Anda di halaman 1dari 60

DOSEN: Dr. ASRIN TANDI, S.E.,M.M.

, Ak

TUGAS

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN

DISUSUN OLEH:

NAMA : SIATTA’ PATANDUK

NIM : 6160301200022

KELAS : A

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Manajemen Keuangan" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi Ujian Akhir Semester mata kuliah Manajemen Keuangan.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Asrin Tandi, S.E.,M.M, Ak selaku
dosen mata kuliah Manajemen Keuangan.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 10 Januari 2022

Penulis
Daftar Isi

Sampul…………………………………………………………………………………………1

Kata pengantar…………………………………………………………………………………2

Daftar isi………………………………………………………………….……………………3

Pertemuan 1……………………………………………………….………….……...….……..4

Pertemuan 2……………………………………………………………………………………4

Pertemuan 3……………………………………………………………………………………4

Pertemuan 4……………………………………………………………………………………9

Pertemuan 5………………………………………………………………………..…………14

Pertemuan 6………………………………………………………………… .………………16

Pertemuan 7………………………………………………………………………………….21

Pertemuan 8………………………………………………………………………………….21

Pertemuan 9………………………………………………………………………………….21

Pertemuan 10………………………………………………………………………………..27

Pertemuan 11………………………………………………………………………………..32

Pertemuan 12………………………………………………………………………………..36

Pertemuan 13………………………………………………………………………………..41

Pertemuan 14……………………………………………………………………………….46

Daftar pustaka………………………………………………………………………………60
Pertemuan 1

Pertemuan 2

Pertemuan 3

Materi: laporan keuangan

A. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode
akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan
keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan dimana biasanya sering
dilakukan audit oleh lembaga pemerintah, akuntan, firma, atau lembaga lainnya dengan
tujuan untuk memastikan akurasi dan untuk tujuan pajak, pembiayaan, atau investasi.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi:

a. Laporan posisi keuangan (Neraca)

b. Laporan laba rugi komprehensif

c. Laporan perubahan ekuitas

d. Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau
laporan arus dana

e. Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian tak terpisahkan
dari laporan keuangan.Materi: Laporan Keuangan.

B. Fungsi Laporan Keuangan

Investor dan analis keuangan mengandalkan data keuangan untuk menganalisis kinerja
perusahaan dan membuat prediksi tentang arah masa depan harga saham perusahaan. Salah
satu sumber terpenting dari data keuangan yang andal dan diaudit adalah laporan tahunan,
yang berisi laporan keuanganperusahaan. Laporan keuangan digunakan oleh investor, analis
pasar, dan kreditor untuk mengevaluasi kesehatan keuangan dan potensi pendapatan
perusahaan. Tiga laporan laporan keuangan utama adalah neraca, laporan laba rugi, dan
laporan arus kas.

C. Komponen laporan keuangan

Menurut standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia, laporan keuangan lengkap
terdiri dari 5 jenis laporan, yaitu:

1. Laporan Laba/Rugi

Laporan laba-rugi atau income statement atau profit and loss statement merupakan
laporan keuangan yang berfungsi untuk menilai kinerja keuangan apakah perusahaan
mengalami keuntungan atau kerugian pada satu periode akuntansi. Selain untuk
mengetahui keuntungan ataukerugian, laporan laba rugi juga dibuat untuk
memberikan informasi tentang pajak perusahaan, bahan evaluasi manajemen dan
membantu dalam pengambilan keputusan.

2. Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal adalah laporan yang menggambarkan perubahan baik


berupa peningkatan atau penurunan aktiva bersih selama satu periode. Pada saat awal
pendirian perusahaan, sebagai pemilik perusahaan pasti menyetorkan modalnya.
Selama beroperasi tentu saja modal awal akan berubah sesuai dengan kinerjanya.
Misalnya, jika pada periode berjalan perusahaan mengalami kerugian maka modal
akan berkurang. Sebaliknya jika perusahaan mengalami keuntungan, modal akan
bertambah.

3. Laporan Posisi Keuangan

Seperti namanya laporan posisi keuangan (neraca) atau balance sheet merupakan
laporan keuangan yang menunjukan posisi dan informasi keuangan sebuah
perusahaan. Dalam laporan neraca, kamu akan melihat informasi tentang aset,
kewajiban dan modal perusahaan secara lengkap dan rinci. Dengan kata lain, elemen
dalam laporan neraca hanya tiga akun tersebut.
4. Laporan Arus Kas

Jenis laporan keuangan yang ke empat yakni laporan arus kas atau cash flow
statement. Laporan arus kas memberikan informasi tentang aliran kas perusahaan
yang masuk dan keluar. Selain itu, laporan arus kas juga berfungsi sebagai indikator
untuk memprediksi arus kas di periode yang akan datang.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) merupakan bagian dari laporan keuangan
suatu entitas. Namun, catatan laporan keuangan bukanlah hal yang wajib dibuat oleh
perusahaan. Sehingga biasanya perusahaan yang membuat catatan atas laporan
keuangan adalah perusahaan-perusahaan skala besar atau perusahaan yang sudah
terbuka (public companies). Tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan
penjelasan yangrinci tentang hal-hal yang ada pada jenis laporan keuangan lainnya.
Sehingga letak catatan atas laporan keuangan ada di belakang sendiri.

D. Tujuan dan keterbatasan dalam Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan,


kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi.

1.Tujuan umum laporan keuangan terbagi sebagai berikut:

a. Memberikan informasi yang terpercaya Informasi yang diberikan tentang sumber


daya ekonomi dan kewajiban perusahaan, dengan maksud:

- Menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan

- Menunjukkan posisi keuangan dan investasi perusahaan

- Menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya

-. Menunjukkan kemampuan sumber daya yang ada untuk pertumbuhan perusahaan.


b.Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang
berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba. Hal ini dengan maksud:

c. Memberikan gambaran jumlah dividen yang diharapkan pemegang saham.

d. Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada


kreditor, supplier, pegawai, pemerintah, dan kemampuan dalam mengumpulkan dana
untuk kepentingan ekspansi perusahaan.

e. Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan


fungsi perencanaan dan pengendalian.

f. Menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba jangka


Panjang.

2. Keterbatasan Laporan Keuangan

Meskipun laporan keuangan memberikan banyak informasi tentang perusahaan,


mereka memiliki keterbatasan. Pernyataan tersebut terbukauntuk interpretasi, dan
akibatnya, investor sering menarik kesimpulanyang sangat berbeda tentang kinerja
keuangan perusahaan.Misalnya, beberapa investor mungkin menginginkan pembelian
kembali saham sementara investor lain mungkin lebih suka melihat bahwa uang
diinvestasikan dalam aset jangka panjang. Tingkat hutang perusahaan mungkin baik-
baik saja untuk satu investor sementara yang lain mungkin memiliki kekhawatiran
tentang tingkat hutang perusahaan. Saatmenganalisis laporan keuangan, penting untuk
membandingkanbeberapa periode untuk menentukan apakah ada tren serta
membandingkan hasil perusahaan rekan-rekannya di industri yang sama.

E. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap Laporan Keuangan

1. Pihak Internal Perusahaan

Pihak internal perusahaan adalah pihak-pihak didalam sebuah perusahaan, yakni.

a. Manajemen
Pihak manajemen perusahaan mengggunakan laporan keuangan sebagai bentuk
pertanggungjawaban mereka kepada pemilik perusahaan atas kinerja mereka selama mereka
bekerja diperusahaan tersebut. Apabila laporan keuangan mereka bagus, artinya kinerja
mereka pun bagus. Namun, pihak manajemen tidak diperkenankan melakukan window
dressing atau mempercantik laporan keuangan dengan memanipulasi data.

b. Pemilik perusahaan

Tentu saja pemilik perusahaan sangat peduli dengan laporan keuangan karena sebagai
pemilik, tentu saja ia memiliki kuasa untuk mengetahui perkembangan perusahaan
yang ia miliki. Laporan keuangan membantu pemilik perusahaan untuk memutuskan
apakahperusahaan akan diekspansi ataukah tidak. Pemilik perusahaan juga bisa
memprediksi apakah dengan kondisi laporan keuangan yang seperti itu, perusahaan
masih bisa berumur panjang atau tidak.

c. Karyawan

Karyawan membutuhkan informasi laporan keuangan untuk menilai kondisi


perusahaan. Sekiranya perusahaan berada dalam kondisi baik, karyawan bisa bekerja
dengan tenang. Mereka juga bisa meminta konpensasi lebih kepada perusahaan
apabila kemajuan perusahaan tidak diikuti dengan bertambahnya upah karyawan.
Namun, bila perusahaan terlihat berada dalam kondisi tidak baik, karyawan bisa
bersiap-siap untuk mencari pekerjaan baru.

2. Pihak Eksternal Perusahaan

Pihak eksternal perusahaan adalah pihak-pihak yang diluar perusahaan bukan dari
dalam perusahaan, berikut pihak-pihak eksternal perusahaan yakni:

a. Investor

Investor sangat membutuhkan informasi laporan keuangan untuk memutuskan apakah


akan membeli saham tertentu atau tidak (menambah investasi atau tidak). Ketika
melihat laporan keuangan perusahaan yang sudah go public, investor akan
memutuskan untuk menambah jumlah saham yang ia miliki terhadap perusahaan
tersebut.
b. Kreditur

Hampir sama dengan karyawan, kreditur membutuhkan laporan keuangan untuk


menilai kondisi perusahaan sehat atau tidak, sebelum ia memutuskan untuk memberi,
menambah atau bahkan mengurangi kredit.

c. Supplier

Untuk perusahaan manufaktur (pabrik), keberadaan supplier atau pemasok sangatlah


penting. Biasanya perusahaan tidak membayar sekaligus bahan baku yang dipesan
dari supplier. Untuk menilai kondisi perusahaan, apakah ia kuat membayar atau tidak,
supplier bisa melihat laporan keuangan perusahaan tersebut.

d. Pemerintah

Laporan keuangan suatu perusahaan sangat berguna bagi Pemerintah terkait dengan
masalah pajak. Laba yang tinggi tentu saja akan menghasilkan pajak yang tinggi pula,
begitu pun sebaliknya.

e. Masyarakat Umum

Dikoran-koran Nasional pada waktu tertentu, biasanya pada bulan maret, biasanya ada
publikasi laporan keuangan dari perusahaan tertentu.

Pertemuan 4

Materi: Modal Kerja

Konsep Modal Kerja

1. Dalam operasinya, perusahaan selalu membutuhkan dana harian, seperti membeli


bahan mentah, membayar gaji karyawan, membayar rekening listrik,dsb.

2. Dana yang dialokasikan tersebut diharapkan akan diterima kembali dari hasil
penjualan produk yang dihasilkan dalam jangka waktu kurang dari 1 tahun.
3. Dana tersebut berputar selama perusahaan masih beroperasi.

4. Dana yang dipergunakan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari disebut


modal kerja (working capital)

Konsep Modal Kerja

Modal kerja adalah investasi dalam harta jangka pendek atau investasi dalam harta lancer
(current assets). Manajemen modal kerja pada dasarnya bertujuan mengelola harta lancer dan
hutang lancer agar terjamin jumlah net working capital yang layak diterima (acceptable) yang
menjamin tingkat likuiditas perusahaan. Konsep modal kerja :

 Konsep Kunatitatif

Modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan aktiva lancar (gross working
capital)

 Konsep Kualitatif

Modal kerja menurut konsep ini adalah kelebihan antara aktiva lancar atas hutang
lancar (net working capital)

 Konsep Fungsionil

Konsep fungsionil mendasarkan pada fungsi dana yang digunakan untuk memperoleh
pendapatan. Setiap dana yang dialokasikan pada berbagai aktiva dimaksudkan untuk
memperoleh pendapatan saat ini maupun pendapatan masa yang akan datang.

Jenis Modal Kerja

A. Modal Kerja Permanen

Yaitu modal kerja yang selalu harus ada dalam perusahaan agar perusahaan dapat
menjalankan kegiatannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen.Modal kerja
permanen dibagi menjadi dua macam yakni:

a. Modal Kerja Primer


Adalah modal kerja minimal yang harus ada dalam perusahaan untuk menjamin agar
perusahaan tetap bisa beroperasi.

b. Modal Kerja Normal

Merupakan modal kerja yang harus ada agar perusahaan bisa beroperasi dengan
tingkat produksi normal.Produksi normal merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan barang sebesar kapasitas normal perusahaan.

B. Modal Kerja Variabel

Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan kegiatan
ataupun keadaan lain yang mempengaruhi perusahaan. Modal kerja variabel terdiri
dari:

a. Modal Kerja Musiman

Merupakan modal kerja yang dibutuhkan untuk mengantisipasi apabila ada


kegiatan fluktuasi kegiatan perusahaan, misalnya perusahaan biscuit harus
menyediakan modal kerja lebih besar pada saat musim hari raya.

b. Modal Kerja Siklis

Yaitu modal kerja yang jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh fluktuasi


konjungtur.

c. Modal Kerja Darurat

Modal kerja ini jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh keadaan-keadaan darurat


yang terjadi diluar kemampuan perusahaan.

Kebijakan Modal Kerja

 Kebijakan modal kerja merupakan strategi yang diterapkan oleh perusahaan dalam
rangkamemenuhi kebutuhan modal kerja dengan berbagai alternatif sumber dana.

 Manajemen pada umumnya mengambil kebijakan modal kerja agresif, moderat,


konservatif, tergantung keberaniannya mengambil risiko bisnis.
 Kesalahan dalam mengelola modal kerja mengakibatkan hilangnya kepercayaan
internal dan eksternal

 Kepercayaan internal adalah kepercayaan dari pegawai dan buruh, yang disebabkan
karena gaji dan upah tidak dibayar tepat waktu

 Sedangkan kepercayaan eksternal adalah kepercayaan dari partner bisnis khususnya


kreditur, yangdisebabkan karena utang yang jatuh tempo tidak dibayar tepat waktu

 Jika suatu perusahaan kehilangan dua kepercayaan tersebut dapat dipastikan akan
bangkrut.

