Anda di halaman 1dari 1

RENUNGAN

Kau Merawatnya Sambil Menunggu Kematiannya, Sedangkan Ia Merawatmu Sembari Mengharap


Kehadiran dan kesuksesanmu.

Tanpa pernah kita sadari sering kali kita menganggap orangtua, khususnya ibu sebagai orang yang
cerewet, suka mengatur, suka ngomel, kolot, atau tudingan apalah yang membuat kita risih dan
tidak suka berada di dekatnya.

Bila ia menasihati dianggap sebagai omelan, sehingga kita harus menutup telinga rapat-rapat,
seakan-akan tidak ingin lagi mendengar suaranya. Bila ia memarahi bisa saja suara kita membalas
dengan suara teriakan yang lebih keras, membentak-bentak, mengancam akan meninggalkannya
atau justru “mogok bicara” selama berhari-hari. Lahaulawalaquwwata illa billah….

Pada saat itu, jangan mengira ibu kita tidak pernah perih hatinya terhadap perlakuan kasar kita.
Namun, lantaran besarnya kasih sayangnya ia redam emosinya, ia tahan kata-kata kasarnya,

Tak jarang ia hanya mengurut-ngurut dadanya yang semakin sesak. Apalah daya seorang ibu saat
melihat anak yang bersusah payah dirawat dan dibesarkan, ternyata pada saat sudah besar berani
bersifat kasar padanya. Tak ada yang dapat ia lakukan, selain hanya tangisan kekecewaan.

Namun, jangan engkau anggap tangisan itu sebagai tangisan kekalahan. Tangisan seorang ibu adalah
tangisan dahsyat yang mampu membuat ‘arsy bergoncang hebat. Tangisan itu adalah tangisan yang
mengundang murka Allah. jangan biarkan air matanya menetes lagi.

Sudah cukup banyak ia mengeluarkan air mata kesedihan gara-gara perilakumu. Pada saat kau
berada di janinnya, kau begitu kuat menghentak-hentakan kakimu menendang dinding rahimnya,
hingga membuatnya merintih kesakitan. Saat ibumu melahirkan, ia berjuang antara hidup dan mati,
antara air mata dan darah.

Tea’ laloki ngappai sassalalang sa’ribattang lanri tenanapa ki a’gau baji ri tau toata, nampapi ero
kipakanre baji’ baji tau toata, nampapi ero kiballiang baju beru ri waktu kicinina ta’roko ri kain kebo’
tanni jai’, nampapi ero kibau limanna tau toata riwaktunna nipasoso antama ri kiburu’na. Ri anne
kamma misanna mami akkulle kiraka’ kikarruki.
Ya Allah, Ya Rabbi.... ampunilah dosa kami, segala dosa ibu bapak kami, sayangilah keduanya yang
telah mendidik kami semua dari kecil sampai dewasa.
Tu’guru je’ne matangku, sikarapi tasunge’nge, pacce nyawaku.... punna tuli ku u’rangi... ca’di
sanggengku taurungka... nakatuo allo bangngi. Ritallassa’ na tuli sarro ngamaseang. Kodi’ pale
kasiana punna anrommo taena... sanrapang tongi biseang tama tamparang... ooo .. karaeng
malompoa, pammo’porangi dosana anjo tautoaku. Sare tongi rite’nea.

Anda mungkin juga menyukai