Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KEMUHAMMADIYAHAN DAN KEASYIYAHAN

“Nasyiatul ‘Aisyiyah”

Dosen Pengampu :

Irfatul Hidayah

Disusun Oleh :

Nur Arifah Raisa


NIM :
1810801049

PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI

FAKULTAS EKONOMI, SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

MEI 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas kehendak-Nyalah Makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya dengan judul “Nasyiatul ‘Aisyiyah”. Shalawat serta
salam senantiasa kita junjungkan kepada nabi Muhammad SAW, yang mana Beliau telah
membawa kita dari alam kegelapan hingga alam terang benderang sehingga kita dapat
merasakan dunia yang penuh dengan ilmu pada saat sekarang ini.

Dengan penulisan Makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
Makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung, khususnya kepada :

1. Yth. Ibu Irfatul Hidayah selaku dosen pengampu mata kuliah pratikum
keMuhammadiyahan dan ke’Aisyiyahan
2. Yth. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan masukan dan saran dalam
menyelesaikan Makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan baik dalam penyampaian isi dan tata bahasa, oleh karna itu, penulis mohon
kritik dan saran dari semua pihak.

Yogyakarta, 08 Mei 2020


Penulis :

Nur Arifah Raisa


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nasyiatul Aisyiyah adalah organisasi remaja puteri yang dipersiapkan untuk
menjadi bibit Aisyiyah yang akan meneruskan & menyempurnakan amal usaha
Aisyiyah. Berdiri pada tahun 1919 dikampung kamuan yogyakarta. Dikhususkan
untuk anak-anak putri yang bernama “siswo proyo wanito (SPW)”. Pada 1931
SPW menjadi bagian aisyiah dan berganti nama menjadi “Nasyiatul Asyiah”.
Organisasi ini di pelopori oleh Pelopor  Somodirdjo. Organisasi ini sebagai
gerakan pendukung organisasi Muhammadiyah. Organisasi ini saat ini sudah
berkembang, oleh karena itu kita perlu mengetahui lebih dalam tentang nasyatul
asyiyah.
Untuk mencapai keberhasilan yang baik dalam meningkatkan pribadi remaja
muslimah maka hendaknya Nasyiatul ‘Aisyah mengambil langkahlangkah
tersebut sehingga kader-kader Nasyiatul ‘Aisyiyah khususnya ditingkat Ranting
dapat mewujudkan cita-cita Nasyiatul ‘Aisyiyah yang sebenar-benarnya.
Nasyiatul ‘Aisyiyah Sayangan adalah salah satu Ranting yang berada di bawah
Pimpinan Cabang Nasyiatul ‘Aisyiyah (PCNA) Blimbing. Secara struktur
kepengurusannya rapi dan keadministrasian tertib. Kemudian ada satu hal yang
membuat penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai bagaimana Upaya
Nasyiatul ‘Aisyiyah Ranting Sayangan sebagai penyambung pergerakan dan
perjuangan Muhmmadiyah dalam meningkatkan pribadi remaja muslimah.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah dan Perkembangan Nasyiatul Aisyiyah