-Kebijakan Konservatif

Kebijakan konservatif merupakan rencana pemenuhan modal kerja yang lebih banyak
menggunakan sumber dana jangka panjang dibandingkan sumber dana jangka pendek.

-Kebijakan Moderat

Perusahaan membiayai setiap aktiva dengan dana yang jangka waktunya kurang lebih sama
dengan jangka waktu perputaran aktiva tersebut. Artinya aktiva yang bersifat permanen yakni
aktiva tetap dan modal kerja permanen akan didanai dengan sumber dana jangka panjang, dan
aktiva yang bersifat variabel atau modal kerja variabelakan didanai dengan sumber dana
jangka pendek.

-Kebijakan Agresif

Dalam kebijakan agresif perusahaan mendanai asetnya dengan sumber dana jangka pendek.
Pada pendekatan ini perusahaan berani menanggung risiko yang cukup besar.

Pentingnya Modal Kerja

Sebagian besar pekerjaan manajer keuangan dicurahkan pada kegiatan operasi perusahaan
sehari-hari yang memerlukan modal kerja.

 Harta Lancarsuatu perusahaan memerlukan pengelolaan yang serius.


 Khususnya bagi perusahaan kecil, Manajemen modalkerja sangat penting karena mereka
sulit memperoleh sumber pembiayaan dari pasar modal.

 Perkembangan Pertumbuhan penjualan berkaitanerat dengan kebutuhan modal kerja.

SUMBER MODAL KERJA

1. Hasil operasi perusahaan, adalah jumlah net income yang

nampak dalam laporan perhitungan Laba/rugi ditambah dengan depresiasi dan amortisasi,
jumlah ini menunjukkan jumlah modal kerja yang berasal dari hasil operasi perusahaan.

2. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga (Investasi

jangka pendek), merupakan salah satu elemen aktiva lancar yang segera dapat dijual dan akan
menimbulkan keuntungan bagi perusahaan.

3. Penjualan aktiva tetap

4. Penjualan

Saham Atau Obligasi, Perusahaan dapat mengeluarkan/emisi saham baru atau meminta
kepada pemilik untuk menambah modalnya. Juga dapat mengeluarkan obligasi atau bentuk
utang jangka panjang lainnya untuk memenuhi kebutuhan modal kerjanya.

5. Sumber lainya:

1. Pinjaman dari kredit bank

2. Pinjaman jangka pendek lainnya

3. Utang dagang dari supplier

4. Dan lain-lain

MANAJEMEN MODAL KERJA


Manajemen modal kerja membahas administrasi terhadap aktiva lancar perusahaan dan
pendapatan yang dibutuhkan untu mendukung aktiva lancar. Manajemen modal kerja sangat
penting, karena merupakan dasar pengambilan keputusan terhadap hal-hal berikut:

1. Tingkat optimal pada aktiva lancar Perusahaan berupaya mengurangi tingkat investasi pada
aktiva lancar namun masih mampu mendukung penjualan, hal ini meningkatkan
pengembalian perusahaan pada total aktiva

2. Memutuskan perpaduan yang sesuai antara pembiayaan jangka pendek dan jangka panjang
untuk mendukung investasi pada aktiva lancar.

Pertemuan 5

Materi: time volue of money

A. KONSEP TIME VALUE OF MONEY

Time value of money (Nilai Waktu Uang) merupakan konsep yang menjelaskan bagaimana
perubahan nilai uang anda dari waktu ke waktu. Uang yang anda miliki sekarang belum tentu
bisa membeli hal yang sama pada tahun depan. Hal ini menunjukkan bahwa nilai uang yang
anda miliki bergantung dengan waktu. Time value of money adalah konsep yang menjelaskan
waktu mempengaruhi nilai dari uang. Konsep time value of money menghitung nilai uang
berdasarkan waktu. Hal ini sangat penting karena nilai uang yang anda miliki saat ini akan
berbeda dengan nilai uang di masa mendatang. Salah satu faktor utama yang menyebabkan
perubahan nilai uang adalah inflasi yang menyebabkan kenaikan harga sehingga menurunkan
nilai uang anda. Oleh sebab itu time value of money juga bisa disebut sebagai nilai waktu
dari uang yang anda miliki. Konsep ini menunjukkan bahwa uang dengan jumlah yang sama
akan lebih bernilai saat ini dibandingkan dengan masa mendatang, karena uang yang anda
terima saat ini memiliki potensi untuk dikembangkan melalui investasi sehingga nilainya
bertambah. Sebagai catatan bahwa hal ini belum pasti karena dalam investasi terdapat
berbagai risiko yang mungkin membuat anda mengalami kerugian. Dalam konsep time value
of money atau nilai waktu atas uang, investor akan lebih memilih menerima uang hari ini
dibandingkan di masa depan apabila dengan nominal yang sama. Hal ini karena uang yang
dimiliki saat apabila diinvestasikan dalam periode tertentu memiliki potensi menghasilkan
return seperti bunga

B. MANFAAT MEMAHAMI TIME VALUE OF MONEY

1. Agar anda bisa mengambil keputusan keuangan yang lebih baik sehingga biasmemberikan
keuntungan.

2. Mempermudah anda merencanakan keuangan di masa depan.

3. Membantu anda menganalisis apakah keputusan investasi yang anda ambil


menguntungkan atau tidak.

Memahami bahwa nilai uang yang anda miliki akan berubah dari waktu ke waktu akan
membantu anda mengambil keputusan keuangan yang lebih optimal. Hal ini membuat anda
bisa membuat rencana keuangan anda menjadi lebih matang dengan memperhatikan berbagai
faktor seperti inflasi sehingga nilai uang yang anda miliki dapat terus berkembang.Dari sisi
bisnis, hal penting untuk menyusun rencana keuangan jangka Panjang seperti keputusan
untuk investasi ke dalam bidang research and development untuk mengembangkan bisnis
yang anda miliki. Oleh sebab itu perusahaan perlu memperhitungkan apakah dana yang
merekainvestasikan untuk inovasi ini akan memberikan keuntungan di masa mendatang atau
tidak.

C. MENGHITUNG TIME VALUE OF MONEY (TVM)

Komponen dalam menghitung TVM yaitu :

1.Present value atau nilai sekarang,

2. Future value atau nilai di masa depan,

3. Suku bunga atau interest.

PRESENT & FUTURE VALUE


Present value merupakan nilai uang yang anda miliki saat ini yang bisa anda investasikan
agar mendapatkan keuntungan yang lebih besar di masa mendatang. Untuk menghitung
present value, anda bisa menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Pv : Present value (nilai uang sekarang)

Fv : Future value nilai uang pada tahun ke-n

I: Tingkat suku bunga

n: Periode tahun

Contoh :

Anda memiliki uang senilai Rp.50.000.000,00 dengan tingkat suku bunga 5% pertahun saat
ini. Mari kita hitung berapa nilai uang anda pada 3 tahun mendatang.

Fv = Pv (1 + i) n

Fv = 50.000.000 (1+0,05)3

Fv = 50.000.000 (1,05)3

Fv = 57.881.250

Artinya di masa depan uang yang anda miliki bisa berkembanga menjadiRp. 57.881.250, 00
dalam periode waktu 3 tahun.

Pertemuan 6

Materi: manajemen piutang


Piutang adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan datang karena terjadinya
transaksi dimasa lalu. Walaupun pada dasarnya semua perusahaan dagang/industri
menginginkan penjualan cash, tetapi karena adanya keterbatasan daya beli masyarakat, atau
alasan lainnya dilakukan penjualan secara kredit. Penjualan secara kredit akan dapat
meningkatkan omset penjualan, akan tetapi memilikiresiko tertundanya penerimaan kas,
sehingga membutuhkan investasi yang lebih besar.

Ruang Lingkup Manajemen Piutang

1. Kebijaksanaan kredit (standar kredit/kualitas rekening yang diterima,

2. Jangka waktu /periode kredit yang diberikan,

3. Discount/potongan tunai yang diberikan untuk pembayaran yang lebih awal


*Kebijaksanaan pengumpulan piutang, dan faktor-faktor lain yang relevan. *Keputusan
kredit ini menyangkut tradeoff antara keuntungan(marginal profit) dan,

4. Biaya tambahan (marginal cost).Faktor Yang Mempengaruhi Besarnnya Piutang

1. Volume penjualan kredit, semakin besar volume penjualan kredit, makin besar investasi
yang tertanam dalam Piutang

2. Syarat pembayaran (termin), semakin lama masa kredit, semakin besar invesatasinya.

3. Ketentuan tentang pembatasan kredit, batasan kredit dapat berupa kuantitatif (plafon
kredit, semakin besar plafon kredit perpelanggan makin besar investasi yang diperlukan) dan
kualitatif (selektif terhadap pelanggan kredit, makin ketat seleksi akan semakin memperkecil
investasi dalam piutang).

4. Kebijakan pengumpulan piutang, pengumpulan piutang dapat bersifat aktif (menggunakan


debt collector) pengumpulan piutang lebih tepat waktu tetapi perlu tambahan biaya
pengumpulan piutang,atau pasif yaitu keyakinan bahwa debitur menepati janji, maka resiko
tertunggaknya piutang lebih besar.

5. Kebiasaan membayar dari para langganan, apabila sebagian besar pelanggan membayar
pada masa diskon, maka membutuhkan investasi lebih kecil, tetapi jika pelanggan membayar
pada hari ke 30 atau bahkan menunggak, perlu invstasi yg besar Penilaian Kredit Resiko
kredit adalah resiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan kepada para langganan.
Oleh karena itu banyak perusahaan yang berusaha mengurangi resiko kredit dengan
memperhatikan lima “C” atau tujuh “P” sebelum memberikan persetujuan kredit. Ini diukur
dari record tahun sebelumnya, atau dengan observasi fisik pada pabrik dan toko pelanggan.

Aspek Penilaian Kredit 7P : Parti

Personality Aspek Penilaian Kredit 7P :

Purpose Character

Prospect Capacity

Payment Capital

Profitability Collateral

Protection Condition of economic

7P 1. Personality Bank mencari data tentang kepribadian calon debitur seperti riwayat
hidupnya (kelahiran, pendidikan, pengalamanusaha/pekerjaan, dan sebagainya), hobi,
keadaan keluarga (istri, anak),social standing (pergaulan dalam masyarakat serta

bagaimana pendapat masyarakat tentang dirisi peminjam), serta hal-hal lain yang erat
hubungannya dengan kepribadian si peminjam

2. 2.Purpose Mencari data tentang tujuan atau keperluan penggunaan kredit. Apakah akan
digunakannya untuk berdagang, atau untuk membeli rumah atau untuk tujuan lainnya.

3. Prospect Yang dimaksud dengan prospect adalah harapan masa depan dari bidang usaha
atau kegiatan usaha si peminjam. Inidapat diketahui dari perkembangan usaha peminjam
selama beberapa bulan/tahun, perkembangan keadaan ekonomi perdagangan, keaadaan
ekonomi/perdagangan sektor usaha si peminjam, kekuatan keuangan perusahaan yang dibuat
dari earning power (kekuatan pendapatan/keuntungan) masa lalu dan perkiraan masa
mendatang.
4. Payment Mengetahui bagaimana perkiraan pembayaran kembali pinjaman yang akan
diberikan.Hal ini dapat diperoleh dari perhitungan tentang prospek, kelancaran penjualan dan
pendapatan sehingga dapat diperkirakan kemampuan pengembalian pinjaman ditinjau dari
waktu serta jumlah pengambilannya.

5. Profitability Menilai berapa tingkat keuntungan yang akan diraih calon debitur, bagaimana
polanya, apakah makin lama makin besar atau sebaliknya.

6. Protection Menilai bagaimana calon debitur melindungi usaha dan mendapatkan


perlindungan usaha. Apakah dalam bentuk jaminan barang, orang atau asuransi.

7. Parti Bertujuan mengklasifikasi calon debitur berdasarkan modal, loyalitas, dan


karakternya. Pengklasifikasian ini akan menentukan perlakuan bank dalam hal pemberian
fasilitas.

5C 1.Character.Menunjukan kemungkinan perusahaan untuk secara jujur


memenuhikewajibannya, faktor ini menunjukkan kesanggupan atas tiap transaksi kredit
yangdilakukannya

2. CAPACITY .Kemampuan perusahaan yang ditunjukan dengan kinerja usahanya pada


Waktu yang lama

3. CAPITAL .Mengukur posisi keuangan perusahaan nasabah yang ditunjukan oleh rasio
Keuangan

4.COLLATERAL. Mencerminkan aktiva perusahaan yang dijadikan jaminan atas usulan


Pinjamannya

5.CONDITION OF ECONOMIC Melihat pengaruh langsung dari perubahan ekonomi secara


umum terhadap Perkembangan perusahaan Langkah-langkahPencegahan resiko tidak
tertagihnya piutang :Penentuan besarnya resiko yang akan ditanggung perusahaan berdasar
pengalaman tahun-tahun sebelumnya. Kemampuan debitur memenuhi kewajibannya, hal ini
dapat diukur dengan likuiditas dan rentabilitas. Selain itu perlu dipertimbangkan “soliditas”:

a. soliditas komersiil

b. solidits finansiil
c. soliditas moril

Kemungkinan resiko piutang yang akan terjadi

1. Piutang macet

2. Biaya pengumpulan besar

3. Biaya dana besar Modal kerja besar

Hal penting dalam pengelolaan piutang :

1. Standar kredit

2. Jangka waktu kredit

3. Motivasi cepat membayar

Biaya yang timbul akibat piutang :

1. Biaya penghapusan pihutang

2. Biaya pengumpulan pihutang

3. Biaya administrasi biaya sumber dana

Kegiatan manajemen piutang :

1. Perencanaan jumlah dan pengumpulan piutang

2. Pengendalian pihutang

3. Penyaringan langganan

4. Penentuan risiko kredit

5. Penentuan potongan-potongan ( return )

6. Penetapan ketentuan-ketentuan dalam menghadapi para penunggak


7. Pelaksanaan administrasi yang berhubungan dengan penarikan kredit

8. Penggunaan ratio-ratio

Pertemuan 7

Materi:

Pertemuan 8

Ujian Tengah Semester

Pertemuan 9

Materi: struktur Modal

Pengertian struktur modal

• Struktur modal hanya menyangkut pembelanjaan jangka panjang saja. Tidak termasuk
pembelanjaan jangka pendek.

