Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan berkahnya sehingga modul Praktikum Fisiologi Tanaman Kelapa
sawit dan Karet untuk Program Studi Budidaya Perkebunan ini dapat diselesaikan.
Modul Praktikum Fisiologi Tanaman Kelapa sawit dan Karet ini menjadi acuan
bagi mahasiswa dalam melaksanakan praktikum berdasarkan mata kuliah yang
telah ditempuh.
Penyusunan modul praktikum disesuaikan dengan silabus perkuliahan
Fisiologi Tanaman Kelapa sawit dan Karet. Penyusun menyadari bahwa modul ini
masih jauh dari sempurna sehingga segala bentuk masukan yang kontruktif sangat
diharapkan dalam pengembangan dan perbaikan modul Praktikum Fisiologi
Tanaman Kelapa sawit dan Karet ini di masa yang akan datang.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
TATA TERTIB PESERTA PRAKTIKUM
iii
KETENTUAN PENILAIAN PRAKTIKUM
Dasar evaluasi dan penilaian pada Praktikum Fisiologi Tanaman Kelapa sawit
danKaret adalah sebagai berikut:
1. Kehadiran 10%
2. Responsi 40%
3. Laporan praktikum 30%
4. Video 20%
iv
FORMAT PENULISAN LAPORAN
I. COVER
II. PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang
2.2 Tujuan
III. TINJAUAN PUSTAKA
IV. BAHAN DAN METODE
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
VI. KESIMPUAN DAFTAR PUSTAKA
COVER
LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH
NAMA :
NIM :
KELAS :
KELOMPOK :
v
I. FOTOSINTESIS
Tujuan Praktikum:
Untuk membuktikan adanya gas oksigen sebagai hasil proses fotosintesis.
Untuk mengetahui pengaruh suhu, intensitas cahaya, dan NaHCO3 terhadap
kecepatan proses fotosintesis.
Untuk mengetahui peran cahaya dalam proses fotosintesis dan untuk
membuktikan bahwa hasil fotosintesis adalah glukosa berupa bahan organik
yang disimpan dalam bentuk amilum.
Landasan Teori
Fotosintesis adalah suatu proses pembuatan atau pembentukan makanan yang
dilakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang mengandung zat hijau daun
yaitu klorofil dengan bantuan bantuan energi cahaya matahari. Organisme
fotosintesis disebut fotoautrotof karena mereka dapat membuat makanannya sendiri
Ada empat hal penting yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis. Pertama air atau
H2O, lalu karbondioksida atau CO2, klorofil, dan terakhir cahaya matahari. Air
didapatkan tumbuhan dari dalam tanah yang diserap oleh akar dialirkan ke seluruh
bagian tumbuhan termasuk daun.
Kemudian karbondioksida didapatkan dari udara yang masuk melalui stomata.
Stomata ini letaknya di bagian bawah daun. Proses fotosintesis terjadi ketika
klorofil di daun menangkap cahaya matahari dan menggunakannya untuk
mengubah air dan karbondioksida menjadi gula dan oksigen. Pada proses
fotosintesis ini akan dihasilkan dua senyawa yaitu glukosa dan oksigen. Untuk
mengetahui fotosintesis menghasilkan O2, maka di lakukan percobaan ingenhouzs.
Salah satu hasil dari proses fotosintesis adalah C6H12O6 (glukosa atau
amilum). Komponen penyusun glukosa yaitu karbon (C), Hidrogen (H), dan
Oksigen (O). Komponen tersebut merupakan komponen sama yang menyusun
karbohidrat. Karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai
rumus (CH2)n (CH2O)n. Salah satu senyawa yang menyusun karbohidrat adalah
C6H12O6. Di dalam karbohidrat terdapat amilum atau zat tepung. Sebuah
percobaan dapat dilakukan untuk membuktikan bahwa proses fotosintesis
menghasilkan amilum. Untuk membuktikan adanya amilum (zat tepung) pada
proses fotosintesis ada sebuah uji coba yang disebut dengan percobaan Sachs.
