9.1. Pendahuluan
Majalah the economist merumuskan bahwa seorang moneteris adalah seorang ekonom
yang mempertahankan keyakinannya bahwa kinerja ekonomi adalah ditentukan hampir
semata-mata oleh perubahan penawaran uang. Dalil kaum moneteris bahwa kesehatan atau
kestabilan ekonomi dapat dikendalikan dengan sangat baik melalui perubahan pada
penawaran uang oleh lembaga negara (bank sentral). Faktor pendorong dan mendasari
keyakinan pada kaum moneteris adalah dampak inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi
atau kesehatan ekonomi adalah sangat negatif dan percaya sekali bahwa dengan
mengendalikan penawaran uang merupakan cara paling ampuh mengendalikan tingkat
inflasi. Pada Bab ini kita akan membahas posisi kaum moneteris dan melihat bagaimana dan
mengapa moneteris menekankan sangat penting untuk mengendalikan penawaran uang.
Pertama, mari kita lihat pada latarbelakang historis berkembangnya terhadap pemikiran kaum
moneteris.
1
dari revolusi Keynesian adalah menyerang teori kuantitas uang dari ekonom klasikal. Pada
kenyataannya, dengan sangat cepat ekonom Keynesian berpendapat bahwa peranan
penawaran uang sangat tidak penting untuk meningkatkan pendapatan di ekonomi. Ekonom
moneteris bereaksi dengan berusaha keras untuk membuktikan pentingnya penawaran uang
dan menekankan pentingnya kebijakan moneter dibandingkan dengan kebijakan fiskal.
Daripada hanya berusaha untuk memberikan atau membuat batasan atau rumusan
tentang aliran meneteris, kita lebih baik membuat beberapa dalil yang sangat penting tentang
karakteristik dari posisi atau pemikiran dasar kaum moneteris.
2. Pada jangka panjang, pengaruh penawaran uang adalah penentu tingkat harga dan
besaran nominal lainnya. Pada jangka panjang, variabel ril, seperti tingkat output
ril dan lapangan kerja adalah ditentukan berdasarkan nilai ril, bukan faktor
moneter.
3. Pada jangka pendek, penawaran uang mempengaruhi nilai variabel ril. Uang adalah
faktor dominan penyebab terjadi kondisi bersifat siklus pada tingkat output dan
lapangan kerja atau pengangguran.
Berdasarkan keempat dalil tersebut, dua kesimpulan atau kesepakatan yang sangat
penting untuk stabilitas ekonomi adalah:
1. Stabilitas pada pertumbuhan penawaran uang adalah krusial atau sangat penting
untuk kestabilan ekonomi. Para moneteris percaya bahwa stabilitas ekonomi adalah
terbaik dicapai melalui adopsi peraturan tingkat pertumbuhan pada penawaran
uang. Milton Friedman (seorang ekonom Amerika yang sangat dikenal
mempunyai keyakinan sangat tinggi kepada pasar bebas kapitalisme. Dia
mengembangkan banyak teori tentang pasar bebas yang berlawanan dengan
pemikiran ekonom kaum Keynesian tradisional. Friedman juga berpendapat bahwa
2
peranan kebijakan moneter yang menciptakan depresi ekonomi dapat
diperdebatkan atau disangkal) sudah lama menyampaikan pendapat tentang
perlunya peraturan tingkat pertumbuhan uang yang konstan. Para moneteris
lainnya lebih memilih peraturan yang lebih fleksibel (tidak konstan). Tetapi pada
umumnya kaum moneteris lebih memilih peraturan yang tegas daripada
mengandalkan diskresi di dalam membuat keputusan.
2. Kebijakan fiskal mempunyai dampak sistematik kecil terhadap baik pendapatan ril
dan ataupun pendapatan nominal. Kebijakan fiskal tidak efektif untuk alat
menstabilkan ekonomi.
Dalil pertama kaum moneteris adalah bahwa tingkat aktivitas ekonomi pada nilai
dollar sekarang adalah ditentukan terutama oleh penawaran uang. Elemen penting pada dalil
tersebut adalah bahwa arah sebab-akibat adalah diasumsikan untuk dari uang menjadi
pendapatan. Untuk hampir semua peristiwa di ekonomi, perubahan pada penawaran uang
adalah diasumsikan untuk penyebab perubahan pada pendapatan nominal. Jumlah dan tingkat
pertumbuhan penawaran uang adalah diasumsikan ditentukan oleh bank sentral.
Dalil kedua kaum meneteris menyatakan bahwa pada jangka panjang, aktivitas
ekonomi diukur dengan nilai dollar ril (setelah dikurangi tingkat inflasi) tidak tergantung
pada kuantitas uang. Pada jangka panjang, tingkat output ril adalah ditentukan dengan faktor
ril, seperti persediaan barang modal, jumlah dan kualitas tenaga kerja, dan tingkat teknologi
yang dikuasai. Jika pada jangka panjang, tingkat aktivitas ekonomi ril adalah tidak
terpengaruh oleh kuantitas uang, sedangkan tingkat aktivitas ekonomi dalam pengertian
nominal hampir sama sekali ditentukan oleh penawaran uang, hal tersebut disebabkan bahwa
dampak uang pada jangka panjang adalah mempengaruhi tingkat harga.
Dalil ketiga menyatakan bahwa pada jangka pendek tingkat output ril dan lapangan
kerja adalah sangat kuat dipengaruhi oleh perubahan pada penawaran uang. Tingkat harga
juga dipengaruhi, tetapi pada jangka pendek, harga termasuk tingkat upah nominal (harga
pekerja), adalah tidak fleksibel secara sempurna. Jadi, ketika kuantitas atau jumlah uang
beredar berubah, pada jangka pendek, harga tidak dapat menyesuaikan secara penuh terhadap
terjadinya perubahan pada jumlah uang, Sehingga tingkat output dan lapangan kerja adalah
juga dipengaruhi.
3
Dalil keempat menyatakan bahwa sektor privat (perusahaan dan rumahtangga) adalah
bukan sebagi sumber penyebab ketidakstabilan pada ekonomi. Sebagaimana dinyatakan oleh
seorang ekonom moneteris yang bernama Karl Brunner bahwa sektor privat adalah berperan
sebagai peredam utama (essentially a shock-absorbing), menstabilkan dan secara mandiri
terus-menerus melaksanakan proses penyesuaian pada ekonomi. Ketidakstabilan ekonomi
disebabkan secara dominan oleh operasi di sektor pemerintahan. “ pemerintah penyebab
ketidakstabilan di ekonomi terutama disebabkan pemerintah membiarkan penawaran uang
tidak stabil, dan sebagaimana diketahui uang menjadi penentu pada aktivitas ekonomi.
Berdasarkan pandangan kaum moneteris, pemerintah dapat juga membuat ekonomi tidak
stabil karena melakukan campur tangan pada urusan ekonomi negara atau mayarakat
sehingga mekanisme pasar menjadi terdistorsi, sehingga mekanisme penyesuaian
normal pada ekonomi privat tidak dapat berfungsi dengan optimal. Menerapkan
kekuasaan (mandatory) untuk mengatur dan mengendalikan tingkat upah nominal dan tingkat
harga adalah contoh mencolok dan jelas intervensi pemerintah di sektor ekonomi privat
dengan melakukan penyesuaian berdasarkan peraturan. Contoh lain adalah menetapkan batas
tertinggi tingkat bunga, tingkat sewa dan tingkat upah minimum.