• sebagai pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan
modal pemegang saham. Nilai buku dari modal pemegang saham terdiri dari saham biasa,
modal disetor atau surplus modal dan akumulasi laba ditahan. Bila perusahaan memiliki
saham preferen, maka saham tersebut akan ditambahkan pada modal pemegang saham

• Capital Structure is the mix of long term debt and equity maintained by the firm”. Struktur
modal perusahaan menggambarkan perbandingan antara hutang jangka panjang dan modal
sendiri yang digunakan oleh perusahaan.
• Ada dua macam tipe modal menurut Lawrence, Gitman (2000) yaitu modal hutang (debt
capital) dan modal sendiri (equity capital). Tetapi dalam kaitannya dengan struktur modal,
jenis modal hutang yang diperhitungkan hanya hutang jangka panjang.

KOMPONEN STRUKTUR MODAL

1. Hutang Jangka Panjang Jumlah hutang di dalam neraca akan menunjukkan besarnya modal
pinjaman yang digunakan dalam operasi perusahaan. Modal pinjaman ini dapat berupa
hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang, tetapi pada umumnya pinjaman jangka
panjang jauh lebih besar dibandingkan dengan hutang jangka pendek. Hutang jangka panjang
merupakan salah satu dari bentuk pembiayaan jangka panjang yang memiliki jatuh tempo
lebih dari satu tahun, biasanya 5 – 20 tahun”. Pinjaman hutang jangka panjang dapat berupa
pinjaman berjangka (pinjaman yang digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja
permanen, untuk melunasihutang lain, atau membeli mesin dan peralatan) dan penerbitan
obligasi (hutang yang diperoleh melalui penjualan surat-surat obligasi, dalam surat obligasi
ditentukan nilai nominal, bunga per tahun, dan jangka waktu pelunasan obligasi tersebut).
Mengukur besarnya aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditur (debt ratio) dilakukan
dengan cara membagi total hutang jangka panjang dengan total asset. Semakin tinggi debt
ratio, semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan di dalam menghasilkan
keuntungan bagi perusahaan

KOMPONEN STRUKTUR MODAL

2. Modal Sendiri Menurut Wasis, dalam struktur modal konservatif, susunan modal
menitikberatkan pada modal sendiri karena pertimbangan bahwa penggunaan hutang dalam
pembiayaan perusahaan mengandung resiko yang lebih besar dibandingkan dengan
penggunaan modal sendiri. Menurut Sundjaja at al. “modal sendiri/equity capital adalah dana
jangka panjang perusahaan yang disediakan oleh pemilik perusahaan (pemegang saham),
yang terdiri dari berbagai jenis saham (saham preferen dan saham biasa) serta laba ditahan”.
Pendanaan dengan modal sendiri akan menimbulkan opportunity cost. Keuntungan dari
memiliki saham perusahaan bagi owner adalah control terhadap perusahaan. Namun, return
yang dihasilkan dari saham tidak pasti dan pemegang saham adalah pihak pertama yang
menanggung resiko perusahaan. Modal sendiri atau ekuitas merupakan modal jangka panjang
yang diperoleh dari pemilik perusahaan atau pemegang saham. Modal sendiri diharapkan
tetap berada dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas sedangkan modal
pinjaman memiliki jatuh tempo.

ADA 2 (DUA) SUMBER UTAMA DARI MODAL SENDIRI YAITU:

 a) Modal saham preferen Saham preferen memberikan para pemegang sahamnya beberapa
hak istimewa yang menjadikannya lebih senior atau lebih diprioritaskan daripada pemegang
saham biasa. Oleh karenaitu, perusahaan tidak memberikan saham preferen dalam jumlah
yang banyak.

b) Modal saham biasaPemilik perusahaan adalah pemegang saham biasa yang


menginvestasikan uangnya dengan harapan mendapat pengembalian dimasa yang akan
datang. Pemegang saham biasa kadangkadang disebut pemilik residual sebab mereka hanya
menerima sisa setelah seluruh tuntutan ataspendapatan dan asset telah dipenuhi.

METODA-METODA DALAM MANAJEMEN STRUKTUR MODAL

Mengapa struktur modal perlu diperhatikan ? Hal ini memotivasi manajemen perusahaan
untuk mencari suatu struktur mosal yang optimal untuk perusahaannya . Beberapa alat atau
metoda dapat digunakan untuk menentukan suatu pilihan sehingga akan sangat bermanfaat
untuk menjawab pertanyaan semacam ini “ Dimasa mendatanng, jika kita memerlukan dana
500 juta, apakah kita sebaiknya menerbitkan saham atau obligasi ?” Metoda dasar tersebut
adalah

(a) Analisis EBIT – EPS(b) Perbandingan rasio – rasio leverage, dan

(c) AnaLisis arus kas perusahaan.

A) ANALISIS EBIT – EPS.

Melalui analisis ini manajemen dapat melihat dampak dari berbagai alternatif pendanaan
terhadap EPS ( Earning per share ) pada tingkatan EBIT ( Earning Before Interest and Tax )
yang bervariasi. Yang dimaksud dengan EPS adalah laba bersih sesudah pajak atau Earning
After Tax ( EAT ) dibagi jumlah lembar saham perusahaan yang beredar.Pada analisis ini,
hubungan antara EBIT dan EPS dapat dicari dengan cara : Menghitung EPS pada berbagai
alternatif pendanaan untuk EBIT tertentu Mengulang lankah pertama untuk EBIT yang
berbeda – beda. Hasilnya kemudian digambarkan dalam grafik EBIT-EPS. Indifference point
memberikan masukan penting bagi manajemen dalam memilih alternative pembelanjaan, Jika
expected EBIT lebih besar dari indifference point, perusahaan sebaiknya menggunakan
hutang. Jika sebaliknya, menggunakan saham akan lebih menguntungkan. Perlu dicatat
bahwa keputussan ini bisa salah jika actual EBIT tidak besar yang diharapkan. Oleh karena
itu, didalam mengambil keputusan, manajemen harus memperhatikan juga deviasi standard
( tingkat variabilitas ) EBIT perusahaan. Expected dan deviasi standard EBIT dapat dicari
dengan mengembangkan sejumlah skenario tentang EBIT dimasa mendatang beserta dengan
probabilita terjadinya.

B) PERBANDINGAN RASIO – RASIO LEVERAGE

Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan efek dari setiap alternatif pendanaan
terhadap rasio – rasio leverage ( penggunaan hutang ). Manajemen kemudian dapat
membandingkan rasio – rasio yang ada saat ini dan rasio – rasio pada alternative pendanaan
tertentu dengan rasio – rasio industri sejenis. Rasio Leverage terdiri dari (1) Rasio Hutang
( debt ratio ), (2) Rasio Jaminan ( coverege ratio ). Rasio hutang menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang, sedangkan rasio jaminan
menunjukkan kemampuan untuk membayar bunga dan pokok pinjamn yang jatuh tempo.
Untuk menghitung rasio hutang, manajemen menggunakan informasi dari neraca. Untuk
menghitung rasio jaminan, informasi dari laporang rugi – laba yang dipergunakan.
Manajemen dapat menggunakan metoda perhitungan rasio sbb :

1. Rasio Hutang : Total hutang/Total aktiva Hutang jangka panjang/ (Hutang jangka panjang
+ Modal sendiri) Total hutang/ Modal sendiri

2. Rasio Jaminan: Time interest earned = EBIT/Biaya bunga Debt service coverage = EBIT /
[ biaya bunga + (pembayaran pokok pinjman/1 – pajak) ] Rasio hutang dan rasio jaminan
dapat dihitung berdasarkan : (1) posisi keuangan perusahaan pada saat ini, (2) posisi
keuangan perusahaan dengan alternatif – alternatif pendanaan yang ada seperti 100 % modal
sendiri, 100% hutang dsb. Rasio – rasio tersebutkemudian dibandingkan dengan rasio
indusstri. Dari perbandingan tersebut, manajemen dapat menentukan alternatif pendanaan
yang paling tepat bagi perusahaan. Hal ini tidak berarti bahwa manajemen harus
mempertahankan rasio yang sama dengan rasio industri. Kegunaan perbandingan rasio
dengan rasio industri adalah jika perusahaan memilih rasio hutang dan rasio jaminan yang
menyimpang dari rasio industri, ia harus memiliki alasan yang kuat.

C) ANALISIS ARUS KAS PERUSAHAAN

 Metoda ini menganalisis dampak keputusan struktur modal terhadap arus kas perusahaan.
Metoda ini sederhana tetapi sangat bermanfaat. Metoda ini melibatkan persiapan suatu seri
anggaran kas pada (1)kondisi perekonomian yang berbeda, (2) struktur modal
yangberbedaArus kas bersih pada situasi yang berbeda ini dapat dianalisis untuk menentukan
apakah beban tetap perusahaan ( pokok pinjaman, bunga, sewa dan dividen saham preferen )
yang dihadapi perusahaan tidak terlalu tinggi. Ketidak mampuan perusahaan untuk
membayar beban tetap bisa mengakibatkan “ financial insolvency “.

 Gordon Donaldson dari Harvard University menyarankan bahwa kapasitas beban tetap
perusahaan sebaiknya tergantung pada arus kas bersih perusahaan yang diharapkan
dapatterwujud pada saat perekonomian mengalami resesi. Dengan kata lain, target struktur
modal ditentukan dengan membuat rencana untuk menghadapi “ kondisi terburuk yang
mungkin terjadi “.

ANALISIS SUBYEKTIF DALAM MANAJEMEN STRUKTUR MODAL

Menentukan struktur Modal perusahaan, manajemen juga menerapkan analisi subyektif


(judgment ) bersama dengan analisis kuantitatif yang telah dibahas didepan. Berbagai faktor
yang dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan tentang struktur modal adalah :

a). Kelangsungan hidup jangka panjang ( Long – run viability ). Manajer perusahaan,
khusunya yang menyediakan produk dan jasa yang penting, memiliki tanggung jawab untuk
menyediakan jasa yang berkesinambungan. Oleh karena itu, perusahaan harus menghindari
tingkat penggunaan hutang yang dapat membahayakan kelangsungan hidup jangka panjang
perusahaan.

b). Konsevatisme manajemen. Manajer yang bersifat konservatif cenderung menggunakan


tingkat hutang yang “ konservatif “ pula ( sedikit hutang ) dari pada berusaha
memaksimumkan nilai perusahaan dengan menggunakan lebih banyak hutang.
c). Pengawasan.Pengawasan hutang yang besar dapat berakibat semakin ketat pengawasan
dari pihak kreditor (misalnya, melalui kontrak perjanjian atau covenaut ). Pengawasan ini
dapat mengurangi fleksibilitas manajemen dalam membuat keputusan perusahaan.

d). Struktur aktiva . Perusahaan Yangmemiliki aktiva yang digunakan sebagai agunan hutang
cenderung menggunakan hutang yang relatif lebih besar. Misalnya , perusahaan real estate
cenderung menggunakan hutang yang lebih besar dari pada perusahaan yang bergerak pada
bidang riset teknologi.

CATATAN TENTANG KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL

Pada pertemuan tahunan Financial Management Association (FMA) pada tahun 1989,
disimpukan beberapa hal mengenai struktur perusahaan.

a). Dalam praktik sangat sulit menentukan titik struktur modal yang optimal. Bahkan untuk
membuat suatu range untuk struktur modal yang optimalpun sangat sulit. Oleh karena itu,
kebanyakan perusahaan hanya memperhatikan apakah perusahaan terlalu banyak
menggunakan hutang atau tidak.

b). Ada kenyataan bahwa walaupun struktur modal perusahaan dianggap jauh dari optimal,
tapi dampaknya pada nilaiperusahaan tidak terlalu besar. Dengan kata lain keputusan tentang
struktur modal tidaklah sepenting keputusan investasi, yang memiliki dampak yang lebih
besar terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hal -hal di atas, sebaiknya perusahaan lebih
memfokuskan diri pada suatu tingkat hutang yang hati – hati ( prudent ) dari pada berusaha
mencari tingkat hutang yang optimal. Tingkat hutang yang “ prudent “ harus dapat
memanfaatkan keuntungan dari penggunaan hutang dan tetap menuju :

(1) mempertahankan risiko finansial pada tingkat yang masih terkendali,

(2)menjamin fleksibilitas pembelanjaan perusahaan,

(3) mempertahankan “ credit rating “ perusahaan.

Keputusan tentang struktur modal melibatkan analisis “ trade – off “ antara risiko dan
keuntungan. Penggunaan hutang meningkatkan risiko perusahaan, tapi juga mengingkatkan
keuntungan perusahaan oleh karena itu, struktur modal yang optimal akan menyeimbankan
risiko dan keuntungan perusahaan. Metoda lain yang tidak jarang digunakan dalam
menentukan struktur modal perusahaan adalah analisi perbandingan rasio struktur modal.
Manajemen membandingkan struktur modal perusahaan mereka dengan struktur modal
perusahaan pada industri yang sama. Suatu pilihan terhadap struktur modal yang
menyimpang dari struktur modal industri harus memiliki alasan yang kuat. Suatu riset
terhadap 170 manajer keuangan senior di AS menunjukkan bahwa sekitar 60 % percaya
bahwa ada suatu struktur modal yang opetimal bagi perusahaan. Riset ini juga menunjukkan
bahwa (1) manajer keuangan menetapkan suatu target rasio hutang bagi perusahaannya, (2)
nilai rasio hutang ini dipergunakan untuk evaluasi terhadap risiko bisnis yangdihadapi
perusahaan.