1
Uji ingenhousz
Alat:
1. Beaker glass 500 ml 5 buah/klompok
2. Kertas Label
3. Corong gelas 75 mm 5 buah/klompok
4. Kawat penyangga 15 buah/klompok
5. Tabung reaksi 5 buah/klompok
6. Termometer 2 buah/kelas
7. Ember air
8. Kardus miniml ukuran 20 x 30 cm
Bahan:
1. Hydrilla verticilata
2. NaHCO3 sebanyak 15 g
3. Air hangat
4. Es batu
Gambar a.
Cara kerja:
1. Siapkan lima ikat Hydrila sp, masing-masing 4 atau 5 potong dengan panjang
minimal 7 cm
2. Tempatkan tanaman Hydrila di bawah corong di dalam beaker glass
3. Susunlah rangkaian percobaan menjadi seperti gambar di atas. Dengan
Cara:
a. Masukkan rangkaian percobaan tersebut ke dalam ember penuh air.
b. Penuhilah tabung reaksi dengan air, lalu tutupkan ke ujung corong.
c. Angkat hati-hati rangkaian percobaan tersebut. Pastikan tabung reaksi
2
tetap penuh dengan air.
4. Lakukan serangkayan percobaan sesuai tabel
5. Amati percobaan 1 hingga 5 selama 1 jam
6. Khusus percobaan 1 dan 5 setelah 1 jam tambahkan NaHCO3 5 g amati
selama 20 menit, serta es batu setelah 20 menit kemudian.
7. Amati gelembung udara dihasilkan dan hitung
8. Catat pula berapa volume gas yang terkumpul di tabung reaksi.
Tabel pengamatan1
Gelembung
Percobaan
1 Jam Pertama 20 Menit 20 Menit
1. Sinar matahari langsung
2. Sinar matahari langsung + 5 g NaHCO3
Catatan:
- * : Tidak ada
- ** : Sedikit
- *** : Banyak
3
Uji Sachs
Alat
1). Aluminium foil 7). Pinset
2). Isolasi 8). Kawat basah
3). Bunsen 9). Beaker glass 100 ml
4). Cawan petri 10). Pisau cutter
5). Kaki penyangga Bunsen 11). Pipet tetes
6). Beaker glass 500 ml 12). Gelas ukur 300ml
Bahan
1. Lugol 3. 50ml alkohol 95%
2. Daun karet,nangka dan sawit 4. air
Cara kerja:
1. Pembuatan sampel daun
1. Sampel daun Pertama
- Pilih daun karet,nangka dan sawit yang tidak terlalu muda dan tidak
terlalu tua (Daun masih melekat dipohon)
- Daun dibersihkan dari debu dan air
- Kemudian daun di tutup dengan menggunakan kertas aluminium foil
dan diikat dengan isolasi (Pastikan kertas aluminium foil tidak terlepas
saat terkena angin ataupun hujan)
Catatan:
- Pembuatan sampel dilakukan tiga hari sebelum memasuki laboratorim
- Waktu pembungkusan sebelum matahari terbit atau malam setelah
matahari terbenam.
2. Sampel daun Kedua
- Sampel daun ke dua tanpa perlakuan khusus
- sampel daun pada ranting yang sama
2. Pengujian sampel daun di laboratorim
- Panaskan air sebanyak 300 ml di dalam gelas kimia 500 ml
menggunakan bunsen hingga 70oC.
- Masukan sampel daun ke dalam gelas kimia 500 ml, panaskan dengan
4
bunsen selama 15 menit.
- Isi gelas kimia 100 ml dengan alcohol 95% sebanyak 50 ml.
- pindahkan sampel daun dengan pinset kedalam gelas kimia 100 ml.
- Masukan gelas kimia 100 ml ke dalam Gelas kimia 500 ml yang berisi air
panas menggunakan penjapit tabung reaksi, panaskan selama 13 menit.
- Angkat sampel daun menggunakan pinset, Letakkan daun di cawan petri,
lalu tetesi lugol dengan pipet tetes
- amati perbedaan warna pada sampel daun satu dan dua
2
II.TRANSPIRASI DAN EVAPORASI
Daun mempunyai peranan yang sangat penting dalam hal hilangnya molekulair
dari tumbuhan. Transpirasi dipengaruhi oleh besar-kecilnya luas permukaan daun,
jumlah stomata, jumlah bulu pada permukaan daun dan juga faktor luar seperti
intensitas cahaya, temperatur, kelembaban dan lain-lain. Transpirasi adalahkehilangan
air dalam bentuk uap dari permukaan sel-sel hidup. Transpirasi dari permukaan daun
terutama sekali berlangsung melalui stomata (disebut juga transpirasi stomata), tetapi
ada pula yang melalui kutikula (transpirasi kutikula).
