Anda di halaman 1dari 8

JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 24, NO.

2, OKTOBER 2016 1

ANALISIS KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT MATRIKS RESIN


BERPENGUAT SERAT ALAM DENGAN BERBAGAI VARIAN TATA
LETAK

Oleh:
Muhamad Muhajir, Muhammad Alfian Mizar, Dwi Agus Sudjimat
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin-FT, Universitas Negeri Malang.

Abstrak. Komposit merupakan sejumlah sistem multi fasa sifat gabungan, yaitu gabungan antara
bahan matriks atau pengikat dengan penguat. Dari penggabungan tersebut akan menghasilkan
material komposit yang mempunyai sifat mekanis dan karakteristik yang berbeda dari material
pembentuknya, sehingga dapat direncanakan suatu material komposit yang diinginkan. Penelitian
ini dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan penelitian eksperimental yang
dilakukan penelitian di laboratorium. Objek penelitian berupa serat alam (ijuk) yang dipilih karena
melimpahnya sumber daya alam tersebut. Spesimen matriks resin dibuat dengan standar ASTM D
638 M-84 dengan bahan resin epoksi dan katalis menggunakan metode pengecoran. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengujian laboratorium. Intrumen yang
digunakan berupa lembar pencatatan. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik ANOVA
menggunakan bantuan SPSS. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan kekuatan tarik
komposit tertinggi dengan tata letak random sebesar 3,38 kgf/mm2 dan perpanjangan sebesar 0,38
mm, Cross sebesar 3,03 kgf/mm2 dan perpanjangan sebesar 0,86 mm, continuous sebesar 2,24
kgf/mm2 dan perpanjangan sebesar 1,03 mm, woven sebesar 1,64 kgf/mm2 dan perpanjangan
sebesar 0,64 mm. Bentuk patahan menunjukan bahwa hasil pengujian tarik mengalami patahan
getas, karena ujung patahan terdapat patahan 900 dan kasar, adannya mekanisme fiber pull out, Hal
ini menunjukkan lemahnya ikatan antara serat dan matrik karena serat mengandung lapisan seperti
lilin (lignin dan kotoran lainnya) yang menghalangi ikatan interface antara serat dengan matrik,
sedangkan ada yang tidak terlalu menunjukkan fiber pull out, karena ikatan interface antara serat
dan matrik kurang kuat dan ada yang tidak menunjukan terjadi fiber pull out, karena ikatan
interface antara serat dan matrik sangat kuat. Hal ini membuktikan bahwa jenis tata letak serat
penguat juga berpengaruh besar terhadap bahan komposit.
Kata Kunci: kekuatan tarik, komposit, resin, ijuk

Pada saat ini komposit dengan bahan pe- beberapa generasi. Penggunaan serat alami
nguat serat sintetis telah digunakan dalam sebagai penguat komposit merupakan lang-
berbagai aspek kehidupan, baik dari segi kah bijak, mengingat untuk serat alami
penggunaan, maupun teknologinya. Peng- dapat terurai secara alami dan banyak ragam
gunaannya tidak terbatas pada bidang oto- serat alami yang tersedia misalnya serat
motif saja, namun sekarang sudah meram- goni, serat nanas-nanas, serat ijuk dan serat
bah ke bidang-bidang lain seperti rumah sabut kelapa dsb.
tangga dan industri. Namun, penggunaan Komposit adalah suatu material yang
serat sintetis sebagai penguat komposit me- terbentuk dari kombinasi dua atau lebih
miliki dampak negatif pada lingkungan material pembentuknya melalui campuran
karena limbahnya tidak dapat terurai secara yang tidak homogen, dimana sifat mekanik
alami dan dapat mengganggu hingga dari masing-masing material pembentuknya
2 Muhamad Muhajir, M. Alfian Mizar, Dwi Agus Sudjimat, Analisis Kekuatan Tarik Bahan Komposit...

