Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ILMU GIZI OLAHRAGA

“ZAT GIZI MAKRO ,MIKRO DAN ELEKTROLIT DALAM LATIHAN


OLAHRAGA”

Disusun oleh:

Muhammad Ridho Kurniawan (6193121043)

KELAS : PKO E 2019

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


FAKULTAS KEOLAHRAGAAN
PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
2021
KATA PENGANTAR
            Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmatnya sehingga Tugas ini dapat diselesaikan. Penyusunan makalah ini di buat
sebagai salah satu syarat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ilmu gizi
olahraga.

Penyusunmengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah


ilmu gizi. sudah memberikan arahan untuk pengerjaan makalah ini

            Akhir kata, sebagaimana layaknya manusia biasa yang memiliki banyak


keterbatasan, apabila terdapat kesalahan, penulis mengharapkan adanya kritik dan
saran yang membangun agar selanjutnya dapat lebih baik. Harapan dan tujuan
penyusun dalam menyelesaikan makalah adalah agar dapat berguna dan dapat
menambah pengetahuan bagi yang membacanya. Atas segala perhatian, do’a dan
dukungan semua rekan, kami mengucapkan terima kasih.

MEDAN , 2 April 2021

MUHAMMAD RIDHO KURNIAWAN


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................3

LATAR BELAKANG ...................................................................................3

RUMUSAN MASALAH ...............................................................................4

TUJUAN MAKALAH ..................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................5

A.Jenis-Jenis Cedera Olahraga ......................................................................5

B.Faktor Penyebab Cedera.............................................................................9

C.Pencegahan Cedera .................................................................................12

D..Penanganan Cedera ...............................................................................12

BAB III PENUTUP ....................................................................................15

KESIMPULAN ............................................................................................15

SARAN ........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................16


BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Istilah gizi dan ilmu gizi di Indonesia baru mulai dikenal Sekitar tahun 1952-1955. WHO
mengartikan ilmu gizi sebagai ilmu Yang mempelajari proses yang terjadi pada organisme hidup
untuk Mengambil makanan dan mengolah zat-zat padat dan cair dari Makanan yang diperlukan
untuk memelihara kehidupan, Pertumbuhan, berfungsinya organ tubuh dan menghasilkan
energi. Sementara itu Riyadi mengatakan ilmu gizi adalah cabang Ilmu yang mempelajari
hubungan Q makanan yang dimakan
Dengan kesehatan tubuh yang diakibatkannya serta faktor-faktor Yang mempenga-ruhinya.
Salah satu cabang ilmu gizi adalah gizi Manusia, yang khusus mempelajari gizi pada manusia.
Bagian dari Gizi manusia yaitu gizi olahraga.

B. RUMUSAN MAKALAH
1.Apa itu gizi olahraga
2.Apa itu zat gizi makro
3.Apa itu zat gizi mikro dan elektrolit dalam latihan

C. TUJUAN MAKALAH
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa itu zat gizi mikro, makro dan elektrolit dalam
latihan .agar mencapai prestasi yang optimal
BAB II
PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN GIZI OLAHRAGA


