Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN AKTUALISASI

UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM MELALUI


EDUKASI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR
DI RUANG RAWAT INAP KEBIDANAN RSUD RUPIT
KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA

DISUSUN OLEH :

AINIL MARDHIYAH, A.Md.Keb


NIP. 19940917 201902 2 006

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN II ANGKATAN IV
BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PEMERINTAH KOTA LUBUKLINGGAU
TAHUN 2020
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI

UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM MELALUI


EDUKASI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR
DI RUANG RAWAT INAP KEBIDANAN RSUD RUPIT
KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA

Disusun oleh :
AINIL MARDHIYAH, A.Md.Keb
NIP. 19940917 201902 2 006
RSUD RUPIT KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA

Telah Disetujui Tanggal Agustus 2020

Mentor, Peserta,

dr. Rosidah Ainil Mardhiyah, A.Md.keb


NIP. 19810225 201001 2 014 NIP. 19940917 201902 2 006
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI

UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM MELALUI


EDUKASI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR
DI RUANG RAWAT INAP KEBIDANAN RSUD RUPIT
KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA

Disusun oleh :
AINIL MARDHIYAH, A.Md.Keb
NIP. 19940917 201902 2 006
RSUD RUPIT KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA

Telah diseminarkan pada hari tanggal September 2020


Secara daring mmenggunakan aplikasi zoom meeting

Penguji, Coach,

Zulpikar, S.Sos
NIP. 19650831 198603 1 007 Yeti Zurida, S.IP., M.A.P
NIP. 19800129 200101 2 001

Mengesahkan :
a.n. Kepala BKPSDM Kota Lubuklinggau,
Kepala UPT Diklat,

Ichsanuddin, S.Pi, M.Si


Penata Tingkat I
NIP. 19770905 200312 1 006
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepda Allah SWT, shalawat dan salam
kepada Nabi Muhammad SAW karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya
penulis mampu menyelesaikan tugas kegiatan aktualisasi dengan baik dan tepat
pada waktunya.
Kegiatan aktualisasi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
pelatihan dasar CPNS Golongan II Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara.
Dalam kegiatan ini terdapat beberapa kegiatan yang penulis lakukan dengan
enerapkan nilai-nilai dasar dan peran keduduan ASN.
Pada kesempatan ini, tak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada :
1. Drs. Ralin Jufri, MM selaku Kepala BKPSDM Kabupaten Musi Rawas Utara
2. Zulpikar, S.Sos Kepala BKPSDM Kota Lubuklinggau selaku Penguji
3. Ichsanuddin, S.Pi., M.Si selaku Kepala UPT Diklat BKPSDM Kota
Lubuklinggau
4. Yeti Zurida, S.IP., M.A.P selaku Widyaiswara Pembimbing (Coach)
5. Dr. Rosidah Kepala Seksi Pelayanan Penunjang Medik RSUD Rupit
Kabbupaten Musi Rawas Utara selaku Mentor
6. Anggota Latsar ASN Muratara Angkatan IV dan V
7. Kedua orangtua dan rekan-rekan di RSUD Rupit serta semua pihak yang
telah membantu, semoga Allah SWT membalas dengan kebaikan yang
melimpah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kegiatan aktualisasi ini
masih jauh dari kesempurnaan, namun penulis berharap semoga laporan kegiatan
aktualisasi ini dapat bermanfaat dan menjadi referensi serta inspirasi untuk para
pembaca.
Lubuklinggau, 2020
Penulis

Ainil Mardhiyah, A.Md.Keb


NIP. 19940917 201902 2 006
PELAKSANAAN AKTUALISASI

1. Argumentasi Core Issue


Menyusui adalah suatu proses alamiah, walaupun demikian dalam
lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah
selalu mudah sehingga perlu pengetahuan dan latihan yang tepat. Fakta
menunjukkan terdapat 40% wanita yang tidak menyusui bayinya karena
banyak yang mengalami nyeri dan pembengkakan payudara. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan di Negara berkembang menunjukkan bahwa bayi
yang tidak diberi Air Susu Ibu akan memiliki resiko 6-10 kali lebih tinggi
meninggal pada beberapa bulan pertama, yang kemudian akan meningkatnya
Angka Kematian Bayi (AKB).
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi
dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Berdasarkan
penelitian Dini Iflahah di RSUD Sidoarjo didapatkan sekitar 46,7% ibu
menyusui dengan teknik menyusui yang benar dan 53,3 % ibu menyusui
dengan teknik yang salah. Keadaan tersebut menunjukkan masih banyak ibu
menyusui belum dapat menggunakan teknik yang benar.
Menyusui dengan teknik yang salah menimbulkan masalah seperti
puting susu menjadi lecet dan ASI tidak keluar secara optimal sehingga
mempengaruhi produksi ASI selanjutnya enggan menyusu.
Berdasarkan teori dan data yang ada penulis mengangkat isu dalam
aktualisasi ini ialah belum pahamnya ibu post partum tentang teknik menyusui
yang benar di ruang rawat inap kebidanan RSUD Rupit, dimana hal itu
disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu post partum tentang teknik
menyusui yang benar. Dalam mengangkat isu tersebut telah melalui analisis
penilaian isu berupa AKPK dan USG, sehingga terpilih isu dan penyebab
masalah prioritas. Dimana dari isu yang terpilih yaitu belum pahamnya ibu
post partum tentang teknik menyusui yang benar yang benar terjadi di ruang
rawat inap kebidanan yang mempengaruhi produktifitas ASI (Air Susu Ibu) dan
kegiatan menyusui pada ibu-ibu post partum yang di rawat di ruang rawat inap
kebidanan RSUD Rupit, dari isu tersebut juga terpiih masalah prioritas dimana
kurangnya pengetahuan ibu post partum tentang teknik menyusui yang benar
yang dalam hal ini sangat menentukan bagaimana kedepannya ia dapat
memberikan ASI pada bayinya dan harus segera mendapat penanganan dan
edukasi yang apabila dibiarkan berlanjut akan menimbulkan berbagai masalah
pada ibu dan bayi.
Isu terpilih tersebut juga didukung dengan keadaan dimana banyaknya
ibu post partum di ruang rawat inap kebidanan RSUD Rupit tidak dapat
menyusui bayinya dan memilih memberikan susu formula dengan berbagai
alasan seperti air susu belum ada, dan bayi tidak mau menghisap. Alasan-
alasan yang dikemukakan ibu post partum tersebut dikarenakan kurangnya
pengetahuan ibu post partum tentang teknik menyusui yang benar, jika ibu
post partum telah paham tentang teknik menyusui yang benar dan dapat
melakukannya dengan benar maka ibu dapat menyusui bayi dengan baik dan
bayi akan menghisap saat disusui.
Teknik menyusui sangatlah penting karena menyangkut kepentingan
orang banyak, dan akan mempengaruhi kehdupan dan keadaan ibu post
partum.

2. Strategi Pemecahan Masalah


Upaya peningkatan pengetahuan ibu post partum melalui edukasi
tentang teknik menyusui yang benar di ruang Rawat inap kebidanan RSUD
Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara. Untuk memenuhi gagasan masalah
diperlukan strategi untuk mencapainya dengan membuat leaflet, melakukan
edukasi, juga membuat lembar monitoring edukasi agar kegiatan edukasi
dapat beralan dengan baik dan dilakukan oleh seluruh petugas.

3. Ruang Lingkup Aktualisasi


Laporan aktualisasi ini mencakup isu yang terjadi di lingkungan kerja
penulis dan rencana kegiatan dalam penyelesaian isu tersebut di unit kerja
tempat penulis bertugas, yaitu ruang rawat inap kebidanan Rumah Sakit
Umum Daerah Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara. Kegiatan yang dilakukan
penulis pada aktualisasi ini dilakukan dengan menerapkan nilai-nilai dasar
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
serta berdasarkan kedudukan dan peran Aparatur Sipil Negara dengan
menegakkan prinsip Pelayanan Publik dan Manajemen ASN. Kegiatan ini
akan dilaksanakan selama habituasi yang berlangsung pada tanggal 28 Juli
sampai dengan 31 Agustus 2020.

4. Capaian Aktualisasi
Tabel 1. Kegiatan 1
Nomor / Judul Kegiatan Melakukan koordinasi dengan mentor
Tanggal Pelaksanaan Kegiatan 29 Juli 2020
Daftar Lampiran Bukti Kegiatan / 1. Foto kegiatan
Evidence 2. Surat pernyataan persetujuan mentor
Uraian kegiatan yang dilaksanakan diisi tentang
1. Tahapan kegiatan
a. Membuat janji dan menghubungi mentor
Pada kegiatan pertama yang di lakukan penulis berupa koordinasi
dengan mentor dimulai dengan membuatan janji dan menghubungi
mentor.