berbeda (Matthews & Rawlings, 1994). guna serat ijuk tersebut sehingga dapat
Bahan komposit pada umumnya terdiri dari menambah profit untuk petani ijuk.
dua unsur, yaitu serat (fiber) sebagai bahan Pengembangkan industri komposit di
pengisi dan matriks sebagai bahan pengikat indonesia dengan mencari bahan komposit
serat. Dari campuran tersebut akan diha- alternatif yang lain harus digalakkan, guna
silkan material komposit yang mempunyai menunjang permintaan komposit di Indo-
sifat mekanik dan karakteristik yang nesia yang semakin besar. Selama ini per-
berbeda dari material pembentuknya. kembangan komposit di indonesia masih di-
Dalam perkembnganya, serat yang arahkan dengan bahan-bahan sumber daya
digunakan tidak hanya serat sintetis (fiber- alam non renewable (tidak dapat diperbarui
glass) tetapi juga serat alami (natural fiber). kembali) yang berasal dari galian bumi
Menurut Munandar, (2013:52) “Komposit seperti gelas, karbon, aramid. Untuk itu
serat alam memilki keunggulan lain bila di- perlu dikembangkan bahan baku material
bandingkan dengan serat gelas, komposit penguat komposit yang ramah lingkungan,
serat alam sekarang banyak digunakan ka- seperti natural fibre. Bahan komposit natu-
rena jumlahnya banyak, lebih ramah ling- ral fibre banyak terdapat di indonesia misal-
kungan karena mampu terdegradasi secara nya dengan pemanfaatan serat bambu, serat
alami, harganya pun lebih murah diban- nanas, serat tebu, serat pisang, ijuk dsb.
dingkan serat gelas”. Serat yang dihasilkan Bahan alternatif tersebut nantinya harus
dari pohon aren memilki banyak keistime- berorientasi pada harga yang murah, jumlah
waan diantaranya: tahan lama, tahan terha- yang melimpah, kualitas yang tinggi serta
dap asam dan garam air laut, dan mem- ramah lingkungan.
perlambat pelapukan kayu serta mencegah Dalam penelitian ini serat ijuk diha-
serangan rayap tanah (Mahmuda, 2013). rapkan dapat menjadi bahan baku alternatif
Kelemahan serat alami di antaranya sebagai serat penguat komposit, karena
ukuran serat yang tidak seragam usia serat populasi tanaman pohon aren sangat besar.
sangat mempengaruhi kekuatannya. Sema- Indonesia merupakan salah satu negara
kin kecil diameter serat maka kekuatan ta- penghasil serat ijuk di dunia dengan
riknya besar, karena rongga pada serat kecil kapasitas 164389 ton/tahunnya dan provinsi
dan ikatan antar molekulnya banyak sehing- Lampung menghasilkan serat ijuk sebesar
ga kekuatannya kuat. Semakin besar dia- 2004 ton/tahun. Adapun aplikasi dari
meter maka kekuatan tariknya kecil, karena komposit matriks resin berpenguat serat
rongga pada serat besar dan ikatan molekul- alam (ijuk) ini untuk alternatif pembuatan
nya sedikit sehingga kekuatan tariknya ren- perahu di indonesia.
dah (Munandar, 2013). Pengembangan serat
alami sebagai penguat material komposit ini METODE PENELITIAN
sangat baik mengingat ketersediaan bahan Penelitian yang dilakukan termasuk
baku serat alami di Indonesia cukup melim- metode penelitian deskriptif kuantitatif.
pah. Penghasilan serat ijuk yang begitu ba- Metode penelitan deskriptif kuantitatif me-
nyak, potensinya sangatlah bagus untuk rupakan penelitian dasar yang menggam-
diolah menjadi bahan penguat pada barkan fenomena baik yang bersifat alamiah
komposit karena dapat meningkatkan daya ataupun rekayasa manusia (Sukmadinata,
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 24, NO. 2, OKTOBER 2016 3

