Anda di halaman 1dari 7

UAS KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM

OLEH:

MARIA BEATRIKS ICE TAI

1806050131

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKUTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2021
PERTANYAAN

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan konservasi sumberdaya alam

2. Kawasan konservasi mempunyai karakteristik tertentu. Jelaskan

3. Jelaskan secara singkat bagaimana proses penetapan kawasan konservasi perairan di


Indonesia

4. Jelaskan perbedaan cagar alam dengan taman nasional

5. Jelaskan manfaat suatu area ditetapkan sebagai taman nasional

6. Jelaskan Pengertian dan Fungsi Sumber Daya Buatan

7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Suaka Perikanan

8. Jelaskan apa perbedaan Daerah Perlindungan Laut (DPL) dengan Kawasan Konservasi
Laut ( KKL).

9. Jelaskan bagaimana cara mengukur Kelangkaan Sumber Daya Alam

10. Beberapa masalah konservasi berkaitan dengan “ketidakbisaan” kegiatan konservasi dan
berkenaan dengan “keengganan” melakukan kegiatan konservasi. Jelaskan mengenai hal
tersebut.

JAWABAN
2
1. Konservasi adalah upaya yang dilakukan manusia untuk melestarikan atau melindungi
alam. Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Sedangkan menurut ilmu
lingkungan, konservasi adalah upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi,
transmisi, atau distribusi yang berakibat pada pengurangan konsumsi energi, dilain pihak
menyediakan jasa yang sama tingkatannya.

2. Kawasan konservasi mempunyai karakteristik sebagai berikut:


1) Karakteristik, keaslian, atau keunikan ekosistem (hutan hujan tropis yang meliputi
pegunungan, dataran rendah, rawa gambut, pantai)
2) Habitat penting atau ruang hidup bagi satu atau beberapa spesies (flora dan fauna)
khusus: endemik (hanya terdapat di suatu tempat di seluruh muka bumi), langka,
atau terancam punah (seperti harimau, orangutan, badak, gajah, beberapa jenis
burung seperti Cendrawasih, Kakatua, Julang Papua serta beberapa jenis
tumbuhan seperti Gaharu, dan beberapa jenis anggrek). Jenis-jenis ini biasanya
dilindungi oleh peraturan perundang-undangan.
3) Tempat yang memiliki keanekaragaman plasma nutfah alami.
4) Bentang alam (lanskap) atau ciri geofisik yang bernilai estetik atau ilmiah.
5) Fungsi perlindungan hidro-orologi: batu/tanah, air, dan iklim global.
6) Pengusahaan wisata alam yang alami (danau, pantai, keberadaan satwa liar yang
menarik).
3. Kawasan konservasi di perairan lahir dari 2 nomenklatur yaitu UU 45/2009 jo UU
31/2004 dan PP 602007 dengan nama Kawasan Konservasi Periaran (KKP), dan
nomenklatur UU 1/2014 jo UU 27/2007 dengan mahzab Kawasan Konservasi Pesisir dan
Pulau-pulau Kecil (KKP3K). Masing-masing kategori dijelaskan dalam Permen KP
23/2016 dan Permen KP 17/2008, dan Permen KP30/2010. Kategori kawasan konservasi
kemudian disesuaikan sebagaimana diatur dalam PERMEN KP Th. 2020 No. 31
(Pengelolaan Kawasan Konservasi). Permen KP tersebut menggabungkan dan
menyederhakan peraturan-peraturan sebelumnya, yakni Permen KP No. 17 Tahun 2008
tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; Permen KP No.
2 Tahun 2009 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Konservasi Perairan; Permen KP
No. 30 Tahun 2010 tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi
Perairan; dan Permen KP No. 47 Tahun 2016 tentang Pemanfaatan Kawasan Konservasi
Perairan. Dalam Permen KP No. 31 tahun 2020 tersebut, terdapat bentuk Pengelolaan
Kawasan Konservasi mulai dari Pembentukan, Pemanfaatan, Pengelolaan, hingga
Evaluasi, dengan menggunakan sistem Zonasi.

Berdasarkan Permen KP No. 31 Tahun 2020, Kawasan Konservasi dibagi menjadi 3


(tiga) kategori, yakni Taman, Suaka, dan Kawasan Konservasi Maritim.