Ilmu gizi olahraga adalah terapan gizi kepada atlet agar mampu mencapai prestasi yang
optimal. Ilmu gizi olahraga adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara pengelolaan
makanan dengan kinerja fisik yang bermanfaat untuk kesehatan, kebugaran, pertumbuhan anak
serta pembinaan prestasi olahraga. Pengaturan gizi untuk atlet tidaklah jauh berbeda dengan
pengaturan gizi.
Bagi orang yang bukan atlet. Fokus utama pengaturan gizi untuk keduanya adalah
keseimbangan energi yang diperoleh melalui makanan dan minuman dengan energi yang
dibutuhkan tubuh untuk menjaga keseimbangan metabolisme, kerja tubuh dan penyediaan energi
pada waktu istirahat, latihan dan sewaktu pertandingan. Kelebihan dan kekurangan zat-zat gizi
akan memberikan dampak yang sama baik bagi atlet maupun bukan, yaitu tubuh akan mengalami
gangguan keseimbangan dan akarbohi-dratirnya akan mempengaruhi prestasi atlet. Adapun
tujuan mempelajari ilmu gizi olahraga adalah memahami hubungan zat gizi, gaya hidup, self
image dan kinerja fisik. Hal tersebut perlu dipahami oleh masyarakat terutama oarang tua dan
guru untuk membantu proses pertumbuhan anak-anak, pembina, pelatih olahraga masyarakat.
Agar masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan dan kebugaran serta pelatih olahrga prestasi
mampu mengoptimalkan pengembangan prestasi atlet binaannya.Ruang lingkup gizi olahraga
tidak jauh berbeda dengan gizi manusia yang ditujukan untuk orang yang bukan atlet, namun gizi
untuk atlet merupakan terapan ilmu gizi kepada atlet. Fokus perhatian gizi dimulai dari cara
produksi pangan (agronomi, perikanan dan peternakan), perubahan-perubahan yang terjadi pada
tahap pascapanen mulai dari penyediaan pangan, distribusi dan pengolahan pangan, konsumsi
makanan dan cara-cara pemanfaatan makanan oleh tubuh dalam keadaan sehat dan sakit. Oleh
karena itu ilmu gizi juga sangat erat kaitannya dengan ilmu agronomi, peternakan, ilmu pangan,
mikrobiologi, biokimia, faal/anatomi, biologi molekuler dan kedokteran. Karena konsumsi
makanan
BAB III
ZAT GIZI MAKRO UNTUK LATIHAN

C. PENCEGAHAN CEDERA
Dari aspek rehabilitasi medik, terdapat beberapa alat fisioterapi yang seringdigunakan dalam
penanganan cedera atau pencegahan cedera olahraga, yaitu :
a.Sebuah Terapi dingin (Cryo), untuk kepunyaan perdarahan, mencegah pembengkakan.
b. Terapi gelombang suara (USG), untuk relaksasi otot, mengurangi nyeri.
c. Stimulasi elektrik (PULUHAN), untuk menghilangkan nyerid. Terapi panas (Diatermi), untuk
relaksasi otot, meningkatkan dilatasi pembuluh darahdarahe. Terapi gerak (Latihan), untuk
mobilisasi sendi, penguatan otot, meningkatkankoordinasi gerak selain itu juga dapat dilakukan
istirahat / istirahat,kompresi / pembalutan.