2012: 72). Penelitian ini termasuk deskriptif Hasil dari dua belas pengujian keku-
kuantitatif yang bersifat eksperimantal, yaitu atan tarik tersebut diambil hasil rata-rata.
suatu penelitian dimana peneliti sengaja Nilai kekuatan tarik bahan pada spesimen
membangkitkan timbulnya suatu kejadian merupakan hasil rata-rata pengujian kekuat-
atau keadaan, kemudian diteliti bagaiman an tarik pada dua belas benda tersebut.
akibatnya. Dengan kata lain, eksperimen Benda yang digunakan untuk setiap penguji-
adalah suatu cara untuk mencari hubungan an kekuatan tarik yaitu tiga buah spesimen.
sebab akibat (hubungan kausal) antara Pengujian kekuatan tarik yang menggun-
beberapa faktor yang sengaja ditimbulkan akan standar ASTM D 638M-84 terdapat
oleh peneliti dengan mengeliminasi atau beberapa tabel dan diagram rata-rata yang
mengurangi atau menyisihkan secara ketat berhubungan dengan kekuatan tarik yakni
(Arikunto, 2010:9). beban maksimum, kekuatan tarik, dan
Variabel ialah sesuatu yang berkaitan perpanjangan. Untuk lebih jelasnya dapat
yang berbeda atau bervariasi, penekanan dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
kata sesuatu diperjelas dalam definisi kedua
Tabel 1 Rata-rata pengujian tarik
simbol atau konsep yang diasumsikan se-
bagai seperangkat nilai-nilai Sarwono Data Rata-Rata Pengujian Tarik
Beban Kekuatan
(2006: 53). Objek penelitian yang digunakan No. Spesimen
puncak tarik
Perpanjangan
(mm)
pada penelitian ini adalah komposit resin (kgf) (kgf/mm2)
1.
dengan serat penguat ijuk. Serat ijuk di- YContinuous 89,54 2,24 1,03
2. YWoven 65,65 1,64 0,64
bersihkan dengan sisir kawat yang berfungsi
3. YCross 121,36 3,03 0,86
untuk memisahkan serat dengan pelepahnya.
4. YRandom 138,61 3,46 0,88
kemudian serat dibersihkan dengan cara di
rendam dengan air bersih. Kemudian serat Dari Tabel 1 di atas terlihat bahwa
direndam dalam larutan alkali 5% NaOH. beban puncak, kekutan tarik dan perpan-
Kemudian dibentuk dengan spesimen jangan rata-rata yang terdapat dalam kom-
ASTMD 638M-84. Instrumen penelitian posit matriks resin berpenguat serat alam
(pengumpulan data) yang dilakukan sesuai dengan berbagai varian tata letak mengalami
dengan banyaknya pengujian yang dilaku- perbedaan yang segnifikan. Sedangkan
kan. Instrumen penelitian yang digunakan untuk beban puncak, kekuatan tarik dan
adalah lembar observasi yang berisi data perpanjangan rata-rata disajikan pada
angka. Gambar diagram 1, 2 dan 3 di bawah ini.
Diagram Rata-Rata Beban Puncak
160
HASIL DAN PEMBAHASAN 138.61
140 121.31
Data yang dihasilkan dalam penelitian 120 YC = Tata letak continuous
Beban puncak (kgf)

ini berupa data kuantitatif (angka) yang me- 100 89.54 YW = Tata letak woven
80 65.65
liputi data hasil pengujian kekuatan tarik, YC = Tata letak cross
60
beban puncak, perpanjangan, dan rata-rata 40 YR = Tata letak random
(mean) dari masing-masing pengujian spesi- 20 YC YW YC' YR
men berbagai data tersebut dideskripsikan 0
sebagai berikut.
Gambar 1 Diagram Rata-Rata Beban Puncak
4 Muhamad Muhajir, M. Alfian Mizar, Dwi Agus Sudjimat, Analisis Kekuatan Tarik Bahan Komposit...

Dari Gambar 1 dapat dilihat hasil Adapun hasil pengujian tarik grafik
pengujian tarik memiliki angka rata-rata paling baik komposit matriks resin
kekuatan beban puncak dengan tata letak berpenguat serat alam dengan tata letak
continuous sebesar 89,54 kgf, tata letak random disajikan pada Gambar 4 di bawah
woven sebesar 65,65 kgf, tata letak cross ini:
sebesar 121,31 kgf, dan tata letak random 200
Ultimate
sebsear 138,61 kgf. 150 Stress
Diagram Rata-Rata Kekuatan Tarik

Beban (kgf)
100
4 3.47
Kekuatan tarik (kgf/mm2)

3.03 YC = Tata letak continuous 50


3
2.24 YW = Tata letak woven 0
2 1.64 YC' = Tata letak cross 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
Perpanjangan (mm)
YR = Tata letak random
1 Gambar 4 Grafik Hasil Pengujian Tarik
Pencetakan Resin Berpenguat Serat Alam dengan
YC YW YC' YR
0 Tata Tetak Random

Gambar 2 Diagram Rata-Rata Kekuatan Tarik Dari Gambar 4 di atas menunjukan


beban puncak sebesar 147,35 kgf dan
Dari Gambar 2 dapat dilihat hasil perpanjangan sebesar 0,83 mm hasil
pengujian tarik memiliki angka rata-rata pengujian tarik resin berpenguat serat alam
kekuatan tarik tata letak continuous sebesar dengan tata letak random.
2,24 kgf/mm2, tata letak woven sebesar 1,64 Komposit matriks resin berpenguat
kgf/mm2, tata letak cross sebesar 3,03 serat alam dengan tata letak random mampu
kgf/mm2 dan tata letak random sebesar 3,46 menahan tegangan tarik paling bagus
kgf/mm2. dibandingkan komposit matriks resin
Diagram Rata-Rata Perpanjangan berpenguat serat alam dengan tata letak
1,2 continuous, woven,dan cross dikarenakan
1.03
1 gaya ikat matrik dengan serat tersebar
Perpanjangan (mm)

