Anda di halaman 1dari 8

STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA SELORINGGIT WONOSALAM

KABUPATEN JOMBANG SEBAGAI PARIWISATA BERKELANJUTAN

Feny Panjerina

Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang

feny.panjerina.1807216@students.um.ac.id

Abstrak

Setiap daerah memiliki potensi wisata masing-masing seperti daerah wonosalam.


Di wonosalam memiliki banyak wisata seperti Wisata Seloringgit. Wisata
Seloringgit ini perlu adanya pengembangan agar menarik minat pengunjung.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui stategi Pengembangan wisata
Seloringgit Wonosalam sebagai pariwisata berkelanjutan. Metode yang digunakan
yaitu metode analisis desktiptif kualitatif dan kuantitatif dengan menghitung
AFAS dan AFES. Pengumpulan data menggunakan observasi dan studi literature.
Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat 6 strategi dalam mengembangkan wisata
seloringgit yang menerapkan prinsip pariwisata berkelanjutan. 1) Perlu adanya
dukungan dari pemeintah, 2) Kerjasama antar masyarakat dan perhutani agara
wisata lebih baik lagi, 3) peningkatan aksesbilitas, 4) peningkatan fasilitas umum,
5) perlu perhatian khusus pemerintah khusunya di pendanaan, dan 6)
Meningkatkan pembinaan pokdarwis.

Kata kunci: Berkelanjutan, Pengembangan, Strategi, dan Wisata,

PENDAHULUAN

Pariwisata merupakan kegiatan wisata (kegiatan perjalanan yang dilakukan


oleh seseorang atau sekelompok orang) dan di dukung berbagai fasilitas serta
pelayanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan
pemerintah daerah. Beberapa daerah di Indonesia sudah mengembangkan potensi
daerah mereka untuk pariwisata. Adanya hal ini juga akan berdampak pada
masyarakat daerah sekitar wisata yang memiliki tambahan penghasilan atau
sebagai mata pencaharian.
Pariwisata dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, industri
pariwisata, dan kebutuhan masyarakat lokal saat ini tanpa mengorbankan
kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
Dalam mengembangkan pariwisata juga harus perlu memperhatikan
keseimbangan lingkungan. Oleh karena itu perlu adanya pariwisata berkelanjutan
untuk mendorong pariwisata tetapi masih memperhatikan keseimbangan
lingkungan.

Pembangunan pariwisata berkelanjutan haruslah memanfaatkan sumber


daya alam secara optimal sesuai daya dukung sehingga tidak menimbulkan
kerusakan, menghormati sosial budaya masyarakat setempat, memastikan manfaat
ekonomi yang berkelanjutan serta terdistribusi secara adil pada seluruh
stakeholders. Adapun prinsip-prinsip dari pembangunan pariwisata berkelanjutan
adalah: 1) menjaga kualitas lingkungan, 2) memberikan keuntungan bagi
masyarakat lokal dan wisatawan, 3) menjaga hubungan antara pariwisata dengan
lingkungan, 4) menjaga keharmonisan antara masyarakat lokal, kebutuhan
wisatawan dan lingkungan, 5) menciptakan kondisi yang dinamis yang
disesuaikan dengan carrying capacity, dan 6) semua stakeholders harus bekerja
sama didasari oleh misi yang sama untuk merealisasikan pembangunan
berkelanjutan (Burn dan Holden dalam Ardika (2001).

Pembangunan pariwisata saat ini lebih diarahkan kepada pariwisata yang


berkelanjutan. Menurut Sharpley (2000), hal tersebut karena kebijakan
pembangunan pariwisata berkelanjutan terarah pada penggunaan sumber daya
alam dan penggunaan sumber daya manusia dalam jangka waktu panjang. Salah
satu wisata di Kabupaten Jombang yang memiliki potensi untuk dikelola dan
dikembangkan dan sesuai dengan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan yaitu
Wisata Seloringgit. Wisata Seloringgit ini terletak di Dusun Mendiro Desa
Panglungan Wonosalam Kabupaten Jombang.. Wisata Seloringgit ini memiliki
potensi wisata yang baik akan tetapi pengelolaanya belum maksimal sehingga
perlu strategi untuk mengembangkan wisata tersebut dengan prinsip-prinsip
pariwisata berkelanjutan. Berdasarkan paparan tersebut penulis memilih judul
Strategi Pengembangan Wisata Seloringgit Wonosalam Kabupaten Jombang
Sebagai Pariwisata Berkelanjutan.
METODE