Kesimpulan dari dua kesepakatan atau kesimpulan yang dihasilkan kaum moneteris
dari empat dalil tersebut. Berdasarkan dalil 1 dan 3, menekankan akan sangat pentingnya
peranan pertumbuhan penawaran uang yang stabil untuk menciptakan kestabilan ekonomi
adalah sangat jelas. Para moneteris percaya bahwa penggunaan dan penerapan sebuah
peraturan adalah cara terbaik untuk mencapai pertumbuhan penawaran uang yang stabil.
Jika faktor moneter mendominasi dalam menentukan tingkat output nominal dan
pendapatan ril jangka pendek, hanya peranan kecil adalah ditinggalkan atau diberikan untuk
pengaruh sistematik lainnya. Walaupun demikian, pengertian dominasi disini memberikan
kesempatan bagi adanya ketidakjelasan atau ketidakpastian. Apakah hal tersebut berarti
bahwa perubahan pada penawaran uang menjelaskan 55 persen dari perubahan sistematik
pada pendapataan atau 95 persen? Pertanyaan tersebut adalah penting dalam menilai peranan
kebijakan fiskal (dan faktor lainnya) dalam menentukan tingkat aktivitas ekonomi.
Sebagaimana yang dinyatakan pada kesimpulan atau kesepakatan kedua kita, memungkinkan
hanya sedikit peranan bebas untuk kebijakan fiskal. Kesepakatan atau kesimpulan kaum
moneteris tersebut adalah konsisten dengan posisi karakteristik moneteris sebagaimana
pendapat dari Milton Friedman. Moneteris lainnya tidak setuju dengan bentuk kuat (a strong
4
form) untuk dalil bagi kebijakan tersebut, tetapi posisi umum kaum moneteris berpendapat
bahwa kebijakan fiskal tidak efektif sebagai alat untuk stabilisasi ekonomi dan meningkatkan
output serta lapangan kerja.
Di dalam teori moneter, analisis telah dilakukan untuk menyatakan atau membuktikan
bahwa persamaan dari teori kuantitas uang MV =PT pengertian untuk velositas (V)
dapat dipandang sebagai sangat stabil, sehingga velositas dapat diperlakukan atau
diterima sebagai penentu yang memiliki kebebasan dari variabel lain dipersamaan
kuantitas uang, dan sebagai akibat perubahan pada kuantitas uang akan direfleksikan
baik pada tingkat output dan maupun tingkat harga.
Hal tersebut merupakan dalil 1 dari moneteris, sebagaimana sudah dinyatakan sebelumnya
(perhatikan bahwa nilai velositas stabil berarti tidak hanya perubahan pada M yang akan
mengubah nilai PT (indeks harga dikalikan dengan jumlah transaksi) tetapi juga hanya
perubahan pada M dapat mengubah nilai PT).
5
Teori kuantitas uang sudah tidak diberlakukan atau diterima, bersamaan dengan
dukungan terhadap ekonom klasikal yang meredup sebagai akibat terjadi depresi ekonomi di
dunia di tahun 1930an. Friedman tetap percaya bahwa peristiwa ekonomi di tahun 1930an
tersebut, tidak di analisis secara memadai dan memang tidak dianalisis, pada kenyataannya
kondisi ekonomi dunia di tahun 1930an memberikan informasi jelas yang bertentangan
dengan teori kuantitas uang. Walaupun demikian, dia telah memahami dan menyadari dan
juga mengakui bahwa perlu untuk membahas kembali teori kuantitas uang dengan
memasukan sumbangan atau pendapat dari Keynes. Pendapat Friedman yang disampaikan ke
dunia akademisi bahwa peranan uang tetap sangat menentukan untuk pertumbuhan
pendapatan dan lapangan kerja dan menekan tingkat inflasi. Alasan atau dasar yang
mendasari penilaian kembali terhadap teori kuantitas uang diperlukan adalah dapat dilihat
sebagai yang terbaik dengan pertama-tama membahas peranan (atau kurangnya peranan)
bahwa beberapa pendapat awal Keynesian tentang peranan uang sebagai penentu tingkat
aktivitas ekonomi.
r LM
r1
r0
IS (G1)
IS (G 0)
Y0 Y1 Y(Output)
Kenaikan belanja pemerintah menggeser skedul IS ke kanan. Tingkat bunga dan tingkat
keseimbangan pendapatan sama-sama naik. Karena penawaran uang tidak berubah dan
pendapatan sudah naik, maka nilai velositas uang (V), rasio pendapatan terhadap jumlah uang
beredar, sudah naik.
6
9.2.1. Uang dan Pendapat Awal Keynesian
Analisis kita tentang sistem Keynesian sudah lengkap dan jelas yang menyatakan
bahwa kerangka kerja penawaran uang adalah salah satu dari beberapa penentu penting untuk
aktivitas ekonomi. Tetapi velositas tidak konstan atau tidak bebas ditentukan, velositas adalah
secara sistematik ditentukan di dalam sistem atau model. Faktor lain selain uang dapat juga
mempunyai dampak terhadap tingkat aktivitas ekonomi. Sebagai contoh, perhatikan respon
sistem kuantitas uang terhadap kenaikan belanja pemerintah, sebagaimana digambarkan di
gambar 9.1.
Karena velositas adalah tidak tetap pada sistem Keynesian, maka tidak ada satu
tingkat pendapatan yang ditentukan atau berkaitan dengan jumlah penawaran uang yang
sudah terjadi. Hal tersebut tidak mengejutkan, karena pernyataan dan pandangan Keynesian
bahwa pada jangka pendek pendapatan nominal atau pendapatan ril adalah tidak ditentukan
semata-mata oleh tingkat penawaran uang. Hal tersebut tidak berarti bahwa para Keynesian
percaya bahwa uang adalah tidak penting, dan uang tetap dipandang menjadi salah satu faktor
penting untuk peningkatan output dan lapangan kerja dan stabilitas ekonomi. Sebagaimana
yang sudah dibahas di bab V, sebagai contoh, kenaikan pada penawaran uang akan
menggeser kurva LM ke kanan (lihat gambar 9.1). Pendapatan akan naik, dan tingkat bunga
akan turun. Tidak ada alasan untuk para pengikut Keynes dalam memandang perubahan pada
pendapaatan dan tingkat bunga adalah kecil dan tidak signifikan untuk ekonomi.
7
Walaupun demikian, pada masa awal (pada tahun 1945 – 1950) para Keynesian
berpandangan uang hanya mempunyai pengaruh kecil terhadap pertumbuhan tingkat output
dan lapangan kerja, dan alat untuk stabilitas ekonomi. Di samping itu, mereka juga percaya
bahwa kebijakan moneter mempunyai peranan kecil sebagai alat stabilisasi ekonomi.
Pendapat Keynesian tersebut berdasarkan analisis dan penilaian emperikal tentang
kemiringan kurva IS−LM , yang sudah kita analisis terhadap sistem Keynesian, adalah
penting di dalam menentukan tingkat efektivitas relatif pada kebijakan moneter dan fiskal.
Dipengaruhi oleh peristiwa depresi ekonomi berat di tahgun 1930an, mereka percaya bahwa
skedul LM adalah benar-benar mendatar dan kedul IS adalah curam – konfigurasi atau
susunan dan bentuk yang akan dikarakteristikan oleh kondisi depresi ekonomi seperti yang
terjadi pada tahun 1930an. Depresi ekonomi dikarakteristikan dengan tingkat pendapatan dan
tingkat bunga rendah. Pada pendapatan dan tingkat bunga rendah elastisitas permintaan uang
akan menjadi tinggi, sebagaimana sudah dibahas di bab IV. Setiap situasi yang mendekati
dan apalagi situasi jebakan likuiditas (tingkat bunga rendah, permintaan uang rendah, tingkat
investasi rendah dan tingkat output dan lapangan kerja cendrung stagnan, seperti pada
ekonomi Jepang di akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21 ). Pada kondisi jebakan likuiditas
bentuk kurva LM menjadi sangat datar. Selanjutnya, pada kondisi ekonomi depresi berat,
para ekonom pendukung Keynesian di masa awal percaya bahwa investasi akan menjadi
secara relatif inelastis terhadap tingkat bunga (artinya tingkat bunga hampir tidak
berpengaruh terhadap perubahan pada tingkat investasi, hanya ekspektasi yang menentukan
invvestasi), sehingga mereka yakin bahwa bentuk kurva IS adalah benar-benar curam.