YC = Tata letak continuous


0.86 0.88
0,8 YW = Tata letak woven
keseluruh ikatan matrik. Tata letak cross
0.64
lebih baik continuous dan woven tetapi tidak
0,6 YC = Tata letak cross
lebih baik dari random karena gaya yang
0,4 YR = Tata letak random
terjadi pada tata letak cross terdapat dua
0,2 arah gaya dalam artian terjadi dua arah
YC YW YC' YR
0 ikatan matrik dengan serat. Tata letak
continuous lebih baik dari woven tetapi tidak
Gambar 3 Diagram Rata-Rata Perpanjangan
lebih baik dari random dan cross karena
Dari Gambar 3 dapat dilihat hasil gaya yang terjadi hanya terdapat satu arah
pengujian tarik memiliki angka rata-rata dan dipengaruhi oleh panjang dan bentuk
perpanjangan tata letak continuous sebesar serat yang tidak seragam. Sedangkan tata
1,03 mm, tata letak woven sebesar 0,64 mm, letak yang tidak baik adalah tata letak woven
tata letak cross sebesar 0,86 mm dan tata jika dibandingkan dengan random, cross
letak random sebesar 0,88 mm. dan continuous. Hal ini terjadi karena gaya
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 24, NO. 2, OKTOBER 2016 5

yang terjadi pada matrik tata letak serat dengan kata lain ada perbedaan nilai
woven terlalu sedikit, yaitu hanya pada arah kekuatan tarik komposit matriks resin
gaya vertikal. Hal ini sejalan dengan teori berpenguat serat alam dengan berbagai
Lawrence (2002) menyatakan bahwa matrik varian tata letak (continuous, woven, cross,
dengan serat penguat dianyam dalam dua dan random). Untuk lebih jelas mengatahui
arah tegak lurus dapat diperoleh kekuatan perbedaan kekuatan tarik bahan komposit
yang lebih baik dalam arah tersebut. matriks resin berpenguat serat alam dengan
Penelitian sebelumnya yang dilakukan berbagai varian tata letak dilanjutkan
oleh Widodo (2008) mendapatkan hasil pembahasan hasil analisis hipotesis.
penelitian kekuatan tarik komposit tata letak Menjawab hipotesis dari penelitian ini,
random tertinggi sebesar 5,51 kgf/mm2 pada peneliti menggunakan SPSS 16.0 sebagai
fraksi berat ijuk 40%, dan didikung dengan alat bantu untuk menganalisis data hasil
penelitian yang dilakukan oleh Mahmuda pengujian tarik. Hasil analisis homogenity
(2013) menunjukkan bahwa kekuatan tarik kekuatan tarik dapat diketahui bahwa
dan regangan tertinggi dicapai pada besarnya angka Levene Statistic adalah
komposit dengan panjang serat 90 mm. 2,956, sedangkan probalitas atau
Kekuatan tarik yang didapat sebesar 36,37 signifikansinya adalah 0,098 yang berarti
MPa. lebih besar dari 0,05, dengan demikian
Pada Gambar 2 juga menunjukan hipotesis nihil (H0) diterima, yang berarti
bahwa nilai kekuatan tarik berbeda-beda asumsi bahwa keempat varian tata letak
menurut variasi tata letak. Melihat nilai adalah identik (homogen) dapat diterima.
perbedaan kekuatan tarik pada Gambar 2 di Hasil analisis ANOVA kekuatan tarik
atas dapat membuktikan bahwa variasi tata menunjukan bahwa besarnya nilai porbalitas
letak terhadap tingkat kekuata tarik pada atau signifikannya adalah 0,00 lebih kecil
komposit matriks resin berpenguat serat dari 0,05. dengan demikian hipotesa nihil
alam (ijuk) terdapat perbedaan. Hal ini (H0) ditolak. Hali ini menunjukan bahwa
terlihat dari hasil penelitian dan pengujian ada perbedaan rata-rata kekuatan tarik bahan
tarik pada komposit matriks resin berpe- komposit matriks resin berpenguat serat
nguat serat alam (ijuk). Angka kekuatan alam dengan berbagai varian tata letak.
tarik spesimen tata letak serat penguat alam Bentuk varian tata letak (continuous, woven,
secara continuous dengan nilai rata-rata cross, dan random) mempunyai pengaruh
sebesar 2,24 kgf/mm2, angka kekuatan tarik terhadap variabel bebas.
spesimen tata letak serat penguat alam Analisis post hoc dapat disimpulkan
secara woven dengan nilai rata-rata sebesar sebagai berikut:
1,64 kgf/mm2, angka kekuatan tarik YContinuous ≠ YWoven
spesimen tata letak serat penguat alam YContinuous ≠ YCross
secara cross dengan nilai rata-rata sebesar YContinuous ≠ YRandom
YWoven ≠ YCross
3,03 kgf/mm2. Angka kekuatan tarik spesi-
YWoven ≠ YRandom
men tata letak serat penguat alam secara YCross ≠ YRandom
random dengan nilai rata-rata sebesar 3,46 Ada pengaruh yang segnifikan antara
kgf/mm2. Dari hasil tersebut terlihat hasil bentuk tata letak continuous, tata letak
perbedaan nilai kekuatan tarik yang jelas, woven, tata letak cross, dan Tata letak
6 Muhamad Muhajir, M. Alfian Mizar, Dwi Agus Sudjimat, Analisis Kekuatan Tarik Bahan Komposit...

