OLEH:
1806050131
KUPANG
2021
PERTANYAAN
8. Jelaskan apa perbedaan Daerah Perlindungan Laut (DPL) dengan Kawasan Konservasi
Laut ( KKL).
10. Beberapa masalah konservasi berkaitan dengan “ketidakbisaan” kegiatan konservasi dan
berkenaan dengan “keengganan” melakukan kegiatan konservasi. Jelaskan mengenai hal
tersebut.
JAWABAN
2
1. Konservasi adalah upaya yang dilakukan manusia untuk melestarikan atau melindungi
alam. Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Sedangkan menurut ilmu
lingkungan, konservasi adalah upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi,
transmisi, atau distribusi yang berakibat pada pengurangan konsumsi energi, dilain pihak
menyediakan jasa yang sama tingkatannya.
3
a. Kategori Taman
b. Kategori Suaka
4. Kawasan cagar alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya
mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang
perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. Sedangkan Taman
Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola
dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi alam.
4
e) Jaminan Masa Depan: Keanekaragaman sumber daya alam kawasan konservasi
baik di darat maupun di perairan memiliki jaminan untuk dimanfaatkan secara
batasan bagi kehidupan yang lebih baik untuk generasi kini dan yang akan datang.
7. Suaka perikanan didefinisikan sebagai suatu kawasan sub-tidal di perairan laut kabupaten
(<4 mil laut) yang dilindungi secara permanen, dimana pengambilan sumberdaya ikan
sama sekali dilarang. Suaka perikanan berfungsi sebagai tempat yang aman untuk
mencari makan dan bertelur bagi beberapa biota laut, serta tempat persembunyian mereka
dari gangguan manusia. Suaka perikanan sangat penting dalam pengelolaan sumberdaya
ikan. Di dalam suaka perikanan, kegiatan yang bersifat ekstraktif (eksploitasi) sama
sekali tidak diperbolehkan. Sedangkan kegiatan yang non-esktraktif sangat dibatasi.
8. DPL merupakan suatu kawasan di pesisir dan laut yang dilindungi yang dibentuk dan
dapat ditetapkan oleh masyarakat di tingkat desa atau kampung melalui Perdes/Perkam.
Luasan DPL umumnya persentase luasan perairan wilayah desa atau kampung tersebut.
KKL merupakan suatu kawasan di pesisir dan laut yang dilindungi yang ditunjuk oleh
Bupati/Walikota/Gubernur dan ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan. Luasan
KKL dapat berada di wilayah kabupaten/kota (disebut sebagai kawasan konservasi laut
daerah) dan dapat berada di wilayah propinsi (antar kabupaten) atau antar propinsi
(disebut sebagai kawasan konservasi laut regional).
Kebenaran dari seluruh alat pengukur masih perlu dikaji bagaimana ketelitian dari alat
ukur tersebut. Pendekatan dengan biaya produksi, maupun scarcity rent harus dikaji ulang
mengingat kondisi pasar yang ada, khususnya apakah mekanisme pasar dapat bekerja
secara sempurna, tidak ada eksternalitas, dan tidak ada campur tangan pemerintah.
Pendekatan baik secara fisik maupun secara ekonomis sama-sama memiliki kelemahan.
Pendekatan secara fisik tidak memiliki kepastian mengenai besarnya persediaan.
Sedangkan pendekatan secara ekonomis memiliki kelemahan yaitu bila mekanisme pasar
tidak dapat bekerja secara sempurna. Oleh karena itu masih sulit untuk memastikan
kondisi dari sumber daya alam itu, apakah masih melimpah atau sudah langka adanya
10. Keengganan melakukan konservasi yang dimaksud di sini adalah adanya pertimbangan-
pertimbangan lain mengapa orang enggan atau tidak mau melakukan konservasi.
5
Pertimbangan-pertimbangan tersebut antara lain: apakah konservasi menguntungkan,
waktu perencanaan yang sangat panjang, risiko ketidakpastian, dan salahan keputusan.
2. Periode waktu perencanaan yang sangat panjang. Penyebab kedua yang menyebabkan
keengganan untuk melakukan konservasiadalah karena periode waktu perencanaan yang
sangat panjang. Selain alasan di atas, yang menyebabkan orang enggan melakukan
kegiatan konservasi dalam jangka waktu yang sangat panjang karena faktor tingkah laku
manusia, terutama selera terhadap sumber daya alam dalam jangka panjang tidak mudah
dianalisis dengan teori-teori ekonomi.
3. Risiko dan ketidakpastian. Risiko dapat diartikan sesuatu yang masih bisa diperkirakan
sebelurnnva. tetapi ketidakpastian (uncertainty) tidak dapat diperkirakan sebelumnya.
Masa yang akan datang sangatlah tidak pasti, sehingga hal inilah yang menyebabkan
orang enggan untuk memutuskan tindakan konservasi. Ketidakpastian muncul bisa
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu ketidakpastian teknologi dan ketidakpastian pasar
(Suparmoko, 1997).
6
Ketidakpastian pasar. Ketidakpastian pasar merupakan ketidakmampuan untuk menebak
atau memprediksi kondisi pasar di masa yang akan datang seperti yang berhubungan
dengan harga atau selera masyarakat terhadap suatu sumber daya alam. Misalnya faktor
selera, mungkin saja suatu sumber daya alam pada saat ini sangat diminati oleh
masyarakat, tapi belum tentu sumber daya alam tersebut terus menjadi minat atau
disenangi masyarakat pada masa yang akan datang.
4. Kesalahan keputusan. Faktor yang menyebabkan orang takut salah dalam mengambil
keputusan adalah karena tingginya ketidakpastian dan adanya pertimbangan. Keputusan
untuk melakukan pengambilan sumberdaya alam pada saat ini, berarti kehilangan di masa
depan (irrevessibility). Ide mengenai “irrevessibility” bermanfaat karena hak ini menarik
perhatian terhadap pilihan-pilihan yang dapat dikembalikan ke bentuk semula tetapi
memerlukan biaya yang sangat mahal.