MJ Y4 NGMy ZGY5 N2 Vi NM Yx Yj Q3 ZM NL MTky YTUw MWM1 Yj M0 YWFi Yz Ay YQ
MJ Y4 NGMy ZGY5 N2 Vi NM Yx Yj Q3 ZM NL MTky YTUw MWM1 Yj M0 YWFi Yz Ay YQ
ABSTRACT
Honey is known to contain variety of metals. This research was done to know the essential metal
content (V,Co and Ni) and to test the quality of forest honey located in Desa Sadar Kab. Bone. The
essential metals in honey sample were analyzed using ICP-OES instrument and the quality test of
the sample using bio-physical chemistry parameters such as water content, ash content, protein
and fat content. Average concentration of vanadium in honey is 0,0165 mg/L, whereas the
concentration of cobalt and nickel are 0,3604 mg/L and 0,1085 mg/L respectively. Water and ash
content are 24,83 % and 1,13 % respectively whereas protein and fat content of honey sample are
0,63 % and 0,5389 % respectively. The result shows all three essential metals and quality content
of honey fulfills both national and international standard.
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
Vanadium (V) Cobalt (Co) Nikel (Ni)
Gambar 1. Grafik Konsentrasi Mineral Esensial (V, Co dan Ni) dalam Sampel
Data hasil analisis kandungan dikaitkan dengan kondisi tanah yang kaya
mineral esensial (V, Co dan Ni) pada madu akan mineral kobalt. Menurut Sutripantri,
asal Desa Sadar Kab. Bone menunjukkan dkk., (1995), kandungan Co dalam tanah
bahwa mineral kobalt paling besar biasanya berkisar antara 1 – 40 µg/g tanah
konsentrasinya yaitu 0,3604 mg/L, kering. Hal ini menunjukkan bahwa secara
kemudian terbesar kedua yaitu mineral nikel alamiah tanah yang tidak dipupuk sudah
dengan konsentrasi 0,1085g/L serta mineral mengandung Co. Mineral kobalt juga
yang terakhir yaitu vanadium dengan diperlukan oleh tanaman, maka Co dalam
konsentrasi sebesar 0,0165 mg/L. tanah sebagian diserap oleh tanaman dan
Perbedaan konsentrasi mineral dalam sebagian lagi tercuci oleh air tanah
madu dipengaruhi oleh banyak faktor, antara (leaching).
lain: udara, air, tanah dan nektar bunga yang Hasil yang didapatkan cukup
dikonsumsi oleh lebah. Kandungan mineral menarik karena jika dibandingkan dengan
yang ada dalam madu alam akan tergantung madu lain yang telah diteliti, madu asal Desa
dari sari bunga yang dikonsumsi lebah dan Sadar Kab.Bone memiliki kelebihan bila
lahan tanam sumber sari bunga tersebut. dilihat dari kandungan mineral vanadium-
Kondisi geografis juga memiliki pengaruh nya. Bogdanov dkk., (2007) melakukan
terhadap kandungan mineral dalam madu penelitian tentang kandungan trace minerals
(Saputra, 2012). pada madu asal Swiss dan didapatkan hasil
Hasil analisis mineral dalam madu beberapa mineral seperti Mn, Fe, Ni, Cu dan
diperoleh kandungan kobalt dengan Zn tetapi tidak ditemukan mineral vanadium.
konsentrasi yang lebih besar dibanding Berbeda halnya dengan madu spanyol yang
mineral vanadium dan nikel. Hal ini dapat terbukti mengandung vanadium, kobalt dan
nikel dan beberapa trace minerals lainnya kandungan ketiga logam dalam sampel madu
(Bogdanov, dkk., 2007). asal Desa Sadar Kab. Bone masih dalam
Jika dibandingkan dengan trayek batas ambang yang wajar, karena berada
kandungan logam madu menurut IHC (2002) diantara trayek tersebut.
pada Tabel 1, dapat disimpulkan bahwa
Tabel 1. Hasil Analisis Kandungan Logam (V, Co dan Ni) dalam Madu Asal Desa Sadar Kab.
Bone
Sampel (mg/L) Rata-rata
Logam IHC
Madu 1 Madu 2 (mg/L)
Vanadium (V) 0,0116 0,0213 0,0165 0-0,13
Cobalt (Co) 0,3606 0,3601 0,3460 0,1-0,35
Nikel (Ni) 0,1181 0,0989 0,1085 0-0,051
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang mg/L dan 0,1085 mg/L. Madu yang berasal
telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dari Desa Sadar Kab. Bone memenuhi
konsentrasi mineral esensial (V, Co dan Ni) standar kualitas madu yang ditetapkan oleh
dalam madu adalah 0,0165 mg/L, 0,3460 SNI dan International Honey Comission.
REFERENSI
1. Adriani, R., 2011, Identifikasi dan Executive Director Office of the Federal
Karakterisasi Sifat Kimia dan Sifat Fisik Register, Washington.
dari Madu Asli dengan Madu yang Dijual 5. Arifin, Zainal., 2008, Beberapa Unsur
di Pasaran Medan, Skripsi tidak Mineral Esensial Mikro Dalam Sistem
diterbitkan, Departemen Kimia, FMIPA Biologi dan Metode Analisisnya, Jurnal
Universitas Sumatera Utara, Medan. Litbang Pertanian, 27 (3): 99-104.
6. Arinola, O.G., 2008, Essential Trace
2. Alqarni, A.S., Hannan, M.A., Owayss, Elements and Metal Binding Proteins in
A.A., and Engelm, S., 2011, The Nigerian Consumers of Alcohol
Indigenous Honey Bees of Saudi Arabia Beverages, Pakistan J. Nutr., 7(6): 763-
(Hymenoptera, Apidae, Apis mellifera 765.
jemenitica Ruttner): Their natural history 7. Astuti, N., 2014, Kajian Senyawa Volatil
and role in beekeeping.- Zookeys, 134: Madu Trigona Sulawesi Selatan sebagai
83-98. Antimikroba, Skripsi, Program
3. Anklam, E., 1998, A review of the Pascasarjana Universitas Hasanuddin,
Analytical Methods to Determine the Makassar.
Geographical and Botanical Origin of 8. Badan Penelitian dan Pengembangan
Honey, Food Chem., 63: 549–562. Hutan, 2012 Roadmap Penelitian
4. AOAC international,1990, Official Perlembahan, Kementrian Kehutanan,
Methods of Analysis Volume 1, The Riau.
9. Badan Standarisasi Nasional Indonesia, 2/31/1716/luas-kawasan-hutan-dan-
2013, SNI-3545-2013 : Madu, Badan kawasan-konservasi-perairan-indonesia-
Standarisasi Nasional Indonesia, Jakarta. menurut-provinsi-berdasarkan-sk-
10. Badan Pusat Statistik, 2017, Luas menteri-kehutanan.html, diakses tanggal
Kawasan Hutan dan Kawasan Konservasi 16 Juli 2018)
Perairan Indonesia Menurut Provinsi 11. Bengsch, E., 1992, Connaissance du miel
Berdasarkan SK Menteri Kehutanan, Des oligo-éléments pour la santé, Review
(https://www.bps.go.id/statictable/2013/1 of France Apiculture, 569: 383–386.