Makalah Hak Anak KLP 5
Makalah Hak Anak KLP 5
Kelompok 5
Di Susun Oleh:
Fitria Azzahra
Nia Nurpatwati
Res Aigasti
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1. Latar Belakang............................................................................................ 1
2. Rumusan Masalah........................................................................................
3
3. Tujuan......................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................
4
1. Kesimpulan...................................................................................
14
2. Saran.............................................................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
15
BAB I
Pendahuluan
Anak merupakan amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, bahkan anak
dianggap sebagai harta kekayaan yang paling berharga dibandingkan kekayaan harta benda
lainnya. Karenanya, anak sebagai amanah Tuhan harus senantiasa dijaga dan dilindungi
karena dalam diri anak melekat harkat, martabat, dan hak-hak sebagai manusia yang harus
dijunjung tinggi. Hak asasi anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang termuat
dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang hak-
hak anak. Dilihat dari sisi kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah pewaris dan
sekaligus potret masa depan bangsa di masa datang, generasi penerus cita-cita bangsa,
sehingga setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang,
berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari tindak kekerasan dan diskriminasi serta hak
sipil dan kebebasan (Andi dan Fauzan, 2008: 89).
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia telah mencantumkan
tentang hak anak, pelaksanaan kewajiban dan tanggung jawab orang tua, keluarga,
masyarakat, pemerintah, dan negara untuk memberikan perlindungan terhadap anak.
Meskipun demikian, dipandang masih sangat diperlukan suatu Undang-Undang yang khusus
mengatur mengenai perlindungan anak sebagai landasan yuridis bagi pelaksanaan kewajiban
dan tanggung jawab tersebut. Dengan demikian, pembentukan Undang-Undang perlindungan
anak harus didasarkan pada pertimbangan bahwa perlindungan anak dalam segala aspeknya
merupakan bagian dari kegiatan pembangunan Nasional, khususnya dalam memajukan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Orang tua, keluarga dan masyarakat bertanggung jawab
untuk menjaga dan memelihara hak asasi tersebut sesuai dengan kewajiban yang dibebankan
oleh hukum. Demikian juga dalam rangka penyelenggaraan perlindungan anak, negara dan
pemerintah bertanggung jawab menyediakan fasilitas dan aksesibilitas bagi anak, terutama
dalam menjamin pertumbuhan dan perkembangannya secara optimal dan terarah.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Penyelenggaraan hak anak dalam keluarga?
b. Bagaimana penyelenggaraan hak anak dalam negara?
c. Bagaimana penyelenggaraan hak anak dama masyarkat?
C. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui penyelenggaraan hak anak dalam keluarga
b. Mengetahui penyelenggaraan hak anak dalam negara
c. Mengetahui penyelenggaraan hak anak dalam masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
Orang tua juga merupakan yang pertama-tama bertanggung jawab atas terwujudnya
kesejahteraan anak baik rohani, jasmani maupun sosial. Dengan latar belakang pemikiran
tersebut didalam hukum, bahkan adakalanya seorang anak sebelum ia dilahirkan telah
diberikan hak dan kewajiban. Ketentuan hak-hak itu diatur secara tersebar dalam bentuk
Perundang-undangan, maupun diakui oleh sejumlah putusan pengadilan, seperti dalam Pasal
1 Ayat (1) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak bahwa yang
dimaksud dengan anak adalah seorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang
masih dalam kandungan yang dilahirkan hidup sehingga anak tersebut mempunyai hak yang
paling mendasar. Tidak seorangpun dapat merampas hak anak itu.
Keluarga merupakan perlindungan anak paling mendasar karena keluarga lah yang
menjadi tempat anak belajar pertama kalinya. Kesejahteraan, ketenteraman dan keserasian
keluarga besar (bangsa) sangat tergantung kepada kesejahteraan, ketenteraman dan keserasian
keluarga. Keluarga terbentuk melalui perkawinan, ikatan antara dua orang yang berlainan
jenis dengan tujuan membentuk keluarga. Ikatan suami isteri yang di dasari niat ini
diharapkan tumbuh berkembang menjadi (rumah tangga) bahagia kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa.
Hak pertama anak setelah dilahirkan adalah identitas yang meliputi nama, orangtua
(silsilah keturunan) dan kewarganegaraan yang dituangkan dalam bentuk akta kelahiran. Hak
ini akan menentukan pengakuan, pemenuhan dan perlindungan anak yang lainnya, seperti
hak keperdataan (waris, dan nafkah), akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan lain-lain.
Hak atas akta kelahirandijamin dalam UU 39 Tahun 1999 tentang HAM, UU No.23 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak, UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan dan UU
No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.Faktanya, saat ini masih banyak
anak Indonesia yang identitasnya tidak tercatat dalam akta kelahiran. Dengan tidak
tercatatnya identitas seorang anak dalam akta kelahiran, maka secara hukum keberadaannya
dianggap tidak ada.
