Anda di halaman 1dari 1

Nama : Heru Gunawan

NIM : 201934009
Matkul : Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia

Analisis kontrastif (contrastive analysis) adalah sebuah metode yang digunakan dalam
mencari suatu perbedaan antara bahasa pertama (B1) dan Bahasa target (B2) yang sering
membuat pembelajar bahasa kedua mengalami kesulitan dalam memahami suatu materi bahasa
kedua yang dipelajarinya tersebut (Brown, 1973).
Dalam melakukan analisis kontrasitif terdapat dua hipotesis, yaitu hipotesis kuat dan
hipotesis lemah. Hipotesis kuat beranggapan bahwa semua kesalahan dalam B2 dapat diramalkan
dengan mengidentifikasi perbedaan antara B1 dengan B2 yang sedang dipelajari. Hipotesis
lemah menyatakan bahwa analisis kontrastif hanyalan bersifat diagnosik belaka, oleh sebab itu
analisis kontrastif dan analisis kesalahan berbahasa lurus saling melengkapi.
Berdasarkan teori diatas, maka saya menemukan permasalahan dan analisisnya sebagai
berikut:
Anak kesulitan mempelajari Bahasa Indonesia sebagai B2 mereka sebab dalam Bahasa
Indonesia ada bahasa baku dan tidak baku. Misal “Kamu sudah mandi belum?” (baku) dan “Lho
udah mandi belum?” (tidak baku). Dalam Bahasa Jawa tidak ada hal tersebut, misal “Kuwe ws
adus durung?” (Ngoko) dan “Panjenengan sampun siram dereng?” (Krama inggil) dua hal
tersebut bukan masalah kebakuan seperti diatas melainkan bentuk dari strata bahasa yang
bertujuan untuk rasa penghormatan melalui bahasa. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia cara
sopan berbahasanya dengan kebakuan bukan strata bahasa. Permasalahan diatas merupakan
wujud analisis kontrastif yang pada pengertiannya adalah perbandingan perbedaan B1 dengan
B2. Jadi, permasalahan diatas adalah bentuk kesantunan berbahasa. Namun dalam Bahasa Jawa
dengan strata (ngoko, ngoko alus, krama madya dan krama inggil) sedangkan dalam Bahasa
Indonesia itu dengan kebakuan bahasanya.

Anda mungkin juga menyukai