PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini yaitu:
1. Apa makna dari persatuan dan kesatuan ?
2. Bagaimana Penerapan Pancasila dalam kehidupan ?
3. Apa dampak jika makna pancasila tidak dihargai ?
4. Bagaimana cara menumbuhakan rasa persatuan dan kesatuan ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini yaitu:
1. Agar semua orang mengetahui arti dari kesatuan dan persatuan
2. Agar semua orang tahu cara menerapkan Pancasila dalam kehidupan
3. Untuk mengetahui mengetahui dampak jika Pancasila tidak di hargai dan menemukan
cara
Untuk minimalisir dampak nya
4. Untuk mengetahui cara menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa
D. Batasan Masalah
Dalam Pembuatan Makalah ini, penulis hanya mengulas dan membatasi masalah
seputar:
1. Definisi dari ersatuan dan kesatuan bangsa
2. Cara-cara mengembalikan rasa Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
3. Dampak dari tidak menghargai pancasila dalamkehidupan sehari-hari
4. Rasa dan kesatuan terhadap bangsa harus di tanamkan dalam diri masing-masing setiap
individu
BAB II
PEMBAHASAN
Makna yang terkandung dalam kata persatuan hakikatnya adalah satu, yang artinya bulat dan tidak
terpecah-pecah. Mungkin persatuan di Indonesia bisa jika dihubungkan dengan pengertian yang lebih
baru bisa menjadi Nasionalisme. Menurut Panggabean, Nasionalisme di bagi menjadi 2 macam yaitu,
Kulturnation ( fokusnya pada formasi kesadaran dan solidaritas Nasional / sentiment Nasional ) dan
Staatnatioon ( sebagai fenomena gerak idiologis yang bertujuan meraih otonom dan identitas politik ).
Nasionalisme sebagai loyalitas ( etnis dan Nasional ), keinginan untuk menegakkan Negara.
Ibrahim Alfian menyatakan bahwa bentuk-bentuk organisasi sosial politik seperti kekerabatan marga
dan kesukuan merupakan hasil perkembangan alamiah2., sedangkan nasionalisme lebih merupakan
hasil perkembangan historis. Nasionalisme merupakan transformasi pemahaman kolektivitas
berdasar pengalaman kolektif dalam sejarah.pembentukan ideologi nasionaisme sebagai suatu
faham yang mempengaruhi sejarah politik berkembang secara bertahap. Menurut Stephen van
Evera, menyebutkan 2 ciri, yaitu: Loyalitas terhadap kelompok dan komunitasitu menginginkan
Negara yang merdeka. Ada dua cirri kecenderungan dalam Nasionalisme, yaitu Polisentris dan
Etnosentris. Menurut Benedict Anderson, menekankan Nasionalisme sebagai masyarakat yang
imajiner bangsa, adalah komunitas politik yang dibayangkan walaupun warganya tidak saling
mengenal, tetapi dalam dirinya ada perasaan sebagai suatu komunitas yang jelas terpisah batasan-
batasannya sehingga terpisah dengan bangsa lain. Makna sila persatuan Indonesia pada intinya
adalah:
Menjaga Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Rela berkorban demi bangsa dan negara.
Cintaakan Tanah Air.
Berbangga sebagai bagian dari Indonesia.
Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
.Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan
Hal yang mencerminkan persatuan Indonesia dapat kita lihat pada isi dari sumpah pemuda yamg
berbunyi “Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah-darah yang satu : tanah Indonesia.
Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu : bangsa Indonesia. Kami putera
dan puteri Indonesia menjunjung bahasa yang satu : bahasa Indonesia”. Sumpah Pemuda yang
dilahirkan sebagai hasil Kongres Pemuda II yang diselenggarakan tanggal 27-28 Oktober 1928 di
Jakarta adalah perjuangan yang gemilang dari hasrat kuat kalangan smuda Indonesia, yang terdiri
dari berbagai suku dan agama, untuk menggalang persatuan bangsa dalam perjuangan melawan
kolonialisme Belanda. Hal ini sangat jelas sekali tampak rasa nasionalisme yang sangat besar dari
para pemuda pada masa itu, yang dengan segala cara bagaimana mempersatukan negara ini supaya
menjadi negara yang merdeka berdaulat, adil dan makmur
Dengan rasa satu yang menjadi semakin kuatnya maka dalam diri seseorang tersebut dengan
sendirinya akan timbul suatu rasa yang cinta bangsa dan cinta tanah air. Perlu diketahui bahwa cinta
bangsa dan tanah air yang kita miliki di Indonesia bukan menjurus pada chauvinisne3. Sikap
chauvinime ini akan menimbulkan disintegrasi baik di di dalam negara maupun sudah berada di luar
negeri. Apabila sifat ini sudah melekat pada diri seseorang yang sudah salah mengartikan apa itu
nasionalisme, maka hal ini akan berdampak dengan disintegrasi tersebut. Hal-hal yang sifatnya tidak
sejalan dengan persatuan dan kesatuan, misalnya penonjolan kekuasaan, penonjolan keturunan4,
harus diusahankan agar tidak terwujud sebagai suatu prinsip dalam masyarakat Indonesia. Perlu
diketahui ikatan kekeluargaan, kebersamaan di Indonesia sejak dulu sampai sekarang lebih dihormati
daripada kepentingan pribadi. Namun tentunya semangat ini bagi bangsa indoneisa mengalami
dinamikanya sendiri, yang kadang kuat kadang melemah. Pada saat ini nasionalisme bangsa
Indonesia bisa jadi semakin memudar dikarenakan banyak mementingkan kepentingan pribadi atau
golongan daripada kepentingan negara.
A. Kesimpulan
Telah kita ketahui bersama bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki banyak
ragam budaya yang berbeda-beda dari setiap suku daerah yang berbeda pula. Perbedaan itu
sendiri justru memberikan kontribusi yang cukup besar pada citra bangsa Indonesia.
Kebudayaan dari tiap-tiap suku daerah inilah yang menjadi penyokong dari terciptanya
budaya nasional Indonesia.
Identitas budaya nasional kita saat ini memang belum jelas selain hanya bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional dan Pancasila sebagai filosofi atau pandangan hidup bangsa. Selain
itu, perbedaan juga akan menyulut terjadinya sebuah konflik jika para pelakunya tidak dapat
mengendalikan emosi mereka masing-masing. Lingkungan dan masyarakat sangatlah
menentukan bagaimana sebuah kebudayaan itu tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat
itu sendiri.
B. Saran
Sebagai masyarakat Indonesia yang menginginkan perubahan kearah yang lebih baik bagi
bangsa Indonesia, kita harus memulai perubahan itu dari hal kecil dalam diri kita sendiri.
Perilaku/kepribadin yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila harus kita kikis. Sementara
itu, kita harus memupuk dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri kita. Selanjutnya
kita juga harus menularkannya pada orang-orang disekitar kita, agar kepribadian bangsa
Indonesia bisa sesuai dengan rasa persatuan dan kesatuan yang terdapat pada sila ke-3.
Sehingga harapan bangsa sebagai bangsa yang aman, adil, makmur, sentosa, sejahtera, dan
makmur dapat terwujut, demi kebahagiaan seluruh masyarakat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
_Jamal, D. 1984. Pokok- Pokok Bahasa Pancasila.Bandung : Remaja Karya CV Bandung.
_Kaelan, 2004. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma Yogyakarta
_Koentjaraningrat, 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta
_Margono, dkk. 2002. Pendidikan Pancasila Topik Aktual Kenegaraan dan Kebangsaan. Malang :
UM
_ http://fresh-lookout.blogspot.co.id/2012/03/pengaruh-budaya-asing-terhadap.html _https:
//www.google.com/search?q=makalah+kesatuan+dan+kesatuan+indonesia&ie=utf-
8&oe=utf-8