Gambar 1.1
Membuat janji dan menghubungi mentor

b. Menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan selama masa habituasi dan


tata cara pelaksanaannya
Saat bertemu dengan mentor penulis menyampaikan strategi dan
pelaksaan kegiatan selama masa habituasi kepada mentor.
Gambar 1.2
Menyampaikan rencana kegiatan
c. Meminta saran dan masukan
Penulis meminta saran serta masukan dari mentor terhadap
kegiatan aktualisasi selama masa habituasi.

Gambar 1.3
Meminta saran dan masukan
d. Meminta persetujuan mentor
Penulis meminta persetujuan dari mentor dalam melaksanakan
kegiatan aktualisasi selama masa habituasi.
Gambar 1.4
Surat pernyataan persetujuan mentor

2. Output / Hasil kegiatan


Output / hasil dari keempat tahapan kegiatan pada kegiatan koordinasi
dengan mentor ialah adanya persetujuan dari mentor.

3. Penerapan mata pelatihan pada pelaksanaan kegiatan


Pada kegiatan ini terdapat nilai Akuntabilitas dimana penulis
melakukan koordinasi dengan mentor dengan transparan menyampaikan
strategi dan pelaksanaan aktualisasi, dan juga penulis bertanggungjawab
atas kegiatan yang telah di direncanakan dan didiskusikan dengan mentor,
yang kemudian mentor memberikan kepercayaan kepada penulis untuk
melaksanakan kegiatan tersebut. Selain itu dalam melakukan koordinasi juga
mengandung nilai kejelasan dimana penulis menjabarkan strategi dan
kegiatan aktualisasi selama masa habituasi dengan jelas.
Nilai Nasionalisme pada kegiatan ini adalah nilai ketuhanan yaitu pada
saat melakukan koordinasi penulis memulai dan bertemu dengan mentor
dengan mengucapkan salam terlebih dahulu, dan juga tetap menjaga
tatabicara dengan sopan dan santun yang merupakan bagian dari nilai
kemanusiaan. Pada kegiatan koordinasi ini penulis lakukan dengan tatacara
diskusi dan menerima saran dan masukan dari mentor yang merupakan nilai
permusyawaratan, dan kemudian keadilan yang penulis lakukan saat
kegiatan koordinasi yaitu dalam melakukan diskusi tanpa mengganggu tugas
penulis dan mentor, adil antara tugas dan konsultasi.
Dalam kegiatan ini juga terdapat nilai Etika Publik, dimana pada saat
melakukan konsultasi ataupun diskusi dengan mentor penulis menerapkan
nilai menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama yang telihat ketika
penulis melakukan koordinasi dengan mentor yang juga merupakan bagian
dari konsultasi dan juga kerjasama, kemudian juga terdapat nilai membuat
keputusan berdasarkan prinsip keahlian dimana penulis mengajukan dan
mendiskusikan dengan mentor mengenai strategi kegiatan aktualisasi sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi penulis sebagai bidan. Dan juga menjunjung
tinggi etika luhur yaitu dengan melakukan diskusi dengan cara yang baik
berkata sopan serta bersikap yang santun. Kemudian juga saat melakukan
diskusi penulis mengutamakan pencapaian hasil dari diskusi tersebut, yaitu
kesepakatan atau persetujuan mentor terhadap isu terpilih.
Kegiatan koordinasi dengan mentor ini juga terdapat nilai Komitmen
Mutu yaitu nilai efektifitas dimana dalam melakukan koordinasi dengan
mentor efektif dalam menentikan strategi dan tatalaksana kegiatan aktualisasi
dalam masa habituasi. Bukan hanya itu pada kegiatan ini juga mengandung
nilai Anti Korupsi, yaitu dengan jujur mengemukakan pendapat mengenai
panatalaksaan kegiatan aktualisasi pada masa habituasi, dan juga mandiri
dalam menemukan strategi dalam menjalankan kegiatan aktualisasi yang
dikemukakan. Selain itu penulis juga disiplin dalam melakukan koordinasi
dengan tepat waktu dan tidak mengganggu tugas penulis dan mentor. Pada
kegiatan koordinasi ini penulis bekerja keras dalam menemukan dan
melakukan diskusi dengan mentor untuk pelaksaan kegiatan aktualisasi.
Peran dan kedudukan ASN pada kegiatan ini masuk pada bagian
Manajemen ASN, seperti halnya yang terlihat dalam pelaksanaan kegiatan
bahwa dalam melakukan kegiatan seorang ASN perlu adanya izin dan
melaporkan kegiatannya terhadap pimpinanannya, pada kegiatan ini penulis
melakukan koordinasi merupakan bagian dari izin dan laporan kepada atasan
langsung yang sekaligus merupakan mentor dari penulis.
4. Kontribusi terhadap visi / misi organisasi dan Penguatan nilai organisasi
Dengan melakukan koordinasi dengan mentor maka diharapkan visi
rumah sakit tercapai dengan memberikan pelayanan kesehatan yang
profesional dan bermutu serta terjangkau untuk lapisan masyarakat, karena
pada tahap koordinasi dilakukan diskusi dengan mentor dalam menentukan
kegiatan yang bermutu serta terjangkau bagi masyarakat.
Pada kegiatan ini juga menggambarkan nilai-nilai RSUD Rupit berupa
penerapan 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) yang dilihat pada saat
melakukan koordinasi dengan mentor, dimana saat bertemu dan berdiskusi
penulis menerapkan nilai organisasi ini, sebagai bentuk hormat serta sopan
santun dalam berdiskusi dan konsultasi.

5. Analisis dampak jika kegiatan tidak menerapkan mata pelatihan pada


pelaksanaan kegiatan
Dampak jika kegiatan tidak dilaksanakan dengan nilai-nilai dasar
ANEKA maka kegiatan tidak akan berjalan sesuai dengan apa yang
diharapkan. Tanpa tanggungawab dari penulis maka kegiatan yang telah
didiskusikan dengan mentor tidak akan berjalan dengan baik, dan juga
dengan tidak bersikap sopan dan santun akan menghambat jalannya diskusi
serta koordinasi dengan mentor yang dapat dianggap tidak menghargai
mentor sebagai atasan. Juga dengan bersikap jujur apabila tidak dilakukan
dalam melakukan koordinasi maka tahap diskusi akan terhambat, begitu juga
dengan ketidak disiplinan yang akan membuat mentor menunggu sehingga
diskusi tidak berjalan dengan efisien.

Tabel 2 : Kegiatan 2
Nomor / Judul Kegiatan Membuat leaflet teknik menyusui yang
benar pada ibu post partum
Tanggal Pelaksanaan Kegiatan 3 Agustus 2020
Daftar Lampiran Bukti Kegiatan / 1. Foto
Evidence 2. Leaflet
Uraian kegiatan yang dilaksanakan diisi tentang
1. Tahapan kegiatan
a. Mencari referensi tentang teknik menyusui yang benar
Dalam tahapan kegiatan pertama pada kegiatan membuat leaflet ini
penulis mencari beberapa referensi dalam pembuatan leaflet agar isi
leaflet sesuai dengan teori yang ada.

Gambar 2.1
Mencari referensi tentang teknik menyusui yang benar
b. Merancang materi leaflet tentang teknik menyusui yang benar
Setelah menemukan beberapa refensi yang tepat dalam
pembuatan leaflet penulis mencoba merancang leaflet sesuai dengan
referensi yang telah ditemukan.

Gambar 2.2
Merancang materi leaflet tentang teknik menyusui yang benar
c. Melakukan diskusi dengan Kepala Bagian Pelayanan Medik selaku mentor
Melakukan diskusi dengan Kasi Pelayanan penunjang Medik selaku
mentor mengenai leaflet yang telah penulis rancang, dan kemudian
mendapatkan persetujuan dari mentor atas rancangan leaflet tersebut.
Gambar 2.3
Melakukan diskusi dengan Kepala Bagian Pelayanan Medik selaku Mentor
d. Mencetak leaflet
Setelah rancangan leaflet yang telah dibuat penulis disetujui mentor
penulis mencetak leaflet yang akan digunakan dalam proses edukasi pada
ibu post partum tentang teknik menyusui.

Gambar 2.4
Mencetak leaflet

2. Output / hasil kegiatan


Output / hasil kegiatan dari tahapan-tahapan kegiatan yang telah
dilakukan penulis dalam kegiatan membuat leaflet teknik menyusui yang
benar pada ibu post partum berupa terlaksananya pembuatan leaflet.

