V
DENGAN DEMAM THYPOID
Disusun Oleh :
1. Mudzakiroh 200300748
2. Rista Sulistiani 200300759
YOGYAKARTA
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan
perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan
masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia
bermain/oddler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5-11
tahun) hingga remaja (11-18 tahun). Rentang ini berbeda antara anak satu
dengan lain mengingat latar belakang anak berbeda.
Pada anak terdapat rentang perubahan pertumbuhan, perkembangan dan
rentang sakit. Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah,
besar, ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, bersifat
kuantitatif sehingga bisa di ukur dengan ukuran berat (gram, kilogram), ukuran,
panjang (cm, meter). Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur. Dalam
proses berkembangnya anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola
koping dan perilaku sosial. (Cahyaningsih, Sulistyo Dwi, 2011).
Rentang sehat sakit merupakan batasan yang dapat diberikan bantuan
pelayanan keperawatan pada anak, adalah suatu kondisi anak berada dalam
status kesehatan yang meliputi sejahtera, sehat optimal, sehat, sakit, sakit kronis
dan meninggal. Rentang ini suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang
bersifat dinamis dalam setiap waktu, selama dalam batas rentang tersebut anak
membutuhkan bantuan perawat baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penyakit menular tropis masih merupakan salah satu masalah kesehatan
utama di negara yang beriklim tropis. Salah satu penyakit menular tropis
tersebut adalah demam tifoid, yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Demam
tifoid banyak ditemukan dalam kehidupan masyarakat, baik di perkotaan
maupun di pedesaan. Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan sanitasi
lingkungan yang kurang, hygiene pribadi serta perilaku masyarakat. (Mutiarasari
dan Handayani, 2017).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan asuhan keperawatan
pada pasien dengan demam thypoid.
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan
demam thypoid
b. Menegakan diagnosa keperawatan pada pasien dari hasil pengkajian
c. Mampu melaksanakan intervensi pada pasien dari diagnosa keperawatan
d. Mampu melaksanakan implementasi pada pasien dari diagnosa
keperawatan
e. Mampu menganalisa dan mengimplementasi jurnal penelitian tentang
pasien yang memiliki demam thypoid
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ASUHAN KEPERAWATAN
33 29 21 27 20
18
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Pasien
X = Meninggal
? = tidak diketahui umurnya
= Garis Perkawinan
= Garis Keturunan
----- = Garis Serumah
4. Menginstruksikan keluarga
pasien untuk memberikan
selimut hangat pada pasien
5. Menyesuaikan suhu
lingkungan untuk kebutuhan
pasien
6. Melakukan pendidikan
kesehatan tentang penyakit
demam tifoid
7. Berkolaborasi pemberian obat
antipiretik
8. Mengajarkan terapi non
farmakologi berupa kompres
bawang merah (evidance
based)
BAB IV
ANALISA JURNAL
FORM LAPORAN ANALISA JURNAL
5. Analisa Kritis
a. Bagaimana level pembuktian artikel/avidence based dalam hirarki evidance
based?
Jawab : Penelitian ini reliabel dan dapat dibuktikan karena dalam penelitian
ini adalah uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada intrumen/ alat ukur
thermometer digital yang sudah dikalibrasi (pengaturan akurasi alat ukur yang
standar) sehingga instrumen bersifat reliabel.
b. Apakah jenis metodologi penelitian yang digunakan dalam artikel?
Jawab : Metode analisa data yang digunakan adalah dengan uji paired t-test.
Uji paired t-test merupakan salah satu dari uji komparasi (compare means),
berguna untuk menguji dua sampel yang saling berkorelasi/ berhubungan
yang biasa disebut sampel berpasangan. Dengan demikian uji paired t-test
digunakan untuk mengkaji keefektifan tindakan yang dilakukan dan
mengetahui perbedaan rata- rata sebelum dan sesudah dilakukan tindakan.
c. Apakah hasil penelitian ini reliabel dan relevan dengan kondisi di lapangan?
