diarahkan untuk meningkatkan ekonomi,yang di serta
dengan peningkatan kualitas hidup bagi karyawan berikut keluarganya,
140

peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar dan masyarakat secara lebih


luas (Hadi, 2011).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif menurut wikipedia adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap
bagian-bagian dan fenomena serta kausalitas hubungan-hubungannya. Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model
sistematis, teori-teori dan hipotesis mengenai fenomena alam.Penelitian ini
menggunakan penelitian korelasional yaitu penelitian yang dimaksud untuk
mengetahui ada dan tidaknya hubungan antara dua variabel atau beberapa variabel
( Arikunto, 2013). Dengan teknik korelasi, maka dapat mengetahui hubungan
variabel yang satudengan yang lain. Jenis penelitian korelasional karena bertujuan
untuk melihat pengaruh corporate social responbility (CSR) dengan nilai
perusahaan dan volume perdagangan.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan


sektorperusahaanminyak dan gas. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2017-
2019. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive
sampling. Purposive sampling merupakan teknik pengumpulan sampel dengan
kriteria yang sudah ditentukan oleh peneliti.
Tabel 1.1 Kriteria Sampel
No Kriteria Sampel Jumlah
Perusahaan
1. Perusahaan pertambangan minyak 10
dan gas yang terdaftar di BEI pada
tahun 2017-2019.
2. Perusahaan yang tidak (4)
menyampaikan laporan tahunan
berturut-turut pada tahun 2017-
2019.
3. Perusahaan yang tidak (0)
menerapkan CSR 2017-2019.

Jumlah Sampel yang digunakan 30


Alviya Rahayu 141

1. Uji Normalitas Data


Alat uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model
regresi, nilai residu dari regresi mempunyai distribusi yang normal. Jika
distribusi dari nilai-nilai residual tersebut tidak dapat dianggap
berdistribusi normal, maka dikatakan ada masalah terhadap asumsi
normalitas (Sugiyono, 2017). Jika nilai statistic KS signifikan> 0,05 bisa
dikatakan distribusi normal.
2. Uji Multikolonieritas
Uji Multikolioneritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variable bebas (independen). regresi yang bagus tidak ditemukan
korelasi diantara variable independen.Menurut(I. Ghozali, 2016) adanya multikolinieritas
dilihat berdasarkan VIF (Variance Inflation Factor).Aturan yang digunakan adalah terdapat
multikolinieritas apabila nilai VIF lebih dari 1, tetapi kurang dari 10. Artinya semakin
kecil VIF maka semakin baik. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Jika terjadi korelasi, maka
terdapat multikolinearitas.
3. Uji Hiteroskedastisitas
(I. Ghozali, 2016), uji heterokes datisitas digunakan untuk menguji
apakah pada model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika varians dari residual pada
satu pengamatan kepengamatan yang lainnya adalah berbeda, maka
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas. Jika varians dari residual satu pengamatan
kepengamatan yang lainnya adalah tetap, maka disebut homoskedastisitas.
Ada masalah heteroskedastisitas atau tidak missal menggunakan Uji
Glejser >0,05.
4. Uji Hipotesis
a. Uji t (Persial)
Uji T digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen
secara parsial terhadap variabel dependen. Uji T merupakan pengujian
keoefisien regresi parsial individual yang digunakan untuk
mengetahui apakah variable independen secara individual member
140

pengaruh terhadap variable dependen. Pengujian dilakukan dengan


melihat probabilitast hitung, dengan hipotesis sebagai berikut:
Ho: βi = 0
Ha: βi ≠ 0
Apabila probabilitas t hitung< 0,05, maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Sedangkan apabila probabilitas t hitung> 0,05, maka Ho
diterima dan Ha ditolak.

b. KoefisienDeterminasi (R2)
Koefisien determinasi merupakan koefisien yang digunakan untuk
mengetahui kontribusi atau sumbangan yang diberikan oleh sebuah
variable ataulebih X (bebas) terhadap variabel Y (terikat) (Sofyan,
2015).