3. Penerapan mata pelatihan pada pelaksanaan kegiatan


Pada kegiatan kedua ini terdapat nilai Akuntabilitas berupa
transparansi dalam menyertakan informasi pada leaflet, dan tanggungjawab
dalam membuat leaflet yang merupakan bagian dari kegiatan aktuaisasi yang
dilakukan penulis, dan jelas dalam membuat leaflet yaitu kejelasan dari isi
dan materi pada leafleat yang penulis buat. Kemudian konsistensi dalam
membuat leaflet yang dimulai dari mencari referensi, merancang, diskusi
dengan mentor dan mencetak leaflet yang telah disetujui mentor.
Dalam kegiatan ini juga mengandung nilai Nasionalisme yaitu nilai
ketuhanan dimana penulis mengucapkan salam saat menemui mentor untuk
melakukan diskusi, juga musyawarah dan kerjasama dalam melakukan
diskusi dengan mentor sebagai bagian proses pada kegiatan pembuatan
leaflet, dimana dengan melakukan musyawarah dan kerjasama penulis dapat
membuat leaflet yang bermanfaat dan yang disetujui oleh mentor. Kemudian
nilai saling menghormati dalam melakukan diskusi pembuatan leaflet, dengan
ini diskusi dapat berjalan dengan lancer dan mencapai hasil yang diinginkan.
Terdapat juga nilai Etika Publik yaitu sopan dan santun, dalam hal ini
penulis melakukan diskusi bersama mentor degan sikap yang sopan serta
tutur kata yang santun, sehingga tidak menyinggung dan dapat mencapai
tujuan diskusi sesuai dengan harapan. Dan juga dengan hormat dalam
melakukan diskusi dengan mentor agar diskusi berjalan lancer, juga disiplin
saat melakukan diskusi sesuai dengan waktu yang ditentukan. Selain itu juga
cermat dalam membuat leaflet, agar informasi pada leaflet benar sesuai
dengan referensi yang telah ada.
Kemudian dalam pembuatan leaflet juga terdapat nilai Komitmen
Mutu dimana pembuatan leaflet tentang teknik menyusui yang benar efektif
dalam memberikan informasi dan menjadi sarana dalam melakukan edukasi
juga dalam meningkatkan pengetahuan tentang teknik menyusui yang benar,
dan menurupakan inovasi yang ada pada RSUD Rupit terkhusus di ruang
rawat inap kebidanan, yang sebelumnya belum ada atau belum pernah
dilakukan. Kemudian dalam kegiatan ini jua terdapat nilai Anti Korupsi yaitu
jujur dalam menyampaikan dan mencari referensi bukan menyalin leaflet yang
sudah ada, juga kerja keras dalam membuat leaflet mulai dari mencari
referensi hingga akhirnya dapat mencetak leaflet yang telah disetujui oleh
mentor. Terdapat juga nilai mandiri dalam pembuatan leaflet dengan mencari
referensi, merancang, diskusi dengan mentor hingga mencetak leaflet yang
telah disetujui mentor. Juga berani membuat leaflet tentang teknik menyusui
yang belum ada sebelumnya di RSUD Rupit sesuai dengan yang telah
didiskusikan dengan mentor.
Bukan hanya itu pada kegiatan pembuatan leaflet ini juga
menunjukkan kedudukan dan peran ASN pada Manajemen ASN dimana
sebagai seorang ASN setiap kegiatan yang akan dilakukan termasuk dalam
pembuatan leaflet harus mendapat izin atau persetujuan dari atasan, dapat
terlihat dimana penulis melakukan diskusi terlebih dahulu kepada mentor
selaku atasan penulis sebelum mencetak leaflet yang telah dibuat.

4. Kontribusi terhadap visi / misi organisasi dan Penguatan nilai organisasi


Melalui pembuatan leaflet diharapkan dapat mewujudkan visi rumah
sakit yaitu “Menjadikan RSUD Rupit sebagai Pilihan Pertama dan Utama Bagi
Masyarakat Kabupaten Musi Rawas Utara dalam Hal Pelayanan Rumah
Sakit” dengan mendukung pencapaian Misi RSUD Rupit berupa “Peningkatan
kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana” yang dalam hal ini leaflet yang
penulis buat dapat menjadi sarana pelayanan kesehatan atau sarana edukasi
pasien yang berkualitas sesuai dengan Visi dan Misi RSUD Rupit.
Pada kegiatan ini juga menggambarkan nilai organisasi dalam hal ini
RSUD Rupit berupa Profesionalisme yang terlihat dalam menjalankan tugas
pada pembuatan leaflet, dimana penulis membuat leaflet secara profesional
dengan mencari referensi, melakukan diskusi hingga mencetak leaflet
tersebut.

5. Analisis dampak jika kegiatan tidak menerapkan mata pelatihan pada


pelaksanaan kegiatan
Dampak jika kegiatan ini tidak dilaksanakan dengan nilai-nilai dasar
ANEKA maka kegiatan ini tidak akan berjalan sesuai dengan apa yang
diharapkan. Bila penulis membuat leaflet dengan tidak bertanggungjawab
maka leaflet yang akan dihasilkan tidak akan sesuai harapan dan tidak akan
menjadi sarana edukasi yang berkualitas juga apabila dalam pembuatan
leaflet tidak mengandung nilai kejelasan maka leaflet tersebut tidak akan
mudah dipahami oleh penerima edukasi, sehingga edukasi yang diberikan
tidak akan mencapai hasil yang maksimal.
Sama halnya apabila penulis tidak melakukan musyawarah dan
kerjasama dengan mentor dalam pembuatan leaflet maka kegiatan ini akan
terhambat dan tidak akan sampai pada tahap pencetakan dikarenakan belum
adanya persetujuan dari mentor. Kemudian dalam melakukan diskusi apabila
penulis melakukannya dengan sikap yang tidak menunjukkan sopan dan
santun yang akan membuat mentor tidak nyaman, maka tidak akan adanya
kesepatakan atau persetujuan dalam pembuatan leaflet. Dan juga tanpa kerja
keras dari penulis dalam pembuatan leaflet maka pembuatan leaflet akan
terhambat.

Tabel 3 : Kegiatan 3
Nomor / Judul Kegiatan Melakukan edukasi pada ibu post partum
tentang teknik menyusui yang benar di
ruang rawat inap kebidanan RSUD Rupit
Tanggal Pelaksanaan Kegiatan 7 – 31 Agustus 2020
Daftar Lampiran Bukti Kegiatan / 1. Foto kegiatan
Evidence 2. Video kegiatan
Gambar 3.1
Meminta kesediaan ibu post partum
b. Melakukan edukasi pada ibu postpartum tentang teknik menyusui yang
benar
Setelah ibu post partum tersebut bersedia menerima edukasi,
penulis memulai tahapan kedua kegiatan edukasi dengan memberikan
edukasi tentang teknik menyusui yang benar.

Gambar 3.2
Melakukan edukasi pada ibu post partum tentang teknik menyusui yang benar
c. Tanya jawab dengan ibu postpartum
Memberikan kesempatan pada ibu post partum bertanya apabila
ada hal yang kurang dipahami atau ingin diketahui mengetani teknik
menyusui yang benar yang telah di edukasikan oleh penulis.

Gambar 3.3
Tanya jawab dengan ibu post partum
2. Output dan hasil kegiatan
Output / hasil kegiatan dari tahapan kegiatan yang ada dalam
kegiatan melakukan edukasi pada ibu post partum ialah adanya ibu bisa
menyusui bayinya dengan benar.