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder dan
primer. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari artikel jurnal ilmiah, buku,
dan internet dengan metode studi literatur. Data primer diperoleh dari observasi.
Kemudian data yang sudah diperoleh dianalisis dengan metode deskriptif
kuantitatif dan kualitatif. Dalam melakukan penelitian ilmiah harus dilakukan
teknik penyusunan yang sistematis untuk memudahkan langkah-langkah yang
akan diambil. Begitu pula yang dilakukan pada penelitian artikel ini, langkah
pertama yaitu dengan melakukan observasi selanjutnya yaitu studi literatur pada
artikel jurnal ilmiah yang membahas tentang Strategi Pengembangan Wisata. Data
yang didapat dari studi literatur serta observasi ini akan digunakan sebagai acuan
untuk membuat kerangka artikel ilmiah ini. Metode analisis deskriptif kuantitatif
dan kualitatif melalui analisis IFAS (Internal factor analysis strategy) dan EFAS
(Eksternal factor analysis strategy) dan Kuadran SWOT. Perhitungan tersebut
dilakukan melalui tiga tahapan yaitu membuat table IFAS dan EFAS, membuat
Kuadran SWOT, setelah itu menentukkan strategi yang tepat dalam
pengembangan wisata Seloringgit.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data sekunder dan primer yang sudah dikumpulkan kemudian dimasukkan


kedalam table perhitungan IFAS dan EFAS. Pada tabel IFAS dan EFAS memiliki
bobot, rating dan skor yang berbeda disetiap point. Pada perhitungan IFAS
(Internal factor analysis strategy) dengan cara mencari faktor internal (kekuatan
dan kelemahan) wisata Seloringgit. Faktor-faktor internal ini diperoleh dari hasil
observasi dan studi literatur terkait wisata Seloringgit. Dari hasil observasi
tersebut dilakukan anlisis untuk menentukkan nilai bobot dari setiap faktor
internal yakni kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses) dan faktor eksternal
yaitu peluang (opportunity) dan ancaman (threats). Nilai bobot ditentukkan
dengan skala 1,0 (sangat penting) sampai 0,0 (tidak penting). Semua bobot
tersebut akan dijumlah dan jumlahnya tidak boleh melebihi dari 1,00. Ratting
ditentukan dengan skala dimulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor).
Variabel yang bersifat positif (semua variable yang masuk kategori kekuatan dan
peluang) diberi nilai mulai dari 1 sampai dengan 4. Sedangkan untuk variabel
yang bersidat negative (kelemahan dan ancaman.

Tabel 1. Perhitungan IFAS (Internal factor analysis strategy)


Kekuatan Bobot Rating Skor (BxR)
Pemandangan yang 0,16 4 0,64
bagus
Banyak Spot 0,14 3 0,42
wisata
Peran masyarakat 0,10 2 0,2
sekitar
Penduduk ramah 0,12 3 0,36
Adanya tour guide 0,10 2 0,2
1,82
Kelemahan Bobot Rating Skor (BxR)
Minim petunjuk 0,14 -2 - 0,28
arah
Minim fasilitas 0,12 -3 -0,36
pendukung
Kemampuan 0,12 -3 -0,36
pengelola terbatas
-1
Jumlah 1,00 0,82

Berdasarkan perhitungan tabel IFAS (Internal factor analysis strategy),


diperoleh hasik perhitungan untuk kekuatan sebesar 1,82 sedangkan untuk
kelemahan sebesar -1. Adanya wisata Seloringgit sebagai objek wisata ang
memiliki pemandangan alam yang bagus dan menarik merupakan faktor kekuatan
utama bagi pariwisata dalam menarik pengunjung karena memiliki skor tertinggi
0,64. Dari segi kelemahan, wisata Seloringgit Wonosalam belum memiliki
petunjuk arah yang jelas merupakan titik lemah yang dimiliki objek wisata ini
dengan skor –0,28. Potensi wisata Seloringgit tidak dapat optimal dikarenakan
tidak ada peyunjuk arah yang jelas, minimnya pengelolaan wisata yang baik serta
minimnya fasilitas pendukung.

