Anda di halaman 1dari 4

G30S/PKI

G30S/PKI adalah sebuah gerakan pengkhianatan yang dilatarbelakangi dengan


tujuan untuk mengkudeta kepemimpinan Presiden Soekarno yang terjadi pada
Kamis, 30 September 1965 malam. Gerakan yang dilakukan oleh PKI ini
melahirkan sebuah peristiwa sejarah yang akan diingat sepanjang masa, sejarah
dimana 7 jenderal ditumpas dalam 1 malam.

Film G30S/PKI yang ditayangkan setiap tahun ini mengingatkan kita kembali
mengenai bagaimana kejadian atau kronologi dari peristiwa sejarah tersebut. Kali
ini saya PUANK MAHARANI HASSAN akan menceritakan bagaimana kronologi
dari peristiwa pengkhianatan G30S/PKI berdasarkan film yang telah saya nonton.

Pada awalnya film tersebut mempertunjukkan kehidupan sehari-hari masyarakat


Indonesia pada kala itu. Kita diperlihatkan bagaimana kondisi negara Indonesia
yang pada kala itu mengalami kekacauan, perekonomian di Indonesia belum stabil
hingga rakyat hidup dalam kemiskinan. Dan parahnya lagi pada kala itu presiden
pertama Indonesia yaitu Ir. Soekarno sedang sakit parah.

Cerita dimulai dengan adanya peristiwa penganiyayaan pada tanggal 13 januari


1965, sekitar subuh di desa kanigoro yang tidak jauh dari kota kediri. Ribuan
orang-orang PKI menyerbu tempat training centre pelajar Islam Indonesia, kecuali
melakukan pemukulan terhadap seorang kiai dan beberapa orang guru,dan
mereka menginjak-injak kitab suci Al-qur’an.

Pada tanggal 15 januari 1965, di suatu desa yang terletak di kediri, ribuan orang-
orang PKI menyerang petani sudarno dengan dalil sengketa sawah.

Di tahun yang sama, di Sumatra utara terjadi aksi sepihak oleh PKI yaitu peristiwa
Bandar Betsy yaitu sengketa tanah milik negara dengan kaum tani yang
menggarap secara tidak sah.

Aksi-aksi sepihak ini juga terjadi di indramayu, boyolali, klaten, dan tempat-tempat
lain yang ada di Indonesia.

Selanjutnya, difilm tersebut kita diperlihatkan suasana rapat rencana kudeta


pertama yang dilaksanakan pada tanggal 8-12 agustus 1965 yang dipimpin oleh
salah seorang pimpinan PKI yang juga merupakan pencetus rencana kudeta
tersebut yaitu D.N Aidit. Di dalam rapat tersebut D.N aidit bersama kawan-
kawannya mengetahui bahwa Ir. Soekarno sedang tidak baik-baik saja. Di rumah
aidit para anggota PKI diam-diam mengatur rencana untuk mengkudeta 7 dewan
jendral dengan merekayasa cerita bahwa dewan jendral sedang mempersiapkan
kudeta. Jika soekarno mati, rekayasa tersebut digunakan untuk alasan kudeta
mereka sendiri. Mereka berencana untuk menculik 7 dewan jendral, adapun 7
dewan jendral tersebut yaitu :
1. Jenderal Ahmad Yani
2. Jenderal Abdul Haris Nasution
3. Jenderal Haryono
4. Jenderal S. Parman
5. Jenderal Suprapto
6. Jenderal DI. Pandjaitan
7. Jenderal Sutoyo

Letkol. Untung Sutopo yang juga menjabat sebagai Komandan Batalion I Resimen
Cakrabirawa (pasukan pribadi Presiden Soekarno) ikut andil dalam perencanaan
kudeta tersebut, ia bersama teman-temannya dirumah Syam dari tanggal
21,23,26,27 september 1965 mengadakan rapat untuk membahas rencana
pengoperasian penculikan 7 dewan jenderal. Operasi ini dikatakan sebagai tugas
inti dalam perencanaan kudeta kepemimpinan.