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Analisis Statistik Deskriptif
Tabel1.2StatistikDeskriptif

N Minimum Maximu Mean Std. Deviation


m
Nilai 30 -27173,913 642857 259841,142 1175505,280
Perusahaa
n (Y1) 1,429 10 190
Volume 30 ,001 6,493 1,03590 1,528060
Perdagang
an (Y2)
Csr (X) 30 ,143 ,989 ,35987 ,195726
Valid N 30
(listwise)

Sumber data: SPSS versi 25 oleh peneliti

Data yang disajikan dalam statisk deskriptif ini untuk menyajikan


data dalam penelitian adalah untuk memberikan gambaran atau deskripsi
mengenai data yang diteliti. Data yang dilihat dalam penelitian ini adalah
Alviya Rahayu 141

nilai rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum, nilai minimum, dan


jumlah data.
2. Uji Normalitas Data
Tabel 1.3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual
N 30

Normal Mean 259841,1421000


Parameters Std. Deviation 123398,29238631
Most Extreme Absolute ,155
Differences Positive ,134

Negative -,155
Test Statistic ,155

Asymp. Sig. (2-tailed) ,065c

Monte Carlo Sig ,430d


Sumber
Monte Carlosi 99% Lower ,417
data: Sig. (2-Tailed) Confidence Bound SPSS
Interval
versi 25 oleh
Upper ,443
peneliti Bound

a. Test distributionis Normal.


b. Calculatedfrom data.
c. LillieforsSignificanceCorrection.
d. Based on 10000 sampledtableswithstartingseed
1314643744.

Dari tabel diatas, pada penelitian ini mempunyai nilai signifikan


sebesar 0,065 artinya diatas 0,05. Maka dinyatakan normal pada
pengujian normalitas.

3. UjiHipotesis (Uji-t)
Tabel1.4 Analisis Uji-t
Coefficients
140

UnstandardizedCoef Standardized
ficients Coefficients

Model B Std. Beta T Sig


Error

1 (Constant) 48672 460621, 1,057 ,300


4,079 559
Csr (X) - 112873 -,105 -,559 ,581
63046 1,011
3,886

a. Dependa. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y1)

UnstandardizedCoef Standardized
b.
ficients Coefficients

Model B Std. Beta T Sig


Error

1 (Constant 1,213 ,601 2,019 ,053


)

Csr (X) -,492 1,472 -,063 -,334 ,741

Dependent Variable: Volume perdagangan saham (Y2)

Sumber data: SPSS versi 25 oleh peneliti


Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa: CSR (X) tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan (Y1). Karena nilai perusahaan sebesar 0,581 artinya lebih besar dari
0,05. Maka Ho diterima dan H1 ditolak. CSR (X) tidak berpengaruh terhadap Volume
perdagangan saham (Y2). Karena Volume perdagangan saham sebesar 0,741 artinya lebih
besar dari 0,05. Maka Ho diterima dan H1 ditolak.
Berdasakrkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CSR tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan minyak dan gas yang terdaftar
di BEI periode 2017-2019, dengan sampel perusahaan yang telah mempublikasikan
melalui laporan keuangan dan diolah peneliti menunjukkan bahwa data spssnya tinggi,
sehingga CSR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hasil ini juga mendukung hasil penelitian Pratama et al. (2016), yang menyatakan
bahwa perusahaan dengan pengungkapan CSR yang tinggi akan berakibat pada tingginya
beban yang harus dikeluarkan perusahaan untuk melakukan kegiatan CSR tersebut,
sehingga akan berdampak pada berkurangnya laba yang diperoleh perusahaan dan akan
berdampak pada penurunan nilai perusahaan.
Hasil ini mendukung penelitian dari (Pramana, I., & Mustanda, 2016),(Fauziah et
al., 2016),(Komalasari, D., & Purnawati, 2017), serta (Pribady, N., Rakhman, A., &
Bunfa, 2017), yang menyatakan bahwa pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Hal tersebut dikarenakan dalam pengungkapan informasi CSR di setiap
perusahaan memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut disebabkan karena pelaporan
pengungkapan CSR tidak memiliki standar yang baku dalam penyusunannya, sehingga
Alviya Rahayu 141

