tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian yang
diusulkan.
RINGKASAN
Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
Perubahan pola kehidupan dapat menimbulkan penyakit-penyakit degeneratif seperti penyakit
serebrovaskuler, geriatri, diabetes melitus, rematik dan katarak. Penderita diabetes melitus di
dunia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Diabetes melitus menjadi masalah nasional di
urutan ke 4 dari prioritas penelitian nasional untuk penyakit degeneratif. Menurut Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, diperkirakan pada tahun 2030 prevalensi diabetes melitus di
Indonesia mencapai 21,3 juta orang. Data Dinkes Provinsi Sulawesi Tenggara merilis tahun 2019
diabetes melitus menempati urutan ke 9 dalam 10 besar penyakit terbesar di Sulawesi Tenggara
yaitu terdapat 2.768 kasus. Kabupaten Kolaka salah satu Kabupaten di Sulawesi Tenggara yang
menyumbangkan data terbanyak kasus diabetes melitus dengan jumlah kasus 23% tahun 2019
dan wilayah puskesmas terbanyak kasus diabetes melitus yaitu di Puskesmas Kukutio Kabupaten
Kolaka. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan berbasis vidio
terhadap pengetahuan dan kepatuhan diet pasien diabetes melitus di Kabupaten Kolaka. Metode
penelitian adalah Penelitian kuantitatif, dengan desain penelitian pre eksperimen one group pre
post test design. Sampel penelitian adalah 36 pasien diabetes melitus yang direkrut dengan cara
non-probability sampling tipe consecutive sampling. Data disajikan dalam statistik deskriptif dan
temuan signifikan dihitung menggunakan uji paired sample t test. Luaran penelitian ini
ditargetkan sebagai artikel ilmiah yang dapat dimuat di Jurnal International Journal of
Nursing and Health Services (eISSN: 2654-6310) dan luara tambahan Internasional Nursing
Conference. Capaian Tingkat Kesiapterapanan Teknologi dalam penelitian ini adalah TKT 3
yaitu penelitian yang dapat menghasilkan metode atau formulasi konsep yang dapat digunakan
sebagai rekomendasi untuk Profesi perawat dapat menggunakan pendidikan kesehatan berbasis
vidio menjadi salah satu intervensi mandiri keperawatan untuk meningkatkan pengetahuan dan
kepatuhan diet pasien diabetes melitus.
Masalah yang dihadapi pasien diabetes melitus di Kabupaten Kolaka yaitu kurangnya
pengetahuan sehingga kepatuhan untuk melakukan diet berdasarkan standar pengelolaan pasien
diabetes melitus tidak dilakukan sehingga dilapangan banyak pasien mengalami luka diabetes
melitus. Strategi non farmakologis yang dapat meminimalkan masalah dengan cara
meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan diet melalui pendidikan kesehatan berbasis vidio.
URGENSI PENELITIAN
Penelitian ini sangat penting dilakukan mengingat komplikasi pasien diabetes melitus
sesaria sangat berbahaya salah satu dampaknya adalah luka pada kaki. Dilakukannya penelitian
ini Profesi perawat diharapkan dapat menggunakan pendidikan kesehatan berbasis vidio menjadi
salah satu intervensi mandiri keperawatan untuk meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan diet
pasien diabetes melitus.
SPESIFIKASI SKEMA
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah publikasi artikel ilmiah Jurnal
International Journal of Nursing and Health Services (eISSN: 2654-6310) dan luaran
tambahan Internasional Nursing Conference.
Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dalam
bidang yang diteliti. Bagan dapat dibuat dalam bentuk JPG/PNG yang kemudian disisipkan
dalam isian ini. Sumber pustaka/referensi primer yang relevan dan dengan mengutamakan hasil
penelitian pada jurnal ilmiah dan/atau paten yang terkini. Disarankan penggunaan sumber
pustaka 10 tahun terakhir.
TINJAUAN PUSTAKA
State of The Art
Seksio Diabetes melitus adalah penyakit kronik yang terjadi ketika pankreas tidak cukup
dalam memproduksi insulin atau ketika tubuh tidak efisien menggunakan insulin itu sendiri.
Insulin adalah hormon yang mengatur kadar gula darah. Hiperglikemia atau kenaikan kadar gula
darah, adalah efek yang tidak terkontrol dari diabetes dan dalam waktu panjang dapat terjadi
kerusakan yang serius pada beberapa sistem tubuh, khususnya pada pembuluh darah jantung
(penyakit jantung koroner), mata (dapat terjadi kebutaan), ginjal (dapat terjadi gagal ginjal),
syaraf (dapat terjadi stroke) (WHO, 2011).
Faktor utama pada diabetes ialah insulin, suatu hormon yang diproposalkan oleh kelompok
sel beta di pankreas. Insulin memberi sinyal kepada sel tubuh agar menyerap glukosa. Insulin,
bekerja dengan hormon pankreas lain yang disebut glukagon, juga mengendalikan jumlah
glukosa dalam darah. Apabila tubuh mengproposalkan terlampau sedikit insulin atau jika sel
tubuh tidak menanggapi insulin dengan tepat terjadilah diabetes (Setiabudi, 2008).