Tabel 2. Perhitungan EFAS (Eksternal factor analysis strategy)


Peluang Bobot Rating Skor (BxR)
Tren wisata alam 0,4 4 1,6
yang meningkat
1,6
Ancaman Bobot Rating Skor (BxR)
Minim dukungan 0,2 -1 -0,2
pemerintah
Terbatasnya 0,2 -1 -0,2
bantuan dana
pemkab
Belum ada izin 0,2 -1 -0,2
dari perhutani kab
Jombang
-0,6
Skor Total 1,00 1,00

Berdasarkan tabel 2, faktor eksternal yang memberikan peluang besar bagi


perkembangan wisata Seloringgit yaitu banyaknya tren wisata alam yang
meningkat dengan hasil perhitungan skor sebesar 1,6. Sedangkan faktor ancaman
yang dianggap krusial dalam perkembangan wisata Seloringgit Wonosalam adalah
belum adanya izin dari Perhutani Kabupaten Jombang yang memiliki skor yaitu
-0,2. Hal ini mengakibatkan takutnya wisata terbengkalai karena belum adanya
perizinan dengan Perhutani. Skor total untuk Analisis EFAS yaitu 1,00.

Berdasrkan hasil analisis IFAS dan EFAS dapat dibuat matriks kuadran
untuk mengetahui posisi wisata Seloringgit dan menentukkan pemilihan strategi.
Sumbu X merupakan total IFAS secara keseluruhan dan sumbu Y merupakan
total skor EFAS sehingga diperoleh koordinat (0,86; 1).

Gambar 1.1 Kuadran Analisis


Pada gambar 1,1 menunjukkan wisata seloringgit dengan perolehan koordinat
(0,86;1) ini berada diposisi Kuadran 1. Menurut Rangkuti (2016), Kuadran I
merupakan situasi yang menguntungkan, perusahaan tersebut memiliki peluang
dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang
diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif. Strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan wisata Seloringgit
yaitu:

1. Perlu adanya dukungan dari pemerintah daerah terkait perkembangan


wisata seloringgit yang memiliki banyak sekali potensi.
2. Adanya perizinan dari perhutani terkait wisata Seloringgit Wonosalam ini
agar wisata ini dapat berkembang lebih baik lagi sehingga perlu Kerjasama
antara masyarakat sekitar dan perhutani untuk mengelola wisata ini
kedepannya
3. Perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah baik itu dari segi materi
agara wisata ini berkembangan dengan baik dan banyak peminat sehingga
hal ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekita objek wisata
4. Aksesbilitas menuju lokasi sangat sulit, missal tidak ada petunjuk arah dan
jalanan yang naik turun dengan kondisi jalan yang kurang baik, sehingga
perlu adanya perbaikan.
5. Menunjang fasilitas umum di sekitar area objek wisata agar menarik minat
pengunjung
6. Meningkatkan pembinaan terhadap pokdarwis dalam hal manajemen.
Seperti mengadakan pelatihan khusus untuk pokdarwis dalam hal
manajemen pengelolaan wisata.

Adanya enam strategi tersebut maka wisata Seloringgit ini akan lebih
cepat berkembang dan banyak dikenal masyarakat sehigga hal ini juga kana
berdampak pada ekonomi masyarakat sekita objek wisata. Sehingga perlu adanya
penerapan prinsip pariwisata berkelanjutan untuk diterapkan dalam
mengembangkan wisata Seloringgit dengan prinsip peduli terhadap
lingkunganseperti untuk tetap melestarikan hutan di area wisata Seloringgit. Maka
Wisata Seloringgit akan berkembang dengan baik tanpa merusak lingkungan
sekitar.