terdapat banyak perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki


pengungkapan corporate social responsibility yang rendah atau tidak secara rinci.
Sedangkan hasil penelitian pengaruh corporate social responsibility tidak
berpengaruh terhadap volume perdagangan saham karna dengan data yang sudah peneliti
olah pada perusahaan pertambangan minyak dan gas dari tahun 2017-2019 menunjukkan
hasil dari spss yang tinggi dan menyebabkan data yang sudah peneliti olah menjadi tidak
berpengaruh.
Dari hasil penelitian lain juga dapat dihasilkan pengujian hipotesis yang
menunjukkan H2 ditolak artinya CSR tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap
volume perdagangan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Suryawan (2009). Hal ini sejalan dengan Trading Range Theory yang menyatakan bahwa
terlalu tinggi hargasaham suatu perusahaan menyebabkan kurang aktifnya perdagangan
saham (Khomsiyah dan Sulistyo., 2001).
Hasil Berbeda yang di tunjukan oleh Arya, dkk (2014) yang menyatakan Corporate
Social Responsibility(CSR) dapat mempengaruhi Volume perdagangan saham karena
perusahaan telah menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat
sekitarnya, seperti tidak mencemari lingkungan, pemberian bantuan kepada masyarakat,
dan penyerapan tenaga kerja lokal. Kepedulian ini akan menciptakan hubungan yang
harmonis antara masyarakat dengan perusahaan, hal ini menarik minat investor untuk
berinvestasi pada perusahaan. Adanya investasi ini akan meningkatkan Volume
perdagangan saham saham yang berarti peningkatan terhadap penjualan saham.
Sebaliknya jika perusahaan tidak memberikan kepedulian terhadap lingkungan dan
masyarakat sekitar, maka investor tidak akan bereaksi untuk melakukan investasi
sehingga Volume perdagangan saham saham akan menurun yang berarti penurunan
terhadap penjualan saham. Hal ini sesuai dengan signaling theory, bahwa informasi yang
diberikan suatu perusahaan akan dapat menarik reaksi investor untuk mengambil suatu
keputusan.

PENUTUP
Kesimpulan penelitian ini ialah berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap
perusahaan pertambangan minyak dan gas yang menjadi sampel dari tahun 2017-2019
dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa hasil dari analisis Corporate Social
Responsibility (tanggung jawab sosial perusahaan) terhadap Nilai Perusahaan dan Volume
perdagangan saham saham pada perusahaan pertambangan minyak dan gas yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-2019 sebagai berikut : Hasil penelitian ini
membuktikan bahwa Corporate Social Responsibility tidak berpengaruh terhadap Nilai
Perusahaan pada perusahaan pertambangan minyak dan gas yang terdaftar di BEI periode
2017-2019. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa Corporate Social Responsibility tidak
berpengaruh terhadap Volume Perdagangan Saham pada perusahaan pertambangan minyak
dan gas yang terdaftar di BEI periode 2017-2019.
Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran – saran yang dapat di berikan pada
penelitianselanjutnya antara lain :Bagi perusahaan agar dapat meningkatkan pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan, dengan semakin tingginya pengungkapan maka nilai
perusahaan dan Volume perdagangan saham dapat meningkat dimasa yang akan
datang.Bagi investor, agar lebih seksama dalam mempertimbankan aspek-aspek yang perlu
di perhitungkan dalam investasi yang tidak hanya memilih perusahaan berdasarkan harga
saham akan tetapi mempertimbangkan faktor lain seperti pengungkapan corporate social
responsibility yang dilakukan oleh perusahaan.Bagi peneliti selanjutnya lebih baik
140

menambah jumlah sampel penelitian, periode pengamatan atau merubah variabel penelitian
dan melibatkan sektor industri yang lain, guna mencerminkan reaksi dari pasar modal
secara keseluruhan dan mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perusahaan
untuk menarik investor.

Anda mungkin juga menyukai