NIM : P05120320037
Program Studi : Sarjana Terapan Keperawatan dan Ners
Tingkat/Semester : I/II
Mata Kuliah : Mikrobiologi dan Parasitologi
Dosen Pengampu : Putri Widelia, S.Si., M.Si.
Hari/Tanggal : Kamis, 25 Februari 2021
Sumber Materi :
• Suprobowati, Ocky Dwi., dan Iis Kurniati. 2018. Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medik (TLM) :
Virologi. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan-Kementrian Kesehatan RI.
• Adsorbsi/attachment : sebuah partakel virus mulai menempel pada permukaan sel spesifik.
• Injeksi/penetration : pemasukkan virion atau materi genetiknya saja ke dalam sel inang.
• Sintesis : pembentukan asam nukleat dan protein virus oleh metabolisme sel inang yang
dikendaikan oleh virus.
• Perakitan/assembly : kapsid dan paket genom virus dibentuk menjadi virion baru. Proses
ini disebut juga dengan pendewasaan/maturity.
• Pelepasan/release : virion yang telah dewasa dilepaskan dari sel.
Adapun materi genetik virus, yakni hanya terdiri atas satu asam nukleat berupa asam ribonukleat (RNA)
atau asam deoksiribonukleat (DNA), bukannya gabungan dari kedua jenis asam nukleat tersebut.
Virus DNA adalah virus yang memiliki DNA sebagai materi genetik dan bergantung pada DNA untuk
mereplika diri, serta menggunakan DNA polimerase sebagai DNA-dependent. Asam nukleat yang dimiliki
biasanya DNA beruntai ganda, tetapi bisa juga DNA beruntai tunggal. Contoh virus DNA, yakni
virus penyebab herpes (Herpes simplex), cacar air (Varicella), saluran pernapasan (Adenovirus), flu babi
(H1N1), dan hepatitis (Hepatitis B Virus/HBV).
Sementara virus RNA merupakan virus dengan RNA sebagai materi genetiknya. Berbeda dengan DNA
yang unit-unit pembangunnya berupa dioksinukleotida sehingga disebut untai ganda, RNA merupakan
asam nukleat untai tunggal yang terdiri dari unit-unit pembangun berupa mononukleotida. Setiap nukleotida
terdiri atas satu gugus fosfat, satu gugus pentosa, dan satu gugus basa Nitrogen (N). RNA merupakan hasil
transkripsi dari suatu fragmen DNA sehingga kedudukan RNA ialah sebagai polimer dan jauh lebih pendek
dibanding DNA. Tidak seperti DNA yang biasanya dijumpai di dalam inti sel, RNA kebanyakan berada di
dalam sitoplasma terutama di ribosom. Contoh virus RNA, yaitu virus yang menyebabkan influenza
(Orthomyxovirus), rabies (Rhabdovirus), AIDS (Retrovirus), gondong dan campak (Paramyxovirus), pilek
dan demam (Rhinovirus), serta rubela (Togavirus).
Patogenesis Virus
Patogenesis virus adalah proses yang terjadi ketika virus menginfeksi pejamu. Langkah-langkah
spesifik yang terlibat dalam patogenesis virus, yakni virus masuk ke dalam sel, replikasi virus primer,
penyebaran virus, kerusakan seluler, respons imun pejamu, pemusnahan virus atau terjadinya infeksi
persisten, dan pelepasan virus.
a. Proses Masuk dan Replikasi Primer
Agar terjadi infeksi pada pejamu, virus pertama kali harus menempel dan masuk ke salah satu sel
di permukaan tubuh kulit, saluran pernapasan, saluran urogenital, atau konjungtiva. Sebagian besar
virus masuk ke pejamunya melalui mukosa saluran pernapasan atau gastrointestinal. Namun, terdapat
pengecualian terutama pada virus yang langsung dimasukkan ke aliran darah oleh jarum meliputi
hepatitis B dan HIV, melalui transfusi darah, atau melaui vektor serangga berupa arbovirus. Virus
biasanya bereplikasi di pintu masuk atau disebut port d’entrée.
b. Kerusakan Sel dan Penyakit Klinis
c. Pemulihan dari Infeksi
Pejamu dapat meninggal atau sembuh dari infeksi virus. Mekanisme pemulihan mencakup baik
respons imun alami maupun adaptif. Interferon (INF) dan sitokin lainnya, imunitas humoral dan yang
diperantarai sel, dan faktor pertahanan pejamu lainnya dapat ikut terlibat. Kepentingan relatif masing-
masing komponen berbeda sesuai dengan virus dan penyakitnya.
d. Pelepasan Virus
Tahap akhir dalam patogenesis adalah pelepasan virus yang infeksius ke lingkungan. Ini merupakan
tahap penting untuk menjaga infeksi virus berada dalam populasi pejamu. Pelepasan biasanya terjadi
dari permukaan tubuh yang terlibat dalam proses masuknya virus. Pelepasan virus menandakan bahwa
individu yang terinfeksi bersifat infeksius terhadap orang lain. Pada beberapa infeksi virus, seperti
rabies, manusia merupakan tempat infeksi terakhir, dan tidak terjadi pelepasan.