KESIMPULAN

Berdasarkan Hasil Analisis menggunakan metode IFAS dan EFAS


terdapat enam strategi yang dapat dilakukan untuk pengembangan Wisata
Seloringgit Wonosalam sebagai pariwisata berkelanjutan. Perlu adanya dukungan
dari pemerintah daerah terkait perkembangan wisata seloringgit yang memiliki
banyak sekali potensi, Adanya perizinan dari perhutani terkait wisata Seloringgit
Wonosalam ini agar wisata ini dapat berkembang lebih baik lagi sehingga perlu
Kerjasama antara masyarakat sekitar dan perhutani untuk mengelola wisata ini
kedepannya, Perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah baik itu dari segi
materi agara wisata ini berkembangan dengan baik dan banyak peminat sehingga
hal ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekita objek wisata,
Aksesbilitas menuju lokasi sangat sulit, missal tidak ada petunjuk arah dan jalanan
yang naik turun dengan kondisi jalan yang kurang baik, sehingga perlu adanya
perbaikan, Menunjang fasilitas umum di sekitar area objek wisata agar menarik
minat pengunjung, Meningkatkan pembinaan terhadap pokdarwis dalam hal
manajemen. Seperti mengadakan pelatihan khusus untuk pokdarwis dalam hal
manajemen pengelolaan wisata. Adanya enam strategi tersebut maka wisata
Seloringgit ini akan lebih cepat berkembang dan banyak dikenal masyarakat
sehigga hal ini juga kana berdampak pada ekonomi masyarakat sekita objek
wisata. Sehingga perlu adanya penerapan prinsip pariwisata berkelanjutan untuk
diterapkan dalam mengembangkan wisata Seloringgit dengan prinsip peduli
terhadap lingkungans

DAFTAR PUSTAKA

Budiani, S. R., Wahdaningrum, W., Yosky, D., Kensari, E., Pratama, H. S.,
Mulandari, H., Iskandar, H. T. N., Alphabettika, M., Maharani, N., Febriani,
R. F., & Kusmiati, Y. (2018). Analisis Potensi dan Strategi Pengembangan
Pariwisata Berkelanjutan Berbasis Komunitas di Desa Sembungan,
Wonosobo, Jawa Tengah. Majalah Geografi Indonesia, 32(2), 170.
https://doi.org/10.22146/mgi.32330
Mahasiswa, S., Geografi, P., Sosial, F. I., Surabaya, U. N., Widodo, B. S., & Pd,
M. (2015). DI DUSUN MENDIRO DESA PANGLUNGAN KECAMATAN
WONOSALAM Inggit Ratna Sari Abstrak. 2.
Ridwan, M., Fatchan, A., & Astina, I. K. (2016). Potensi objek wisata Toraja
Utara berbasis geografi pariwisata. Jurnal Pendidikan, 1(1), 1–10.
Ismail, M. (2020). Strategi Pengembangan Pariwisata Provinsi Papua. Matra
Pembaruan, 4(1), 59–69. https://doi.org/10.21787/mp.4.1.2020.59-69
Fitriana, E. (2018). Strategi Pengembangan Taman Wisata Kum Kum Sebagai
Wisata Edukasi Di Kota Palangkaraya. Jurnal Pendidikan Geografi, 23(2),
94–106. https://doi.org/10.17977/um017v23i22018p094
Hilman, Y. A. (2018). Strategi Pengembangan Pariwisata Melalui Media.
Nasional Pariwisata, 10(1), 39–45.
Insani, N., A’rachman, F. R., Sanjiwani, P. K., & Imamuddin, F. (2019). Studi
kesesuaian dan strategi pengelolaan ekowisata Pantai Ungapan, Kabupaten
Malang untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan. Jurnal Teori Dan
Praksis Pembelajaran IPS, 4(1), 49–58.
https://doi.org/10.17977/um022v4i12019p049
Fitriana, T., Hartati, L., Hidayat, T., & Lilimantik, E. (2019). Strategi
Pengembangan Ekowisata Di Kelurahan Sei Gohong Kecamatan Bukit Batu
Kota Palangka Raya. EnviroScienteae, 15(2), 296.
https://doi.org/10.20527/es.v15i2.6976

Anda mungkin juga menyukai