Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh:
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................3
KESIMPULAN ............................................................................................15
SARAN ........................................................................................................15
B. RUMUSAN MAKALAH
1.Apa itu gizi olahraga
2.Apa itu zat gizi makro
3.Apa itu zat gizi mikro dan elektrolit dalam latihan
C. TUJUAN MAKALAH
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa itu zat gizi mikro, makro dan elektrolit dalam
latihan .agar mencapai prestasi yang optimal
BAB II
PEMBAHASAN
C. PENCEGAHAN CEDERA
Dari aspek rehabilitasi medik, terdapat beberapa alat fisioterapi yang seringdigunakan dalam
penanganan cedera atau pencegahan cedera olahraga, yaitu :
a.Sebuah Terapi dingin (Cryo), untuk kepunyaan perdarahan, mencegah pembengkakan.
b. Terapi gelombang suara (USG), untuk relaksasi otot, mengurangi nyeri.
c. Stimulasi elektrik (PULUHAN), untuk menghilangkan nyerid. Terapi panas (Diatermi), untuk
relaksasi otot, meningkatkan dilatasi pembuluh darahdarahe. Terapi gerak (Latihan), untuk
mobilisasi sendi, penguatan otot, meningkatkankoordinasi gerak selain itu juga dapat dilakukan
istirahat / istirahat,kompresi / pembalutan.
D. PENANGAN CEDERA
Dalam melakukan perawatan dan pengobatan cedera olahraga terlebih dahulu mengetahui dan
apa yang harus dikerjakan. Terdapat pendarahan tidak,fruktur tulang (patah tulang) dan
sebagainya, atau mungkin terjadi kerusakan pembuluh darah kecil atau besar (pendarahan
dibawah kulit) di daerah itu. Bila ini terjadi akan ada warna ungu, nyeri dan bengkak.
1. Penanganan pendarahan
Penanganan cedera dinilai lewat tingkatan cedera berdasarkan adanya pendarahan lokal.
a. Akut (0-24 jam)
Terjadi cedera antara saat kejadian sampai proses pendarahan berhenti, biasanya samapai 24 jam.
Dalam pertolongan yang benar dapat mempersingkat periode ini.
b. Sub-Akut (24-48 jam)
Pada saat masa akut telah berakhir, pendarahan telah berhenti, tetapi bisa berdarah kembali. Bila
pertolongan tidak benar dapat kembali ke tingkat akut dan berdarah kembali.
c. Tingkat lanjut (48 jam sampai lebih)
Pendarahan telah berhenti, dan kecil kemungkinan kembali ke tingkat akut, pada saat ini
penyembuhan telah mulai. Dengan pertolongan yang baik masa ini dapat mempersingkat. Pelatih
harus sangat mahir dalam hal ini agar tahu kapan harus meminta pertolongan dokter.
2. Penanganan pertama
Pulihnya atlit dan mampu aktif kembali sangat tergantung dari keputusan yang dibuat saat
terjadi cedera, serta pertolongan yang diberikan. Bila dokter tidak ada, maka terpaksa pelatih
harus memutuskan sendiri, keadaan ini paling banyak berlaku. Pelatih harus mampu
memutuskan apakah atlit terus atau berhenti,untuk cedera yang berat keputusannya sangat mudah
diambil, tetapi untuk cedera yang ringan keputusannya menjadi sangat sulit. Bila ragu
istirahatkan atlit anda, pelatih sebaiknya mampu melakukan pemeriksaan praktis fungsional
dilapangan.
3. Penanganan rehabilitasi medik
Pada terjadinya cedera olahraga upaya rehabilitasi medik yang seringdigunakan adalah :
a. Pelayanan spesialistik rehabilitasi medik
b. Pelayanan fisioterapic.
c. Pelayanan alat bantu (ortesa)
d. Pelayananpengganti tubuh (protesa)
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Olahraga merupakan aktivitas fisik yang menyehatkan tubuh dan meningkatkan kekebalan
tubuh, sehingga terhindar dari berbagai penyakit. Olahraga dekat kaitannya dengan cedera,
terutama bagi para olahragawan atau atlit. Untuk itu kita harus berhati – hati dalam berolahraga
agar tidak mengalami cedera. Sebelum berolahraga atau bermain usahakan melakukan
pemanasan terlebih dahulu, kemudian setelah selesai melakukan pendinginan. Untuk mengurangi
resiko terjadinya cedera.
Cedera adalah suatu akibat daripada gaya-gaya yang bekerja pada tubuh atau sebagian daripada
tubuh dimana melampaui kemampuan tubuh untuk mengatasinya, gaya-gaya ini bisa
berlangsung dengan cepat atau jangka lama.
Cedera akibat berolahraga paling kerap terjadi pada atlet, tak terkecuali atlet senior. Biasanya itu
terjadi akibat kelelahan berlebihan karena panjangnya waktu permainan (misalnya ada babak
tambahan) atau terlalu banyaknya partai pertandingan yang harus diikuti. Kalau pemula,
biasanya kesalahan terbanyak karena tidak cukup efektifnya pemanasan atau gerakan peregangan
yang dilakukan sebelum memulai olahraga. Akibatnya, otot tidak siap untuk melakukan aktifitas.
Berolahraga secara berlebihan dan mengabaikan aturan berolahraga yang benar, malah
mendatangkan cedera dan membahayakan diri sendiri.
Cedera Olahraga adalah rasa sakit yang ditimbulkan karena olahraga, sehingga dapat
menimbulkan cacat, luka dan rusak pada otot atau sendi serta bagian lain dari tubuh.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang dapat disampaikan, yaitu:
1.. pelatih-pelatih harus lebih dekat dengan para atlitnya sehingga keluhan-keluhan atlit
mengenai cedera yang dialaminya bisa dibicarakandan disembuhkan secara bersama tim. Peltih
juga harus mengetahui bagaimana kondisi para atlitnya baik secara jasmani maupun rohani. Oleh
karena itu pelatih-pelatih harus sering mengikutu seminar-seminar untuk para pelatih guna
memperdalam pengetahuan
2. Guru penjas harus meningkatkan kualitas pengetahuan tentang cedera olahraga sehingga
siswa merasa nyaman jika guru pendidikan jasmaninya bisa mengatasi masalah cedera
olahragan.
DAFTAR PUSTAKA
Hardianto Wibowo, dr. 1995. Pencegahan dan Petatalaksanaan Cedera Olahraga. Cetakan 1.
EGC.
Peterson, L, Renstrom, P. 1996. Sport Injuries. CIBA.
Santosa, Andy, A. 1994. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Jakarta: Akper Sint Carolus
Sobotta. 2000. Atlas Anatomi Manusia. Jakarta: EGC
Sutarmo, Setiaji. V. D. 1990. Buku Kuliah Anatomi Fisiologi. Jakarta: FKUI
Macam-macam cedera. Diakses dari http://sitoha.wordpress.com/2010/01/07/macam-macam-
cedera
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1928876-faktor-faktor-yang-menyebabkan-
cedera/#ixzz1vYr4CwAF
Keperawatan medikal bedah Brunner dan Suddarth Smeltzer C. Suzanne, Bare G. Brenda. Edisi
8 Volume 3. EGC. 2002. Jakarta.
Ilmu Bedah Syamsuhidayat R dan De Jong Wim. EGC. 1997 . Jakarta.
http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-24682-BAB%20I.pdf