3. Penerapan mata pelatihan pada pelaksanaan kegiatan


Pada kegiatan ini terdapat nilai Akuntabilitas berupa tanggung jawab
dimana penulis bertanggung jawab memberikan edukasi tentang teknik
menyusui yang benar kepada ibu post partum di ruang rawat inap kebidanan
sesuai dengan tempat penulis bertugas. Kemudian melakukan edukasi
dengan transparansi dalam memberikan edukasi dan informasi tentang teknik
menyusui yang benar pada ibu post partum, dan juga secara berintegritas
dalam memberikan edukasi pada ibu post partum juga secara profesional.
Dan dengan megakkan keadilan dalam melakukan edukasi pada ibu post
partum dengan tidak membeda-bedakan ibu yang satu dengan ibu yang lain.
Kemudian juga terdapat nilai Nasionalisme yaitu nilai ketuhanan
dimana dalam melakukan edukasi penulis memulai dengan mengucapkan
salam, juga nilai kemanusiaan yaitu penulis memberikan edukasi denngan
cara yang baik dan juga beradab, dan nilai persatuan dimana tidak membeda-
bedakan ibu postpartum yang akan menerima edukasi tentang teknik
menyusui yang benar, kemudian nilai keadilan dimana penulis memberikan
edukasi tentang teknik menyusui yang benar secara merata kepada seluruh
ibu post partu di ruang rawat inap kebidanan RSUD Rupit. Dan juga
berhubungan dengan nilai Etika Publik yaitu menjalankan tugas secara
profesional dan tidak berpihak dalam melakukan edukasi tentang teknik
menyusui yang benar pada ibu post partum, kemudian memelihara dan
menjunjung tinggi standar etika luhur dalam memberikan edukasi seperti
sikap sopan, ramah dan santun sehingga ibu post partum sebagai penerima
edukasi dapat menerima edukasi dengan baik, dan nilai mengharagai
komunikasi dalam memberikan edukasi dimana dalam memberikan edukasi
memberikan kesempatan ibu atau penerima edukasi bertanya apabila
terdapat hal yang belum dipahami ataupun kurang jelas. Selain itu juga
cermat dalam menyampaikan setiap edukasi yang diberikan, seperti
menyampaikan informasi atau edukasi dengan benar.
Nilai Komitmen Mutu yang terdapat dalam memberikan edukasi pada
ibu post partum dapat berupa efektifitas, yang dapat terlihat dimana dengan
memberkan edukasi tentang teknik menyusui yang benar pada ibu post
partum efektif dalam meningkatkan pengetahuan ibu post partum tentang
teknik menyusui yang benar.
Selain itu juga terdapat nilai Anti Korupsi pada kegiatan edukasi ini
yaitu nilai kerja keras, dimana penulis bekerja keras dalam melakukan
edukasi mulai dari meminta kesediaan ibu hingga memberikan edukasi dan
tanya jawab dengan ibu post partum yang menerima edukasi tentang teknik
menyusui yang benar. Kemudian juga terdapat nilai mandiri saat melakukan
edukasi tentang teknik menyusui yang benar dengan melakukan edukasi
langsung pada ibu post partum, dan berani menyampaikan edukasi sesuai
dengan telah direncanakan dan referensi yang ada untuk meningkatkan
pengetahuan ibu post partum tentang teknik menyusui yang benar.
Selanjutnya nilai disiplin, dimana penulis melakukan edukasi pada waktu yang
ditentukan dan pada jam tugas penulis.
Selain nilai-nilai ANEKA terdapat juga peran dan kedudukan ASN dala
memberikan edukasi tentang teknik menyusui yang benar pada ibu post
partum dalam Pelayanan Publik yang terlihat saat penulis memberikan
edukasi dibutuhkan partisipasi dari ibu post partum agar edukasi berjalan
dengan baik dan mencapai tujuan yang telah ditentukan.
4. Kontribusi terhadap visi / misi organisasi dan Penguatan nilai organisasi
Melalui pelaksanakan edukasi tentang teknik menyusui yang benar
pada ibu post partum berkontribusi terhadap misi rumah sakit, yaitu dalam
upaya memberikan pelayanan kesehatan yang profesional dan bermutu ,
dimana dengan memberikan edukasi tentang teknik menyusui yang benar
merupakan suatu upaya dalam meberikan pelayanan yang profesional dan
bermutu sesuai dengan bidang tugas penulis.
Pada kegiatan ini penguatan nilai organisasi yang mendukung adalah
dengan menerapkan 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) saat
memberikan edukasi tentang teknik menyusui yang benar pada ibu post
partum di ruang rawat inap kebidanan RSUD Rupit, dan juga Profesionalisme,
dimana penulis sebagai bidan melakukan asuhan kebidanan berupa edukasi
tentang teknik menyusui yang benar pada ibu post partum.

5. Analisis dampak jika kegiatan tidak menerapkan mata pelatihan


pada pelaksanaan kegiatan
Apabila pada kegiatan edukasi ini penulis tidak menerapkan nilai-nilai
ANEKA maka kegiatan edukasi tidak akan berjalan dengan lancar. Seperti
halnya jika penulis tidak menerapkan nilai Akuntabilitas yaitu tanggung
jawab dalam melakukan edukasi pada ibu post partum maka kegiatan
edukasi tidak akan berjalan, dan dalam meberikan edukasi penulis tidak
transaparan sehingga informasi yang diberikan pada ibu post partum tidak
akan maksimal. Begitu juga dengan integritas dimana penulis tidak
berintegritas kegiatan edukasi tidka berjalan dengan baik yang kemudian
melakukan edukasi dengan tidak profesional dan asal-asalan. Kemudian
tanpa nilai keadilan dalam memberikan edukasi maka akan banyak ibu post
partum tidka mendapatkan edukasi teknik menyusui yang benar dikarenakan
penulis hanya memilih ibu post partum tertentu.
Sama halnya juga dengan nilai Nasionalisme berupa ketuhanan
dimana penulis mengucapkan salam terlebih dahulu, apabila tidak dilakukan
menunjukkan kurangnya sikap baik dari penulis dalam melakukan edukasi
yang akan membuat penerima edukasi kurang nyaman sehingga edukasi
tidak berjalan dengan lancar, hal ini juga sama dengan nilai kemanusiaan
dalam melakukan edukasi dengan sikap baik dalam memberikan edukasi dan
jika tidak dilakukan penerima edukasi tidak akan menerima informasi saat
edukasi dengan baik. Begitu juga dengan nilai persatuan dan keadilan
dimana apabila nilai ini tidak diterapkan makan banyak ibu post partum yang
tidak mendapatkan edukasi sehingga peningkatan pengetahuan ibu post
partum tidak akan tercapai maksimal.
Kemudian nilai Etika Publik yaitu nilai menjalankan tugas secara
profesional dan tidak berpihak yang jika tidak diterapkan pada kegiatan ini
akan menimnulkan kesenjangan pengetahuan teknik menyusui yang benar
diantara ibu post partum di ruang rawat inap kebidanan RSUD Rupit,
memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur yang menjadi salah
satu nilai penting yang ada pada kegiatan ini dimana apabila tidak diterapkan
akan menjadikan kegiatan edukasi tidak lancara dan juga penerima edukasi
tidak dapat menerima edukasi dengan baik. Selanjutnya tanpa nilai
menghargai komunikasi dimana penerima edukasi dapat melakukan Tanya
jawab dengan penulis sebagai pemberi edukasi membuat kegiatan edukasi
akan terhambat, dan edukasi yang diterima tidak akan menjadi informasi yang
mendalam bagi penerima edukasi atau ibu post partum.
Juga pada nilai Komitmen Mutu yaitu efektifitas apabila kegitan
edukasi tidak begitu efektif dalam memberikan edukasi dan meningkatkan
pengetahuan ibu post partum tentang teknik menyusui yang benar maka
kegiatan ini tidaklah berhasil. Dan juga pada nilai Anti Korupsi berupa kerja
keras, mandiri, dan berani kegiatan edukasi ini bahkan tidak akan berjalan,
dan juga tanpa kedisplinan kegiatan edukasi akan berjalan tidak sesuai
dengan waktu yang ditentukan dan mungkin saja akan terlewatkan.

Tabel 4 : Kegiatan 4
Nomor / Judul Kegiatan Melakukan evaluasi teknik menyusui yang
benar pada ibu post partum di ruang rawat
inap kebidanan RSUD Rupit
Tanggal Pelaksanaan Kegiatan 7 – 31 Agustus 2020
Daftar Lampiran Bukti Kegiatan / 1. Foto kegiatan
Evidence 2. Video kegiatan

b. Mengevaluasi ibu dengan meminta ibu mengulang kembali teknik


menyusui yang benar
Setelah ibu setuju dan mengizinkan penulis melakukan evaluasi,
kemudian penulis melakukan evaluasi dengan meminta ibu mengulang
kembali teknik menyusui yang benar seperti yang telah penulis
edukasikan pada ibu sebelumnya.

c. Memberikan feedback kepada ibu postpartum


Kemudian setelah ibu mengulang kembali teknik menyusui yang
benar penulis memberikan feedback dengan memuji setiap teknik yang
benar dilakukan ibu dan memberi sedikit arahan apabila ada teknik yang
keliru.

2. Output dan hasil kegiatan


Output / hasil kegiatan dari tahapan-tahapan kegiatan dalam
melakukan evaluasi pada ibu post partum tentang teknik menyusui yang
benar yaitu terlaksananya evaluasi teknik menyusui yang benar.