Nasyiatul Aisyiyah dahulu bernama Siswa Praja Wanita, yaitu
perkumpulan khusus remaja putri yang didirikan sekitar tahun 1919 di
Yogyakarta oleh Somodirjo dan Hajid, keduanya guru Standart School
Muhammadiyah. Perkumpulan ini semula terdiri dari anak-anak putra dan
putri namanya “siswa Praja”, dimaksudkan untuk mendidik dan melatih putra
putri Islam di luar rumah tangga dan di luar sekolah dengan berbagai bentuk
latihan seperti pengajian, tabligh, kepemimpinan, jama’ah subuh, mengadakan
peringtan hari besar Islam dan berbagai kegiatan lainnya.
Dalam perkembangan selanjutnya, karena anggota dan kegiatannya
cukup banyak, maka dikelompokkan menjadi dua, untuk anak-anak putra
namanya “siswa paja pria” dan untuk anak-anak putri namanya “siswa praja
wanita” (SPW)
Perkembangan SPW cukup pesat sehingga kegiatan-kegiatannya mulai
ditata dan diarahkan. Untuk lebih efektif, maka diadakan pembagian kelompok
dan kegiatannya disesuaikan dengan usia kelompok-kelompok tersebut, yaitu :
1. Thalabus Sa’adah, yaitu kelompok untuk anak-anak usia diatas 15 tahun.
2. Tajmilul Akhlak, yaitu kelompok untuk anak-anak diusia 10-15 tahun.
3. Jami’atul Atfhal, yaitu kelompok anak-anak usia 7-10 tahun, dengan
kegiatan dilaksanakan 2kali dalam seminggu.
4. Dirasati Bannat, yaitu kelompok untuk anak-anak kecil dengan bentuk
kegiatan yaitu pengajian sesudah maghrib.

a. Kronologi berdirinya Nasyiatul Aisyiyah adalah :


 Tahun 1919, perkumpulan Siswa praja Wanita (SPW) didirikan di
Yogyakarta, dipelopori oleh Soemodirdjo dan R.H. Hadjid.
 Tahun 1923, karena kegiatannya semakin berkembang maka
perkumpulan Siswa Praja Wanita (SPW) diintegrasikan kedamal
urusan Aisyiyah, sehingga semua kegiatannya dikoordinir oleh ibu-ibu
Aisyiyah.
 Tahun 1924, SPW mendirikan Bustanul Atfhal, yaItu gerakn untuk
membina anak-anak laki-laki dan perempuan usia 4-5 tahun. Pelajaran
pokoknya adalah dasar-dasar ke Islaman. Kegiatan lain yaitu
menerbitkan buku nyanyian berbahasa Jawa bernama “Pujian Siswa
Praja”.
 Tahun 1926, kegiatan SPW menjangkau di luar Yogyakarta
 Tahun 1929, Kongres Muhammadiyah ke-18 di Surabaya memutuskan
bahwa semua cabang Muhammadiyah diharuskan mendirikan SPW,
dengan sebuatan Aisyiyah Urusan Siswa Praja.
 Tanggal 16 Mei 1931 M atau 28 Dzulhijjah 1349, dalam Kongres
Muhammadiyah ke-20 di Yogyakarta Siswa Praja Wanita (SPW)
diganti namanya menjadi Nasyiatul Aisyiyah (NASYIYAH), karena
anggotanya semakin berkembang luas, akan tetapi masih dibawah
koordinasi Aisyiyah. Dengan demikian Nasyiatul Aisyiyah
berkembang ke seluruh Indonesia bersama gerak lajunya Aisyiyah dan
Muhammadiyah
 Tahun 1963, pada sidang Tanwir Muhammadiyah, diputuskan bahwa
Nasyiatul Aisyiyah ditetapkan menjadi organisasi otonom dilingkungan
Persyarikatan Muhammadiyah. Hal tersebut untuk lebih memberikan
gerak yang lebih luas kepada Nasyiatul Aisyiyah.
 Tahun 1965, Nasyiatul Aisyiyah mengadakan musyawarah nasional ke-
1, bersamaan dengan penyelenggaraan Muktamar Muhammadiyah ke-
36 di Bandung.
 Sebagai gerakan remaja putri Islam, Nasyiatul Aisyiyah berkembang
menjadi organisasi yang teratur dan tersebar di seluruh tanah air.
Nasyiatul Aisyiyah juga memiliki program-program yang terencana,
dan melahirkan kader-kader pejuang putri Islam yang akan
menggantikan ibu-ibu Aisyiyah sesuai dengan tujuan dan cita-cita
Muhammadiyah.