Depresi ekonomi terjadi pada periode dimana pemanfaatan kapasitas produksi pada pabrik
dan mesin adalah sangat rendah. Para ekonom pendukung Keynesian pada tahap awal
berpendapat bahwa dengan terjadinya kelebihan kapasitas secara masif, investasi akan
menjadi tidak mungkin untuk merespon dengan maksimal perubahan tingkat bunga yang
sudah semakin rendah di ekonomi.
Gambar 9.2, memperlihatkan susunan dan bentuk kurva IS dan LM , dan diilustrasikan
ketidakefektifan dari kenaikan jumlah uang yang ditawarkan yang menggeser kurva LM dari
LM 0 ke LM 1. Dengan kemiringan kurva LM berbentuk mendatar di sekitar titik
keseimbangan, berdasarkan perubahan pada penawaraan uang, penurunan tingkat bunga
menjadi semakin kecil, hubungan pertama pada rantai yang menghubungkan uang dengan
pendapatan pada model Keynesian (sebagai contoh lihat pada pembahasan tentang kasus
jebakan likuiditas pada ekonomi Jepang di bab V). Selanjutnya, dengan bentuk kurva IS
8
curam, penurunan pada tingkat bunga tidak akan menciptakan kenaikan pada investasi secara
signifikan. Kombinasi tersebut diasumsikan terdapat elastisitas tinggi antara tingkat
permintaan uang dengan tingkat bunga, dan tingkat elastisitas rendah antara permintaan
investasi dengan tingkat bunga yang menyebabkan ekonom Keynesian di periode awal
menyimpulkan bahwa jumlah penawaran uang adalah tidak penting.
Gambar: 9.2 Pandangan Keynesian Periode Awal tentang Kebijakan Moneter Tidak Efektif
LM 0 LM 1
r0
r1
IS 0
Y0Y1 Y(Pendapatan)
Dengan kurva IS curam dan meliwati kisaran dimana skedul LM adalah mendekati horisontal,
kenaikan pada jumlah uang yang menggeser skedul LM dari LM 0 ke LM 1, mempunyai
dampak kecil terhadap peningkatan output di ekonomi (∆ Y =Y 1−Y 0 ¿, tidak signifikan.
Pada masa awal Keynesian apa peranan kebijakan moneter? Selama Perang Dunia II,
sebagian besar biaya untuk perang yang dibiayai dengan penjualan obligasi kepada
masyarakat pada periode ekonomi dalam kondisi tingat bunga rendah. Menjaga tingkat bunga
untuk obligasi rendah dan stabil akan mempunyai dampak yang diinginkan menjaga biaya
pembayaran bunga untuk hutang rendah dan melindungi nilai modal obligasi untuk para
investor (ingat! relasi negatif antara harga obligasi dengan tingkat bunga berubah, artinya
tingkat bunga naik, harga obligasi turun, dan sebaliknya). Tingkat bunga rendah juga berarti
bahwa kebijakan moneter akan membuat apapun mempunyai kontribusi terbatas hal tersebut
dapat memperkuat permintaan agregat. Karena para ekonom Keynesian pada periode awal
9
sangat takut terhadap kembalinya kondisi depresi ekonomi seperti di tahun 1930an, hal
tersebut merupakan gambaran keinginan yang lain dari tingkat bunga rendah di ekonomi.
Jadi, tingkat bunga rendah dan ekonomi stabil merupakan tujuan dari kebijakan
moneter. Untuk mencapai tujuan tersebut, para otoritas moneter bekerjasama dengan
Departemen keuangan Amerika Serikat untuk mematok (to peg) atau mengatur dan
mengendalikan tingkat bunga tetap rendah di ekonomi Amerika Serikat.
Pada bab XV yang akan datang, kita akan membahas proses dimana otoritas moneter
dapat mematok atau mengatur dan mengendalikan tingkat bunga untuk periode waktu
tertentu. Untuk tujuan kita disini. Paling terpenting (the key point) adalah bahwa di dalam
melaksanakannya (kebijakan pematokan tingkat bunga), otoritas kebijakan moneter
kehilangan wewenang yang dimiliki untuk mengatur dan mengendalikan salah satu elemen
atau alat kebijakan moneter berupa penawaran uang. Otoritas moneter harus tetap
menawarkan berapapun jumlah uang yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan
di pasar uang dan tentu juga pasar obligasi pada tingkat bunga diinginkan. Untuk para
ekonom awal Keynesian, kehilangan pengendalian untuk penawaran uang yang menjadi
kewajiban otoritas keuangan berdasarkan undang-undang adalah tidak penting karena
mereka sudah berpendapat bahwa uang tidak penting untuk meningkatkan output dan
lapangan kerja serta stabilitas ekonomi.
Friedman dan Keynesian setuju bahwa telah terjadi depresi ekonomi di tahun 1930an
yang menyebabkan validitas teori ekonomi klasikal dan teori kuantitas uang menjadi buruk.
Walaupun demikian, Friedman percaya bahwa para ekonom Keynesian telah salah dalam
membaca dan memahami bukti dan data dari kondisi depresi ekonomi tersebut.
10
Friedman tidak menolak bahwa pengalaman atau kejadian di Amerika Serikat dan
negara ekonomi maju lainnya di tahun 1930an telah bertentangan atau terjadi kontradiksi
dengan pandangan klasikal tentang pasar tenaga kerja, dimana upah nominal menyesuaikan
diri dengan cepat guna mempertahankan kondisi full employment. Terhadap isu tersebut
pihak moneteris dan Keynesian sepakat. Friedman berkeyakinan bahwa Keynesian telah
melakukan kesalahan di dalam membuat kesimpulan bahwa depresi ekonomi bukti bahwa
teori kuantitas uang sudah tidak valid. Sekarang kita lihat beberapa bukti.
Tabel 9.1, memperlihatkan beberapa data angka agregat ekonomimakro pada tahun
1929, pada permulaan depresi ekonomi, bandingkan dengan data tahun 1933, pada titik
terendah dari kinerja ekonomi terburuk (the slump). Berdasarkan tabel tersebut dapat kita
lihat bahwa nilai GNP nominal turun sebesar 46,0 persen, dan GDP ril turun sebesar 29,6
persen. Penyebab turunnya nilai GDP adalah disebabkan penurunan pada tingkat harga
agregat di ekonomi. Pada kolom 3 memperlihatkan bahwa uang dalam arti sempit ( M 1),
berupa currency (uang bank sentral) ditambah dengan checkable deposits ( akun-akun giro,
deposito, tabungan, dan akun pasar uang ), turun sebesar 26,5 persen antara 1929-1933. Dan
uang arti luas ( M 2) dan juga menjadi ukuran untuk penawaran uang, juga merupakan jumlah
M 1 ditambah dengan deposit bank, turun sebesar 33,3 persen.