Perencanaan pengoperasian tersebut dibagi menjadi 3 komando, yaitu :

1. Komando penculikan dan penyergapan, diberi nama pasukan pasopati,


yang dipimpin oleh Letnan Satu Dul Arief.
2. Komando penguasaan kota, diberi nama pasukan bimasakti, yang dipimpin
oleh kapten Suradi.
3. Komando basis, diberi nama gatot sukoco, yang dipimpin oleh mayor gatot
sukrisno.

Semua pasukan tersebut berada dibawah pimpinan Letnan Kolonel Untung.

Ditempat lain, Jenderal Ahmad Yani mencurigai adanya gerakan yang sedang
berlangsung. Ia berencana bahwa esok pagi ia akan melaporkannya kepada
presiden Ir. Soekarno.

Pada tanggal 30 september – 1 oktober 1965 tepat pada pukul 04.00 subuh,
pasukan yang dikomandani oleh untung menculik 7 jenderal sesuai dengan
rencana yang telah disusun dengan matang.

Ahmad yani menjadi orang pertama yang di akan diculik, para pasukan
cakrabirawa pada kala itu membawa berita bohong ia mengatakan bahwa ahmad
yani dipanggil oleh presiden. Kemudian ahmad yani mengatakan bahwa ia akan
berganti pakaian terlebih dahulu. Namun, saat permintaan ahmad yani ditolak, ia
memukul salah seorang pasukan cakrabirawa. Ketika ahmad yani ingin masuk
kembali ke dalam kamar, tiba-tiba ia ditembak oleh salah seorang pasukan
cakrabirawa dan ahmad yani tewas ditempat.

Orang yang kedua yaitu Jenderal Abdul Haris Nasution. Pada saat itu jenderal
nasution serta istri sedang beristirahat dikamar, lalu sang istri terbangun dan
mendengar ada keributan di luar kamarnya. Istrinya melihat bahwa ada pasukan
cakrabirawa, kemudian istri jendral nasution merasa panik dan menyuruh
suaminya untuk melarikan diri melewati tembok rumah. Namun sadisnya, anak
dari jenderal nasution yaitu ade irma terkena tembakan dari pasukan cakrabirawa
yang kala itu sedang memberontak untuk mencari jendral nasution. Melihat
keadaan tersebut semakin genting, kapten militer pierre tandean yaitu asisten
jendral nasution mengobarkan diri untuk melindungi jendral nasution dengan
mengaku bahwa dirinyalah nasution. Dan akhirnya kapten pierre tandean dibawah
oleh pasukan cakrabirawa.

Orang yang ketiga yaitu jendral DI Pandjaitan, ketika ia dijemput oleh pasukan
cakrabirawa ia keluar mengenakan seragam lengkapnya karena pasukan
cakrabirawa berbohong bahwa jenderal DI Panjaitan dibutuhkan di istana negara
kerana keadaan negara yang sedang genting. Saat berada diluar rumah ia
meminta untuk ingin berdoa terlebih dahulu, namun karena ia berdoa terlalu lama,
pasukan cakrabirawa menembaki jendral DI pandjaitan. Kemudian salah satu
anak dari jendral DI panjaitan melihat kejadian itu lalu ia berlari, berteriak histeris
memanggil ayahnnya, karena begitu histerisnya dia menyelimuti dirinya dengan
darah ayahnya.

4 jenderal lainnya yang tersisa yaitu jenderal haryono, S. Parman, Suprapto, dan
Jenderal Sutoyo dibawa hidup-hidup oleh pasukan cakrabirawa. Ia dibawa ke
kamp G30S/PKI.

Di film tersebut kita diperlihatkan keadaan orang-orang PKI yang merayakan


kemenangannya setelah menculik dan membunuh para jenderal, mereka
bersenang-senang, bernyanyi dan menari bersama.

Ketika pasukan cakrabirawa telah tiba di kamp dengan membawa jasad-jasad


jenderal yang telah tewas, serta jendral dan kapten yang masih hidup, orang-
orang PKI bersorak bahagia dan mengatakan bahwa jenderal-jenderal tersebut
adalah seorang pengkhianat.