Pertemuan 10

Materi: Manajemen Produksi

A. MANAJEMEN PRODUKSI

Manajemen produksi adalah bagian dari lingkup manajemen yang memiliki peran untuk
mengkoordinasikan dan mengambil keputusan dari berbagai kegiatan seperti perencanaan,
organisasi, arah, serta pelaksanaan aktivitas produksi untuk mencapai suatu tujuan organisasi
atau perusahaan. Manajemen produksi atau pengelolaan operasional produksi perusahaan
menjadi motor penggerak perkembangan bisnis atau industri secara umum, khususnya di
bidang industri manufaktur dan teknologi. Manajemen produksi atau manajemen operasional
sebagai serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dari bentuk barang atau jasa dengan
mentransformasikan masukan (inputs) menjadi suatu luaran (outputs) produk tertentu.
Manajemen produksi didefinisikan sebagai suatu aktivitas usaha yang dilakukan oleh
sekelompok manusia yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian dengan cara efektif untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

RUANG LINGKUP MANAJEMEN PRODUKSI

Berdasarkan fungsinya, manajemen produksi memiliki ruang lingkup luasdalam proses


industri atau usaha yang dijalankan oleh perusahaan. Ruanglingkup manajemen produksi
dalam suatu usaha atau industri mencakup beberapa hal sebagai berikut.
1.Perancangan desain produk Dalam ruang lingkup ini, manajemen produksi berperan dalam
proses analisis dan penetapan keputusan terhadap tindakan atau langkah yang akan diambil
dalam proses penentuan desain produk. Keputusan manajemen produksi dalam hal ini
berpengaruh terhadap capaian strategi perusahaan melalui produk yang akan dihasilkan. Oleh
karena itu, perancangan produk perlu didasari oleh strategi bisnis tertentu.

2. Transformasi perusahaan Ruang lingkup ini memberi tanggung jawab bagi manajemen
produksi untuk dapat memberikan masukan terhadap pembaharuan perusahaan. Sistem kerja
ini meliputi strategi dan tugas perusahaan terhadap pelaksanaan produksi dan administrasi
secara organisasional. Manajemen produksi penting berada dalam pengambilan keputusan
umum karena bagian ini yang tahu seluk-beluk

3. Perbaikan produk Setelah perancangan dan penentuan desain produk maka dilakukan
perbaikan, dimana manajemen produksi juga bertanggung jawab pada ruang
lingkupperancangan proses produksi serta penentuan alat-alat produksi yang akan dipakai.
Ruang lingkup ini menentukan lancarnya proses produksi hingga tercipta suatu produk yang
diinginkan perusahaan serta konsumen serta melakukan perbaikan jika terjadi kesalahan
secara teknis dalam produksi, dimana hal ini dilakukan dengan proses evaluasi produk
terhadap selera pasar.

B. TUJUAN MANAJEMEN PRODUKSI

Manajemen produksi bertujuan untuk mengelola lima hal pokok yang disebutsebagai 5M.
Kelima tujuan pokok yang dikelola oleh manajemen produksi ini berupa,

1. Manusia, berupa sumber daya atau tenaga kerja

2. Mesin, berupa alat produksi

3. Metode, berupa rancangan strategis terkait operasional produksi

4. Material, berupa bahan baku utama maupun bahan pendukung proses produksi

5. Money, atau uang yang mencakup finansial baik modal, perputaran uang dalam
operasional, hingga keuntungan. Manajemen produksi bertujuan untuk mengelola sumber
daya manusia dalambentuk tenaga kerja agar mereka mampu memaksimalkan potensi dengan
tugas yang dijalani. Manajemen produksi bertujuan untuk mengatur tenaga kerja dalam
penempatan mereka sesuai keahlian dalam tiap bagian-bagian dalam proses produksi.
Manajemen produksi juga bertujuan dalam pengelolaan alat-alat produksi yang mencakup
pembelian, perawatan, dan juga pembaharuan. Tujuan ini dilakukan agar proses produksi
tidak terhambat oleh kerusakan-kerusakan yang dialami alat produksi dan memastikan mutu
serta kualitas produk atau jasa.

C.FUNGSI MANAJEMEN PRODUKSI

Manajemen produksi secara umum bertanggung jawab atas tiga fungsi utama
yaituperencanaan, pengawasan, pengolahan, dan jasa pendukung. Adapun empat fungsi
utama ini akan dijelaskan lebih lanjut di bawah ini,

1. Fungsi perencanaan. Setiap usaha atau industri memerlukan sebuah cetak biru untuk
mengawali proses operasionalnya. Hal ini dilakukan dengan memfungsikan manajemen
produksi dalam persoalan metode dan strategi yang akan dirancang untuk mencapai tujuan
produksi dan tujuan bisnis secara umum. Metode atau strategi operasional juga merupakan
fungsi manajemen produksi dalam memastikan setiap operasional perusahaan dijalankan
sesuai rencana bisnis yang telah ditetapkan. Manajemen produksi diharuskan untuk
memahami strategi dan proyeksi perusahaan terhadap pasar dan cakupan konsumen dari
barang ataujasa yang akan dihasilkan.

2. Fungsi pengolahan Pengelolaan atau pengolahan sumber daya alam atau bahan baku
produksi juga merupakan fungsi dari manajemen produksi. Fungsi ini dilakukan agar
ketersediaanbahan baku tidak menghambat proses produksi dan tidak memperberat
bebanfinansial atau ongkos produksi. Manajemen produksi bertanggung jawab atas
pengolahan bahan baku hingga menjadi suatu produk dengan nilai jual tertentu. Pengolahan
produk yang dimanajemen dengan baik akan memastikan kualitas luaran produk di pasaran
dan ketika dinikmati konsumen.

3. Fungsi pengawasan. Manajemen produksi bertanggung jawab pula terhadap pengawasan


operasionalperusahaan secara umum. Pengawasan ini meliputi pra produksi, produksi, hingga
pasca produksi. Dalam hal ini, kecakapan pengawasan yang dilakukan manajemen produksi
berpengaruh pada lancarnya proses operasional produksi hingga proses pemasaran produk.
4. Fungsi jasa pendukung. Fungsi jasa pendukung adalah fungsi manajemen produksi dalam
mengelola finansial, di mana dalam hal ini sumber daya modal amat berperan penting dalam
berjalannya proses produksi. Manajemen produksi harus dapat memastikan bahwa anggaran
yang direncanakan dalam tiap proses produksi selaras dan relevan dengan kebutuhan
operasional atau proses produksi yang akan berlangsung.

D. TAHAPAN MANAJEMEN PRODUKSI

Manajemen produksi memiliki 3 tahapan utama, yaitu:

1. Tahapan Perencanaan. Perencanaan produksi yaitu melakukan persiapan tersistem pada


barang yang akandiproduksi. Pada tahapan ini terdapat beberapa keputusan yang akan
dihadapi, antara lain:

 Jenis barang apa yang akan diproduksi

 Kualitas barang

 Jumlah barang produksi

 Bahan baku

 Pengendalian produksi

2. Tahapan Pengendalian. Pengendalian produksi bertujuan untuk memaksimalkan seluruh


biaya seoptimal mungkin. 3 kegiatan yang dilakukan adalah:

 Menyusun sebuah rencana

 Pembuatan jadwal kerja

 Menentukan target konsumen

3. Tahapan Pengawasan. Pengawasan disini memiliki fungsi yaitu memantau pelaksanaan


aktivitas produksi dapat berlangsung sesuai rencana. Kegiatan yang akan dilakukan adalah:

 Menetapkan kualitas produk


 Menetapkan standar produk

 Melakukan produksi secara tepat waktu

E. SISTEM MANAJEMEN PRODUKSI INI BERBEDA DARI SISTEM MANAJEMEN


LAINNYA. SISTEM INI MEMILIKI CIRI-CIRI YAITU SEBAGAI BERIKUT:

 Produksi dilakukan secara besar-besaran, produk tidak memiliki variasi yangbanyak dan
sudah distandarisasi

 Adanya product layout (pembagian kerja dalam departemen khusus di setiap fasilitas
produksi)

 Adanya peralatan mesin khusus

 Operator memiliki kemampuan yang terbatas

 Jika ada mesin bermasalah, maka seluruh alur produksi berhenti

 Sumber daya/pekerja tidak banyak

 Persediaan bahan baku mentah sedikit

 Dibutuhkan orang yang ahli dalam pemeliharaan mesin

 Mesin pemindah barang menggunakan conveyor atau fixed path equipment

F.ASPEK MANAJEMEN PRODUKSI ( 3 ASPEK )

Secara umum, manajemen produksi bergerak melalui 3 aspek utama yang berhubungan
dengan sistem produksi dalam suatu perusahaan, baik itu produk barang maupun jasa.
Adapun ketiga aspek itu adalah sebagai berikut:

1. Strategi operasional dan kebijakan produksi.Aspek perencanaan produksi adalah terkait


dengan strategi operasional dan kebijakan produksi. Oleh karena keterlibatannya dalam
strategi umum perusahaan, maka sudah pasti manajemen produksi juga memiliki andil besar
terhadapterbentuknya strategi operasional serta kebijakan produksi. Strategi operasional ini
dapat meliputi beberapa hal seperti persediaan, proses, kapasitas, tenaga kerja, serta jaminan
mutu serta kualitas. Sedangkan kebijakan produksi dapat berupa prosedur operasional standar
yang ditetapkan bagi pegawai di ranah produksi.

2. Workflow layouting. Aspek selanjutnya adalah pengendalian produksi barang atau jasa.
Dalam hal ini, manajemen produksi juga bertanggung jawab atas rancangan alur kerja atau
workflow. Pembuatan layout alur kerja dilakukan bersama dengan bagian-bagian terkait
dalam perusahaan untuk melahirkan alur produksi yang efektif dan efisien. Minimalisasi
ongkos produksi dapat ditekan melalui alur kerja efisien ini, selain juga dapat
memproyeksikan proses pemasaran secara relevan.

3. Pengawasan dan evaluasi. Aspek terakhir setelah memastikan adanya pengendalian


terhadap produksi barang atau jasa melalui workflow layouting maka manajemen produksi
juga harus mengawasi proses produksi serta mengevaluasi output produksi. Pengawasan dan
evaluasi merupakan aspek penting dari manajemen produksi karena berpengaruh terhadap
kualitas produk di pasaran. Secara garis besar, manajemen produksi berperan besar dalam
suatu perusahaan. Selain memastikan proses produksi berlangsung lancar, manajemen
produksi juga harus dapat mengelola keuangan hingga merumuskan metode serta strategi
yang mumpuni bagi berhasilnya operasional perusahaan. Manajemen produksi juga
diharapkan mampu meyakinkan konsumen melalui kualitas produk yang baik.

G. CONTOH MANAJEMEN PRODUKSI

Banyak perusahaan yang telah menerapkan sistem manajemen produksi ini.Beberapa contoh
perusahaan tersebut adalah pada perusahaan tambang batu bara dan timah, yang melakukan
proses ekstraktifnya. Selain itu juga terdapat pada perusahaan meubel dan tas yang
menggunakan proses fabrikasinya serta pada perusahaan tambang minyak bumi dengan
proses analitiknya mengubah minyak bumi menjadi solar, bensin dan kerosin.

Pertemuan 11

Materi: Persediaan

Persediaan :
- Segala sesuatu/sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap
pemenuhan permintaan

- Sekumpulan produk phisikal pada berbagai tahap proses transformasi dari bahan mentah ke
barang dalam proses, dan kemudian barang jadi

•PERSEDIAAN MELIPUTI:

– Persediaan bahan mentah

– Persediaan barang dalam proses

– Persediaan barang jadi/produk akhir

– Persediaan bahan-bahan pembantu/pelengkap

– Persediaan komponen-komponen lain yang menjadi bagian keluaran produk perusahaan

– Uang

– Ruangan fisik (bangunan)

– Peralatan

– Tenaga kerja

BAHAN MENTAH

* jumlah bahan mentah yang dikelola oleh perusahaan akan tergantung kepada:

-jumlah pemakaian

-jumlah investasi dalam (nilai) persediaan

-karakteristik bahan mentah

-lead time (tenggang waktu antara saat pemesanan dengan penerimaan barang)

BARANG DALAM PROSES


Karakteristiknya:

-suatu bentuk “peningkatan nilai”

-Nilainya tergantung kepada : nilai bahan baku, biaya tenaga kerja, lamanya dan
tingkat kerumitan proses produksi.

-merupakan komponen persediaan yang tidak likuit

BARANG JADI

Keberadaannya dipengaruhi oleh:

-sales forcasting

-likuiditasnya

-karakteristik fisiknya

SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN

* Merupakan serangkaian kebijakan pengendalian untuk menentukan: tingkat


persediaan yang harus dijaga, kapan pesanan untuk menambah persediaan harus
diadakan.

* sistem ini ada untuk menentukan dan menjamin tersedianya persediaan yang tepat
dalam kuantitas dan waktu.

FUNGSI PERSEDIAAN

• menghilangkan resiko keterlambatan Pengiriman.

• menghilangkan resiko jika material yg Dipesan rusak, shg harus dikembalikan.

• menghilangkan resiko jika terjadi kenaikan Harga/inflasi.

• untuk menyimpan bahan baku yg bersifat Musiman.

• mendapatkan keuntungan karenaadanya Discount.


• memberikan pelayanan kpd pelanggan (customer satisfaction).

KELOMPOK2 PERSEDIAAN :

• FLUCTUATION STOCK – sbg antisipasi jika terjadi fluktuasi permintaan yg tdk


diperkirakan sebelumnya, kesalahan perkiraan penjualan, waktu produksi, pengiriman
barang.