3. Penerapan mata pelatihan pada pelaksanaan kegiatan


Pada kegiatan keempat ini yaitu melaksanakan evaluasi teknik
menyusui yang benar pada ibu post partum terdapat nilai Akuntabilitas yaitu
integritas dalam melakukan evaluasi teknik menyusui yang benar setelah
penulis memberikan edukasi sebelumnya pada ibu post partum juga
profesional dalam melakukannya, kemudian terdapat juga nilai tanggung
jawab saat penulis melakukan evaluasi yaitu penulis melakukan evaluasi dan
meminta ibu post partum mengulang kembali teknik menyusui yang benar
seperti edukasi yang telah penulis berikan sebelumnya. Terdapat juga nilai
keadilan saat penulis melakukan evaluasi, dimana penulis melakukan
evaluasi pada semua ibu post partum tanpa membeda-bedakan ibu post
partum yang telah diberikan edukasi. Selain itu juga ada nilai kejelasan yang
terlihat saat penulis meminta ibu post partum mengulangi kembali teknik
menyusui yang benar seperti yang telah diedukasikan sebelumnya sehingga
ibu post partum tersebut dapat paham dan jelas tentang teknik menyusui
yang benar.
Pada nilai Nasionalisme terdapat nilai kemanusiaan yaitu penulis
meminta ibu mengulangi teknik menyusui yang benar dengan cara yang baik
dan tetap menghormati ibu, kemudian nilai persatuan dan nilai keadilan
dimana penulis melakukan evaluasi kepada semua ibu post partum tanpa
mebedak-bedakan ras, bangsa, dan agama yang telah diberikan edukasi dan
melakukannya secara merata. Dan juga nilai permusyawaratan yaitu dengan
meminta ibu bekerjasama dan mendapatkan persetujuan dari ibu post partum
untuk meakukan evaluasi dengan mengulang kembali teknik menyusui yang
benar seperti yang telah penulis edukasikan.
Nilai Etika Publik pada kegiatan ini yaitu nilai sopan dan santun,
dimana penulis melakukan evaluasi atau meminta ibu mengulangi teknik
menyusui yang benar dengan sikap yang sopan dan perkataan yang santun.
Terdapat juga nilai menghargai komunikasi saat melakukan evaluasi dimana
penulis meminta ibu mengulangi teknik menyusui yang benar pada ibu post
partum setelah dilakukan edukasi hal ini merupakan bagian dari komunikasi
yang dilakukan penulis pada ibu post partum, dan juga nilai cermat dalam
melakukan evaluasi yaitu dengan melihat langkah-langkah teknik menyusui
yang dilakukan ibu post partum telah sesuai atau belum dengan yang telah
penulis edukasikan, jika masih terdapat kekeliruan maka penulis akan
memberikan arahan kembali agar teknik yang dilakukan benar. Selain itu juga
dengan sikap hormat dalam melakukan evaluasi dimana penulis meminta ibu
post partum mengulang teknik menyusui yang benar cara yang baik dan sikap
hormat.
Nilai Komitmen Mutu pada kegiatan evaluasi ini adalah nilai
efektifitas, dimana kegiatan evaluasi dengan meminta ibu post partum
mengulangi teknik menyusui yang benar seperti yang telah penulis
edukasikan sebelumnya efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan
memahami teknik menyusui yang benar. Selain itu juga terdapat nilai Anti
Korupsi yaitu kerja keras dengan melakukan evaluasi yang sebenarnya
dalam upaya meningkatkan pengetahuan ibu tentang teknik menyusui yang
benar, dan nilai disiplin saat melakukan evaluasi sesuai waktu yang di
tentukan yaitu setelah penulis memberikan edukasi teknik menyusui yang
benar. Juga berani dalam melakukan evaluasi yaitu penulis berani meminta
ibu post partum yang telah diberikan edukasi tentang teknik menyusui yang
benar untuk mengulangi kembali teknik menyusui yang benar, serta mandiri
dalam melakukan evaluasi dan meminta ibu post partum mengulang teknik
menyusui yang benar.
Selain nilai-nilai ANEKA terdapat juga peran dan kedudukan ASN saat
melakukan evaluasi yaitu Pelayanan Publik dimana dalam melakukan
evaluasi dibutuhkan partisipasi dari ibu post partum sebagai masayarakat
yang menerima pelayanan berupa pengulangan kembali teknik menyusui
yang benar.
4. Kontribusi terhadap visi / misi organisasi dan Penguatan nilai organisasi
Kegiatan evaluasi teknik menyusui yang benar pada ibu post partum
berkontribusi terhadap misi rumah sakit, yaitu dalam upaya memberikan
pelayanan kesehatan yang profesional dan bermutu, dimana dengan
melakukan evaluasi teknik menyusui yang benar pada ibu post partum
menjadikan pelayanan kesehatan dari edukasi menjadi pelayanan yang
bermutu dalam usaha meningkatkan pengetahuan ibu post partum tentang
teknik menyusui yang benar dan pelayanan yang profesional.
Pada kegiatan evaluasi ini penguatan nilai organisasi di RSUD Rupit
yaitu menerapkan 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) saat melakukan
evaluasi teknik menyusui yang benar, dimana penulis meminta memintak ibu
post partum mengulangi teknik menyusui yang benar dengan senyum, sapa,
salam, sopan dan santun. Kemudian nilai Profesionalisme yaitu sebagai bidan
penulis melakukan asuhan kebidanan berupa evaluasi setelah penulis
melakukan edukasi teknik menyusui yang benar untuk melihat peningkatan
pengetahuan ibu post partum tentang teknik menyusui yang benar setelah
dilakukan edukasi.
5. Analisis dampak jika kegiatan tidak menerapkan mata pelatihan pada
pelaksanaan kegiatan
Pada kegiatan evaluasi teknik menyusui pada ibu post partum ini bila
tidak menerapkan nilai-nilai ANEKA maka kegiatan ini tidak akan berjalan
sesuai dengan harapan. Pada nilai Akuntabilitas yaitu bila penulis tidak
menerapkan nilai integritas dan juga profesional dalam melaksanakan
evaluasi maka evaluasi yang dilakukan tidak akan mencapai hasil yang
maksimal. Kemudian apabila tidak menerapkan nilai tanggung jawab pada
kegiatan ini maka kegiatan evaluasi teknik menyusui yang benar tidak akan
berjalan dan tidak akan mencapai peningkatan pegetahuan ibu post partum
tentang teknik menyusui yang benar. Tanpa nilai keadilan kegiatan evaluasi
tidak akan mencakup pada seluruh ibu post partum yang ada di ruang rawat
inap kebidanan yang telah diberikan edukasi tentang teknik menysui yang
benar. Tanpa nilai kejelasan dalam melakukan evaluasi dan tidak melihat
kejelasan evaluasi tersebut saat ibu mengulangi langkah teknik menyusui
yang benar maka akan membuat evaluasi menjadi tidak maksimal.
Pada nilai Nasionalisme apabila tidak menerapkan nilai kemanusiaan
saat meminta ibu post partum mengulangi teknik menyusui yang benar
dengan cara yang baik maka evaluasi yang diinginkan tidak akan tercapai
dan ibu post partum tidak mau melakukan evaluasi. Begitu juga jika tidak
menerapkan nilai persatuan dan nilai keadilan maka evaluasi yang dilakukan
tidak akan mencakup pada seluruh ibu post partum di ruang rawat inap
kebidanan yanng telah diberikan edukasi tentnang teknik menyusui yang
benar. Juga apabila tanpa nilai permusyawaratan maka tidak akan ada kerja
sama antara penulis dan ibu post partum dalam kegiatan evaluasi, dan juga
tidak akan mendapatkan persetujuan dari ibu post partum untuk mau
mengulangi kembali teknik menyusui yang benar.
Kemudian nilai Etika Publik yaitu pada nilai sopan dan santun, yang
jika tidak diterapkan maka pelaksanaan evaluasi tidak akan berjalan dengan
baik dan ibu post partum yang akan merasa tidak nyaman. Sama halnya
dengan nilai menghargai komunikasi dimana dalam hal evaluasi dan meminta
ibu post partum mengulangi kembali teknik menyusui yang benar komunikasi
merupakan hal yang sangat penting yang bila tidak diterapkan maka
pelaksanaan evaluasi tidak akan berjalan denngan baik dan terhambat.
Kemudian tanpa nilai cermat dalam melakukan evaluasi teknik menyusui
maka penulis tidak dapat menilai apakah ibu post partum telah memahami
edukasi yang penulis berikan dari langkah-langkah teknik menyusui yang
benar yang berakibat tidak dapatnya meningkatkan pengetahuan ibu post
partum tentang teknik menyusui yang benar. Dan juga nilai hormat dalam
melakukan evaluasi juga penting karena jika tidak diterapkan maka
pelaksanaan evaluasi tidak berjalan dengan baik dan tidak mencapai hasil
yang diinginkan.
Begitu juga pada nilai Komitmen Mutu dimana pelaksanaan evaluasi
yang efektif yang apabila tidak efektif dalam meningkatkan pengetahuan ibu
post partum maka pelaksaan evaluasi akan menjadi sia-sia. Selain itu juga
pada nilai Anti Korupsi dengan nilai kerja eras, disiplin, berani, dan mandiri
yang apabila tidak diterapkan evaluasi tidak akan berjalan, peningkatan
pengetahuan ibu post partum tentang teknik menyusui yang benar akan sulit
tercapai.