Tabel: 9.1 Data Ekonomimakro Agregat Terseleksi USA ( 1929 dan 1933 )
Kita melihat bahwa telah terjadi penurunan besar pada penawaran uang selama
periode depresi ekonomi, yang menunjukan konsistensi dengan teori kuantitas uang. Nilai
velositas juga turun, sebagaimana yang dapat kita lihat adalah lebih besar persentasenya
dibandingkan dengan penurunan pada pendapatan nominal dibandingkan dengan penurunan
pada penawaran uang. Tetapi para pendukung teori kuantitas uang akan mengharapkan hasil
tersebut, karena deflasi terjadi pada masa depresi ekonomi, nilai uang (di dalam pengertian
daya beli) telah naik. Kenikan daya beli tersebut akan menyebabkan terjadi kenaikan
11
permintaan terhadap uang berdasarkan pendapatan nominal yang sudah terjadi, dan karena itu
menyebakan penurunan pada nilai velositas.
12
M d =kPY (9.1)
Persamaan (9.1) adalah pernyataan relasi proporsional antara permintaan uang ( M d ) dengan
tingkat pendapatan nominal [harga (P) dikalikan dengan pendapatan ril (Y)]. Faktor
proporsionalitas atau pecahan (k) adalah mempunyai nilai tetap untuk jangka pendek.
Friedman menekankan bahwa teori kuantitas uang, seperti yang dapat dilihat pada
persamaan (7.1), sebuah teori permintaan uang. Karena k diperlakukan sebagai konstanta oleh
ekonom Cambridge dan penawaran uang nominal (M) telah diperlakukan atau dinyatakan
ditetapkan oleh otoritas moneter dalam hal ini adalah Bank Sentral, persamaan Cambridge
dapat ditransformasi ke dalam sebuah teori pendapatan nominal.
M =M d =ḱ PY
1
M =PY (9.2)
ḱ
Atau dalam bentuk lain (dimana V, velositas uang, sama dengan 1/k atau V = 1/k )
M V́ =PY (9.3)
Dimana tanda palang atau balok (the bar) di atas V dan k mengindikasikan bahwa nilai atau
besaran tidak berubah alias tetap. Friedman telah membahas dan menguji perubahan pada
teori permintaan uang Cambridge yang harus dilakukan, karena terdapat teori permintaan
uang dari Keynesian.
Teori permintaan uang Keynesian menekankan peranan uang sebagai sebuah aset di
samping sebagai alat atau sarana transaksi. Di dalam membahas faktor-faktor yang
menentukan berapa besar jumlah uang yang akan ditahan atau dipegang masyarakat, Keynes
mempertimbangkan faktor-faktor yang menentukan uang yang diinginkan ( the desirability
of money) dibandingkan dengan aset lainnya. Keynes membuat asumsi untuk
penyederhanaan bahwa aset lain adalah homogen dan dikelompokan untuk dikategorikan
sebagai obligasi (aset keuangan lainnya, seperti saham, reksa dana dan lainnya, untuk
sementara diabaikan). Keynes juga membahas bagaimana seorang individu mengalokasikan
kekayaan dalam bentuk antara uang dan obligasi. Faktor utama pembagian kekayaan tersebut
adalah Keynes berpikir atau berpendapat penentunya adalah tingkat bunga yang berlaku dan
13
tingkat pendapatan. Berdasarkan persamaan Cambridge (7.1), Keynes fokus kepada tingkat
bunga sebagai penentu utama nilai k, jumlah uang tunai dan simpanan di bank (the money
balance) yang individu akan pegang berdasarkan tingkat pendapatannya. Kenaikan pada
tingkat bunga menyebabkan penurunan pada nilai k atau ekuivalen dengan kenaikan pada
velositas (sebagai contoh, jika k = 1/4, V = 4, dan k turun menjadi 1/5, nilai V menjadi 5,
karena V = 1/k ). Karena nilai k tidak tetap, persamaan Cambridge dengan sendirinya tidak
dapat menjadi sebuah teori pendapatan nominal (a theory of nominal income).
Friedman menerima penekanan Keynes terhadap peranan uang sebagai sebuah aset.
Dengan mendasarkan kepada pendapat Keynes tersebut, Friedman membuat teori sendiri
tentang permintaan uang. Sekali lagi pendapatan adalah salah satu penentu untuk permintaan
uang, dan sebagaimana dengan analisis Keynes, kita dapat berpendapat bahwa analisis
Friedman untuk memperkuat teorinya tentang permintaan uang adalah juga membahas
tentang penentu untuk nilai k dari teori Cambridge, individu menahan atau memegang uang
sebagai proporsi (bagian) dari pendapatan nominalnya. Fungsi permintaan uang Friedman
dapat ditulis sebagai berikut:
M d =L( P ,Y , r B , r E , r D ) (9.4)
Dimana:
P = tingkat harga
Y = pendapatan ril
Permintaan uang diasumsikan tergantung atau ditentukan oleh pendapatan nominal, dari
persamaaan dinyatakan P dan Y adalah dasar dari permintaan uang. Kenaikan pendapatan
nominal akan meningkatkan permintaan uang. Berdasarkan tingkat pendapatan nominal,
Friedman mengasumsikan sebagaimana asumsi Keynes, bahwa jumlah uang yang diminta
ditentukan oleh tingkat pendapatan yang diberikan oleh aset alternatif. Fungsi permintaan
uang berdasarkan persamaan (9.4) adalah penyederhanaan persamaan Friedman dan termasuk
di dalamnya tingkat pendapatan dari alternatif utama untuk uang sebagai aset. Alternatif aset
14
dimaksud adalah obligasi (aset yang menjadi fokus Keynes), ekuitas (saham perusahaan), dan
barang tahan lama seperti barang konsumen tahan lama (mobil, kulkas), tanah, dan rumah.
Barang tahan lama tidak membayar bunga secara eksplisit. Pendapatan yang diberikannya
adalah nilai kenaikan harga yang diharapkan selama periode ditahan, dan capital gain ketika
dijual di masa depan. Jadi, tingkat inflasi yang diharapkan adalah juga menentukan untuk
permintaan uang. Kenaikan pada tingkat pendapatan pada aset alternatif tersebut akan
menyebabkan permintaan uang turun.
Teori Friedman berbeda dengan teori Keynes pada beberapa aspek. Pertama,
pandangan Friedman tentang fungsi permintaan uang adalah stabil. Pandangan Keynes adalah
fungsi permintaan uang tidak stabil, pergeseran terjadi dengan adanya perubahan
kepercayaan publik pada ekonomi.
Perbedaan ketiga antara teori permintaan uang Keynes dengan Friedman adalah
bahwa Friedman memasukan pendapatan yang terpisah yang berasal dari obligasi, ekuitas
dan barang tahan lama. Keynes hanya fokus pada pilihan antara uang versus obligasi. Hal
tersebut tidak membuat jelas tentang bagaimana membedakan secara substansi adanya
perbedaan tersebut, karena apa yang dimaksud Keynes untuk obligasi dapat dipandang secara
lebih luas paling tidak juga termasuk ekuitas (saham perusahaan, reksa dana, deposito).
Walaupun demikian, hal tersebut sering tidak dilakukan, dan analisis para Keynesian fokus
secara sempit kepada pilihhan antara uang dan obligasi. Friedman melakukan secara eksplisit
tentang kemungkinan substitusi lain dan juga membolehkan atau membiarkan untuk
pergeseran atau perubahan uang langsung menjadi komoditi (barang tahan lama) ketika
tingkat bunga berubah.