• ANTICIPATION STOCK – sbg antisipasi thd permintaan yg dpat diramalkan.

• LOT-SIZE INVENTORY – memproduksi/menyediakan brg dalam jml yang melebihi


kebutuhan/permintaan.

• PIPLINE INVENTORY – persediaan yg dlm proses pengiriman dari tempat asal ke tempat
Dimana barang itu akan digunakan.

KLASIFIKASI DALAM PERSEDIAAN

• Klasifikasi ABC merupakan aplikasi persediaan yg memakai Prinsip Pareto: the critical few
and the trivial many.

• Memfokuskan kepada persediaan yang critical (bernilai tinggi) daripada yang trivial
(bernilai rendah).

• Klasifikasi ABC membagi persediaan dalam 3 kelompok berdasarkan atas volume rupiah
tahunan

• Kelas A: nilai volume rupiah yang tinggi, mewakili 70 - 80% dari nilai total volume rupiah,
Meskipun Jumlahnya Sedikit (sekitar 15% dr jumlah persediaan)

• Kelas B: Nilai volume rupiah yang menengah, mewakili sekitar 15% dari nilai volume
rupiah, dan sekitar 30% dari jumlah persediaan

• Kelas C: Nilai volume rupiahnya rendah, hanya mewakili sekitar 10% dari nilai volume
rupiah, tetapi terdiri dari sekitar 55% dari jumlah persediaan.

BIAYA-BIAYA DALAM PERSEDIAAN


• Biaya Pemesanan (Ordering Costs, Procurement Costs): Merupakan biaya2 yg dikeluarkan
sehubungan dengan kegiatan pemesanan bahan/barang, sejak dr penempatan pemesanan
sampai tersedianya barang di gudang. set-up costs: utk menyiapkan mesin2 atau proses
manufakturdr suatu pesanan produksi.

• Biaya Penyimpanan (Carrying Costs, Holding Costs): Biaya-biaya yang dikeluarkan akibat
diadakannya persediaan barang. % dari harga barang Rupiah per unit barang.

• Biaya Kekurangan Persediaan (Shortage Costs, Stock-out

Costs) Biaya yang timbul sebagai akibat tidak tersedianya barang pada waktu diperlukan.

MODEL-MODEL PERSEDIAAN

Model persediaan Economic Order Quantity (EOC)

-Model persediaan dengan pemesanan tertunda

-Model persediaan dengan potongan kuantitas

-Model persediaan dengan penerimaan bertahap

Model persediaan digunakan utk menentukan kapan pesanan suatu barang dilakukan dan
berapa banyak barang yg dipesan.

Pertemuan 12

Materi: saham

Saham adalah suatu dokumen berharga yang mampu menampilkan bagian kepemilikan dari
suatu perusahaan, artinya, saat seseorang memutuskan untuk membeli saham, maka
sebenarnya orang tersebut sudah membeli sebagian darikepemilikan perusahaan yang
dibelinya.Pengertian saham juga diartikan sebagai suatu satuan nilai ataupun
pembukuandalam komponen finansial yang berfokus pada bagian bentuk kepemilikan suatu
perusahaan. Seseorang membeli saham pada suatu perusahaan, maka sebenarnyaorang
tersebut sudah mempunyai hak atas suatu aset dan juga pendapatan yang diperoleh dari
perusahaan tersebut sesuai dengan porsi saham yang dibelinya.Sedangkan pengertian saham
secara sederhana adalah suatu alat bukti atas kepemilikan dari sebuah perusahaan. Bentuk
dari saham itu sendiri biasanya adalah lembaran kertas yang mana isinya menyatakan
kepemilikan surat berharga tersebut adalah pemilik dari perusahaan yang membuat surat.

JENIS-JENIS SAHAM

Dalam pasar uang, ada beragam jenis investasi saham. Jenis jenis saham menurut para ahli
terbagi berdasarkan kepemilikan, cara pengalihan, dan kinerja perdagangan. Ini
penjelasannya.

1. Jenis saham berdasarkan kepemilikan

Saham berdasarkan kepemilikan terdiri dari dua yaitu saham biasa dan preferen. Berikut jenis
jenis saham dan contohnya.

a. Saham biasa (Common Stocks)

Saham biasa adalah jenis saham yang mampu melakukan klaim kepemilikan sesuai
keuntungan dan kerugian yang didapatkan perusahaan. Tetapi pemegang saham mempunyai
kewajiban yang terbatas. Contoh saham biasa yaitu saham waran. Apabila perusahaan
mengalami kebangkrutan maka pemilik sahambiasa hanya akan memperoleh prioritas paling
akhir dalam hal pembagian keuntungan perusahaan. Tetapi jumlah kerugian maksimum yang
ditanggungnya sesuai besaran dana yang diinvestasikan.

b. Saham preferen (Preferred Stocks)

Saham preferen adalah jenis saham gabungan antara saham biasa danobligasi. Secara
keseluruhan mirip seperti saham biasa, perbedaannya hanya pada tingkat suku bunga
keuntungan yang diperoleh. Suku bunga saham preferen bersifat tetap karena mengandung
campuran obligasi. Selain itu, pemilik mempunyai hak tebus yang dapat ditukarkan dengan
saham biasa. Pada bursa efek Indonesia, saham preferen selalu memiliki kode 4 huruf dan
terkadang ada tambahan "P". Contohnya seperti WSBP, MYOR-P, dan ASII.
2. Jenis saham berdasarkan cara pengalihannya

Jenis saham berdasarkan cara pengalihannya terbagi menjadi dua antara lain:

a. Saham atas unjuk (Bearer Stocks)

Saham atas tunjuk adalah saham yang nama kepemilikannya tidak tertulis dalam lembar
kertas agar jenis saham ini mudah dipindahtangankan. Tujuan saham ini diperuntukkan jual
beli sehingga mudah dipindahtanganka tanpa harus mengurus melalui badan hukum. Bukti
kepemilikan berdasarkan siapa yang memegang saham tersebut.

b. Saham Atas Nama (Registered Stocks)

Saham atas nama adalah kepemilikan saham terbukti pada nama yang tertulis di surat
berharga. Sehingga cara pengalihannya harus melalui prosedur hukum untuk melakukan balik
nama saham.

3. Jenis saham berdasarkan kinerja perdagangan Sementara berdasarkan kinerja perdagangan,


saham terbagi menjadi 4 jenis, diantaranya:

a. Blue Chip Stocks

Blue Chip Stocks adalah saham yang dikeluarkan oleh perusahaan bereputasi tinggi.
Perusahaan yang mengeluarkan saham blue chip biasanya sebagai petinggi di industri
tersebut dan mempunyai penghasilan yang stabil serta konsisten dalam membayar bagi hasil.
Akibatnya saham jenis ini banyak diincar oleh investor.

b. Income Stocks

Income Stocks adalah saham unggulan yang selalu membayar dividen atau laba lebih besar
dari rata-rata dividen yang dibayarkan periode sebelumnya. Sehingga saham jenis ini
biasanya memiliki pendapatan yang selalu meningkat tiap periode.

c. Growth Stocks
Growth Stocks adalah saham dengan pertumbuhan pemasukan perusahaan selalu tinggi,
walaupun perusahaan tersebut tidak selalu dari perusahaan petinggi di industri tersebut.
Saham Growth Stocks dibagi menjadi dua yaitu Well-Known dan Lesser-Known. Well-
known merupakan saham growth stock yangberasal dari perusahaan petinggi suatu industri.
Sebaliknya, LesserKnown adalah saham growth-stock dari perusahaan kurang populer.

d. Speculative Stocks

Speculative Stocks adalah saham dengan keuntungan tinggi namun dapat memberikan laba
secara konsisten. Jenis saham ini cocok bagi investor dengan profil risiko high risk.

e. Counter Cyclical Stocks

Counter Cyclical Stocks adalah saham memiliki kondisi paling stabil saat situasi ekonomi
bergejolak. Hal ini dikarenakan saham ini tidak akan terpengaruh dengan kondisi ekonomi
dan bisnis. Namun keuntungan saham ini bergantung pada perusahaan yang mengeluarkan
saham.

4. Jenis-jenis harga saham. Harga saham yang diterbitkan setiap perusahaan tentu berbeda.
Secara umum, harga saham terdiri dari empat jenis, meliputi:

a. Harga Nominal. Harga nominal adalah harga yang tercantum secara jelas pada
lembarsaham yang dikeluarkan suatu perusahaan. Besaran harga tersebut harus dibayarkan
oleh investor di awal sebagai modal.

b. Harga Perdana. Harga perdana adalah harga yang berlaku saat adanya penawaran umum.
Walau setiap lembar saham tercantum harga nominal yang telah ditetapkan, namun
prakteknya belum tentu sama. Biasanya terjadi tawar menawar. Selain itu, perusahaan juga
bisa mengeluarkan harga lebih rendah atau sebaliknya. Apabila harga saham perdana lebih
besar dibanding harganominal, maka selisih harga tersebut dinamakan agio.

c. Harga Pembukaan (Opening Price). Harga pembukaan adalah harga saham yang berlaku
ketika pasar saham mulai dibuka.
d. Harga Pasar (Market Price). Harga pasar adalah harga saham yang tercantum pada bursa
efek saham masa itu. Biasanya harga pada bursa bergantung pada permintaan dan penawaran
saat diperdagangkan. Saham denganharga pasar selalu memiliki nilai yang berubah-ubah.

e. Harga penutupan (Closing Price).Harga penutupan adalah harga terakhir dari penawaran
yang ada di bursa efek. Misalkan bursa efek dibuka pada pagi hari dan akan ditutup pada sore
hari pukul 17.00 WIB, maka harga yang tertera saat pukul 17.00 WIB adalah harga
penutupan.

MANFAAT DAN KEUNTUNGAN SAHAM

Salah satu manfaat utama saham adalah saham bisa dimanfaatkan sebagai salah satu
instrumen investasi jangka panjang atau jangka pendek.Bagi para investor yang
memanfaatkan sahamnya sebagai investasi jangka pendek biasanya mengharapkan adanya
capital gain dari selisih harga jual dan harga belinya. Hal tersebut tentu berbeda dengan
mereka yang menggunakan saham sebagaiinstrumen investasi jangka panjang, karena mereka
akan lebih rutin membeli ataupun menabung uangnya untuk membeli saham.Berdasarkan hal
tersebut, maka terdapat dua keuntungan yang bisa didapatkan oleh investor yang melakukan
investasi saham, yakni:

Capital Gain, adalah profit yang didapatkan dari adanya selisih harga jual saham yang lebih
tinggi daripada harga belinya. Setiap investor saham nantinya akan memperoleh keuntungan
sesuai dengan besaran nilai saham yang sudah disetorkannya.

Dividen, adalah nilai keuntungan yang didapatkan dari hasil pembagian dividen tunai dari
suatu emiten. Dividen adalah pendapatan tambahan yang bisa diraih oleh investor jika
mereka membeli saham dari emiten yang memiliki performa pendapatan yang bagus.

RISIKO INVESTASI SAHAM

Investasi saham memang memiliki keuntungan yang besar, namun risiko di dalamnya pun
juga cukup besar. Berikut ini adalah beberapa risiko yang harus siap Anda hadapi jika
melakukan investasi saham:
1. Risiko Likuidasi. Risiko ini bisa saja terjadi ketika emiten tersebut bangkrut atau likuidasi
para pemilik saham mempunyai hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan sesudah kewajiban
dari emiten tersebut terbayar. Bahkan para pemilik saham pun beresiko tidak memperoleh
apapun saat aktiva tidak tersisa setelah pihak emiten membayar kewajibannya.

2. Tidak Ada Pembagian Dividen. Risiko ini bisa saja terjadi saat pihak emiten lebih
memiliki keuntungan yang didapat perusahaan digunakan untuk menambah modal operasi,
atau melakukan ekspansi bisnis, sehingga emiten tersebut tidak membagikan keuntungannya
berupa dividen kepada pemilik saham.

3. Investor Kehilangan Modal. Risiko ini juga bisa saja terjadi saat harga beli saham ternyata
lebih besar daripada harga jualnya, sehingga para pemilik saham akan kehilangan nilai
modalnya.

4. Saham Delisting dari Bursa. Terdapat beberapa alasan yang membuat suatu saham dihapus
dari catatan bursa,hingga saham tersebut sudah tidak lagi bisa diperjual belikan. Hal tersebut
tentunya akan membuat emiten dan juga para pemilik saham menderita kerugian besar.

CARA KERJA SAHAM DALAM MEMBERIKAN KEUNTUNGAN

Sedernanya, pemilik modal sama dengan pemilik perusahaan. Jadi, ketika perusahaan itu
untung, makan keuntungan tersebut juga akan bisa dirasakan oleh pemilik perusahaan. Profit
yang didapatkan dari perusahaan saat performanya ternyata bagus nantinya akan disisakan
untuk pemegang saham. Lantas bagaimana cara pembagiannya?

Capital gain

Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh dari perkembangan nilai aset dan modal.
Contoh sederhananya, katakanlah saham itu adalah sertifikat tanah dan tanah itu sendiri
adalah perusahaan. Sewaktu-waktu, harga tanah tersebut ternyata meningkat dan Anda
menjual tanah tersebut. Selisih harga beli dan harga jual dari tanah tersebutlah yang kita sebut
dengan capital gain.

Dividen
Dividen adalah laba yang didapatkan dari performa emiten. Mari kita kembali pada contoh
kasus di atas. Katakanlah tanah tersebut Anda jadikan sebagai lokasi parkir, maka pemasukan
dari sewa parkir tersebut sebagiannya akan masuk ke kantong saku Anda, dan sebagian
lainnya bisa Anda bagikan pada keluarga Anda.