random terhadap kekuatan tarik. Ada


perbedaan tingkat tata letak pada masing-
masing tata letak, yaitu tata letak
continuous, tata letak woven, tata letak cross
dan Tata letak random. Tata letak yang Gambar 6 Bentuk Patahan Penampang Komposit
paling baik untuk kekuatan tarik adalah tata Matriks Resin Berpenguat Serat Alam dengan
letak random. Hal ini dapat dilihat dari Tata Letak Woven
jumlah rata-rata tertinggi pada tata letak
random, sedangkan tata letak yang kurang YM1 YM2 YM3
baik untuk kekuatan tarik adalah tata letak
woven.
Patahan secara umum dibedakan
menjadi dua yaitu patahan ulet (ductile Patahan Kasar
Fiber pull
fracture) dan patahan getas (brittle Out
fracture). Patah ulet secara makro ditandai
dengan tepi penampang patahan yang
membentuk sudut 450 dan bagian tengah
berbentuk serabut. Patah getas ditandai
dengan bentuk patahan 900 dan kasar. Gambar 7 Bentuk Patahan Penampang Komposit
Secara makro suatu patahan dapat dikatakan Matriks Resin Berpenguat Serat Alam dengan
patah getas, tetapi secara mikro patah getas Tata Letak Cross
dapat berupa cleavage atau intergranular
(Candara, 2015:63). YA1 YA2 YA3
YC1 YC2 YC3

Fiber pull Patahan Kasar


Patahan Out
900

Gambar 8 Bentuk Patahan Penampang Komposit


Gambar 5 Bentuk Patahan Penampang Komposit Matriks Resin Berpenguat Serat Alam dengan
Matriks Resin Berpenguat Serat Alam dengan Tata Letak Random
Tata Letak Continuous
Pada Gambar 5, 6, 7, dan 8 di atas
YW1 YW2 YW3 bentuk patahan menunjukan bahwa hasil
pengujian tarik mengalami patahan getas,
karena ujung patahan terdapat patahan 900
dan kasar, penampang patahan uji tarik
Patahan Kasar bahan komposit matriks resin berpenguat
serat alam dengan varian tata letak
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 24, NO. 2, OKTOBER 2016 7