Teori permintaan uang Friedman dapat digunakan untuk menyatakan atau penegasan
kembali (to restate) persamaan Cambridge seperti sebagai berikut:
15
M d =k (r B , r E , r D )PY (9 .1' )
Jika hal tersebut adalah penegasan kembali teori kuantitas uang, bagaimana kita dapat
mengkarakteristikan sebuah teori kuantitas uang modern? Bagaimana kita dapat membedakan
antara ekonom Keynesian dengan ekonom moneteris? Berdasarkan pandangan Friedman,
para pendukung teori kuantitas uang harus yakin dengan yang berikut ini:
M =M d =k ( r B , r E ,r D ) PY (9.5)
Dengan fungsi permintaan uang stabil, kenaikan eksogenous pada penawaran uang harus juga
menyebabkan kenaikan pada PY atau menyebabkan penurunan pada r B ,r E , dan r D (yang akan
menyebabkan nilai k naik) yang mempunyai dampak tidak langsung terhadap nilai PY. Para
pendukung teori kuantitas uang harus percaya bahwa fungsi permintaan uang adalah
sesuai fakta stabil, bahwa perubahan pada penawaran uang hampir seluruhnya
disebabkan oleh sisi penawaran sebagai akibat dari kebijakan bank sentral, dan akhirnya
perubahan pada kuantitas uang adalah penting untuk menentukan pendapatan nominal
16
(yang sebagian besar dampak perubahan pada M diwujudkan dalam bentuk perubahan
PY).
Sekarang dengan cara apa kita dapat membedakan teori kuantitas uang moneteris
dengan Keynesian? Jawabannya tergantung kepada apakah pengertian Keynesian merujuk
kepada keynesian awal atau lebih umum, untuk teori Keynesian modern. Teori Friedman
secara jelas bertentangan dengan posisi Keynesian awal. Para Keynesian awal percaya bahwa
fungsi permintaan uang adalah tidak stabil yang elastisitas bunga terhadap permintaan uang
tinggi (artinya penurunan tingkat bunga lebih rendah dari tingkat kenaikan permintaan uang),
dan sebagai konsekwensinya, perubahan pada kuantitas uang tidak mempunyai dampak
prediksi penting terhadap tingkat aktivitas ekonomi. Friedman berpendapat bahwa pendukung
teori kuantitas uang percaya bahwa fungsi permintaan uang adalah stabil dan bahwa kuantitas
uang adalah penting untuk menentukan tingkat aktivitas ekonomi. Selanjutnya, Friedman
percaya bahwa elastisitas tingkat bunga terhadap permintaan uang adalah rendah.
Jadi apa perbedaan antara teori kuantitas uang yang sudah dijelaskan oleh Friedman
dengan posisi Keynesian modern? Keynesian hari ini percaya bahwa uang adalah penting.
Mereka percaya bahwa inovasi pada sektor keuangan selama periode terakhir ini telah
menimbulkan atau membuat terjadi keraguan tentang fungsi permintaan uang adalah stabil.
Masalahnya sebagian besar adalah persoalan tentang bagaimana untuk merumuskan uang tipe
baru dari deposit menjadi mudah tersedia.
17
Walaupun demikian, Friedman menggunakan penegasan kembali teori kuantitas uang
untuk mengembangkan dan membangun posisi moneteris menjadi semakin kuat yang telah
menyebabkan perbedaan tajam dengan posisi Keynesian.
Posisi moneteris pengikut Friedman telah memperluas teori kuantitas uang dari
sebuah teori tentang permintaan uang untuk berdasarkan pendapatan nominal individu. Kita
sudah melihat dan membahas bagaimana teori kuantits uang Cambridge mengembangkan
teori kuantitas uang dengan mengasumsikan nilai konstan [ lihat persamaan (9.1) atau (9.3)].
Friedman berpendapat bahwa versinya tentang teori kuantitas uang dapat juga
berubah menjadi sebuah teori pendapatan nominal, jika variabel pada fungsi permintaan
uangnya [persamaan (9.4)] selain daripada pendapatan nominal, yaitu (r B ,r E . r D ) mempunyai
dampak kecil terhadap permintaan uang, juga mempunyai dampak kecil terhadap nilai k.
Uang yang ditahan sebagai bagian atau proporsi dari pendapatan nominal (k) akan mendekati
konstan. Friedman tidak percaya bahwa permintaan uang adalah benar-benar bebas dari
tingkat pendapatan tersebut ataur B ,r E . r D , sehingga teori pendapatan nominal yang dihasilkan
dari asumsi bahwa nilai k adalah konstan akan hanya menjadi sebuah taksiran
saja (approximation). Tetapi setiap teori akan dipertahankan hanya sebuah taksiran yang
mendekati saja. Friedman dan moneteris lainnya telah melaksanakan penelitian dan hasil
penelitian telah meyakinkan mereka bahwa teori kuantitas uang mereka berada dalam posisi
kuat, yang dapat ditulis sebagai berikut:
1
PY = M (9.6)
k
18
Sesuatu yang bermanfaat untuk menyajikan posisi moneteris di dalam pengertian
diagram IS−LM dan kerangka permintaan agregat dengan penawaran agregat digunakan
untuk menjelaskan posisi Keynesian. Pembahasan tersebut akan memfasilitasi dalam
membuat perbandingan antara moneteris dan Keynesian. Pada gambar 9.3, kita telah
membuat kurva IS−LM sebagaimana pendapat kaum moneteris. Kurva LM mendekati
vertikal, tetapi tidak benar-benar vertikal, yang merefleksikan pandangan Friedman bahwa
elastisitas tingkat bunga terhadap permintaan uang adalah rendah.
r LM
Inelastis
Elastis
IS
19
gambar 9.2 ). Perbedaan antara Keynesian modern dengan moneteris tentang hal tersebut
hanya bersifat tingkat derajat yang berbeda, tetapi secara substansi sama. Moneteris
berpendapat bahwa Keynesian membatasi saluran dimana pengaruh tingkat bunga terhadap
permintaan agregat terhadap dampak pada investasi melalui perubahan pada biaya modal atau
perubahan pada biaya untuk dana pinjaman (the cost of capital). Para moneteris berpendapat
bahwa hal tersebut adalah interpretasi terlalu sempit untuk dampak tingkat bunga, yang
disebabkan kecendrungan Keynesian untuk berpikir bahwa obligasi hanya satu-satunya kelas
pada aset keuangan selain uang.
20
Tiga posisi untuk kurva permintaan agregat telah diperlihatkan pada gambar, Y d (M 0),
1
PY = M (9.6)
k
P Ys
P2
P1 Y d (M 0)
P0 Y d ( M 1)
Y d (M 0)
Y0 Y1 Y2 Y
kemudian Y d ( M 2).
Pertanyaan yang masih belum dijawab adalah pertanyaan tentang apa yang
menentukan penawaran agregat. Variabel ril yang akan menentukan posisi kurva penawaran
21
agregat, berdasarkan pandangan moneteris, penentu tingkat output ril di dalam jangka
panjang (lihat pada dalil 2 di awal Bab ini, bukan dalil 2 dari Friedman). Terdapat juga
pertanyaan tentang bentuk kemiringan kurva penawaran agregat, dan sebagai
konsekwensinya, proporsi uang (k) yang didorong oleh kenaikan pendapatan nominal yang
selanjutnya secara berurutan mendorong peningkatan output dan tingkat harga. Hal tersebut
adalah pusat atau inti pertanyaan untuk bab selanjutnya. Pada sesi berikutnya, kita
menganalisis perbedaan pandangan antara moneteris dengan Keynesian tentang efektivitas
relatif kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Disini isunya adalah dampak kedua kebijakan
terhadap permintaan agregat. Apakah perubahan pada permintaan agregat terutama dampak
harga dan output tidak penting untuk analisis tersebut, dan kita kembali menggunakan grafik
kurva IS−LM untuk mengilustrasikan perbedaaan kebijakan moneter dengan kebijakan
fiskal.