Pengetahuan tentang penatalaksanaan diabetes melitus meliputi keterlibatan dalam kegiatan
penyuluhan, melakukan latihan fisik atau olah raga, pengobatan, dan diet “3J” yang terdiri dari
jenis makanan, jumlah dan jadwal makan serta komplikasi diabetes melitus. Pengetahuan
tersebut diharapkan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari bagi penderita
diabetes melitus sehingga penderita diabetes melitus dapat mengatasi bila ada gejala dan
keluhan, mempertahankan rasa nyaman, pengendalian gula darah dan mencegah komplikasi
(Reskiansah, 2018).
Kepatuhan (Compliance) adalah tingkat ketaatan pasien dalam melaksanakan cara
pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh dokternya atau oleh yang lain. Lutfey dan
Wishner (1999) mengemukakan konsep kepatuhan (Compliance) dalam konteks medis adalah
tingkatan yang menunjukkan perilaku pasien dalam mentaati dan mengikuti prosedur atau
saran dari ahli medis. Kaplan (2010) mengartikan bahwa kepatuhan (Compliance) atau ketaatan
(Adherence) adalah derajat dimana pasien mengikuti anjuran klinis yang diberikan oleh dokter
yang mengobatinya (Safitri, 2013).
Media audio visual adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan
melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan (Arsyad,
2011). Pesan dan informasi yang dapat disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan verbal
dan nonverbal yang mengandalkan baik penglihatan maupun pendengaran. Beberapa contoh
media audio visual adalah film, video, program TV dan lain-lain
Alat bantu audio visual dalah alat yang digunakan oleh petugas kesehatan untuk
menyampaikan bahan, materi atau pesan kesehatan melalui alat bantu lihat, dengar seperti
televise, video cassette dan DVD. Indra yang paling banyak menyalurkan informasi atau
pengetahuan kedalam otak adalah mata. Kurang lebih 75% – 87% pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata, sedangkan 13% - 25% lainya tersalur melalui indra yang lain
(Notoatmojo, 2014).
Jadi dapat disimpulkan bahwa telah banyak penelitian yang menyarankan pendidikan
kesehatan berbasis vidio untuk pencegahan luka pada kaki pasien diabetes melitus sehingga
jumlah kasus pada pasien diabetes melitus mengalamiluka berkurang dengan cara meningkatkan
pengetahuan dan kepathuan diet.
Pada usulan ini peneliti bermaksud menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan berbasis
vidio terhadap pengetahuan dan kepatuhan diet pasien diabetes melitus di Kabupaten Kolaka.
Roadmap penelitian ditampilkan pada gambar 1 berikut:
Keterangan:
O1 = Kegiatan pre test tentang Pengetahuan dan kepatuhan diet pasien diabetes melitus.
O1 = Kegiatan post tes tentang Pengetahuan dan kepatuhan diet pasien diabetes melitus.
Lokasi
Penelitian akan dilaksanakan di Puskesmas Kukutio. Waktu penelitian dilaksanakan sesuai
dengan jadwal yakni Januari- Desember 2021.
Informan
Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah pasien diabetes melitus di wilayah Kerja
Puskesmas Kukutio Kabupaten Kolaka yang memenuhi kriteria penelitian sebanyak 75 kasus.
Subyek dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus. Subyek penelitian ini ditentukan
berdasarkan kreteria inklusi. Adapun kriteria pada penelitian ini adalah: Pasien diabetes melitus,
Umur 20-70 tahun, Bersedia menjadi responden dan Bertempat di wilayah kerja Puskesmas
Kukutio. Kriteria eksklusi yaitu Tidak kooperatif dan Pasien yang rawat inap di Puskesmas.
Penelitian ini menentukan besar subyek dengan mengunakan rumus sebagai berikut:
2
N . Z ( p . q)
n= 2
d ( N −1 ) + Z 2 p . q
Keterangan :
n : besar subyek
N : besar populasi
p : proporsi = 0,05
q : 1,0 – p
Z2 : derajat kemaknaan = 1,95
d : derajat kepercayaan = 0,05
Jadi
75 x (1 , 96 )2 x 0 , 05 x 0 , 95
n=
{0 , 052 ( 75−1 )}+{( 1, 95 )2 x 0 , 05 x 0 , 95}
13 ,68
=
( 0 ,185+ 0 ,1843 )
13 ,50
=
0 ,3693
=36 ,50
= 36 orang
Subyek yang akan terlibat dalam penelitian ini berdasarkan hasil perhitungan adalah
sebanyak 36 responden. Penelitian ini menggunakan tekhnik Non Probability Sampling jenis
consecutive sampling artinya pemilihan subyek dengan menetapkan subjek yang memenuhi
kriteria penelitian.
Intevensi Pendidikan Kesehatan berbasis Vidio
Instrumen Peneliti menggunakan bahasa indonesia saat menyampaikan materi. Peneliti
mengggunakan pendidikan kesehatan berbasis vidio berlangsung selama total 60 menit, 5 menit
pembukaan, 10 menit pre test, 25 menit peneliti malakukan simulasi memberikan penjelasan
konsep diabetes melitus dan cara diet, 15 pemuaran vidio tentang penyakit diabetes melitus
menjalankan diet dan 10 menit post test..