Pertemuan 13

Materi: Obligasi

DEFENISI OBLIGASI

Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pihak yang berutang kepada pihak yang
berpiutang. Singkat kata obligasi adalah surat utang yang bisa dibeli dan pembeli akan
mendapat keuntungan berupa bunga nantinya. Dalam obligasi berisi tanggal jatuh tempo
pembayaran utang dan bunganya. Bunga dalam obligasidisebut kupon. Kupon wajib
diberikan oleh penerbit obligasi terhadap pemegang obligasi.Di Indonesia, tempo atau jangka
waktu obligasi lamanya 1 hingga 10 tahun. Jadi, obligasi termasuk dalam surat utang jangka
menengah panjang. Obligasi terdaftar dalam Bursa Efek, seperti Saham, Sukuk, Efek
Beragun Aset, dan Investasi Real Estat. Selain negara, obligasi juga bisa diterbitkan oleh
perusahaan. Obligasi adalah surat utang jangka menengah maupun jangka panjang yang dapat
diperjualbelikan. Obligasi berisi janji dari pihak yang menerbitkan Efek untuk membayar
imbalan berupa bunga (kupon) pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada akhir
waktu yang telah ditentukan, kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Obligasi merupakan
salah satu investasi Efek berpendapatan tetap yang bertujuan untuk memberikan tingkat
pertumbuhan nilai investasi yang relatif stabil dengan risiko yang relatif lebih stabil juga,
dibandingkan dengan saham

JENIS-JENIS OBLIGASI PADA UMUMNYA


1. Obligasi Pemerintah, yaitu obligasi dalam bentuk Surat Utang Negara yang diterbitkan
oleh Pemerintah RI. Pemerintah menerbitkan obligasi dengankupon tetap (seri FR- Fixed
Rate), obligasi dengan kupon variable (seri VR –Variable Rate) dan obligasi dengan prinsip
syariah/ Sukuk Negara.

2. Obligasi Korporasi, yaitu obligasi berupa surat utang yang diterbitkan oleh Korporasi
Indonesia baik BUMN maupun korporasi lainnya. Sama sepertiobligasi pemerintah, obligasi
korporasi terbagi atas obligasi dengan kupon tetap, obligasi dengan kupon variabel dan
obligasi dengan prinsip syariah. Ada Obligasi Korporasi yang telah diperingkat atau ada yang
tidak diperingkat.

3. Obligasi Ritel, yang diterbitkan oleh Pemerintah yang dijual kepada individu atau
perseorangan melalui agen penjual yang ditunjuk oleh Pemerintah. Biasanya ada beberapa
jenis yaitu ORI atau Sukuk Ritel.

KEUNTUNGAN BERINVESTASI DALAM OBLIGASI

Berikut ini beberapa keuntungan yang bakal kamu dapat dari investasi obligasi. Walau
potensi untung tidak sebesar saham, obligasi lebih aman. Berikut beberapa keuntungannya.

1. Mendapatkan kupon atau nisbah secara periodik dari efek bersifat utang yang dibeli.
Tingkat kupon atau nisbah lebih tinggi dari bunga Bank Indonesia (BI Rate). Jadi, jelas sekali
keuntungan surat utang adalah lebih besar ketimbangdeposito.

2. Memperoleh capital gain (keuntungan dari penjualan aset modal yang harganya lebih
tinggi)

3. Tingkat imbal hasil sudah diperhitungkan pada awal investasi

4. Banyak pilihan seri efek bersifat utang yang bisa dipilih investor di pasar sekunder (efek
yang dijual lagi oleh investor di BEI).

5. Jika yang kamu miliki surat utang negara, sudah pasti terjamin sehingga kamu tak perlu
khawatir soal keamanannya. Semua tercantum di UU Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat
Utang Negara atau UU Nomor 24 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara. Untuk
itu pasti dibayar kembali ditambah dengan return (kupon)
6. Kupon obligasi memiliki nilai yang lebih tinggi daripada keuntungan bunga deposito. Hal
ini bisa bikin kamu memilih berinvestasi lewat surat utang karena keuntungannya maksimal.

7. Surat utang bisa kamu jadikan sebagai jaminan dan agunan. Jadi, kamu bisa gunakan untuk
mengambil pinjaman ke bank atau beli saham di bursa efek.

KEKURANGAN BERINVESTASI DALAM OBLIGASI

Berikut ini beberapa kekurangan obligasi sebagai investasi yang perlu kamupertimbangkan
sebelum membeli investasi dari surat utang.

1. Risiko likuiditas terhadap obligasi swasta maupun pemerintah. Meski surat utang
pemerintah lebih aman, bukan gak mungkin lho obligasinya kurang likuid atau susah untuk
dijual kembali di pasar sekunder karena jarang ada investor yang mau.

2. Risiko maturitas yang lebih sering terjadi pada obligasi korporasi terkait masajatuh tempo
obligasi. Semakin lama jatuh tempo obligasi, semakin tinggi risiko tersebut. Cara
menyiasatinya, investor bisa meminta maturitas premium atau surat utang yang jatuh
temponya lebih pendek misalnya tiga tahun lagi.

3. Risiko default yang hanya terjadi pada obligasi korporasi. Berbeda dari SUN, obligasi
korporasi gak dijamin pemerintah. Nah, investor harus menyadari risiko default atau gagal
bayar seandainya perusahaan bangkrut.

Catatan :

Secara umum, saham dan obligasi memiliki tujuan yang hampir sama, yaitu sebagai sarana
mendapatkan modal atau dana untuk kepentingan perusahaan. Perbedaan saham dan obligasi
adalah pemilik saham memiliki hak atas keuntungan perusahaan dan juga hak suara.
Sedangkan obligasi, Pemilik hanya berstatus sebagaipemberi utang. Perusahaan penerbit
saham menjual sebagian kepemilikannya kepada pihak lain, sementara perusahaan penerbit
obligasi menerbitkan surat utang yang bisa dibeli. Saham adalah bentuk kepemilikan suatu
perusahaan dan pemilik saham berhak mendapat keuntungan perusahaan atau yang kerap
disebut dengan dividen. Sementara obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan perusahaan
ataupun instansi pemerintah sebagai bentuk peminjaman uang yang kemudian akan
dibayarkan kembali sebesar harga pokok utang beserta bunga atau istilahnya disebut kupon.
Berdasarkan nominalnya, obligasi terbagi menjadi dua jenis yang berbeda, yakni:

1. Obligasi Konvensional. Merupakan obligasi atau surat utang dengan nominal yang sangat
besar yakni kurang lebih 1 milyar rupiah per slotnya.

2Obligasi Ritel. Obligasi ritel adalah surat utang yang mempunyai nominal yang kecil,
contohnya 1 juta rupiah. Berdasarkan pembayaran bunganya, terdapat 4 jenis obligasi yang
penting untuk diketahui.

1. Obligasi Kupon. Merupakan surat utang yang secara berkala memberikan bunga kepada
pihak investornya. Kupon ini berisikan suatu nominal tertentu sesuai dengan kesepakatan
kedua belah pihak sebelumnya.

2. Zero Coupon Bond. Adalah surat utang tanpa bunga dan tidak harus dibayarkan secara
berkala. Pihak investor akan mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual diskonto dan
harga awal surat utang saat diperjualbelikan. Obligasi jenis ini memiliki jangka waktu tempo
mulai dari 1 - 10 tahun.

3. Obligasi Fixed Coupon atau Kupon Tetap. Jenis obligasi ini memiliki penawaran obligasi
dengan tingkat suku bunga yang bernilai tetap hingga waktu jatuh tempo surat utang tersebut
tiba.

4. Obligasi Floating Coupon atau Kupon Mengambang. Kupon yang ditawarkan oleh jenis
obligasi ini bisa berubah nilainya tergantung dengan indeks pasar uang. Pada obligasi ini,
terdapat kupon batas minimal di dalamnya yang berarti kupon yang pertama ditetapkan akan
menjadi besaran kupon minimal yang berlaku sampai waktu jatuh tempo. Berdasarkan imbal
hasilnya, obligasi terbagi ke dalam beberapa jenis di bawah ini.

1.Obligasi Konvensional. Merupakan surat utang yang diterbitkan oleh suatu pihak untuk
mendapatkan pinjaman yang nantinya digunakan sebagai tambahan modal, yakni dengan
memberikan imbal hasil/bunga kepada pihak investor dalam jangka waktu tertentu.

2.Obligasi Syariah. Surat utang jenis ini diterbitkan dengan tujuan memberikan imbal hasil
berupa uang sewa yang perhitungannya diukur sesuai dengan prinsip syariah Islam dan tanpa
mengandung unsur riba. Pada obligasi syariah, imbal hasil akan dibayarkan secara berkala
dalam kurun waktu atau periode yang telah ditentukan.

KARAKTERISTIK OBLIGASI

Berikut beberapa karakteristik yang dimiliki obligasi, yakni:

1. Nilai Obligasi. Nilai obligasi atau per value obligasi merupakan jumlah uangyang dipinjam
oleh perusahaan dan dilunasi sebelum jatuh tempo. Obligasi yang dikeluarkan oleh suatu
pihak harus memberikan informasi jelas seputar jumlah uang yang dibutuhkan atau jumlah
emisi obligasi yang ditentukan berdasarkan performa perusahaan, arus kas yang dimiliki,
serta seberapa besar kebutuhan perusahaan itu sendiri.

2. Tanggal Jatuh Tempo. Tanggal jatuh tempo ditentukan berdasarkan kapan obligasi
diterbitkan, dan biasanya memiliki jangka waktu bisa dari 1 - 10 tahun. Namun, para investor
umumnya memilih waktu jatuh tempo 5 tahun atau jangka waktu yang lebih pendek karena
dinilai memiliki risiko yang lebih rendah.

3. Principal dan Coupon Rate. Principal rate adalah jumlah uang yang berkaitan dengan par
value, redemption value, dan maturity value. Nominal tersebut dikeluarkan oleh pihak
penerbit obligasi dan diberikan kepada pihak yang menerima obligasi saat waktu jatuh tempo.
Sementara, coupon rate atau tingkat kupon adalah bunga yang wajib dibayarkan oleh penerbit
obligasi setiaptahunnya kepada pemegang obligasi.

4. Waktu Pembayaran. Kupon atau tingkatan bunga obligasi harus dibayarkan oleh penerbit
secara berkala sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya, yakni bisa per
semester, per tiga semester, per triwulan, dan lain sebagainya.

PASAR OBLIGASI

Obligasi merupakan efek yang bisa diperdagangkan. Untuk melakukan transaksi obligasi,
kamu bisa melakukannya di dua pasar obligasi yaitu pasar primer dan pasar sekunder. Berikut
ulasan singkatnya!

Pasar primer merupakan tempat diperdagangkannya obligasi saat mulai diterbitkan. Salah
satu persyaratan transaksi di pasar primer yang ditetapkan ketentuan Pasar Modal adalah
obligasi harus dicatatkan di bursa efek untuk dapat ditawarkan kepada masyarakat, dalam hal
ini adalah Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pasar sekunder merupakan tempat diperdagangkannya obligasi setelah diterbitkan dan


tercatat di BEI, perdagangan obligasi akan dilakukan di pasar sekunder.

Pertemuan 14

Materi: RISK and RETURN

Investasi yang dilakukan oleh seseorang atau pun perusahaan tentulah harus memperhatikan
risiko dan return dari keputusan keuangan yang dibuat. Return merupakan imbalan atau hasil
yang akan didapatkan di masa akan datang yang disebabkan oleh penanaman dana atau
investasi yang dilakukan investor. Sedangkan risiko merupakan peluang terjadinya
penyimpangan dari suatu rata-rata tingkat pengembalian (return) yang diharapkan investor.
Standar deviasi dijadikan sebagai pengukuran atas risiko tersebut. Risk dan return akan saling
berkorelasi jika kita membahas mengenai investasi. Jika pengembalian yang diinginkan
meningkat atau bertambah tinggi maka peningkatan risiko juga akan mengiringinya. Inilah
yang dikenal dengan isitilah “ High Risk, High Return”. Return yang diperoleh dalam suatu
investasi akan mengacu pada suatu peluang untung atau rugi yang akan diterima. Konsep risk
dan return pertama kali dipopulerkan oleh Harry Makowitz (1995). Markowitz
memperkenalkan model yang dikenal dengan two-parameter model, yang pada intinya
menyatakan bahwa investor harusnya fokus pada dua hal yakni:

1.Return yang diharapkan dari suatu asset.

2.Risiko yang dilihat melalui standar deviasi return aset tersebut..

DEFENISI RISK and RETURN


1.Risk (resiko), merupakan penyimpangan/ perbedaan antara return yang diharapkan dengan
return yang benar-benar diterima oleh investor (return aktual). Kenyataan yang ternyata tidak
sesuai dengan apa yang diharapkan. Resiko merupakan sebuah konsekuensi yang sangat
tidak menguntungkan dari sebuah investasi.

2.Return (keuntungan), merupakan tingkat keuntungan yang diperoleh dari sebuah investasi.
Return yang diinginkan dari sebuah investasi harus dibandingkan dengan kompensasi
terhadap biaya peluang (opportunity cost) yang hilang dan resiko adanya perubahan nilai
karena inflasi.Seorang investor yang bisa meramalkan atau mengetahui keuntungan masa
depan dengan pasti, tentulah akan berinvestasi pada satu sekuritas saja yakni sekuritas yang
memiliki return masa depan tertinggi (Markowitz,1999). Namun hal ini sangatlah tidak
realistis karena mengabaikan risiko yang mungkin muncul dan

terlalu menyederhanakan proses investasi. Sehingga akan terdapat trade off di dalam risk dan
return, yang mana akan berdampak pada pemilihan beberapa keputusan keuangan yang
memiliki risk dan return yang berbeda-beda. Telah banyak peneliti yang meneliti mengenai
trade off risk dan return ini. Para akademisi bersepakat bahwa saat ini melakukan
diversifikasi terhadap sekuritas merupakan hal yang perlu dilakukan untuk mendapatkan
return maksimal dengan risiko yang cenderung kecil dari diversifikasi portofolio yang
dilakukan. Menurut (Miljan Lekovic,2018) Investor pada saat ini tidak lagi menginvestasikan
dananya hanya pada satu jenis sekuritas saja tetapi lebih memilih dalam berbagai jenis
sekuritas. Dengan demikian, investor akan membangun portofolio yang terdiversifikasi.
(Santosa et al., 2011) menyatakan bahwa risiko nilai, risiko pasar dan aktifitas perdagangan
berkorelasi positif dengan return saham. Begitu juga (Chen, 2013) menyatakan berdasarkan
studi empiriknya bahwa terdapat hubungan yang positif antara risk dan return dalam pasar
saham Shanghai dan Shenzen.