Ketika Friedman membahas dampak independen atau tiak terikat dari kebijakan
fiskal, pertanyaan terhadap sebuah masalah, dia maksudkan dampak perubahan belanja
22
pemerintah bersamaan dengan menahan penawaran jumlah uang konstan. Perhatikan,
kenaikan pada belanja pemerintah. Jika tarif pajak tidak berubah, yang sudah menjadi asumsi
kita, ketika kita membahas perubahan sebuah kebijakan pada waktu bersamaan dengan
penawaran uang konstan, belanja baru pemerintah harus dibiayai dengan mencetak uang atau
dengan menjual obligasi. Dengan cara sama, untuk pemotongan pajak (penurunan tarif
pajak), jika belanja pemerintah tetapatau naik, pendapatan pajak yang hilang harus diganti
dengan hasil dari penjualan obligasi kepada masyarakat atau mencetak uang baru.
Jika penurunan tarif pajak atau belanja pemerintah meningkat adalah dibiayai dengan
mencetak uang baru, secara otomatis secara bersamaan kita telah melaksanakan kebijakan
moneter ekspansif (meningkatkan M) dan fiskal ekspansif (Meningkatkan G atau
menurunkan T) secara bersamaan. Di dalam pengertian kerangka pemikiran kurva IS −LM,
kedua kurva IS dan LM bergeser. Moneteris tidak berpendapat bahwa perubahan tipe
kebijakan tersebut akan menjadi tidak efektif. Mereka berpendapat bahwa dampak kebijakan
akan menjadi besar karena penawaran uang berubah. Kontroversi adalah berakhir setelah
Friedman membuat kesimpulan bahwa dampak perubahan belanja pemerintah tidak
signifikan jika tidak diikuti dengan perubahan penawaran uang. Hal tersebut berarti bahwa
pada kasus pemotongan pajak atau peningkatan belanja pemerintah, yang menyebabkan
defisit anggaran,dan defisit akan ditutup semuanya dengan hasil penjualan obligasi kepada
masyarakat. Posisi moneteris adalah bahwa setiap pelaksanaan kebijakan akan mempunyai
dampak sistematik kecil terhadap pendapatan nominal (harga atau output ril) untuk periode
jangka pendek (satu sampai tiga tahun).
Dasar pemikiran moneteris sampai pada kesimpulan tersebut dapat dilihat dan
dipahami dari gambar 9.5. Gambar yang kita buat tersebut menyajikan informasi tentang
dampak kenaikan belanja pemerintah, ketika kita menerima asumsi kaum moneteris tentang
bentuk kemiringan dari kurva IS dan LM . Kenaikan belanja pemerintah dari G 0 ke G1
menggeser kurva IS ke kanan dari IS 0 ke IS 1. Dampak kenaikan belanja pemerintah
berdasarkan pandangan atau kasus moneteris adalah menyebabkan kenaikan pada
tingkat bunga (dari r 0 ke r 1). Tingkat pendapatan adalah berubah hanya sedikit atau sangat
rendah (dari Y 0 k e Y 1) mengapa?
Pada intinya, penjelasan untuk hasil tersebut sudah diberikan di dalam pembahasan
tentang keterikatan atau ketergantungan (dependence) dari efektivitas relatif kebijakan
23
moneter dan fiskal ditentukan oleh bentuk kemiringan kurva IS da n LM , terutama terhadap
asumsi besaran nilai elastisitas tingkat bunga terhadap permintaan uang dan permintaan
investasi. Moneteris mengasumsikan bahwa elastisitas tingkat bunga terhadap permintaan
uang adalah kecil; bentuk kurva LM adalah curam. Kenaikan belanja pemerintah, pada
awalnya menyebabkan kenaikan pada permintaan agregat. Ketika pendapatan mulai naik,
permintaan uang untuk transaksi naik. Dengan penawaran uang tetap, kenaikan tersebut
menekan tingkat bunga untuk naik, yang naiknya sampai tingkat yang menyebabkan
permintaan dan penawaran uang kembali sama. Jika permintaan uang adalah inelastis
terhadap tingkat bunga (artinya kenaikan tingkat bunga tidak berpengaruh atau berpengaruh
sangat kecil terhadap permintaan uang), kenaikan tinggi pada tingkat bunga adalah
diperlukan untuk membuat permintaan uang sama dengan penawaran uang yang tetap.
r LM0
r1
r0
IS1
IS0
Y0Y1 Y(Pendapatan)
24
Dengan demikian, kenaikan pada tingkat bunga diperlukan untuk menjaga atau
mempertahankan keseimbangan di pasar uang, yang akan menyebabkan permintaan
agregat dari sektor privat turun secara substansi ketika belanja pemerintah mulai
merangsang kenaikan pendapatan. Hal tersebut mengurangi permintaan agregat dari sektor
privat adalah yang kita sebut sebagai the crowding out effect (belanja pemerintah naik,
belanja investasi di sektor privat turun). Pada model moneteris, crowding out effect hampir
menyebabkan kenaikan belanja pemerintah naik satu dollar, dan belanja investasi sektor
privat turun hampir mendekati satu dollar. Hasil bersihnya (on net), dari dampak kebijakan
fiskal dengan meningkatkan belanja pemerintah terhadap kenaikan permintaan agregat yang
menyebabkan kenaikan pendapatan adalah sangat kecil.
Baik moneteris dan maupun Keynesian modern (neo Keynesian) percaya bahwa
pelaksanaan kebijakan moneter mempunyai dampak substansial dan terus-menerus atau
berkelanjutan terhadap kenaikan pendapatan nominal. Keynesian awal tidak sependapat
bahwa kebijakan moneter lebih efektif dibandingkan dengan kebijakan fiskal, sebagaimana
yang sudah kita bahas, mereka ragu terhadap efektiviitas dari kebijakan moneter dalam
meningkatkan output dan lapangan kerja serta aktivitas ekonomi.
Pada satu tahapan perdebatan yang berkaitan dengan moneterisme dan teori kuantitas
uang disekitar tahun 1945-1950. Hal tersebut mungkin menjadi dasar pembenaran
untuk munculnya sebutan untuk Keynesian sebagai fiskalis (fiscalist) yang mengandalkan
semata-mata kepada kebijakan fiskal, dan dilain pihak, moneteris mengandalkan kebijakan
moneter.
Hal tersebut sudah bukan menjadi kasus pada hari ini. karena hari ini perbedaan
antara Keynesian dengan moneteris terhadap yang menjadi keprihatinan kebijakan
moneter bukan apakah kebijakan moneter dapat mempengaruhi pendapatan, tetapi
bagaimana kebijakan moneter sebaiknya digunakan untuk menstabilkan ekonomi, dan
meningkatkan pendapatan dan lapangan kerja serta mengendalikan inflasi untuk dapat
meningkatkan atau paling tidak mempertahankan daya beli masyarakat yang
berkelanjutan.
25
Moneteris percaya bahwa perubahan pada penawaran uang adalah mempunyai
pengaruh dominan terhadap perubahan pada pendapatan nominal, dan khusus untuk jangka
pendek juga terhadap perubahan pendapatan ril. Hal tersebut sesuai dengan sifat stabilitas
pada perilaku penawaran uang akan berubah atau bergerak secara terus-menerus menuju
untuk menghasilkan stabilitas pada pertumbuhan pendapatan. Friedman mendasarkan pada
fakta kinerja ekonomi Amerika Serikat di masa lalu yang menunjukan hampir semua
peristiwa ekonomi yang menyebabkan ketidakstabilan pertumbuhan pendapatan adalah
pertumbuhan uang tidak stabil. Karena uang sangat penting dan karena apa yang Friedman
simpulkan sebagai kesalahan di masa lalu dalam mengelola uang ( in money management ).