Empat hak dasar dalam Konvensi Hak Anak yang dikelompokan, seperti : 1. Hak untuk
kelangsungan hidup, yaitu hak-hak anak untuk mempertahankan hidup dan hak untuk
memperoleh standar kesehatan dan perawatan sebaik-baiknya; 2. Hak untuk tumbuh
kembang, yang meliputi segala hak untuk mendapatkam pendidikan, dn untuk mendapatkan
standar hidup yang layak bagi perkembangan fiski, mental, spritual, moral dan sosial anak 3.
Hak untuk mendapatkan perlindungan, yang meliputi perlindungan dari diskriminasi, tindak
kekerasan dan keterlantaran bagi anak-anak yang tidak mempunyai keluarga dan bagi
anakanak pengungsi; 4. Hak untuk berpartisipasi, meliputi hak-hak untuk menyatakan
pendapat dalam segala hal yang mempengaruhi anak.
Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua
pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di
hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya
masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. Anak-anak
merupakan penerus dari suatu generasi yang akan dipersiapkan untuk menghadapi masa
depan, dan meneruskan perjuangan orangtua dan masyarakat. Pada masa anak-anak inilah,
orangtua memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan dan hak anak-anaknya, karena
pada dasarnya orangtua adalah lingkungan sosial anak yang paling awal. Hak dan kewajiban
ini harus dipenuhi agar anak dapat tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal
pada masyarakat. Terdapat empat prinsip yang berada dalam Konvensi Hak Anak, yaitu:
1. Non-diskriminasi.
Keluarga merupakan payung kehidupan bagi seorang anak. Keluarga merupakan tempat
ternyaman bagi seorang anak. Beberapa fungsi keluarga selain sebagai tempat berlindung,
(Mudjijono, et al., 1995) diantaranya :
Negara dan Pemerintah Republik Indonesia mempunyai kewajiban dan tanggung jawab
untuk menghormati dan menjamin hak asasi setiap anak tanpa membedakan suku, agama, ras,
golongan, jenis kelamin, etnik, budaya dan bahasa, status hukum anak, urutan kelahiran anak,
dan kondisi fisik dan/atau mental. Negara dan pemerintah juga berkewajiban serta
bertanggungjawab untuk memberikan dukungan sarana dan prasarana dalam
penyelenggaraan perlindungan anak. Pengaturan mengenai kewajiban dan tanggung jawab
negara dan pemerintah tercantum dalam ketentuan Pasal 21 dan Pasal 22 Undang-Undang
tentang Perlindungan Anak.
Mengenai tanggung jawab negara, pemerintah dan pemerintah daerah dalam Undang-
Undang Nomor 35 Tahun 2014 diatur dalam beberapa pasal yang diantaranya mewajibkan
dan memberikan tanggung jawab untuk menghormati pemenuhan hak anak tanpa
membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, etnik, budaya dan bahasa, status
hukum, urutan kelahiran, dan kondisi fisik dan/atau mental, serta melindungi, dan
menghormati hak anak dan bertanggung jawab dalam merumuskan dan melaksanakan
kebijakan di bidang penyelenggaraan perlindungan anak. Kemudian dalam undang-undang
ini pemerintah daerah berkewajiban dan bertanggung jawab untuk melaksanakan dan
mendukung kebijakan nasional dalam penyelenggaraan perlindungan anak di daerah yang
dapat diwujudkan melalui upaya daerah membangun kabupaten/kota layak anak, serta
memberikan dukungan sarana, prasarana, dan ketersediaan sumber daya manusia dalam
penyelenggaraan perlindungan anak.
Selain kewajiban dan tanggung jawab sebagaimana di atas negara, pemerintah, dan
pemerintah daerah juga menjamin perlindungan, pemeliharaan, dan kesejahteraan anak
dengan memperhatikan hak dan kewajiban orang tua, wali, atau orang lain yang secara
hukum bertanggung jawab terhadap anak, mengawasi penyelenggaraan perlindungan anak,
menjamin anak untuk mempergunakan haknya dalam menyampaikan pendapat sesuai dengan
usia dan tingkat kecerdasan anak, serta kewajiban dan tanggung jawab yang paling penting
adalah menyelenggarakan pendidikan dasar minimal 9 (sembilan) tahun untuk semua anak
dan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak untuk memperoleh
pendidikan serta memberikan biaya pendidikan atau bantuan cuma-cuma atau pelayanan
khusus bagi anak dari kurang mampu, anak terlantar, dan anak yang tinggal didaerah
terpencil. Semoga amanah besar yang diberikan oleh undang-undang ini dapat dilaksanakan
oleh negara, pemerintah dan pemerintah daerah demi mewujudkan tanggung jawab dan
kewajibannya terhadap anak yang merupakan generasi bangsa.