Jawab : Tidak, karena pasien di lapangan bukan merupakan anak, melainkan
remaja, dewasa muda dan dewasa tua
d. Bagaimana etika penelitian artikel yang ditemukan?
Jawab : Etika penelitian dengan menekankan prinsip-prinsip dalam etika
yang berlaku, meliputi lembar persetujuan menjadi responden tanpa nama,
dan menjaga kerahasiaan.
e. Bagaimana implikasi dalam keperawatan?
Jawab : Hasil dari penelitian dapat kita implikasikan dalam dunia
keperawatan yaitu teknik kompres bawang merah dalam menurukan suhu
tubuh.
6. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Ada pengaruh pemberian kompres bawang merah dalam menurunkan suhu
tubuh pada demam thypoid.
b. Saran
Pemberian terapi kompres bawang merah bisa dijadikan terapi alternatif bagi
seseorang yang mengalami demam thypoid.
BAB V
A. Kesimpulan
Demam thypoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu, gangguan pada
pencernaan dan gangguan kesadaran. Demam thypoid disebabkan oleh infeksi
Salmonella typhi. Perawatan yang bisa dilakukan untuk demam typhoid yaitu
a. Klien diistirahatkan 7 hari sampai 14 hari untuk mencegah komplikasi
perdarahan usus
b. Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya tranfusi bila
ada komplikasi perdarahan.
c. Diet yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein.
d. Pada penderita yang akut dapat diberikan bubur saring.
e. Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.
f. Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7 hari.
B. Saran
1. Terapi kompres bawang merah dapat dijadikan terapi suportif untuk pasien yang
mengalami demam thypoid agar dapat menurunkan suhu tubuhnya yang tinggi
2. Dalam asuhan keperawatan ini hanya menggunakan satu jurnal, diharapkan
untuk kedepannya lebih kreatif dalam pemilihan jurnal dan semua diagnosa yang
ditemukan pada klien bisa menerapkan jurnal dalam setiap implementasinya.
DAFTAR PUSTAKA
' LLO
HXP W
HUP LQDOLVP HP EHQWXNO
LP SRLG
SODTXHSD\ HUL . XP DQP HQHP EXVXVXV 5 HIHUHQVL
%% $ QRUHNVLD
1 2 &' LKDU
DSNDQQ\ HULDQDN + HUP DQ7+ HDW
KHU 1 DQGD,QW
HU
EHUNXUDQJ 0 DVXNDOLUDQGDUDK
1 ,& S . HW
W
LGDNVHLP EDQJDQQX
ULVLNXUDQJGDULNHEX
6HEDJLDQP DVXNNHO
SURSLD
DP LQD ( QGRNW
RVLQ EDNW
HULP LD
QDVLRQDO
' LDJQRVD. HSHUDZ DW
DQ -
( GLVL ( * &-DNDUW
D
/ DNXNDQSHQJ NDM LDQQ\ HUL WXKDQWXEXK
NRP SUHKHQVLI\ DQJ P HOL 7 HUM
DGLNHU
XVDNDQ
SXWLO
RNDVLNDUDNW HULVW
LN 0 DVXNNHDO
LUDQO
LP IH , QW
DQVDUL1 XUM
DQQDK5 R[ VDQD' HYL
RQVHWDW DXGXUDVLIUHNXHQ 7XP DQJ J RU 1 XUVLQJ2 XW
FDP HV&O
DVVLIRFDW
LRQ
VLNXDOLWDVLQWHQVLWDVDWDX 1 2 &' LKDU
DSNDQNHEXW
XKDQQXW
ULVLDQDNW
HU
0 HUDQJ VDQJSHOHSDVDQ 12& ( O
VHYLHU6LQJ DSRUH
EHUDWQ\ DQ\ HULGDQIDNW RU SHQXKL 0 HQ\ HU
DQJRUJ DQ5 ( 6 ] DW
SLURJ HQRO
HKOHXNRVLW
SHQFHW XV 1 ,&