RISIKO DAN KETIDAKPASTIAN

Dalam bidang keuangan maupun dalam kehidupan sehari-hari, kita tahu bahwa untuk
mendapatkan sesuatu yang relatif besar, maka kita harus siap menghadapi risiko yang besar
pula. Dalam kehidupan usaha, risiko juga harus dihadapi baik itu risiko finansial maupun
manajerial. Risiko finansial akan berkaitan dengan kegagalan usaha untuk merealisasikan
renana finansial yang telah ditentukan, sedangkan risiko manajerial berkaitan dengan
kegagalan pimpinan perusahaan dalam mengelola perusahaan yang pada akhirnya diikur
dengan kegagalan finansial. Setiap keputusan yang dilakukan dalam berinvestasi akan
memiliki keterkaitan kuat dengan terjadinya risiko, karena perangkat keputusan investasi
tidak selamanya lengkap dan bisa dianggap sempurna, tetapi disana terdapat berbagai hal
yang tidak teranalisis secara baik dan sempurna. Dikarenakan hal tersebut, risiko selalu
dijadikan patokan utama untuk dianalisi jika keputusan investasi akan dilakukan. Secara
umum dapatlah dinyatakan bahwa risiko merupakan bentuk ketidakpastian mengenai suau
keadaan yang akan terjadi nantinya dengan mengambil keputusan yang didasarkan pada suatu
pertimbangan. Di Indonesia, tingkat suku bunga SBI biasanya dijadikan sebagai acuan
tingkat bunga bebas risiko. Besar tingkat risiko yang dimasukkan dalam penilaian investasi
akan mempengaruhi besarnya hasil yang diharapkan oleh investor. Jika investor melihat
terdapat tingkat risiko yang tinggi dalam suatu investasi yang akan ditanamnya maka investor
akan mensyaratkan hasil (required rate of return) yang tinggi juga. Risiko terhadap
perusahaan tidak bisa dihilangkan tetapi dapat dikelola agar risiko tersebut bisa semininimal
mungkin mempengaruhi keputusan perusahaan. Risiko yang ada di perusahaan dapat terbagi
atas:

a. Risiko perusahaan, yakni risiko yang dapat diukur tanpa mempertimbangkan


keanekaragaman yang dihadapi atau portofolio yang dilakukan oleh investor.

b. Risiko individual, yakni risiko yang bersal dari proyek investasi secara individutanpa
dipengaruhi oleh proyek yang lain

c. Risiko pasar

Bila investor akan melakukan investasi pada saham maka risiko yang harus
diperhitungkannya adalah:

1.Risiko perusahaan, yang merupakan bagian dari risiko total yang bersifat unik untuk tiap
perusahaan dan bersifat mikro. Risiko ini disebut juga unsystematic risk yakni hanya
membawa dampak pada perusahaan terkait saja. Risiko ini dapat diminimalisir dengan
melakukan diversifikasi saham.

2. Risiko pasar (market risk), yakni baian dari risiko total yang mempengaruhi semua
perusahaan seperti resesi, pandemi, inflasi dan lainnya yang bersifat makro ( kejadiaannya
berada di luar kegiatan perusahaan). Menurut (Fischer dan Jordan, 1991), risiko pasar adalah
bagian dari total variabilitas return yang disebabkan oleh faktor yang mempengaruhi semua
sekuritas. Risiko pasar ini tidak bisa diminimalisir dengan cara melakukan diversifikasi
saham, sehingga disebut nondiversifiable risk atau systematic risk. Secara teori, risiko pasar
dan risiko perusahaan tidak berkaitan tetapi dalam prakteknya risiko pasar dan risiko
perusahaan saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan secara tegas karena dalam dunia nyata
diantara perubahan faktor mikro dan faktor makro merupakan dua hal yang saling berkaitan.
Menurut model pasar, beta menjadi suatu alat mengkur volatilitas return suatu saham atau
portofolio terhadap return pasar. Sehinga dapatlah dijelaskan bahwa beta digunakan untuk
mengukur risiko pasar suatu saham atau portofolio relatif terhadap risiko pasar. Variasi
kesalahan residual adalah pengukur risiko perusahaan suatu saham atau portofolio. Menurut
model pasar,return pasar dan kesalahan residual untuk tiap sekuritas merupakan variabel
acak. Karenanya, diasumsikan bahwa kesalahan residual tidak berkovarian dengan return
pasar. Sebagai penegasan kembali, dapatlah dikatakan secara teoritis tidak terdapat korelasi
antara risiko pasar dengan risiko perusahaan. Hal ini berimplikasi bahwa di dalam
pembentukan portofolio, besar kecilnya nilai beta saham yang dibentuk dalam suatu
portofolio tidak mempengaruhi besar kecilnya risiko perusahaan portofolio. Pernyataan
secara teoritis ini tidak selamanya sejalan dengan kenyataan empiris yang terjadi. Secara
empiris, perubahan pada faktor makro yang mempengaruhi risiko pasar dan perubahan mikro
yang mempengaruhi risiko perusahaan merupakan duahal yang saling berhubungan.

3. Risiko total merupakan gabungan dari unsystematic risk dan systematic risk. Dengan
menempatkan dana pada berbagai sekuritas saham maka diharapkan dapat memperkecil
risiko yang timbul nantinya dan juga bisa mengharapkan diperolehnya keuntungan dari
menganekaragamkan pembelian saham.

RETURN

Return dibedakan menjadi:

1. Actual return (return yang telah terjadi), yang dihitung berdasarkan data historis. Actual
return menjadi penting karena akan digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja
perusahaan.
2. Expected return (return yang diharapkan) investor di masa yang akan datang. Return ini
bisa dihitung dengan berdasarkan nilai return historisnya. Meskipun kenyataannya dalam
menghitung hasilt, data historis bisa digunakan sebagai acuan ekspektasinya.

HUBUNGAN ANTARA RISK DAN RETURN

Di dunia investasi dikenal adanya hubungan postif yang kuat antara risk dan return. Hal ini
dapat dilihat pada Gambar 1 (hubungan Risk dan Return). Dari Gambar 1dapatlah dikatakan
hubungan anatara risk dan return bersifat linier dan kondisi hubungan yang bersifat linier ini
hanya bisa terjadi jika pasar bersifat normal karena pada kondisi pasar yang tidak normal
semua ini bisa saja berubah atau tidak seperti yang diharapkan. Menurut Paul L Krugman dan
Maurice Obstfeld, pada kenyataannya seorang investor yang netral terhadap risiko akan
cenderung mengambil posisi agresif maksimum.Ia akan membeli sebanyak mungkin aset
yang menjanjikan return tinggi dan menjual sebanyak mungkin aset yang hasilnya lebih
rendah. Perilaku inilah yang akan menciptakan kondisi paritas suku bunga.

MODEL YANG DIGUNAKAN DALAM RISK DAN RETURN ADALAH:

1.Capital Asset Pricing Model (CAPM)

Pada tahun 1960, William F. Sharpe, Litner dan Mossin mengembangkan Capital Asset
Pricing Model (CAPM) untuk pertama kalinya. Weston, Besley dan Brigham (1996)
mendefinisikan bahwa CAPM is a model based on the proposition that any stock’srequired
rate of retturn is equal to the risk free of retrun plus a risk premium, when risk reflect
diversification. CAPM adalah model yang memberi tolok ukur risiko surat berharga tertentu
yang konsisten dengan teori portofolio. Model ini menghitung risiko yang tidak
terdiversifikasi dari suatu portofolio tunggal dan membandingkannya dengan risiko yang
terdiversifikasi dengan baik. Lebih jauh model CAPM ini menjelaskan bahwa tingkat
keuntungan suatu aset atau saham setara dengan tingkat keuntungan bebasrisiko ditambah
premium risk. Premium risk adalah jumlah di atas tingkat bebas risiko yang dicari investor
sebelum ia menaruh dananya dalam aset berisiko. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa
CAPM dilihat sebagai sudut pandang investor dalam melihat berbagai reaksi di pasar.
Kondisi-kondisi di pasar ini selanjutnya mendorong seorang investor untuk berprilaku dalam
memutusakan berbagai keadaan sseperti risk and retturn serta harga keseimbangan pada
sesuatu sekuritas. Model CAPM ini merupakan model yang bisa menggambarkan realitas di
pasar yang bersifat kompleks. Konsep hubungan risiko sistematis (beta) dengan return
dijelaskan oleh SML (Security Market Line). Risiko sekuritas ditunjukkan dengan beta,
karena pada pasar equilibrium, portofolio yang terbentuk sudah terdiversifikasi dengan baik
sehingga risiko yang relevan adalah risiko sistematis (beta). Beta adalah ukuran risiko
sistematis suatu sekuritas yang tidak bisa dihilangkan dengan melakukan diversifikasi. Beta
menunjukkan sensitivitas return sekuritas terhadap perubahan market return. Semakin tinggi
beta suatu sekuritas berarti semakin sensitif sekuritas tersebut terhadap perubahan pasar.
Sebagai sensitivitas return saham, beta juga dapat digunakan untuk membandingkan risiko
sistematis antara satu saham dengan saham lain.

2. Arbitrage Pricing Theory (APT)

Arbitrage Pricing Theory (APT) adalah teori dari Stephen A. Ross yang dikembangkan dari
teori CAPM dimana APT menyatakan bahwa estimated expected return bisa dipengaruhi oleh
berbagai faktor sedangkan pada CAPM harga hanyadipengaruhi oleh satu faktor yaitu
portofolio pasar.Model APT mengidentifikasi jumlah faktor dan mencari hubungan faktor
tersebut terhadap return sekuritas, kemudian baru menentukan faktor terebut dengan indikator
makro. Asumsi yang mendasari APT adalah “the law one price” yang berbeda asumsi
dengan konsep CAPM, APT menjelaskan dua sekuritas atau lebih dengan risiko yang sama.
Hal ini berarti setiap sekuritas tidak dapat dijual dengan harga berbeda, jika sekuritas tersebut
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama dalam satu lingkup ekonomi. APT berdasarkan
pada pendapat bahwa terdapat risk factor yang mempengaruhi expectedreturn. Menurut
( Jones , 1998), risk factor memiliki 3 karakteristik yakni:

1. Setiap risk factor harus memiliki pengaruh terhadap return sekuritas, faktorfaktor spesifik
perusahaan bukan merupakan suatu risk factor dalam factor model.

2. Risk factor harus mempengaruhi expected retrun.

3. Risk factor tidak dapat diprediksi. Indikator makro yang digunakan dalam pembentukan
arbitrage pricing theoryadalah pertumbuhan ekonomi, inflasi dan risk free rate. Perubahan
variabel makrotersebut akan berpengaruh terhadap return saham. Pada model CAPM, return
ditentukan dengan menggunakan risiko sistematis (beta) sedangkan pada model APT, return
ditentukan dari 3 faktor makro ekonomi.
KONSEPSI UMUM RISK AND RETURN

Sebelum masuk kepada pemahaman Risk and Return pada invetasi keuangan pendapatan
tetap, maka seorang investor perlu mengenal apa yang dimaksud Risk and Return secara
umum, agar keputusan investasi yang dimbil oleh seorang investor dapat memaksimalkan
keuntungannya serta meminimalkan resiko dari setiap investasi yang dilakukannya.Beberapa
ungkapan yang lazim dikenal di dunia invetasi misalnya do not put all your eggs in one
basket, artinya jangan letakkan semua telurmu dalam satu keranjang, high risk high return,
artinya semakin tinggi resiko semakin tinggi juga tingkat pengembalian. Ungkapan-ungkapan
tersebut merupakan penggambaran dari konsep Risk and Return dalam suatu kegiatan
investasi. Dalam ilmu investasi, diasumsikan bahwa investor adalah makhluk yang rasional
sehingga tidak akan menyukai ketidakpastian atau risiko. Sikap investor terhadap risiko akan
sangat tergantung kepada preferensi investor tersebut. investor yang lebih berani akan
memilih risiko investasi yang lebih tinggi pula. Demikian sebaliknya, investor yang tidak
mau menanggung risiko yang terlalu tinggi tentunya tidak akan bisa mengharapkan tingkat
return yang terlalu tinggi. Sedangkan hubungan tingkat risiko dan return harapan merupakan
hubungan yang bersifat searah dan linear. Artinya semakin besar risiko suatu aset maka
semakin besar pula return harapannya.