Tebal 5 : Kegiatan 5
Nomor / Judul Kegiatan Membuat lembar monitoring edukasi
teknik menyusui yang benar
Tanggal Pelaksanaan Kegiatan
Daftar Lampiran Bukti Kegiatan / 1. Foto kegiatan
Evidence 2. Lembar monitoring edukasi
Pada kegiatan ini yaitu kegiatan membuat lembar monitoring edukasi
teknik menyusui yang benar terdapat nilai-nilai yaitu Akuntabilitas berupa
nilai transparansi dimana dalam melakukan konsultasi dengan mentor penulis
mengajukan materi dalam lembar monitoring yang penulis buat tanpa
menutup-nutupi materi dan informasinya, juga nilai tanggung jawab dengan
penulis membuat lembar monitoring dimulai dari mencari materi tentang
teknik menyusui, merancang lembar monitoring, berdiskusi dengan mentor,
hingga mencetak lembar monitoring. Juga terdapat nilai integritas dimana
penulis mencari materi, merancang dan menyampaikan pada mentor sesuai
dengan materi yang penulis temukan. Pada kegiatan ini juga teradapat nilai
kepercayaan dimana mentor mempercayakan pada penulis dalam mencari
dan membuat lembar monitoring edukasi.
Kemudian terdapat nilai Nasionalisme berupa nilai ketuhanan dimana
penulis mengucapkan salam terlebih dahulu saat bertemu dan aingin
melakukan konsultasi pada mentor, dan juga terdapat nilai musyawarah dan
nilai kerja sama saat melakukan konsultasi dengan berdiskusi dengan mentor
mengenai lembar monitoring yang telah penulis buat kemudian mentor
memberi masukan dan saran atas lembar monitoring tersebut. Kemudian
dengan nilai saling menghormati saat melakukan diskusi dan konsultasi
dengan mentor dalam pembuatan lembar monitoring edukasi sehingga
diskusi yang dilakukan berjalan lancar.
Kemudian pada nilai Etika Publik terdapat nilai sopan dan santun
saat melakukan diskusi sama halnya dengan saling menghormati dengan
sikap sopan dan tutur kata yang santun membuat diskusi menjadi nyaman
dan berjalan dengan lancar. Juga nilai cermat dalam membuat lembar
monitoring dimana penulis benar-benar teliti membuat lembar monitoring
sesuai dengan materi yang ada agar monitoring yang dilakukan baik dan
benar. Bersikap hormat juga dilakukan penulis saat melakukan diskusi atau
konsultasi dengan mentor dalam pembuatan lembar monitoring edukasi
sehingga diskusi berjalan dengan nyaman dan dapat mencapai hasil yang
diinginkan, dan juga disiplin saat melakukan diskusi sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan dan tidak mengganggu tugas mentor dan penulis.
Dan juga pada nilai Komitmen Mutu berupa nilai efektifitas dimana
dengan adanya lembar monitoring dapat memantau edukasi yang diberikan
dan efektif dalam menilai peningkatan pengetahun ibu post partum tentang
teknik menyusui yang benar, dan juga merupakan inovasi atau suatu hal yang
baru di RSUD Rupit terkhusus di ruang rawat inap kebidanan berupa lembar
monitoring edukasi. Kemudian nilai Anti Korupsi yaitu nilai jujur dalam
membuat lembar monitoring edukasi dan menyampaikan kepada mentor
materi yang telah penulis cari dan temukan, kemudian nilai mandiri dan nilai
kerja keras dalam membuat lembar monitoring edukasi dimana penulis
mencari referensi, merancang, diskusi dengan mentor hingga mencetak
lembar monitoring edukasi yang telah disetujui oleh mentor. Dan juga disiplin
dalam membuat lembar monitoring edukasi dalam melakukan diskusi sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan juga dalam pembuatan lembar
monitoring secara keseluruhan dan tidak meenunda-nunda kegiatan.
Selain itu juga terdapat kedudukan dan peran ASN pada kegiatan ini
yaitu Manajemen ASN dimana seorang ASN dalam melakukan tugas dan
kegiatan yang dilakukan seoarng ASN harus dilaporkan dan mendapat
persetujuan dari atasan/pimpinan dalam hal ini mentor penulis, penulis
berdiskusi dan meminta persetujuan dalam membuat lembar monitoring dari
mentor.
4. Kontribusi terhadap visi / misi organisasi dan Penguatan nilai organisasi
Pada kegiatan membuat lembar monitoring edukasi tentang teknik
menyusui yang benar diharapkan dapat mewujudkan visi Rumah Sakit yaitu
“Menjadikan RSUD Rupit sebagai Pilihan Pertama dan Utama Bagi
Masyarakat Kabupaten Musi Rawas Utara dalam Hal Pelayanan Rumah
Sakit” yang berkontribusi dalam mendukung pencapaian Misi RSUD Rupit
yaitu Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana, dimana
dalam hal ini penulis membuat lembar monitoring edukasi yang merupakan
bagian dari peningkatan sarana edukasi atau sarana pelayanan kesehatan di
RSUD Rupit.
Penguatan nilai organisasi dalam hal ini RSUD Rupit dari kegiatan
membuat lembar monitoring edukasi teknik menyusui yang benar yaitu
profesionalisme dalam menjalankan tugas berupa pembuatan lembar
monitoring yang penulis lakukan mulai dari mencari materi tentang teknik
menyusui yang benar, merancang lembar monitoring edukasi, diskusi dengan
mentor hingga mencetak lembar monitoring edukasi.
5. Analisis dampak jika kegiatan tidak menerapkan mata pelatihan pada
pelaksanaan kegiatan
Nilai-nilai mata pelatihan berupa nilai-nilai ANEKA jika tidak diterapkan
dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi pada membuat lembar monitoring
edukasi teknik menyusui yang benar maka kegiatan tidak akan berjalan
dengan baik dan mencapai hasil yang tidak maksimal. Seperti pada nilai
Akuntabilitas yaitu nilai transparansi apabila tidak diterapkan maka diskusi
dengan mentor dalam pembuatan lembar monitoring edukasi tidak akan
mencapai hasil yang diharapkan dan akan sulit untuk mendapatkan
persetujuan dari mentor, juga jikan tidak menerapkan nilai tanggung jawab
maka pembuatan lembar monitoring edukasi akan sulit terwujud dimana
semua tahapan kegiatan akan tertunda yang juga menunjukkan bahwa dalam
melakukan kegiatan dengan tidak berintegritas dan tidak profesional. Oleh
karena itu penulis juga tidak akan mendapatkan kepercayaan dari mentor
dalam melaksanakan kegiatan untuk membuat lembar monitoring edukasi
dan kegiatan aktualisasi tidak akan berjalan.
Pada nilai Nasionalisme apabila nilai ketuhanan tidak diterapkan
akan menjadi kesan kurang baik saat melakukan diskusi dengan mentor dan
hasil yang diinginkan tidak maksimal. Kemudian tanpa nilai musyawarah dan
tanpa nilai kerjasama maka diskusi tidak akan mencapai titik temu dan tidak
akan sampai pada tahap mencetak lembar monitoring karena tidak mendapat
persetujuan mentor. Juga apabila nilai saling menghormati tidak diterapkan
pada kegiatan ini akan membuat diskusi berlangsung tidak nyaman dan hasil
yang diharapkan tidak sesuai keinginan.
Kemudian pada nilai Etika Publik berupa nilai sopan dan santun bila
tidak diterapkan maka salam halnya dengan saling menghormati sehingga
diskusi tidak akan mencapai hasil yanng diinginkan karena ketidak
nyamanan, dan apabila tidak terdapat nilai cermat maka dalam membuat
monitoring materi yang ada tidak berkesesuaian dan terdapat banyak
kekeliruan di dalamnya. Kemudian nilai hormat seperti sebelumnya apa bila
tidak diterapkan maka timbul ketidak nyamanan saat melakukan diskusi
dengan mentor, dan kegiatan membuat lembar monitoring edukasi tedak
berjalan maksimal.
Begitu juga pada nilai Komitmen Mutu apabila tidak efektif dalam
memantau kegiatan edukasi teknik menyusui yang benar dan peningkatan
pengetahuan ibu post partum maka tidak akan meningkatankan mutu Rumah
Sakit, juga inovasi dari lembar monitoring tidak akan tercapai. Dan nilai Anti
Korupsi yaitu nilai jujur, mandiri, dan nilai kerja keras tidak diterapkan maka
pembuatan lembar monitoring edukasi teknik menyusui yang benar mulai dari
mencari materi tentang teknik menyusui yang benar, merancang lembar
monitoring, diskusi dengan mentor, dan mencetak lembar monitoring edukasi
tidak akan berjalan. Kemudian pada nilai disiplin bila tidak diterapkan maka
lembar monitoring edukasi akan tertunda dan tidak akan selesai pada
waktunya.