D. PENANGAN CEDERA
Dalam melakukan perawatan dan pengobatan cedera olahraga terlebih dahulu mengetahui dan
apa yang harus dikerjakan. Terdapat pendarahan tidak,fruktur tulang (patah tulang) dan
sebagainya, atau mungkin terjadi kerusakan pembuluh darah kecil atau besar (pendarahan
dibawah kulit) di daerah itu. Bila ini terjadi akan ada warna ungu, nyeri dan bengkak.
1. Penanganan pendarahan
Penanganan cedera dinilai lewat tingkatan cedera berdasarkan adanya pendarahan lokal.
a. Akut (0-24 jam)
Terjadi cedera antara saat kejadian sampai proses pendarahan berhenti, biasanya samapai 24 jam.
Dalam pertolongan yang benar dapat mempersingkat periode ini.
b. Sub-Akut (24-48 jam)
Pada saat masa akut telah berakhir, pendarahan telah berhenti, tetapi bisa berdarah kembali. Bila
pertolongan tidak benar dapat kembali ke tingkat akut dan berdarah kembali.
c. Tingkat lanjut (48 jam sampai lebih)
Pendarahan telah berhenti, dan kecil kemungkinan kembali ke tingkat akut, pada saat ini
penyembuhan telah mulai. Dengan pertolongan yang baik masa ini dapat mempersingkat. Pelatih
harus sangat mahir dalam hal ini agar tahu kapan harus meminta pertolongan dokter.
2. Penanganan pertama
Pulihnya atlit dan mampu aktif kembali sangat tergantung dari keputusan yang dibuat saat
terjadi cedera, serta pertolongan yang diberikan. Bila dokter tidak ada, maka terpaksa pelatih
harus memutuskan sendiri, keadaan ini paling banyak berlaku. Pelatih harus mampu
memutuskan apakah atlit terus atau berhenti,untuk cedera yang berat keputusannya sangat mudah
diambil, tetapi untuk cedera yang ringan keputusannya menjadi sangat sulit. Bila ragu
istirahatkan atlit anda, pelatih sebaiknya mampu melakukan pemeriksaan praktis fungsional
dilapangan.
3. Penanganan rehabilitasi medik
Pada terjadinya cedera olahraga upaya rehabilitasi medik yang seringdigunakan adalah :
a. Pelayanan spesialistik rehabilitasi medik
b. Pelayanan fisioterapic.
c. Pelayanan alat bantu (ortesa)
d. Pelayananpengganti tubuh (protesa)
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Olahraga merupakan aktivitas fisik yang menyehatkan tubuh dan meningkatkan kekebalan
tubuh, sehingga terhindar dari berbagai penyakit. Olahraga dekat kaitannya dengan cedera,
terutama bagi para olahragawan atau atlit. Untuk itu kita harus berhati – hati dalam berolahraga
agar tidak mengalami cedera. Sebelum berolahraga atau bermain usahakan melakukan
pemanasan terlebih dahulu, kemudian setelah selesai melakukan pendinginan. Untuk mengurangi
resiko terjadinya cedera.
Cedera adalah suatu akibat daripada gaya-gaya yang bekerja pada tubuh atau sebagian daripada
tubuh dimana melampaui kemampuan tubuh untuk mengatasinya, gaya-gaya ini bisa
berlangsung dengan cepat atau jangka lama.
Cedera akibat berolahraga paling kerap terjadi pada atlet, tak terkecuali atlet senior. Biasanya itu
terjadi akibat kelelahan berlebihan karena panjangnya waktu permainan (misalnya ada babak
tambahan) atau terlalu banyaknya partai pertandingan yang harus diikuti. Kalau pemula,
biasanya kesalahan terbanyak karena tidak cukup efektifnya pemanasan atau gerakan peregangan
yang dilakukan sebelum memulai olahraga. Akibatnya, otot tidak siap untuk melakukan aktifitas.
Berolahraga secara berlebihan dan mengabaikan aturan berolahraga yang benar, malah
mendatangkan cedera dan membahayakan diri sendiri.
Cedera Olahraga adalah rasa sakit yang ditimbulkan karena olahraga, sehingga dapat
menimbulkan cacat, luka dan rusak pada otot atau sendi serta bagian lain dari tubuh.

SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang dapat disampaikan, yaitu:
1.. pelatih-pelatih harus lebih dekat dengan para atlitnya sehingga keluhan-keluhan atlit
mengenai cedera yang dialaminya bisa dibicarakandan disembuhkan secara bersama tim. Peltih
juga harus mengetahui bagaimana kondisi para atlitnya baik secara jasmani maupun rohani. Oleh
karena itu pelatih-pelatih harus sering mengikutu seminar-seminar untuk para pelatih guna
memperdalam pengetahuan
2. Guru penjas harus meningkatkan kualitas pengetahuan tentang cedera olahraga sehingga
siswa merasa nyaman jika guru pendidikan jasmaninya bisa mengatasi masalah cedera
olahragan.

DAFTAR PUSTAKA

Hardianto Wibowo, dr. 1995. Pencegahan dan Petatalaksanaan Cedera Olahraga. Cetakan 1.
EGC.
Peterson, L, Renstrom, P. 1996. Sport Injuries. CIBA.
Santosa, Andy, A. 1994. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Jakarta: Akper Sint Carolus
Sobotta. 2000. Atlas Anatomi Manusia. Jakarta: EGC
Sutarmo, Setiaji. V. D. 1990. Buku Kuliah Anatomi Fisiologi. Jakarta: FKUI
Macam-macam cedera. Diakses dari http://sitoha.wordpress.com/2010/01/07/macam-macam-
cedera
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1928876-faktor-faktor-yang-menyebabkan-
cedera/#ixzz1vYr4CwAF
Keperawatan medikal bedah Brunner dan Suddarth Smeltzer C. Suzanne, Bare G. Brenda. Edisi
8 Volume 3. EGC. 2002. Jakarta.
Ilmu Bedah Syamsuhidayat R dan De Jong Wim. EGC. 1997 . Jakarta.
http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-24682-BAB%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai