Anda di halaman 1dari 8

ISLAM DAN

MULTIKULTURISME

Nama : Masrochan
NIM : A2A021107
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikannafas
kehidupan, sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul

“Pendidikan Islam dan Multikulturalisme”.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu PendidikanIslam.
Akhirnya saya sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan
penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri saya sendiri dan
khususnyapembaca pada umumnya. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya
makalah ini.Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat
sayaharapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang
laindan pada waktu mendatang.

Demak,11 Januari 2022

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar belakang........................................................................................1

B.Rumusan masalah................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A.Pendidikan Islam...................................................................................2
B.Multikulturalisme..................................................................................4

1. Pengertian multikulturalisme.........................................................4

2. Perbedaan Kulturalisme dengan


MultiKulturalisme......................................................................................5

3. Multikulturalisme Menurut Al
Qur’an...............................................................................................................6

4.Perjalanan Menyambut Multikulturalisme di


Indonesia.........................................................................................................7

5. Islam terhadap Multikulturalisme..................................................10

6. Sikap Masyarakat Madani (Islam) Terhadap Multi-Kulturalisme.......


……………………………………………………………11

7. Ketika Multikulturalisme Menjadi Sebuah


Masalah.....................................................................................................14

8. Upaya Bersama di Dalam Menyikapi Sebuah


Multikulturalisme.................................................................................15

9. Pendidikan Multikultural..............................................................17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN
A .LATAR BELAKANG

Mempelajari filsafat pendidikan Islam berarti memasuki wilayah yang membahas suatu
bentuk pemikiran yang mendasar, sistematis, logis, dan universal tentang pendidikan
yangtidak hanya dilatarbelakangi oleh ilmu pengetahuan agama Islam, melainkan kita
dituntutuntuk mampu mempelajari ilmu-ilmu yang relevan dengan ilmu tersebut.
Melakukan pemikiran filosof pada hakikatnya adalah usaha untuk menggerakkan semua
potensi psikologismanusia, seperti ; pikiran, kecerdasan, kemauan, perasaan, ingatan serta
pengamatan pancaindera tentang gejala kehidupan, terutama manusia dan alam sekitarnya
(lingkungan pendidikan).

Filsafat pendidikan pada umumnya dan filsafat pendidikan Islam pada khususnya,adalah
bagian dari ilmu filsafat. Maka dalam mempelajari filsafat, perlu memahami terlebihdahulu
tentang pengertian filsafat terutama dalam hubungannya dengan masalah pendidikan
(pendidikan Islam). Secara harfiah, filsafat berarti “cinta kepada ilmu” yang berasal dari
Kata philo (cinta) dan Sophos (ilmu/hikmah). Secara historis, filsafat menjadi induk segala
ilmu pengetahuan yang berkembang sejak zaman Yunani kuno sampai zaman modern
sekarang.Huzayyin Arifin (2010 : 3)

Bila dilihat dari fungsinya, filasafat pendidikan Islam merupakan pemikiran mendasaryang
melandasi dan mengarahkan proses pelaksanaan pendidikan Islam itu sendiri. Olehkarena
itu, filsafat juga memberikan gambaran tentang sampai dimana proses tersebut
dapatdirencanakan dan dalam ruang lingkup serta dimensi bagaimana proses tersebut
bisadilaksanakan.

B.RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian pendidikan Islam?

2. Apa pengertian multikulturalisme?

3. Apa pengaruh multikulturalisme dalam kehidupan bangsa Indonesia?


BAB II

PEMBAHASAN

A.

PENDIDIKAN ISLAM

Pendidikan Islam adalah stu

di tentang proses kependidikan yang bertujuan untukmembentuk pribadi muslim


seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik berbentuk jasmaniyah maupun
rohaniyah, menumbuhsuburkan hubungan yang harmonissetiap pribadi manusia dengan
Allah, manusia dan alam semesta.

Lebih lanjut, dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1ayat
(1) dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkansuasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan Negara.

Dalam perspektif Islam, potensi diri manusia tersebut diistilahkan dengan fitrahmanusia.
Dengan demikian, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untukmewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mampumengembangkan potensi dirinya.

Bertolak dari pandangan Islam tentang manusia tersebut, menurut Muhammad


TolchahHasan yang dikutip Muhaimin, upaya pendidikan disamping berusaha untuk
mengembangkan potensi-potensi fithrah manusia, juga berusaha menyelamatkan dan
melindungi fitrah manusia,serta menyelaraskan fitrah mukhalafah dan fitrah munazzalah
dalam semua aspekkehidupannya.

Pada umumnya, Pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadimanusia


tersebut, juga harus dilakukan secara langsung dan bertahap, karena kematangan
danoptimalnya perkembangan dan pertumbuhan peserta didik berlangsung melalui proses
demi proses kearah tujuan secara bertahap dan terus menerus (kontiunitas). Suatu proses
yangdiinginkan dalam usaha kependidikan sebagaimana dimaksud adalah proses yang
terarah dan bertujuan, yakni usaha untuk mengarahkan peserta didik kepada arah yang
optimal sesuaidengan kemampuannya, dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu
terbentuknya kepribadian peserta didik yang utuh dan mantap sebagai manusia yang taat.

Dari kalangan pemikir Islam sebagai pemerhati pendidkan terutama pendidikan


Islam,memberikan definisi pendidikan Islam secara bervariasi. Antara lain:1.

Prof. Dr. Omar Muhammad Al-Tauny al-Syaebani memberikan definisi, bahwa


pendidikanIslam diartikan sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam
kehidupan pribadinyaatau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam
sekitarnya melalui proses

kependidikan… perubahan itu dilandasi dengan nilai

-nilai Islam. (
Muzayyin Arifin, 2010 : 15

).

2.

Lebih terperinci, Zarkowi Soejoeti yang dikutip Ngainun Naim & Achmad Sauqi (2010 :
32),memberikan beberapa pengertian pendidikan Islam, antara lain;

Pertama

, jenis pendidikandan penyelenggaraannya didorong oleh hasrat dan semangat cita-cita


untuk mengejawantahkannilai-nilai Islam, baik yang tercermin dalam nama lembaganya
maupun dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakannya.

Kedua

, jenis pendidikan yang memberikan perhatian dansekaligus menjadikan ajaran Islam


sebagai pengetahuan untuk program studi yangdiselenggarakannya.

Ketiga

, jenis pendidikan yang mencakup kedua pengertian di atas. Dalamhal ini, Islam
ditempatkan sebagai sumber nilai dan sebagai bidang studi yang ditawarkanmelalui
program studi yang diselenggarakan.

Dari ketiga pengertian pada poin dua di atas, dapat dipahami bahwa persoalan pendidikan
Islam bukan saja mengenai ciri khas suatu lembaga maupun memasukan pelajaran

agama sebagai bidang studi “baku” dalam kurikulum, melainkan bagaimana pendidikan
Islam

yang menyangkut hal fundamental dan urgensi bagi peserta didik bisa mengarah ketujuan
yangdiinginkan dan diyakini sebagai paling ideal. Atau dalam pembahasan filsafatnya dapat

diistilahkan sebagai peserta didik yang “

insan kamil

”.

Anda mungkin juga menyukai