3
a. Kategori Taman

Penetapan kawasan konservasi perairan dengan kategori taman dilakukan tujuan


untuk perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan keanekaragaman hayati
dan/atau sumber daya ikan. Fungsinya untuk mempertahankan dan meningkatkan
kualitas keanekaragaman hayati.

b. Kategori Suaka

Penetapan kawasan konservasi perairan dengan kategori suaka dilakukan tujuan


untuk perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan keanekaragaman hayati
dan/atau sumber daya ikan. Fungsinya untuk mempertahankan dan meningkatkan
kualitas sumber daya ikan.

c. Kategori Kawasan Konservasi Maritim

Penetapan kawasan konservasi perairan dengan kategori kawasan konservasi


maritim dilakukan tujuan untuk perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan Situs
Budaya Tradisional. Fungsinya untuk mempertahankan dan meningkatkan nilai
warisan budaya maritim dan nilai-nilai tradisional atau kearifan Lokal.

4. Kawasan cagar alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya
mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang
perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. Sedangkan Taman
Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola
dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi alam.

5. Pengelolaan taman nasional dapat memberikan manfaat antara lain:

a) Ekonomi: Dapat dikembangkan sebagai kawasan yang mempunyai nilai


ekonomis, sebagai contoh potensi terumbu karang merupakan sumber yang
memiliki produktivitas dan keanekaragaman yang tinggi sehingga membantu
meningkatkan pendapatan bagi nelayan, penduduk pesisir bahkan devisa negara.

b) Ekologi: Dapat menjaga keseimbangan kehidupan baik biotik maupun abiotik di


daratan maupun perairan.

c) Estetika: Memiliki keindahan sebagai obyek wisata alam yang dikembangkan


sebagai usaha pariwisata alam / bahari.

d) Pendidikan dan Penelitian: Merupakan obyek dalam pengembangan ilmu


pengetahuan, pendidikan dan penelitian.

4
e) Jaminan Masa Depan: Keanekaragaman sumber daya alam kawasan konservasi
baik di darat maupun di perairan memiliki jaminan untuk dimanfaatkan secara
batasan bagi kehidupan yang lebih baik untuk generasi kini dan yang akan datang.

6. Sumber daya buatan adalah hasil pengembangan dari sumber daya alam untuk


meningkatkan kualitas, kuantitas, dan/atau kemampuan daya dukungnya, antara lain
hutan buatan, waduk, dan jenis unggul, yang dalam pemanfaatan dan pengelolaannya
dapat menunjang tingkat perkembangan wilayah dengan tetap menjaga keseimbangan
ekosistem di wilayah tersebut. Konservasi sumber daya buatan dapat meliputi seluruh
kegiatan pemeliharaan yang mencakup preservasi, restorasi, rekonstruksi, adaptasi, dan
revitalisasi.

7. Suaka perikanan didefinisikan sebagai suatu kawasan sub-tidal di perairan laut kabupaten
(<4 mil laut) yang dilindungi secara permanen, dimana pengambilan sumberdaya ikan
sama sekali dilarang. Suaka perikanan berfungsi sebagai tempat yang aman untuk
mencari makan dan bertelur bagi beberapa biota laut, serta tempat persembunyian mereka
dari gangguan manusia. Suaka perikanan sangat penting dalam pengelolaan sumberdaya
ikan. Di dalam suaka perikanan, kegiatan yang bersifat ekstraktif (eksploitasi) sama
sekali tidak diperbolehkan. Sedangkan kegiatan yang non-esktraktif sangat dibatasi.

8. DPL merupakan suatu kawasan di pesisir dan laut yang dilindungi yang dibentuk dan
dapat ditetapkan oleh masyarakat di tingkat desa atau kampung melalui Perdes/Perkam.
Luasan DPL umumnya persentase luasan perairan wilayah desa atau kampung tersebut.
KKL merupakan suatu kawasan di pesisir dan laut yang dilindungi yang ditunjuk oleh
Bupati/Walikota/Gubernur dan ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan. Luasan
KKL dapat berada di wilayah kabupaten/kota (disebut sebagai kawasan konservasi laut
daerah) dan dapat berada di wilayah propinsi (antar kabupaten) atau antar propinsi
(disebut sebagai kawasan konservasi laut regional).

9. Mengukur Kelangkaan Sumber Daya Alam :

Kebenaran dari seluruh alat pengukur masih perlu dikaji bagaimana ketelitian dari alat
ukur tersebut. Pendekatan dengan biaya produksi, maupun scarcity rent harus dikaji ulang
mengingat kondisi pasar yang ada, khususnya apakah mekanisme pasar dapat bekerja
secara sempurna, tidak ada eksternalitas, dan tidak ada campur tangan pemerintah.
Pendekatan baik secara fisik maupun secara ekonomis sama-sama memiliki kelemahan.
Pendekatan secara fisik tidak memiliki kepastian mengenai besarnya persediaan.
Sedangkan pendekatan secara ekonomis memiliki kelemahan yaitu bila mekanisme pasar
tidak dapat bekerja secara sempurna. Oleh karena itu masih sulit untuk memastikan
kondisi dari sumber daya alam itu, apakah masih melimpah atau sudah langka adanya

10. Keengganan melakukan konservasi yang dimaksud di sini adalah adanya pertimbangan-
pertimbangan lain mengapa orang enggan atau tidak mau melakukan konservasi.
5
Pertimbangan-pertimbangan tersebut antara lain: apakah konservasi menguntungkan,
waktu perencanaan yang sangat panjang, risiko ketidakpastian, dan salahan keputusan.