Transpirasi dapat dipengaruhi oleh faktor dalam dan lingkungan. Faktor dalam
yang mempengaruhi transpirasi adalah jumlah dan letak stomata, tebal dan tipis
permukaan daun, tebal dan tipisnya kutikula, sedangkan faktor luar yang
mempengaruhi transpirasi adalah cahaya, suhu, kelembaban udara, angin dan
kandungan air tanah. Kehilangan air karena transpirasi terjadi di seluruh bagian
tanaman yang langsung bersentuhan dengan atmosfer luar. Tetapi yang terutama
adalah dari daun dan hampir seluruh transpirasi terjadi melalui pori-pori stomata.
Kutikula hanya melepaskan sejumlah kecil uap air, karena kutikula dari banyak
macam daun sangat tidak permeabel terhadap air.
Manfaat transpirasi bagi tumbuhan merupakan hasil sampingan dari akibat yang
merugikan. Alasan nyata adanya stomata adalah penyerapan CO2, dan akibatnya
yang tak menguntungkan adalah transpirasi. Tanpa transpirasi, sebenarnya tumbuhan
dapat hidup melengkapi daur hidupnya. Namun nyatanya, hasil sampingan dari
transpirasi dapat memberikan keuntungan pada tumbuhan, antara lain: mengangkut
mineral, mempertahankan turgiditas optimum, menghilangkan sejumlah besar bahang
dari daun.
3
Alat :
- Timbangan analitik
- Gunting satu buah
- Pensil satu buah
Bahan:
- Daun dari tiga jenis tanaman yang memiliki struktur daun berbeda tiga daun
satu jenis tanaman
- Kertas milimetr F4
Cara kerja:
a. Menghitung luas daun
1. Ambil lembaran daun dari tanaman ( 3 lembar), lalu tempelkan pada selembar
kertas yang telah diketahui berat dan luasnya
tas
5. Lakukan tiga ulangan pada percoban ini.
4
Tabel besar penguapan
No Tanaman Sampel Berat Awal Berat Akhir Selisih
1 Sawit A
B
2 Karet A
B
3 Legume cover crop A
B
Tujuan:
Mengetahui struktur umum stomata dan proses membuka
dan menutupnya stomata.
Bahan dan Alat:
Bahan: Daun dari berbagai tanaman monokotil dan dikotil Alat-alat:
1. Mikroskop 4. Larutan sukrosa
2. Kaca objek 5. NaCl 1M.
3. Cover glass
Cara kerja:
1. Teteskan akuadest pada permukaan kaca objek Buat sayatan tipis
permukaan epidermis atas dan bawah lembaran daun dari jenis yang
telah ditentukan, kemudian tempatkan pada tetesan akuadest pada kaca
objek, tentukan epidermis atas dan epidermis bawah.
5
2. Tutup secara hati-hati dengan cover glass dan amati dibawah
mikroskop dengan perbesaran kecil (4x10).
3. Fokuskan pengamatan pada 1-2 stomata dan tingkatkan perbesaran
sampai 40x10, kemudian gambarkan struktur stomata yang teramati
dibawah mikroskop.
4. Tetesi salah satu bagian dengan sukrosa dan dibagian sisi lainnya isap
akuadest menggunakan tissue sehingga akuadest diganti oleh sukrosa
dan amati perubahan yang terjadi pada stomata. Catat waktu yang
diperlukan untuk proses yang terjadi dan amati.
5. Kemudian tetesi kembali dengan akuadest pada salah satu sisi dengan
menghisap sukrosa pada sisi lainnya, amati perubahan yang terjadi dan
catat waktu yang diperlukan untuk perubahan tersebut. Tempatkan
pengamatan dengan cahaya langsung agar stomata memberikan respon
dengan akuadest.
6. Kemudian tetesi dengan NaCl dengan mengisap akuadest pada sisi
sebelahnyaserta amati perubahan yang terjadi pada stomata, catat waktu
yang diperlukan untuk perubahan tersebut.
7. Tetesi kembali dengan akuadest untuk melihat respon dari stomata,
amati waktu yang diperlukan untuk perubahan tersebut. Gambarkan
proses yang terjadi dengan berurutan.
8. Apa yang dapat disimpulkan dari percobaan tersebut, buatlah uraian
pada buku kerja.
6
III. Pertumbuhan Tanaman
Salah satu ciri kehidupan tumbuhan adalah bahwa tumbuhan itu mengalami
proses tumbuh. Tumbuh adalah kenaikan volume yang tidak dapat balik. Besarnya
pertumbuhan per satuan waktu disebut laju tumbuh. Laju tumbuh suatu tumbuhan
atau bagiannya berubah menurut waktu. Oleh karena itu, bila laju tumbuh
digambarkan dengan suatu grafik, dengan laju tumbuh pada ordinat dan waktu pada
absisa, maka grafik itu merupakan suatu kurva berbentuk S atau kurva sigmoid.
Kurva sigmoid pertumbuhan ini berlaku bagi tumbuhan lengkap,
bagianbagiannya ataupun sel-selnya. Kurva sigmoid berguna bagi para ahli dalam
melakukan penelitian-penelitian lebih lanjut tentang tumbuh dan perkembangan
tumbuhan, karena ia menunjukkan tahap-tahapan perkembangan. Dalam percobaan-
percobaan yang menggunakan tumbuhan hidup, fase perkembangan tanaman perlu
diperhatikan untuk dapat menganalisa suatu fenomena dengan tepat.
Para ahli biologi dan matematika telah berusaha untuk merumuskan suatu
persamaan matematika dari kurva tumbuh. Diharapkan dengan persamaan semacam
itu dapat diperkirakan secara tepat pertumbuhan mulai dari kecambah sampai masa
panen, hanya dengan menggunakan data pertumbuhan pada fase-fase dini. Hal ini
penting sekali baik untuk tujuan pengembangan teori maupun untuk keperluan
praktis. Proses tumbuh ini adalah suatu proses yang kompleks atau sulit sekali, baik
mengenai sifat tumbuhan maupun faktor lingkungannya.
Pertumbuhan yang terbesar merupakan pertumbuhan yang terdiri dari fase
membesar dan memanjang sel-sel. Oleh karena sukarnya kita mengukur fase
pertumbuhan ini, umpamanya mengukur volume, maka pada eksperimen ini kita akan
mengukur pertumbuhan perpanjangan dari akar, batang dan daun.
Meneliti laju tumbuh daun sejak dari embrio dalam biji sampai daun
mencapai ukuran tetap.
7
Bahan dan Alat:
Bahan tanaman : Biji tanaman jenis kacang-kacangan Alat-alat :
1. Kertas millimeter
2. Pisau silet
3. Pot berisi campuran pasir dan tanah dengan perbandingan 1 : 1
Cara kerja:
1. Rendam biji selama 2 sampai 3 jam dalam beaker glass, pilih 30
biji untuk percobaan.
2. Kupas 3 biji dan buka kotiledonnya, ukur panjang daun pada
embrionya dengan kertas millimeter, kemudian hitung nilai rata-
ratanya.
3. Tanam 25 biji dalam pot, siram dengan air, pelihara
dilaboratorium selama 2 minggu.
4. Adakan pengamatan sebagai berikut :
5. Ukur panjang daun dan petiolnya (daun pertama yang merupakan
sepasangdaun tunggal) pada umur 3, 5, 7, 10 dan 14 hari.
6. Pengukuran daun pada umur 3 dan 5 hari dilakukan dengan
menggali biji.Tiap pengukuran dilakukan terhadap 3 tanaman.
Jangan menggunakan biji-biji yang kelihatan tidak berkecambah.
7. Pengukuran selanjutnya dilakukan tanpa memotong
kecambah/tanaman. Gunakan selalu 3 tanaman yang sama untuk
pengukuran lanjutan ini.
8. Tentukan rata-rata panjang daun dari tiap-tiap seri pengukuran.
9. Buatlah grafik dengan panjang rata-rata daun (termasuk petiolnya)
sebagai ordinat dan waktu pengukuran (umur tanaman) sebagai
absis.