2.2 Tujuan Terbentuknya Nasyiatul Aisyiyah


Adapun tujuan berdirinya Nasyiatul Aisyiyah tercantum dalam
Anggaran Dasar (AD) Nasyiatul Aisyiyah yaitu :
Nasyiatul Aisyiyah dalam mencapai tujuannya berusaha melaksanakan
dan menjabarkan keberadaan dan fungsi gerkannya dengan mengembangkan
visi, dan misi serta usahanya.
 Visi Nasyiatul Aisyiyah
"Terbentuknya putri Islam yang berarti bagi keluarga, bangsa, dan agama
menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya"
 Misi Nasyiatul Aisyiyah
1. Melaksanakan dakwah Islam amar ma'ruf nahi munkar dalam membina
putri Islam yang berarti bagi agama, bangsa, dan negara menuju
terwujudnya masyarakat yang sebenar-benarnya.
2. Melaksanakan pencerahan dan pemberdayaan perempuan menuju
masyarakat yang menjunjung tinggi harkat, martabat dan nilai-nilai
kemanusiaan yang sesuai dengan ajaran Islam.
3. Menyelenggarakan amal usaha dan meningkatkan peran Nasyiatul
'Aisyiyah sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna perjuangan
Muhammadiyah.

2.3 Arti Lambang Nasyiatul Aisyiyah

Bentuk lambang Nasyiatul Aisyiyah adalah “Seuntai padi yang berisi


duabelas butir padi, berdaun empat helai warna hijau, ditegakkan diatas pita
yang bertuliskan semboyan dalam huruf Arab”. Lambang NA diciptakan oleh
KH. Siradj Dahlan dan diputuskan sebagai lambang resmi NA pada kongres
Muhammadiyah ke-26 tahun1983 di Yogyakarta. Arti lambang NA adalah
sebagai berikut :
a. Makna padi
Semakin berisi semakin merunduk, bahwa setiap anggota NA semakin
memperoleh ilmu semakin menjadi manusia yang taat dan tunduk kepada
hukum agama dan menjauhkan diri dari sifat takabur. Padi melambangkan
kesuburan dan kemakmuran serta memberi manfaat bagi masyarakat.
b. Makna dua belas butir padi
Setiap anggota NA senatiasa bebuat kebaikan sepanjang tahun yang
jumlah bulannya ada 12. Selain itu mengandung harapan agar anggota NA
mencontoh sikap dan perjuangan “kaum Hawaraly” yaitu 12 sahabat nabi
Isa as yang beikrar untuk berjuang membantu nabi Isa as dalam
menegakkan agama Islam.
c. Makna empat helai daun, sepasang keatas dan sepasang kebawah
Seperti pepatah:”Patah tumbuh, hilang berganti”, dalam lambang
tersebut digambarkan bahkan sebelum pepatah sudah dipersiapkan
penggantinya, artinya bahwa NA siap sedia menjadi pewaris dari
perjuagan yang telah dilakukan orangtuanya, yakni memperjuangkan
kebenaran Agama Islam di tengah-tengah masyarakat selama hayat
kandung badan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Nasyiatul Aisyiyah adalah sebuah organisasi remaja putri yang
dipersiapkan untuk menjadi bibit/kader guna menggantikan kedudukan
ibu-ibu Aisyiyah, dalam rangka meneruskan dan menyempurnakan amal
usaha Aisyiyah. Nasyiatul Aisyiyah berdiri pada Tanggal 16 Mei 1931
M atau 28 Dzulhijjah 1349 di didirikan di Yogyakarta yang dipelopori
oleh Soemodirdjo dan R.H. Hadjid. Bertujuan untuk membentuknya
pribadi putri Islam yang berarti bagi keluarga, Negara, bangsa, dan
agama, menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://m.muhammadiyah.or.id/id/content-89-det-na.html

http://eprints.ums.ac.id/30778/13/NASKAH_PUBLIKASI.pdf

Anda mungkin juga menyukai