LP Anemia
LP Anemia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Hemoglobinopati
b. Thalasemia
c. Kelainan enzim pada jalur glikolitik
d. Cacat sitoskeleton sel darah merah
e. Anemia persalinan kongenital
f. Penyakit Rh null
6
3. Klasifikasi Anemia
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagostik atau
dalam sistem retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Sebagai
efek samping proses ini, bilirubin yang terbentuk dalam fagosit akan
memasuki aliran darah. Setiap kenaikan dekstruksi sel darah merah
(hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma.
Konsentrasi normal nya 1 mg/dL atau kurang, bila kadar diatas 1,5 mg/dL
akan mengakibatkan interik pada sklera.
6. Manifestasi klinis
7. Penatalaksanaan Anemia
Pada konsep darah dijelaskan bahwa darah adalah suatu jaringan tubuh yang
terdapat dalam pembuluh darah yang berwarna merah. Warna merah itu keadaaan
nya tidak tetap tergantung pada banyak nya oksigen dan karbondioksida di
dalamnya. Darah memiliki fungsi seperti, sebagai alat pengukur oksigen, sebagai
pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun pada tubuh dan
sebagairegulasi untuk mempertahankan ph dan konsentrasi elektrolit, dalam
pembentukan darah memerlukan bahan – bahan seperti vitamin B12, asam folat,
zat besi, cobalt, magnesium, tembaga (Cu), senk (Zn), asam amino, vitamin C dan
B kompleks. Kekurangan salah satu unsur atau bahan pembentukan sel darah
merah mengakibatkan penurunan produksi atau Anemia (Wijaya & Putri, 2013).
Maka dari itu, pasien anemia akan terjadi gangguan kebutuhan cairan dan
gangguan kebutuhan cairan dan gangguan sirkulasi. Pada pasien anemia cairan
Ekstraseluler (CES) merupakan cairan yang terdapat di luar sel dan menyusun
sekitar 30% dari total cairan tubuh. CES meliputi cairan intravaskular, cairan
intertisial, dan cairan transeluler. Cairan interstitial terdapat dalam ruang antar
sel, plasma darah, cairan serebrol spinal, limfe, serta cairan rongga dan sendi.
Pada gangguan oksigen dan pertukaran gas pasien anemia akan kekurangan
oksigen yang menimbulkandampak yang bermakna, salah satunya adalah
penderita akan mengalamidyspnea (sesak nafas), gangguan oksigenasi, perubahan
nutrisi, sukar tidur istirahat tidak nyaman, pusing mudah lelah. Karena adanya
gangguan Kebutuhan oksigen dan pertukaran gas menyebabkan kurangnya suplai
oksigen ke bagian – bagian tubuh sehingga mempengaruhi mobilisasi pasien yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan fisiologinya yaitu kebutuhan aktivitas
(Mubarak & Chayatin, 2008).
Perencanaan adalah membantu klien untuk mengurangi keletihan, mencapai atau mempertahankan nutrisi yang adekuat,
mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat, mematuhi terapi yang telah di programkan, dan agar tidak mengalami komplikasi
(Padila, 2012).
1 2 3 4
1 Perfusi perifer tidak efektif Perfusi jaringan: perifer (407:447) Perawatan sirkulasi: (4066:391)
berhubungan dengan
penurunan konsentrasi
1. Pengisian kapiler jari 1. Lakukan penilaian yang komprehensif pada sirkulasi
hemoglobin
2. Suhu kulit ujung kaki perifer (CRT)
3. Kekuatan denyut nadi 2. Inspeksi kulit apakah terdapat luka tekan dan jaringan
DO:
4. Nilai rata – rata tekanan darah yang tidak utuh
5. Muka pucat 3. Mengintruksikan klien untuk merubah posisi setiap 2 jam
1. Pengisian kapiler > 3 detik sekali
16
| 2 3 4
1
2. Nadi perifer menurun Status sirkulasi (401:561) 4.Intruksikan klien mengenai faktor – faktor yang
atau tidak teraba mempengaruhi sirkulasi darah
3. Akral teraba dingin 1. Tekanan darah sistol dan diastol
4. Warna kulit pucat 2. Kelelahan 5. Pertahankan status hidrasi untuk menurunkan virkositas darah
5. Turgor kulit menurun 3. Pingsan
Manajemen Cairan (4120:157)
4. Implementasi
Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
telah di tetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan
data berkelanjutan, mengobservasi respon klien selama dan sesudah
pelaksanaan tindakan dan menilai data yang baru (Arif Muttaqin, 2009).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan
klien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada
tahap perencanaan. Menurut (Arif Muttaqin, 2009)
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12
Smeltzer & Bare. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan
Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan
Medika