Selain kewajiban dan tanggung jawab sebagaimana di atas negara, pemerintah, dan
pemerintah daerah juga menjamin perlindungan, pemeliharaan, dan kesejahteraan anak
dengan memperhatikan hak dan kewajiban orang tua, wali, atau orang lain yang secara
hukum bertanggung jawab terhadap anak, mengawasi penyelenggaraan perlindungan anak,
menjamin anak untuk mempergunakan haknya dalam menyampaikan pendapat sesuai dengan
usia dan tingkat kecerdasan anak, serta kewajiban dan tanggung jawab yang paling penting
adalah menyelenggarakan pendidikan dasar minimal 9 (sembilan) tahun untuk semua anak
dan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak untuk memperoleh
pendidikan serta memberikan biaya pendidikan atau bantuan cuma-cuma atau pelayanan
khusus bagi anak dari kurang mampu, anak terlantar, dan anak yang tinggal didaerah
terpencil. Semoga amanah besar yang diberikan oleh undang-undang ini dapat dilaksanakan
oleh negara, pemerintah dan pemerintah daerah demi mewujudkan tanggung jawab dan
kewajibannya terhadap anak yang merupakan generasi bangsa.
Negara sebagai organisasi tertinggi dan terkuat juga memiliki andil yang besar dalam
melindungi hak-hak anak yang diwujudkan dengan mengeluarkan peraturanperaturan tentang
pemberian perlindungan terhadap anak sehingga ada jaminan hukum bagi kegiatan
perlindungan anak yang nantinya berdampak pada kelangsungan kegiatan perlindungan anak
dan mencegah penyelewengan dalam pelaksanaan perlindungan anak. Tindakan perlindungan
terhadap anak yang dilaksanakan oleh pemerintah merupakan bagian dari tujuan negara yaitu
untuk melindungi bangsa dan negara serta demi kesejahteraan umum.
Selain tanggung jawab negara, pemerintah dan pemerintah daerah, masyarakat juga
memberikan amanah, tanggung jawab dan kewajiban kepada masyarakat, sehingga
masyarakat tidak boleh lagi berpangku tangan dan bermasa bodoh dalam hal perlindungan
kepada anak, diantara kewajiban dan tanggung jawab masyarakat diantaranya adalah
melakukan kegiatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan perlindungan anak yang
dilaksanakan dengan melibatkan organisasi kemasyarakatan, akademisi, dan pemerhati anak.
Sehingga dalam hal ini organisasi masyarakat, akademisi dan pemerhati anak sudah
seharusnya turun langsung ke lapangan melakukan pencegahan dengan jalan banyak
melakukan edukasi dalam hal perlindungan kepada anak, sehingga kasus-kasus kejahatan
terhadap anak (terutama kejahatan seksual) yang akhir-akhir ini banyak menghantui kita bisa
diminimalisir .
Kewajiban dan tanggung jawab masyarakat atas perlindungan anak sebagaimana diatur
dalam Pasal 25. Kewajiban dan tanggung jawab masyarakat terhadap perlindungan anak
dilaksanakan melalui kegiatan peran masyarakat dalam penyelenggaraan perlindungan anak.
Ketentuan Pasal 72 ayat (2) Undang-Undang tentang Perlindungan Anak menyebutkan
bahwa peran masyarakat dilakukan oleh orang perseorangan, lembaga perlindungan anak,
lembaga sosial kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, lembaga pendidikan, lembaga
keagamaan, badan usaha, dan media massa. Pasal 26 Undang-Undang tentang Perlindungan
Anak mengatur mengenai kewajiban dan tanggung jawab keluarga dan orang tua. Orang tua
berkewajiban dan bertanggungjawab untuk :
PENUTUP
a. Kesimpulan
Orang tua memang memiliki andil yang lebih besar dalam melindungi anak karena
mereka adalah bagian dari keluarga inti sehingga setiap kebutuhan anak baik jasmani atau
rohani haruslah mereka cukupi, namun masyarakat juga turut berperan serta dalam
melindungi hak anak. Peran serta masyarakat dapat diwujudkan dengan tetap menjaga hak-
hak anak ketika mereka berada diluar lingkungan rumah sehingga mereka tetap akan merasa
nyaman berada diluar rumah.
Elemen masyarakat yang terlibat dalam perlindungan anak bukan hanya orang perorangan
tetapi juga melibatkan organisasi-organisasi masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat,
Komisi Perlindungan Anak, organisasi-organisasi lain yang memiliki kepedulian terhadap
perlindungan anak.
b. Saran
Dalam makalah ini lebih banyak lagi menjelaskan tentang penyelenggaraan hak anak.
Menambahkan sumber terpercaya agar dapat menerima pengetahuan dari berbagai sumber.
Daftar Pustaka
Mudjijono, Hermawan, Hisbaron, Noor Sulistyo, dan Sudarmo Ali. 1996 . Fungsi Keluarga
Dalam Meningkatkan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/649/4/131803005_file%204.pdf
https://pn-palopo.go.id/index.php/publikasi/artikel/164-paradigma-baru-hukum-perlindungan-
anak-pasca-perubahan-undang-undang-perlindungan-anak