Tabel 6 : Kegiatan 6
Nomor / Judul Kegiatan Melakukan sosialisasi lembar monitoring
edukasi kepada petugas di ruang rawat
inap kebidanan RSUD Rupit
Tanggal Pelaksanaan Kegiatan
Daftar Lampiran Bukti Kegiatan / 1. Foto kegiatan
Evidence 2. Video kegiatan
3. Daftar hadir sosialisasi
Setelah mengundang dan peserta sosialisasi hadir maka penulis
melakukan sosialisasi lembar monitoring edukasi teknik menyusui yang
benar.

2. Output dan hasil kegiatan


Output / hasil kegiatan pada kegiatan sosialisasi lemabr monitoring
edukasi kepada petugas di ruang rawat inap kebidanan RSUD Rupit yaitu
terlaksananya sosialisasi tentang lembar monitoring edukasi teknik menyusui
yang benar.

3. Penerapan mata pelatihan pada pelaksanaan kegiatan (Mata Pelatihan yang


ada pada agenda 2 dan Agenda 3)
Pada kegiatan sosialisasi lembar monitoring edukasi ini terdapat nilai-
nilai mata pelatihan yang diterapkan yaitu nilai Akuntabilitas berupa nilai
transparansi dimana penulis melakukan sosialisasi dengan menjelaskan
maksud dari lembar monitoring dan tujuan dari adanya lembar monitoring
tersebut dengan jelas yang juga bagian dari nilai kejelasan dan tanpa
mengurangi atau merahasiakannya, juga nilai tanggung jawab dalam
melakukan sosialisasi dan melakukan tanya jawab apabila ada hal yang
kurang peserta sosialisasi pahami mengenai lembar monitoring edukasi
tersebut. Juga nilai integritas dan profesionalisme saat melakukan sosialisasi,
dimana penulis melakukan sosialisasi sesuai dengan materi dan lembar
monitoring edukasi yang telah penulis buat.
Selain itu juga terdapat nilai Nasionalisme berupa nilai ketuhanan
saat penulis membuka sosialisasi dengan mengucapkan salam terlebih
dahulu. Kemudian juga nilai kemanusiaan dimana penulis melakukan
sosialisasi dengan cara dan tutur kata yang baik untuk menghargai dan
mencapai sosialisais yang baik dan lancar, dan juga terdapat nilai persatuan
dan nilai keadlian yaitu disaat penulis melakukan sosialisasi dengan adil
tanpa membeda-bedakan staf rawat inap kebidanan yang akan diberikan
sosialisai dan dilakukan secara merata pada seluruh staf rawat inap
kebidanan.
Juga terdapat nilai Etika Publik yaitu nilai menjalankan tugas secara
profesional dan tidak berpihak dimana saat melakukan sosialisasi lembar
monitoring edukasi pada staf rawat inap kebidanan sesuai dengan materi dan
diberikan pada seluruh staf. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika
luhur dalam melakukan sosialisasi yaitu dengan bersikap sopan dan bertutur
kata yang santun saat menyampaikan dan melakukan kegiatan sosialisasi
lembar monitoring edukasi, juga menghargai komunikasi ketika melakukan
sosialisasi dengan memberikan sosialisasi kemudian menerima tanggapan
serta tanya jawab dengan peserta sosialisasi yang merupakan bagian dari
komunikasi saat sosialisasi. Kemudian cermat dalam melakukan sosialisasi
dengan menjelaskan dengan benar mengenai tujuan dan fungsi dari lembar
monitoring edukasi serta dan tata cara pengisian lembar monitoring edukasi.
Terdapat juga nilai Komitmen Mutu yaitu efektifitas dimana dengan
sosialisasi efektif dalam menjelaskan dan juga efektif dalam menjalankan
edukasi teknik menyusui yang benar yang akan dijalankan oleh staf rawat
inap kebidanan. Kemudian nilai Anti Korupsi berupa nilai jujur dan nilai kerja
keras dimana penulis jujur dalam menjalankan sosialisasi, dan dengan
sungguh-sungguh melakukan sosialisasi lembar monitoring edukasi tersebut
mulai dari membuat undangan dan mengundang staf rawat inap kebidanan
kemudian melakukan sosialisasi. Kemudian penulis melakukan sosialisasi
dengan mandiri dengan mengundang staf rawat inap kebidanan melalui
pesan singkat pada aplikasi whatsapp, kemudian melakukan sosialisasi
secara langsung. Dan juga disiplin dalam melakukan sosialisasi sesuai
dengan waktu yang ditetapkan dan tidak mengganggu tugas petugas rawat
inap kebidanan.
Selain nilai-nilai ANEKA terdapat juga kedudukan dan peran ASN
yaitu partisipatif, dimana pada saat sosialisasi partisipasi peserta sosialisasi
sangat butuhkan agar sosialisasi dapat berjalan, dan juga rensponsif yaitu
ketika sosialisasi berlangsung peserta sosialisasi memberikan respon yang
baik dan melakukan tanya jawab tentang lembar monitoring edukasi teknik
menyusui yang benar.
4. Kontribusi terhadap visi / misi organisasi dan Penguatan nilai organisasi
Pada kegiatan melakukan sosialisasi lembar monitoring edukasi
kepada petugas di ruang rawat inap kebidanan RSUD Rupit diharapkan dapat
mewujudkan visi Rumah Sakit yaitu “Menjadikan RSUD Rupit sebagai Pilihan
Pertama dan Utama Bagi Masyarakat Kabupaten Musi Rawas Utara dalam
Hal Pelayanan Rumah Sakit” yang berkontribusi dalam mendukung
pencapaian Misi RSUD Rupit yaitu dalam upaya memberi-kan pelayanan
kesehatan yang profesional dan bermutu, dimana dengan melakukan
sosialisasi lembar monitoring edukasi teknik menyusui yang benar diharapkan
semua petugas rawat inap kebidanan dapat melakukan edukasi tentang
teknik menyusui yang benar dan dapat meningkatkan mutu pelayanan di
Rumah Sakit.
Penguatan nilai organisasi pada kegiatan sosialisasi lembar
monitoring edukasi ini yaitu dalam menerapkan 5S (senyum, sapa, salam,
sopan, santun) saat memberikan sosialisasi, yaitu ketika penulis melakukan
sosialisasi dengan ramah dan senyum, dan diawali dengan salam dan sapa
pada peserta sosialisasi, dan menyampaikan sosialisasi dengan sopan dan
santun.
5. Analisis dampak jika kegiatan tidak menerapkan mata pelatihan pada
pelaksanaan kegiatan
Apabila nilai-nilai mata pelatihan atau nilai-nilai ANEKA tidak
diterapkan saat melakukan kegiatan sosialisasi lembar monitoring edukasi
maka sosialisasi tidak akan berjalan sesuai harapan dan sulit diterima peserta
sosialisasi. Pada nilai Akuntabilitas yaitu jika tidak menerapkan nilai
transparansi dalam menjelaskan maksud dan tujuan dari dilakukannya
sosialisasi dan tujuan lembar monitoring edukasi maka peserta tidak akan
paham dalam pengisian lembar monitoring dan edukasi teknik menyusui yang
benar yang seharusnya dilakukan oleh petugas rawat inap kebidanan tidak
aakn tercapai dan ini juga menunjukan tidak diterapkannya nilai kejelasan
dalam sosialisasi. Dan juga jika tidak diterapkannya nilai tanggung jawab dan
nilai integritas dalam melakukan sosialisasi maka sosialisasi tidak akan
berjalan atau berjalan dengan hasil yang tidak maksimal.
Kemudian juga pada nilai Nasionalisme yaitu pada nilai ketuhanan
dimana mengucakpan salam saat memulai sosialisasi dan nilai kemanusiaan
dengan bersikap baik dan beradab saat melakukan sosialisasi kemudian jika
kedua nilai tersebut tidak diterapkan maka akan terjadi ketidak nyamanan
saat sosialisasi sehingga tujuan sosialisasi tidak akan tercapai dengan baik.
Juga apabila tidak menerapkan nilai persatuan dan nilai keadilan dalam
melakukan sosialisasi maka sosialisasi tidak akan sampai pada seluruh
petugas rawat inap kebidanan secara merata kemudian edukasi dan
pengisian lembar monitoring edukasi tidak dapat dilakukan oleh seluruh
petugas rawat inap kebidanan.
Juga pada nilai Etika Publik yaitu apabila tidak menerapkan nilai
menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak maka sosialisasi
yangn diberikan tidak akan maksimal dan tidak mencakup kepada seluruh
petugas rawat inap kebidanan secara keseluruhan. Kemudian memelihara
dan menjunjung tinggi standar etika luhur atau bersikap sopan santun jika
tidak diterapkan maka sosialisasi yang dilakukan tidak akan baik dan nyaman
sehingga peserta sosialisasi tidak dapat menerima atau memahami isi
sosialisasi dengan baik, dan juga bila tidak menerapkan menghargai
komunikasi dimana dapat dilakukan tanya jawab dalam sosialisasi maka hasil
sosialisasi yang diterima tidak mendalam. Dan juga jika penulis tidak cermat
dalam menyampaikan dan melakukan sosialisasi maka akan banyak hal
penting dalam sosialisasi yang tidak terasampaikan dan hasil sosialisasi tidak
akan maksimal.
Pada nilai Komitmen Mutu yaitu efektifitas apabila sosialisasi tidak
efektif dalam menjelaskan tujuan dan pengisian lembar monitoring edukasi
maka kegiatan sosialisasi yang dilakukan tidak berhasil dan edukasi teknik
menyusui yang benar yang seharusnya dilakukan oleh seluruh petugas rawat
inap kebidanan tidka akan tercapai.
Kemudian pada nilai Anti Korupsi yaitu nilai jujur, kerja keras, dan
juga mandiri apabila tidak diterapkan dalam melakukan sosialisasi maka
sosialisasi tidak akan berjalan lancar dan baik bahkan tidak akan terlaksana.
Kemudian tanpa nilai disiplin maka sosialisasi tidak akan berjala tepat waktu
dan dapat mengganggu aktifitas atau tugas petugas rata inap kebidanan dan
juga penulis.