Jenderal-jenderal beserta kapten pierre tandean yang masih hidup dimasukkan


kedalam gubuk, didalam gubuk tersebut mereka diletakkan ditempat terpisah.
Mereka disiksa, di pukuli menggunakan badik, lalu di sayat menggunakan silet.
Mereka dipaksa untuk berkata jujur dan dipaksa untuk mengakui sesuatu yang
pada dasarnya mereka sendiri tidak tahu apa yang harus mereka akui.

Dengan keadaan yang sudah sangat prihatin, jenderal yang masih hidup di tarik
keluar dari gubuk lalu mereka diseret layaknya binatang tak bernyawa, mereka di
lempar masuk kedalam sumur yang kita kenal dengan nama lubang buaya.
Kemudian jasad jenderal yang telah mereka bunuh sebelumnya ikut dilempar
kedalam lubang buaya. Setelah para jenderal masuk kedalam lubang buaya, para
anggota pki yang tidak berperikemanusiaan ini menembaki para jenderal yang ada
didalam, merka terus menembaki hingga mereka puas. Lalu setelah itu, untuk
menghilangkan jejak, orang-orang pki tersebut mengambil sebatang pohon pisang
dan menanamnya tepat diatas sumur untuk menutupi sumur serta jasad para
jenderal yang telah tewas dengan sadis didalam sumur lubang buaya.

Di pagi hari, anak buah dari kolonel untung mengambil alih kantor RRI, dan
memaksa staf disana untuk membacakan pidato dan mengumumkan
pembentukan revolusi, dengan menyatakan bahwa G30S/PKI bergerak untuk
mencegah kudeta yang direncanakan oleh 7 dewan jenderal.

Soeharto yang mendengar pernyataan untung dari radio, langsung menentang


dengan tegas bahwa tidak ada dewan jenderal yang membuat catatan-catatan
mengenai G30S/PKI.

Kemudian nasution yang telah melarikan diri akhirnya tiba di markas angkatan
darat, disana ia bertemu dengan soeharto dan para pimpinan lainnya. Ia
menceritakan segala kejadian yang ada, dan ia mengatakan bahwa PKI lah
dalang dari gerakan tersebut dan telah melakukan pengkhianatan terhadap
indonesia.

Mendengar hal itu soeharto bergegas pergi untuk menemui presiden Ir. Soekarno,
setelah bertemu soekarno ia menceritakan segalanya dan soekarno segera
memerintahkan soerharto untuk mengambil alih sementara kepemimpinan AD dan
merencanakan serangan balik.

Setelah pasukan AD yang dipimpin oleh Soeharto telah siap, mereka langsung
berangkat menuju markas PKI, lalu terjadi aksi saling tembak menembak antara
pasukan AD yang dipimpin oleh Soeharto dan pasukan cakrabirawa yang dipimpin
oleh kolonel untung. Namun pada akhirnya, pasukan Soeharto menang, para
pasukan cakrabirawa ditumpas dan ditangkap oleh pasukan AD. Namun
sayangnya, para pencetus dan pimpinan PKI berhasil melarikan diri.

Singkat cerita, para pasukan AD berusaha mencari jasad para jenderal, mereka
terus mencari hingga akhirnya pasukan AD merasakan adanya keganjalan. Ia
melihat terdapat 1 pohon pisang yang berdiri namun tertanam tidak terlalu dalam,
mereka langsung menggali dan memanggil soeharto. Setelah pohon pisang
tersebut diangkat mereka melihat didalamnya terdapat banyak jasad yang tewas
dengan menyedihkan. Jasad tersebut pun akhirnya dievakuasi dan diangkat dari
lubang buaya.

Diakhir cerita, diperlihatkan bagaimana proses penghormatan terakhir yang


diberikan kepada jasad para jenderal, serta keluarga yang ditinggal dengan penuh
haru dan tangisan.Pada acara penghormatan tersebut, kapten militer pierre
tandean dinaikkan pangkatnya. Dan ke- 7 korban G30S/PKI tersebut dinobatkan
sebagai pahlawan revolusi hingga kini. Dan diperlihatkan pula saat-saat soeharto
menyerukan pidatonya dan didalam pidatonya terdapat pernyataan bahwa ia
mengutuk G30S/PKI tersebut.

Anda mungkin juga menyukai