Pendapat atau posisi Friedman untuk kebijakan moneter adalah sebagai berikut:
Resep saya adalah tetap bahwa otoritas keuangan (tentu maksudnya Gubernur Bank
Sentral dan institusinya) harus menggunakan semua cara di dalam mencegah
penyimpangan (stagnan atau penurunan tingkat pendapatan, peningkatan
pengangguran dan inflasi tinggi) di ekonomi dengan mengambil atau melakukan
kebijakan yang dipublikasikan untuk mencapai tingkat pertumbuhan spesifik di dalam
kebijakan spesifik moneter total atau monetary total (berkaitan dengan uang atau
mekanisme atau sirkulasi penawaran uang di ekonomi). Tingkat pertumbuhan yang
hati-hati, seperti kebijakan moneter yang hati-hati, adalah kurang penting
dibandingkan dengan melaksanakan beberapa kondisi dan tingkat pertumbuhan yang
sudah diketahui atau diumumkan.
26
adalah: tingkat pertumbuhan GDP, tingkat inflasi, nilai tukar rupiah, tingkat bunga untuk
Surat Perbendaharaan negara (SPN) dengan jatuh tempo 3 bulan, tingkat pengangguran, Gini
rasio, tingkat kemiskinan, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Gambar: 9.6 Penentu Pendapatan dengan Tingkat Pertumbuhan Uang Konstan: Pandangan
Moneteris
rt LMt0
ISt0
Y t0 Y t1 Y t2 Yt
Jika kebijakan pertumbuhan uang tetap dilaksanakan, pada titik waktu tertentu (t), posisi
skedul LM adalah sangat curam, sebagaimana yang diyakini oleh moneteris, maka sekalipun
jika terjadi pergeseran pada skedul IS (dari IS t 0 ke IS t 1 ke IS t 2), pendapatan akan hanya
bervariasi dengan kisaran sangat kecil dari Y t 0 sampai Y t 2 .
27
Pandangan moneteris terhadap penentu pendapatan atau output atau GDP dengan
kebijakan tingkat pertumbuhan uang konstan atau tetap adalah diilustrasikan di gambar 7.6.
Jika sebuah kebijakan tingkat pertumbuhan uang konstan adalah diikuti atau dilaksanakan,
tingkat penawaran uang pada setiap satu titik di waktu (t) ditetapkan secara eksogen
(ditetapkan oleh otoritas moneter atau bank sentral). Karena di dalam pandangan moneteris
fungsi permintaan uang adalah stabil, posisi kurva LM adalah secara eksogen ditetapkan
pada LM 0. Kurva IS mungkin bergeser ke kanan karena terjadi kejutan lain (other shock)
terhadap ekonomi. Pada gambar 7.6, penentu nilai dari kejutan lain terhadap ekonomi
tersebut ( kebijakan fiskal, permintaan ekspor dan lain-lainnya ), kita asumsikan bahwa kurva
IS mungkin menjadi IS t 0, IS t 1, atau IS t 2. Jika bentuk kurva LM curam, sebagaimana di
gambar 7.6, dan sebagaimana asumsi moneteris, pergeseran pada kurva IS tersebut akan
mempunyai dampak hanya kecil terhadap ketidakstabilan (destabilizing) terhadap
pendapatan. Di gambar 7.6, setiap kejutan di ekonomi akan menyebabkan pendapat bervariasi
hanya antara Y t 0 dan Y t 1 . Selanjutnya, mengingat bahwa moneteris percaya bahwa sektor
privat dengan sendirinya mempunyai kemampuan menstabilkan diri sendiri. Hal tersebut
tidak berarti tidak akan terjadi kejutan pada kurva IS karena disebabkan stabilitas di sektor
privat, karena pada sektor privat hanya terjadi fluktuasi kecil atau tidak berati yang
disebabkan oleh sumber kejutan di ekonomi.
Jika kita menerima alasan bahwa ekonomi dengan pertumbuhan stabil pada
pendapatan atau GDP akan lebih baik dengan adanya peraturan moneter yang mengatur
pertumbuhan penawaran uang dan sasaran moneter yang pasti dan diumumkan ke masyarakat
oleh otoritas moneter, pertanyaannya masih tetap eksis: Mengapa bukan yang terbaik?
Mengapa tidak menggunakan kebijakan moneter yang mempunyai dampak sangat kuat untuk
meningkatkan pendapatan atau output dan lapangan kerja, juga untuk mengimbangi atau
menutup sekalipun kejutan (kejutan penawaran dan permintaan agregat) kecil di ekonomi
yang berdampak terhadap pendapatan? Mengapa tidak melakukan perubahan sangat kecil
pada ekonomi agar ekonomi tetap stabil? Jawaban Friedman dan moneteris lainnya adalah
“ Kita sebenarnya tidak mempunyai pengetahuan cukup untuk mempunyai kemampuan
guna memahami goncangan kecil atau tidak penting ketika mereka terjadi atau juga
untuk menjadi mampu memprediksi terhadap apa dampak yang akan terjadi dengan
kondisi tepat atau kebijakan moneter apa yang diperlukan untuk menutup dan
mengimbangi (to offset) dampak negatif dari kejutan tersebut di ekonomi “. Friedman dan
moneteris lainnya percaya bahwa perubahan pada penawaran uang akan mempunyai dampak
28
kuat pada pendapatan, tetapi terdapat keterlambatan (a lag), karena dampak besar dari
kebijakan moneter berupa penawaran uang hanya dapat terjadi setelah 6 sampai dengan 18
bulan. Jadi, untuk menutup dan mengimbangi kejutan kecil (minor), kita harus mempunyai
kemampuan untuk memprediksi besaran kejutan ekonomi tersebut dan kapan kejutan tersebut
akan berdampak terhadap ekonomi dalam beberapa triwulan ke depan. Friedman dan
moneteris lainnya tidak perpikir kita mempunyai pengetahuan cukup untuk dapat
melakukannya.
Keynesian percaya bahwa kedua kebijakan fiskal dan moneter yang berbeda
hendaknya secara aktif disesuaikan untuk menutup dan mengimbangi (to offset) dampak
kejutan terhadap ekonomi yang akan dapat meyebabkan dampak negatif berupa
ketidakstabilan di ekonomi. Franco Modigliani, seorang pendukung utama Neo Keynesian,
menyatakan pandangannya (yang dia karakteristikan sebagai nonmoneteris) adalah sebagai
berikut:
Nonmoteris menerima apa yang saya yakini menjadi pesan praktik fundamental dari
pendapat Keynes (the general theory): bahwa ekonomi kapitalis menggunakan
kebutuhan uang yang tidak dinyatakan secara pasti (an intangible money needs) untuk
distabilkan, kebutuhan uang dapat distabilkan, dan karena itu sebaiknya distabilkan
dengan kebijakan moneter dan fiskal yang memadai. “
Keynesian lebih memilih atau lebih suka untuk secara aktif melaksanakan kebijakan
moneter yang diskresionari (tidak berdasarkan undang-undang atau peraturan baku),
29
demikian juga dengan pelaksanaan kebijakan fiskal. Mereka menentang peraturan tentang
tingkat pertumbuhan uang yang secara aktif didukung oleh Friedman dan moneteris lainnya.