5. Analisis Dampak
Teknik menyusui yang benar merupakan cara dalam melakukan
kegiatan menyusui dengan perlekatan serta posisi ibu dan bayi dengan benar.
Melalui teknik menyusui yang benar maka akan tercapai kegiatan menyusui
yang optimal dan terpenuhinya nutrisi bayi yang diperlukan dan diperoleh dari
ASI (Air Susu Ibu). Proses menyusui dengan teknik yang benar tidak dipahami
dan diketahui oleh semua orang dan ibu-ibu khususnya ibu post partum yang
memiliki bayi dan sangat membutuhkan ASI.
Ketidak pahaman dan kurangnya pengetahuan ibu-ibu post partum
mengenai teknik menyusui yang benar akan berpengaruh pada pemberian
ASI pada bayinya, sehingga banyak yang lebih memilih untuk memberikan
susu formula pada bayinya karena merasa kurangnya asupan nutrisi yang
diterima bayi dari ASI yang diberikan. Pada kasus ini pengetahuan ibu post
partum sangat mempengaruhi terhadap produktifitas ASI dan optimalisasi
pemberian ASI pada bayi. Pemberian susu formula pada bayi akan
mengurangi daya tahan tubuh bayi yang seharusnya didapat pada ASI.
Ibu yang tidak dapat menyusui bayinya umumnya akan mengalami
nyeri dan pembengkakan payudara, tentu saja hal tersebut akan
mempengaruhi keadaan ibu dan juga bayi. Begitu juga pada ibu yang
memberikan ASI dengan teknik yang salah maka akan terjadi hal-hal seperti
puting susu lecet, produksi ASI tidak optimal hingga bayi enggan menyusu
yang kemudian mempengaruhi kebutuhan nutrisi bayi yang tidak dapat
tercukupi dari ASI.
Kesalahan dan kurangnya pengetahuan ibu post partum mengenai
teknik menyusi yang benar dapat diatasi dengan memberikan edukasi pada
ibu post partum tentang teknik menyusui yang benar, yang kemudian
diharapkan ibu-ibu post partum tersebut dapat memberikan ASI pada bayinya
secara optimal dan sesuai dengan kebutuhan nutrisi bayi tanpa menggunakan
susu formula. Kemudian terpenuhinya nutrisi bayi sesuai dengan
kebutuhannya, dan juga keadaan ibu yang sehat.
6. Kendala dan Solusi
Dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi terdapat beberapa kendala
dan solusi dari kendala yang dihadapi yaitu:
a. Melakukan koordinasi dengan mentor
Pada saat kegiatan koordinasi dengan mentor penulis tidak
mendapatkan kendala baik saat menemui dan melakukan diskusi serta
koordinasi dengan mentor selaku Kepala Seksi Pelayanan Penunjang
Medik dan atasan langsung penulis, dimana pada kegiatan ini mentor
memberikan masukan dan saran atas strategi dan kegiatan aktualisasi
yang dilaksanakan selama masa habituasi.

b. Membuat leaflet teknik menyusui yang benar pada ibu post partum
Saat melakukan kegiatan kedua yaitu membuat leaflet teknik
menyusui yang benar pada ibu post partum penulis menemukan kendala,
dan penulis dapat mencari referensi serta merancang leaflet yang
kemudian penulis diskusikan dengan mentor. Pada saat melakukan
diskusi mentor melihat dan memeriksa leaflet yang penulis rancang yang
kemudian disetujui mentor untuk dicetak dan perbanyak. Kemudian
penulis dapat mencetak leaflet sesuai dengan rancangan yang yang telah
disetujui oleh mentor.

c. Melakukan edukasi pada ibu post partum tentang teknik menyusui yang
benar di ruang rawat inap kebidanan RSUD Rupit
Pada saat melakukan kegiatan edukasi pada ibu post partum
tentang teknik menyusui yang benar penulis tidak menemukan kendala
dan ibu post partum yang diberikan edukasi dapat menyimak dan
memperhatikan dengan baik saat penulis menjelaskan teknik menyusui
dengan benar sembari memperlihatkan contoh pada gambar yang ada
pada leaflet yang telah penulis berikan.

d. Melakukan evaluasi teknik menyusui yang benar pada ibu post partum di
ruang rawat inap kebidanan RSUD Rupit
Ketika melakukan evaluasi teknik menyusui yang benar setelah
penulis memberikan edukasi yaitu dengan meminta ibu mengulangi
kembali teknik menyusui yang benar yang telah penulis jelaskan terdapat
kendala yaitu beberapa bayi dari ibu post partum yang menerima edukasi
tidur saat penulis memberikan edukasi sehingga bayi tidak mau menyusu
pada ibunya dan juga bayi yang sedang dalam keadaan tidak ingin
menyusu.
Solusi dari kendala tersebut yang penulis lakukan ialah, meminta
ibu menjelaskan langkah selanjutnya yang harus ibu lakukan setelah
merangsang bayi untuk membuka mulut dnegan tujuan agar bayi dapat
menyusu, dengan itu penulis dapat tetap menilai apakah ibu dapat
mengerti setiap langkah teknik menyusui yang telah penulis jelaskan

e. Membuat lembar monitoring edukasi teknik menyusui yang benar


Saat melakukan kegiatan ini penulis tidak menemukan kendala
sehingga penulis dapat mencari materi tentang teknik menyusui yang
sesuai dengan leaflet yang telah penulis buat, kemudian merancang
lembar monitoring edukasi, dan melakukan diskusi dengan mentor
mengenai lembar monitoring edukasi teknik menyusui yang benar yang
kemudian penulis mendapatkan saran dan sedikit perbaikan dari mentor.
Setelah melakukan perbaikan mentor memeriksa kembali dan menyetujui
lembar monitoring edukasi tersebut dan kemudian penulis mencetak serta
memperbanyak lembar monitoring edukasi teknik menyusui yang benar.

f. Melakukan sosialisasi lembar monitoring edukasi kepada petugas di ruang


rawat inap kebidanan RSUD Rupit
Pada kegiatan sosialisasi lembar monitoring edukasi kepada
petugas rawat inap kebidanan RSUD Rupit terdapat beberapa kendala
yaitu penulis tidak dapat mengumpulkan semua petugas atau staf rawat
inap kebidanan pada satu waktu dikarenakan jadwal dinas petugas yang
berbeda-beda dan keadaan saat ini dalam suasana pandemic yang tidak
memungkinkan mengumpulkan orang banyak. Sehingga solusi yang
dapat penulis lakukan yaitu dengan melakukan sosialisasi beberapa kali
sesuai dengan jadwal dinas petugas ruang rawat inap kebidanan.
Kemudian setelah melakukan sosialisasi mengikuti jadwal dinas
petugas ruang rawat inap penulis menemukan kendala berikutnya yaitu
terdapat beberapa pertugas yang tidak dapat hadir sesuai dengan jadwal
dinas mereka dikarenakan alasan tertentu. Sehingga solusi yang penulis
lakukan ialah memberikan penjelasan mengenai lembar monitoring
edukasi teknik menyusui yang benar pada saar pertukaran jam dinas.

Anda mungkin juga menyukai