Pengolahan Data
proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, antara lain: Editing
adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan, dapat
dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Coding adalah kegiatan
pemberian kode numeric (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Entry adalah
kegiatan memasukkan data yang telah terkumpul ke dalam master table atau database komputer.
Analisis Data hasil penelitian berupa skala nominal disajikan dalam tabel frekuensi dan skala
rasio disajikan dalam analisis deskriptif. Uji homogenitas menggunakan Shapiro Wick dan Uji
Statistik yang digunakan adalah paired sample t test dengan tingkat kemaknaan 95% (α ≤ 0.05).
Diagram Alir Penelitian
Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan
penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.
JADWAL
Bulan
No Nama Kegiatan 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 12
A Tahap Persiapan
1 Survei awal pra penelitian
2 Persiapan Proposal
3 Pembuatan
4 Kuesioner
5 Persiapan lapangan
B Tahap Pelaksanaan
3 Observasi Lapangan
2 Pengumpulan Data
4 Pengolahan Data
5 Penyusunan draf laporan
6 Penulisan Laporan
7 Seminar hasil
8 Perbaikan dan Penggandaan
Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan.
Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ledari FM, Barat S, Delavar MA, Banihosini SZ, Khafri S. Chewing sugar-free gum reduces
ileus after cesarean section in nulliparous women: a randomized clinical trial. Iran Red
Crescent Med J. 2013;15(4):330.
2. İzveren AÖ, Dal Ü. The early period complications in patients who were performed
abdominal surgery intervention and the nursing practices for these complications. Hacettepe
Univ Fac Heal Sci Nurs J. 2011;18:36–46.
3. Afriani A, Desmiwarti D, Kadri H. Kasus persalinan dengan bekas seksio sesarea menurut
keadaan waktu masuk di bagian obstetri dan ginekologi RSUP Dr. M. Djamil Padang. J
Kesehat Andalas. 2013;2(3):116–21.
4. Riskesdas. Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013. L Nas. 2013;2013(1):384.
5. Dewi S. Profil RSU Dewi Sartika. 2019;
6. Potter PA, Perry AG. Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, dan praktik.
Jakarta Egc. 2005;1.
7. Rashad WAE, Yousef SAA. Effect of sugarless gum chewing on intestinal movement after
cesarean section. Life Sci J. 2013;10(4):3257–61.
8. Fraser DM, Cooper MA. Buku Ajar Bidan Myles. Jakarta EGC. 2009;508–9.
9. Ciardulli A, Saccone G, Di Mascio D, Caissutti C, Berghella V. Chewing gum improves
postoperative recovery of gastrointestinal function after cesarean delivery: a systematic
review and meta-analysis of randomized trials. J Matern Neonatal Med. 2018;31(14):1924–
32.
10. Wen Z, Shen M, Wu C, Ding J, Mei B. Chewing gum for intestinal function recovery after
caesarean section: a systematic review and meta-analysis. BMC Pregnancy Childbirth.
2017;17(1):105.
11. Lee JT, Hsieh M-H, Cheng P-J, Lin J-R. The role of xylitol gum chewing in restoring
postoperative bowel activity after cesarean section. Biol Res Nurs. 2016;18(2):167–72.
12. Arifuddin F. Efektivitas Intervensi Multimodal Mengunyah Permen Karet dan Mobilisasi
Dini terhadap Motilitas Gastrointestinal Pasien Post Seksio Sesaria di RSKD Ibu dan Anak
Siti Fatimah Makassar. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar; 2014.
13. Kafali H, Duvan CI, Gözdemir E, Simavli S, Onaran Y, Keskin E. Influence of gum
chewing on postoperative bowel activity after cesarean section. Gynecol Obstet Invest.
2010;69(2):84–7.
14. Morais EPG, Riera R, Porfírio GJM, Macedo CR, Vasconcelos VS, de Souza Pedrosa A, et
al. Chewing gum for enhancing early recovery of bowel function after caesarean section.
Cochrane Database Syst Rev. 2016;(10).
15. Abd‐El‐Maeboud KHI, Ibrahim MI, Shalaby DAA, Fikry MF. Gum chewing stimulates
early return of bowel motility after caesarean section. BJOG An Int J Obstet Gynaecol.
2009;116(10):1334–9.
16. Ledari FM, Barat S, Delavar MA. Chewing gums has stimulatory effects on bowel function
in patients undergoing cesarean section: A randomized controlled trial. Bosn J basic Med
Sci. 2012;12(4):265.
17. Huang H-P, He M. Usefulness of chewing gum for recovering intestinal function after
cesarean delivery: A systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials.
Taiwan J Obstet Gynecol. 2015;54(2):116–21.
18. Jakkaew B, Charoenkwan K. Effects of gum chewing on recovery of bowel function
following cesarean section: a randomized controlled trial. Arch Gynecol Obstet.
2013;288(2):255–60.