Anda di halaman 1dari 3

1.

Surface time dan depth struture map

Surface time atau peta struktur waktu adalah peta seismik yang dibuat berdasarkan

data seismik yang berada pada domain waktu. Depth structure map adalah peta seismik

yang dibuat berdasarkan data seismik yang berada pada domain waktu yang dikonversi ke

dalam domain kedalaman. Konversi data seismik ataupun peta struktur dari domain waktu

menjadi domain kedalaman merupakan hal yang sangat penting didalam dunia eksplorasi

migas. Pengambilan keputusan untuk program pengeboran didalam domain waktu

merupakan hal yang sangat membahayakan. Karena, seringkali interpretasi didalam domain

waktu akan menghasilkan penafsiran yang menyesatkan terutama pada zona di bawah

kecepatan tinggi seperti sub-salt ataupun sub carbonate.

Dalam praktiknya, terdapat beberapa metoda yang dapat dilakukan untuk melakukan

konversi waktu ke kedalaman, diantaranya dengan menggunakan Time Depth Curve. Kurva

ini dibangun dari data sonic, checkshot, VSP, dll. Disamping Time Depth Curve, digunakan

juga hubungan well tops-time, migration velocity, kecepatan dari PSTM (Pre Stack Time

Migration), kecepatan dari PSDM (Pre Stack Depth Migration), velocity tomography,

Horizon keyed velocity analysis (HVA) baik dari PSTM, PSDM. Pemilihan metoda-metoda

diatas didasarkan pada keperluan serta asumsi yang digunakan. Sebagai contoh Time Depth

Curve adalah metoda yang paling murah, cepat tetapi kurang akurat, dan hanya cocok jika

tidak ada variasi kecepatan secara lateral karena sesar, facies, dll.

PSTM velocity digunakan jika variasi kecepatan secara lateral cukup gradual (smooth) ,

Horizon keyed velocity PSDM digunakan pada zona dengan variasi kecepatan lateral yang

kompleks seperti thrust belt, sub salt, karbonat, dll. Dengan melakukan PSDM diharapkan

bahwa efek jejak gelombang yang out of plane (side swipe) dapat di koreksi .
Data PSDM gather akan flat (tanpa NMO), kemudian dikonversi lagi ke dalam waktu,

lalu diterapkan anti-NMO selanjutkan dilakukan velocity analisis pada data tersebut,

kecepatan yang diperoleh akan digunakan untuk time depth conversion. Data kecepatan yang

dihasilkan akan sangat akurat sehingga dapat digunakan untuk pore pressure prediction yang

bermanfaat untuk casing design sumur bor serta penentuan mud weight.

Setelah kita memperoleh data kecepatan dari seismic velocity analysis, akan lebih baik

lagi jika kita mengintegrasikannya dengan data well, yakni dengan melakukan koreksi data

well terhadap data kecepatan tersebut. Karena tipikal seismic velocity akan lebih rendah dari

well velocity, hal ini terjadi karena ada efek anisotropy (Anisotropy) yakni data pengukuran

well (sonic) dilakukan secara horizontal (sejajar dengan dengan lapisan sedimen) sedangkan

gelombang seismik akan membentuk sudut tertentu.

2. Facies dan depositional system map

Facies dan depositional system map adalah peta yang mendeskripsi dan

menginterpretasi geologi dari reflektor seismik antara batas sekuen. Parameter yang

mencakup facies system map adalah konfigurasi, kontinuitas, amplitudo, fase, frekuensi, dan

kecepatan interval. Variabel-variabel ini memberikan indikasi litologi dan lingkungan

sedimen fasies.

Tujuan dari pembuatan peta fasies adalah untuk merekonstruksi paleogeografi, dari peta

tersebut kita dapat memprediksi distribusi reservoir, seal, dan batuan induk. Peta fasies

dibuat pada permukaan isokron atau dalam interval sezaman. Kami memetakan ketebalan

sistem reservoir untuk membandingkan distribusi ketebalan sistem reservoir dan lokasi
lapangan dan untuk mengidentifikasi atau memprediksi lokasi dengan reservoir tebal dan

kondisi trapping yang tidak dibor. Prosedur untuk pemetaan fasies adalah sebagai berikut :

 Identifikasi dan korelasikan permukaan isokron yang signifikan di seluruh

depocenter, integrasikan data sumur, bioevents, dan kisi profil refleksi seismik.

 Memetakan daerah reservoar potensial dan fasies segel yang terjadi antara dua

permukaan isokron.

 Petakan fasies seismik yang terkait dengan interval tersebut.

 Plot fitur fisiografi penting, seperti shelf-slope break atau structurally controlled

bathymetric highs.

 Mengintegrasikan semua data ke dalam peta fasies pengendapan.

Anda mungkin juga menyukai