menunjukkan adannya mekanisme fiber tribusian serat yang merata, dan panjang
pull out, seperti pada Gambar 8 dan 9. Hal kritis serat. Hasil foto SEM pada patahan
ini menunjukkan lemahnya ikatan antara komposit serat ijuk menunjukkan terjadinya
serat dan matrik karena serat mengandung fiber breaking. Hal ini menunjukan bahwa
lapisan seperti lilin (lignin dan kotoran daya ikat antara matrik dan serat yang cukup
lainnya) yang menghalangi ikatan interface baik, tetapi sebaran serat pada matrik tidak
antara serat dengan matrik, sedangkan ada merata yang mengakibatkan kekuatan tarik
yang tidak terlalu menunjukkan fiber pull komposit yang optimal tidak bisa dicapai.
out, karena ikatan interface antara serat dan
matrik kurang kuat dan ada yang tidak PENUTUP
menunjukan terjadi fiber pull out, karena
Kesimpulan
ikatan interface serat dan matrik sangat
kuat. Komposit tersebut juga akan memiliki Kekuatan tarik yang terjadi pada
kekuatan yang lebih tinggi dan hasil analisa komposit matriks resin berpenguat serat
kurva kekuatan tarik bab IV komposit alam dengan berbagai varian tata letak
matriks resin berpenguat serat alam dengan continuous, Diperoleh hasil nilai kekuatan
berbagai varian tata letak sesuai dengan tarik rata-rata sebesar 2,24 kgf/mm2. woven,
pernyataan Gere & Timoshenko (1996) 1,64 kgf/mm2, cross 3,03 kgf/mm2, random
dimana biasanya hampir bersifat seperti 3,46 kgf/mm2. Ada perbedaan kekuatan
bahan rapuh ideal, karena hampir tidak tarik bahan komposit matriks resin
memperlihatkan keliatan. Kurva tegangan- berpenguat serat alam yang menggunakan
regangan untuk komposit matriks resin tata letak continuous, woven, cross dan
berpenguat serat alam yang mengalami tarik random. Bentuk patahan uji tarik dari bahan
berupa sebuah garis lurus, dengan kegagalan komposit matriks resin berpenguat serat
terjadi sebelum pelelahan. alam yang menggunakan tata letak
Penelitian sebelumnya yang dilakukan continuous, woven, cross dan random,
oleh Mahmuda (2013) Hasil pengujian semua patahan menunjukan bahwa hasil
menunjukkan bahwa kekuatan tarik dan pengujian tarik mengalami patahan 900 dan
regangan tertinggi dicapai pada komposit kasar. Adannya mekanisme gagal fiber pull
dengan panjang serat 90 mm. Kekuatan tarik out, hal ini menunjukkan lemahnya ikatan
yang didapat sebesar 36,37 MPa dan antara serat dan matrik karena serat
regangan sebesar9,34%. Faktor-faktor yang mengandung lapisan seperti lilin (lignin dan
mempengaruhi kekuatan komposit ialah kotoran lainnya) yang menghalangi ikatan
daya ikat serat dengan matrik, pendis- interface antara serat dengan matrik.

DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian: Bachtiar, D. 2012. The tensile properties of
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: single sugar palm (Arenga pinnata)
Rineka Cipta. Fibre. (Online, 1 (11) 1-6,
(http://iopscience.iop.org/1757-899X/
ASTM. Annual Book Of ASTM Standard.
11/1/012012). diakses 19 Mei 2016.
West Conshohocken. 2003.
8 Muhamad Muhajir, M. Alfian Mizar, Dwi Agus Sudjimat, Analisis Kekuatan Tarik Bahan Komposit...

Candra, D. P. 2015. Analisis kekuatan tarik Munandar, I. 2013. Kekuatan Tarik Serat
dan laju regangan baja st 41 dengan Ijuk (Arenga Pinnata Merr). (Online),
takikkan akibat perubahan suhu 1 (3): 52-58,
tempering. Skripsi tidak diterbitkan. (http://journal.eng.unila.ac.id/index.ph
Malang: Universitas Negeri Malang. p/fema/article/view/63), diakses 2
Februari 2016.
Lawrence H. V. V, 1989. Elemen-elemen
Ilmu dan Rekayasa Material. Jakarta: Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian
Erlangga. Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Mahmuda, E. 2013. Pengaruh Panjang Serat
Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Sukmadinata, N.S. 2012. Metode Penelitian
Berpenguat Serat Ijuk dengan Matrik Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Epoxy. (Online), 1 (3): 79-84, Widodo, B. 2008. Analisa Sifat Mekanik
(http://journal.eng.unila.ac.id/index.ph Komposit Epoxy dengan Penguat
p/fema/article/view/66), diakses 7 Serat Pohon Aren (Ijuk)Model Lamina
Februari 2016. Berorientasi Sudut Acak (Random).
Mathew, F. L, & R. D. Rawlings. 1994. (Online), 1 (1): 1-5,
Composit Matarial: Engineering and (http://vendy17.blog.uns.ac.id/files/20
Science. London: Chapman and Hall. 10/04/analisa-sifat-mekanik-komposit-
epoksi.pdf), diakses 28 Januari 2016.

Anda mungkin juga menyukai