1. Apakah konservasi menguntungkan. Prinsip konservasi sumber daya alam adalah


pengelolaan dalam waktu selama mungkin dan sering pula terjadi konservasi sumberdaya
alam tidak menguntungkan sipengelola dan bahkan tidak. diinginkan oleh masyarakat.
Konservasi sumberdaya alam tergantung pada beberap faktor, antara lain: jangka waktu
yang direncanakan, aspek-aspek konservasi, kemampuan pelaksanaan dalam cara
konservasi, dan adanya dampak konservasi sumber daya alam tertentu terhadap
sumberdaya alam lain (Suparmoko, 1997). Kemampuan memilih cara konservasi
Pemilihan cara konservasi tentu saja akan mempengaruhi tingkat keuntungan yang
diharapkan dari investasi sumber daya alam. Karena cara konservasi akan menentukan
kualitas dan kuantitas sumber daya alam yang dihasilkan pada waktu yang akan datang.
Adanya dampak konservasi terhadap sumber daya alam lainnya Konservasi harus
mempertimbangkan juga bagaimana pengaruhnya terhadap sumber daya alam lain,
sehingga dapat mempertimbangkan menguntungkan atau tidaknya konservasi sumber
daya alam tersebut.

2. Periode waktu perencanaan yang sangat panjang. Penyebab kedua yang menyebabkan
keengganan untuk melakukan konservasiadalah karena periode waktu perencanaan yang
sangat panjang. Selain alasan di atas, yang menyebabkan orang enggan melakukan
kegiatan konservasi dalam jangka waktu yang sangat panjang karena faktor tingkah laku
manusia, terutama selera terhadap sumber daya alam dalam jangka panjang tidak mudah
dianalisis dengan teori-teori ekonomi.

3. Risiko dan ketidakpastian. Risiko dapat diartikan sesuatu yang masih bisa diperkirakan
sebelurnnva. tetapi ketidakpastian (uncertainty) tidak dapat diperkirakan sebelumnya.
Masa yang akan datang sangatlah tidak pasti, sehingga hal inilah yang menyebabkan
orang enggan untuk memutuskan tindakan konservasi. Ketidakpastian muncul bisa
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu ketidakpastian teknologi dan ketidakpastian pasar
(Suparmoko, 1997).

 Ketidakpastian teknologi. Ketidakpastian teknologi merupakan ketidapastian dalam hal


memperkirakan kemajuan atau perkembangan teknologi, khususnya yang berhubungan
dengan penggunaan sumber daya alam. Misalnya pandangan yang optimis terhadap
kemajuan teknologi untuk menemukan sumber daya alam baru sebagai pengganti dari
sumber daya alam yang tidak pulih akan menyebabkan meningkatnya pengambilan
sumber alam yang tidak dapat pulih tersebut, sehingga pada gilirannya akan cederung
menguras sumber daya alam. Sebaliknya. Pandangan yang pesimis terhadap teknologi
menderong orang untuk menghemat sumber daya alam.

6
 Ketidakpastian pasar. Ketidakpastian pasar merupakan ketidakmampuan untuk menebak
atau memprediksi kondisi pasar di masa yang akan datang seperti yang berhubungan
dengan harga atau selera masyarakat terhadap suatu sumber daya alam. Misalnya faktor
selera, mungkin saja suatu sumber daya alam pada saat ini sangat diminati oleh
masyarakat, tapi belum tentu sumber daya alam tersebut terus menjadi minat atau
disenangi masyarakat pada masa yang akan datang.

4. Kesalahan keputusan. Faktor yang menyebabkan orang takut salah dalam mengambil
keputusan adalah karena tingginya ketidakpastian dan adanya pertimbangan. Keputusan
untuk melakukan pengambilan sumberdaya alam pada saat ini, berarti kehilangan di masa
depan (irrevessibility). Ide mengenai “irrevessibility” bermanfaat karena hak ini menarik
perhatian terhadap pilihan-pilihan yang dapat dikembalikan ke bentuk semula tetapi
memerlukan biaya yang sangat mahal.

Anda mungkin juga menyukai