PEMAHAMAN KONSEP PENGEMBALIAN (RETURN)

Pada sebuah investasi, investor tentunya memperhatikan tingkat pengembalian investasi yang
dipilih. Menurut Hartono (2010), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi.
Return dapat berupa return realisasi (yang sudah terjadi) atau return ekspektasi (yang belum
terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi dimasa mendatang.Tandelilin (2011) menyatakan
bahwa dalam konteks manajemen investasi, return dapat dibedakan menjadi expected return
(return harapan) dan realized return (return aktual atau yang terjadi). Return harapan
merupakan tingkat return yang diantisipasi investor dimasa datang. Sedangkan return aktual
merupakan tingkat return yang telah diperoleh pada masa lalu. Ketika investor
menginvestasikan dananya, adakalanya terjadi perbedaan antara return yang diharapkan
dengan return aktual. Perbedaan inilah yang merupakan risiko yang harus dipertimbangkan
oleh investor. Menurut Fahmi (2014), Return adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan,
individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya. Sedangkan Bodie et.,
all (2011) mendefinisikan return sebagai penjumlahan sederhana pendapatan yang diperoleh
dari setiap dolar yang diinvestasikan. Return adalah tingkat keuntungan yang diperoleh dari
sebuah investasi. Return yang diinginkan dari sebuah investasi harus dibandingkan dengan
kompensasi terhadap biaya peluang (opportunity cost) yang hilang dan resiko adanya
perubahan nilai karena inflasi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa return merupakan
tingkat pengembalian yang diperoleh atas investasi yang dilakukan. Sedangkan tingkat
pengembalian yang diharapkan dalam investasi disebut dengan expected return. Selisih antara
actual return dengan expected return disebut juga dengan abnormal return (return tak
terduga). Abnormal return bernilai positif artinya return yang terjadi lebih besar daripada
return yang diharapkan. Sedangkan abnormal return bernilai negatif artinya return yang
terjadi lebih kecil daripada return yang diharapkan.Sumber return investasi biasanya berupa
Yield dan Capital Gain, yang dapat di fahami dengan uraian sebagai berikut :

1.Yield

Yield adalah pendapatan yang diperoleh oleh investor secara rutin (periodik). Misalnya,
perusahaan yang berinvestasi pada obligasi, maka yield-nya adalahpembayaran bunga atau
kupon obligasi yang akan diterima dalam 3 bulan atau 6 bulan sekali bahkan 1 tahun sekali.
Atau jika berinvestasi dalam instrumen saham, maka yield-nya berupa deviden yang
diperoleh 1 tahun sekali. Tergantung pada kebijakan deviden perusahaan.

2.Capital Gain

Capital Gain adalah naik turunnya nilai investasi. Umumnya instrumen investasi sekuritas.
Contohnya harga saham. Ketika saham dibeli dengan harga X perlembar. Dan kemudian
saham tersebut dijual dengan harga diatas harga X. Maka ada selisih yang akan menjadi
keuntungan investor. Namun juga sebaliknya, apabila dijual dibawah harga X, maka investor
akan mengalami kerugian. Menurut Ainun (2017), untuk mengestimasi return sekuritas
sebagai aset tunggal,investor harus memperhitungkan setiap kemungkinan terwujudnya
tingkat return tertentu atau dikenal dengan probabilitas kejadian. Sedangkan hasil dari
perkiraan return yang akan terjadi dan probabilitasnya disebut sebagai distribusi probabilitas.
Dengan kata lain, distribusi probabilitas menunjukkan spesifikasi berapa tingkat yang akan
diperoleh dan berapa probabilitas terjadinya return tersebut. Estimasi return suatu sekuritas
dilakukan dengan menghitung return harapan atau sekuritas tersebut. return harapan pada
dasarnya adalah nilai return rata-rata. Jika kita memiliki distribusi probabilitas return suatu
sekuritas, nilai return harapannya dapat dihitung dengan cara menentukan nilai rata-rata
tertimbang dari distribusi return tersebut. Dalam perhitungan rata-rata tertimbang ini,
bobotnya ditentukan atas dasar nilai probabilitas masing-masing return yang terjadi (Ainun,
2017).

PEMAHAMAN KONSEP RESIKO (RISK) Risiko adalah bentuk keadaan ketidakpastian


tentang suatu keadaan yang akan terjadi dimasa yang akan datang (future) sebagai akibat dari
keputusan investasi yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini. Dalam
konteks manajemen investasi risiko merupakan penyimpangan/ perbedaan antara return yang
diharapkan dengan return yang benar-benar diterima oleh investor (return aktual). Kenyataan
yang ternyata tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Resiko merupakan sebuah
konsekuensi yang sangat tidak menguntungkan dari sebuah investasi Resiko investasi bisa
menjadi sebuah kerugian. Semua instruman investasi pasti memiliki resiko. Baik itu resiko
kecil atau resiko besar. Untuk itu dalam keputusan investasi, selain return, perhitungan resiko
menjadi hal yang wajib dilakukan. Secara umum, resiko dalam konsep keputusan investasi
bisa digolongkan menjadi dua resiko, Resiko sistematis dan resiko tidak sistematis.

a) Systematic Risk (Resiko Sistematis) Resiko sistematis adalah resiko yang bersifat makro.
Berhubungan dengan perubahan-perubahan yang terjadi secara keseluruhan dipasar secara
umum. Memberikan dampak dihampir seluruh perusahaan yang ada di pasar. Resiko
sistematis bisa berakibat pada return investasi yang bisa berubah-ubah. Resiko sistematis ini
cenderung sulit untuk dihindari. Risiko sistematis ini biasanya berupa resiko suku bunga,
resiko pasar, resiko finansial, risiko bisnis, resiko inflasi, resiko politik, resiko nilai tukar,
resiko likuiditas.

1) Resiko Suku Bunga adalah resiko yang muncul akibat adanya perubahan tingkat suku
bunga rata-rata. Tingkat suku bunga tabungan dan tingkat suku bunga pinjaman, Umumnya
resiko ini mempengaruhi instrumen investasi saham, obligasi (bunga mengambang), deposito
bahkan properti.

2) Resiko Pasar adalah risiko yang berupa pengaruh transaksi pasar yang fluktuatif secara
keseluruhan. Resiko ini bisa mempengaruhi return investasi menjadi berubah-ubah. Fluktuasi
kondisi pasar ini bisa diakibatkan oleh kondisi seperti krisis ekonomi, perubahan kebijakan
pemerintah, perubahan akibat adanya teknologi baru dan lain sebagainya.
3) Resiko bisnis adalah resiko yang erat kaitannya dengan karakteristik dari sebuah jenis
industri tertentu. Resiko ini bisa dipengaruhi oleh persainganbisnis yang dihadapi makin
ketat, harga produk yang tidak terkontrol dan lain sebagainya.

4) Resiko Inflasi adalah resiko pada instrumen investasi yang dipengaruhi oleh kenaikan
harga barang secara umum atau inflasi. Sebagai contoh, sebuah instrumen investasi bisa
menghasilkan return sebesar 5 persen selama 1 tahun, namun dalam 1 tahun tersebut terjadi
inflasi sebesar 5 persen. Maka investasi tersebut bisa dibilang tidak menghasilkan apa-apa.
Parahnya lagi seandainya tingkat inflasi ternyata diatas return investasi yang ditanamkan.
Maka hasilnya adalah sebuah kerugian, oportunity cost (biaya peluang) nya tinggi.

5) Resiko Nilai Tukar (Exchange Rate Risk/Currency Risk), adalah risiko yang muncul
karena terjadi perubahan nilai tukar mata uang domestik dengan mata uang dari negara lain.
Perusahaan ekspor-impor mungkin paling terpengaruh. Resiko ini membuat return yang
diterima menjadi lebih kecil nilainya dari return yang diharapkan.

6) Resiko Politik atau country risk adalah resiko yang berhubungan dengan kondisi politik
negara, stabilitas ekonomi antar negara, dan bahkan kondisi tingkat keamanan. Resiko
sistematis adalah resiko yang tidak dapat dihindari. Resiko sistematis ini tidak dapat
didiversifikasi,tidak dapat menggunakan asset allocation, tidak dapat diprediksi. Biasanya
resiko sistematis diukur dengan Beta. Beta adalah symbol yang diberikan untuk menilai
kerentanan saham, obligasi atau reksa dana terhadap market (volatilitas). Beta instrumen
investasi menjadi salah satu faktor bagi investor apakah akan memilih instrumen tersebut atau
tidak. Resiko sistematis memang tidak bisa dihilangkan dan tidak bisa hilang tetapi dapat
diminimalkan dengan pemilihan instrumen keuangan sesuai betanya. Beta kurang dari 0
berarti instrumen keuangan bergerak berlawanan dari market. Beta =0 berarti instrumen
keuangan tidak berkorelasi dengan market. Beta (β) diantara 0-1 berarti instrumen keuangan
bergerak searah market dan tidak terlalu rentan. Beta =1 berarti instrumen keuangan bergerak
searah dengan market dan mempunyai volatility yang sama dengan market. Beta lebih besar
dari 1 berarti instrumen keuangan bergerak searah dengan market dan mempunyai volatility
lebih besar dari market. Beta merupakan salah satu indikator menentukan jenis instrumen
keuangan sesuai dengan tujuan investasi.

b) Unsystematic Risk (Resiko Non Sistematis)


Risiko tidak sistematis atau unsystematic risk adalah suatu jenis risiko yang bersifat internal
atau dapat dikendalikan oleh suatu korporasi (perusahaan). Dengan kata lain, risiko ini
sepenuhnya berasal dari dalam perusahaan.Risiko non sistematis ini sangat bertumpu pada
fundamental perusahaan, atau cara manajemen mengelola perusahaan. Semakin baik tata
kelola perusahaan, makasemakin kecil terjadinya risiko tidak sistematis. Jika perusahaan
ingin menarik banyak investor untuk menanamkan modalnya, maka perusahaan harus
memiliki fundamental yang bagus.Resiko tidak sistematis merupakan resiko yang berkaitan
dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada perusahaan tertentu secara individual.
Cakupan resikonya hanya pada kondisi mikro yang hanya pada return investasi terhadap
perusahaan individual tertentu saja. Resiko tidak sistematis ini contohnya resiko finansial dan
resiko likuiditas.

1.Resiko Finansial atau resiko keuangan berhubungan dengan struktur modal perusahaan
yang digunakan dalam mendanai aktivitas perusahaan. Resiko finansial kemungkinan akan
muncul apabila perusahaan mencari sumber dana dari pembiayaan utang. Baik berupa utang
obligasi ataupun hipotek. Semakin besar utang dan bunga, maka semakin besar pula resiko
gagal bayar yang membayangi.

2. Resiko Likuiditas (Liquidity Risk) adalah resiko yang berhubungan dengantingkat


kesulitan dalam mencairkan portofolio investasi atau menjual sahamnya kepihak lain karena
sedikit atau tidak ada yang berminat untuk membeli sekuritas tersebut. Kecepatan sebuah
sekuritas yang diperdagangkan dipasar sekunder merupakan indikator resiko ini. semakin
cepat sebuah sekuritas terjual maka semakin kecil resikonya. Risiko ini berkaitan dengan
kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkanperusahaan bisa diperdagangkan di pasar sekunder.
Semakin cepat suatu sekuritas diperdagangkan, maka semakin likuid sekuritas tersebut.
Resiko inibisa juga didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek atau jatuh tempo dengan menggunakan aset yang ada. Apabila
risiko dinyatakan dalam seberapa jauh hasil yang diperoleh dapat menyimpang dari hasil
yang diharapkan, maka digunakan ukuran penyebaran. Bodie (2005) menyatakan bahwa
deviasi standar dari tingkat return adalah ukuran dari risiko. Deviasi standar merupakan akar
dari varians, yang juga nilai ekspektasi deviasi kuadrat dari imbal hasil yang diharapkan.
Semakin tinggi volatilitas hasil, semakin tinggi devi-asi kuadrat ini. Oleh karena itu, varians
dan standar deviasi mengukur ketidakpastian hasil. Semakin besar nilainya, berarti semakin
besar penyimpangannya (berarti risiko semakin tinggi). Tandelilin (2010) menuliskan bahwa
pengukuran variabilitas return yang paling umum digunakan adalah varians dan deviasi
standar. Keduanya mengukur seberapa jauh return aktual berbeda dengan rata-rata return.
Varians mengukur rata-rata selisih kuadrat antara return-return aktual dan rata-rata return.
Semakin besar nilai varians, semakin jauh return-return aktual berbeda dari rata-rata
returnnya.

RISK AND RETURN PADA INVESTASI PENDAPATAN TETAP

Pemahaman Instrumen Investasi Pendapatan Tetap Investasi dalam pendapatan tetap


dirancang untuk membayar pendapatan yang konsisten kepada investor. Pendapatan tetap
datang dalam bentuk pembayaran bunga tetap secara berkala. Investor mencari investasi
berisiko rendah dan aliran pendapatan yang stabil mengacu pada sekuritas pendapatan tetap.
Penerbit sekuritas ini (alias peminjam) berkewajiban untuk membayar kembali jumlah pokok
investasi kepada investor ketika sekuritas tersebut jatuh tempo. Perusahaan dan pemerintah
perlu mengumpulkan uang untuk berbagai keperluan, mulai dari menjalankan operasional
hingga memulai dan membangun proyek baru. Selain meminjam dari lembaga keuangan,
Perusahaan dan Pemerintah dapat menerbitkan sekuritas hutang pendapatan tetap yang
memberikan pengembalian dalam bentuk suku bunga tetap dan dibayarkan secara berkala
kepada investor yang membelinya. Ada juga perjanjian pengembalian akhir dari jumlah
investasi pokok (atau awal) ketika sekuritas jatuh tempo. Sekuritas pendapatan tetap dapat
dikategorikan ke dalam dua jenis yaitu : sekuritas jangka pendek dan jangka panjang.
Sekuritas pendapatan tetap jangka pendek memiliki jangka waktu yang pendek untuk sampai
ke waktu jatuh temponya. Sementar sekuritas pendapatan tetap jangka panjang jatuh
temponya terjadi setelah beberapa tahun hingga 30 tahun, setelah diterbitkan sekuritas
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

https://sg.docworkspace.com/d/sIHPoibJh6JD0jgY

https://sg.docworkspace.com/d/sIInoibJhtZH0jgY

https://sg.docworkspace.com/d/sIALoibJhypH0jgY

https://sg.docworkspace.com/d/sIILoibJh3ZH0jgY

https://sg.docworkspace.com/d/sIHPoibJhoJP0jgY

https://sg.docworkspace.com/d/sIMvoibJhiJP0jgY
https://sg.docworkspace.com/d/sIAnoibJh05L0jgY

https://sg.docworkspace.com/d/sIKroibJhwJL0jgY

https://sg.docworkspace.com/d/sILLoibJh95H0jgY

Anda mungkin juga menyukai