Gambar: 9.7 Penentu Pendapatan dengan Tingkat Pertumbuhan Uang Tetap: Pandangan
Keynesian
rt
LMt0
ISt2
ISt1
ISt0
Sekalipun jika kebijakan pertumbuhan uang konstan dilaksanakan dan posisi skedul LM pada
waktu periode t adalah tetap pada LM t 0, Keynesian tetap yakin bahwa tingkat pendapatan
akan berbeda dengan cukup signifikan dengan berkisar antara Y ¿ dengan Y t 2 di dalam
30
merespon goncangan pada permintaan agregat (pergeseran pada kurva IS dari IS t 0 ke IS t 1 ke
IS t 2).
Tipe situasi tersebut digambarkan oleh gambar 7.7, kejutan terhadap ekonomi dari
sumber seperti terjadi perubahan autonomous pada permintaan investasi, dengan tidak adanya
kebijakan moneter dan fiskal yang menutup dan mengimbangi dampak negatif dari kejutan
tersebut untuk stabilitas ekonomi, menyebabkan kurva IS berpindah atau bergeser di
sepanjang antara posisi IS t 0 , IS t 1 , dan IS t 2.
Sumber atau penjelasan kedua dari perbedaan pandangan antara Keynesian dengan
moneteris adalah juga berdasarkan pendapat dari Modigliani. Dia percaya bahwa kita dapat
menstabilkan ekonomi. Kita dapat memprediksi kejutan yang akan menghantam ekonomi dan
merancang kebijakan untuk menghadapi dan mengatasi dampak negatif dari kejutan ekonomi
dimaksud.
Untuk lebih meyakinkan, bahwa penyimpangan hampir pasti akan terjadi pada
ekonomi, tetapi secara keseluruhan setiap kebijakan akan menghasilkan kinerja ekonomi
lebih stabil dibandingkan dengan kita akan mempunyai peraturan kebijakan yang pasti.
31
Pengaruh puncak moneteris di dalam mempengaruhi kebijakan moneter terjadi pada
akhir tahun 1970an. Pada Oktober 1979, bank Sentral Amerika Serikat (the US Federal
Reserve) melaksanakan apa yang kemudian disebut sebagai moneterist experiment – suatu
usaha untuk memperoleh pengendalian penawaran uang guna mengendalikan tingkat inflasi
yang naik di USA.
Juga pada tahun 1979, pemerintahan di Britania Raya atau the United Kingdom (di
bawah Perdana Menteri Thatcher) telah melaksanakan kebijakan moneter sesuai dengan garis
atau pandangan moneteris. Walaupun demikian, setelah periode tahun 1980 pengaruh
moneteris mulai berkurang ketika hubungan antara uang dengan pendapatan telah
menunjukan peningkatan ketidakstabilan di ekonomi.
Tabel 9.2, memperlihatkan persentase perubahan pada velositas untuk setiap tahun
dari 1981 sampai dengan 1999. Berdasarkan pandangan kaum moneteris, perubahan pada
velositas hendaknya hanya menjadi faktor kecil dan tidak signifikan di dalam menjelaskan
perilaku siklikal (the cyclical behaviour) pada GNP nominal. Jika penawaran uang dan GNP
nominal bergerak dan berubah sangat dekat bergabung, maka velositas yang merupakan rasio
antara dua faktor (PY / M), hendaknya menjadi stabil.
Walaupun demikian, Angka pada tabel 9.2, menunjukan bahwa velositas adalah
subyek yang menjadi penyebab ketidakstabilan di ekonomi setelah tahun 1980. Terutama
sangat penting telah terjadi penurunan sangat tajam pada nilai velositas selama tahu
32
1982-1983, 1985-1987, dan 1991-1993, dan kemudiaan meningkat dengan sangat tingggi
pada tahun 1994-1999.
Karena terdapat ketidakstabilan pada relasi antara uang dengan pendapatan. telah
timbul pertanyaan mendasar di tahun 1986, “ Apakah sekarang ajaraan moneteris sudah
lenyap? Data dari setelah periode tahun 1980 telah menyebabkan ajaran moneteris dan
pengikutnya untuk mempertimbangkan kembali posisi mereka pada beberapa bidang tetapi
tidak untuk pandangan dasar mereka.
Ketidakstabilan nilai velositas telah menyebabkan banyak moneteris untuk lebih suka
atau lebih memilih peraturan yang lebih fleksibel untuk pertumbuhan uang daripada
mengikuti pendapat Friedman bahwa setiap ekonomi perlu peraturan pertumbuhan uang
konstan. Beberapa moneteris telah berubah dari sebagai pendukung peraturan untuk
pertumbuhan untuk uang kepada peraturan yang secara langsung menetapkan target tingkat
inflasi. Walaupun demikian, moneteris tetap melanjutkan dukungan terhadap pendapat
Friedman, yang menyimpulkan bahwa “ pada jangka panjang dan jangka pendek, saya
tetap yakin ajaran dasar atau dalil moneteris: Pengaturan uang sangat penting untuk
diberikan kepada bank sentral untuk dikelola dengan efektif dan efisien. “ jadi, moneteris
tetap secara berkelanjutan mendukung peraturan terhadap diskresi untuk kebijakan
moneter.
33
Moneteris belum lenyap, tetapi sejak peristiwa atau kinerja ekonomi tahun 1980an,
sekalipun jika mereka dapat menjelaskannya dengan melihat kebelakang atau sejarah, telah
terjadi penurunan pengaruh kaum moneteris terhadap pengelolaan ekonomi negara. Apakah
pengaruhnya akan kembali menguat atau menurun di masa depan, tergantung sebagian besar
kepada perilaku velositas di masa depan.
9.5. Kesimpulan
Pada Bab ini telah membahas tentang kepercayaan dan keyakinan kaum moneteris
tentang pentingnya uang untuk meningkatkan aktivitas ekonomi yang berujung peningkatan
pendapatan, perluasan lapangan kerja, stabilitas harga di ekonomi. Menurut pendapat
moneteris, uang adalah dominan dalam menentukan pendapatan nominal. Pendapat tersebut
bertentangan dengan pendapat Keynesian yang menyatakan uang hanya satu dari beberapa
variabel yang mempunyai dampak penting terhadap pendapatan. Perbedaan pendapat tentang
pentingnya uang menyebabkan perbedaan telah terjadi antara moneteris dengan Keynesian
tentang kesimpulan efektivitas dari kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
Pada kebijakan moneter, perbedaan antara moneteris dengan Neo Keynesian adalah
bukan tentang potensi kebijakan moneter yang mempunyai dampak signifikan terhadap
aktivitas ekonomi. Keduanya percaya bahwa kebijakan moneter mempunyai dampak kuat.
Perbedaan mereka hanya terjadi pada pendapat mereka tentang peranan yang memadai dan
memuaskan (the proper role) untuk kebijakan moneter. Moneteris adalah golongan
noninterventionist. Mereka lebih memilih dan mendukung sebuah peraturan untuk kebijakan
moneter yang menciptakan sebuah lingkungan dimana sektor privat stabil menyebabkan
fungsi ekonomi dapat menjadi efektif. Keynesian adalah intervensionist atau policy aktivists.
34
Mereka berpendapat bahwa setiap ekonomi membutuhkan kebijakan moneter dan fiskal
diskresi yang aktif untuk menjaga dan mempertahankan sektor privat tetap stabil, dan jika
tidak stabil tetap dalam trak atau jalur sesuai aktivitas ekonomi.
Soal Latihan
2. Mengapa Keynesian awal atau Keynesian tradisional sangat pesimistis terhadap efektivitas
dari kebijakan moneter?
4. Perlihatkan bagaimana kurva IS−LM terlihat pada pandangan moneteris. Gunakan kurva
IS−LM tersebut untuk mengilustrasikan kesimpulan moneteris tentang efektivitas relatif
kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
35
36